79
Perusahaan belum mempunyai cold storage
Saat ini, perusahaan hanya memiliki satu unit freezer dan belum mempunyai cold storage untuk menyimpan produknya sehingga bisa menjadi
kelemahan perusahaan dalam menjaga mutu dan proses distribusi produk kepada distributor dan agen karena semua produk olahan yang diproduksi oleh Ragajaya
Mandiri harus disimpan dalam suhu beku agar sesuai masa expired selama 6 - 8 bulan. Jika disimpan di dalam lemari es bukan freezer beku hanya tahan 30 hari.
Sedangkan dalam suhu ruangan tanpa pendingin produk Ragajaya Mandiri dalam waktu 24 jam rasanya sudah berubah dan produk olahan ikan paling lama
tahan sekitar dua hari. Sehingga jalur distribusi produk Ragajaya Mandiri harus memerlukan waktu kurang dari 24 jam agar mutu produk bisa terjamin
kualitasnya.
Tingkat keluar masuk karyawan tinggi
Karyawan yang bekerja berjumlah 15 orang dengan status karyawan tidak tetap yang terdiri dari perempuan dan berasal dari daerah sekitar perusahaan.
Karyawan bisa bebas keluar masuk perusahaan karena sistem perekrutan karyawan dilakukan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Tingginya tingkat
keluar masuk karyawan bisa menjadi kelemahan bagi perusahaan yang berakibat pada kegiatan operasional perusahaan salah satunya kegiatan penjualan produk.
7.1.2. Identifikasi Peluang dan Ancaman
Pendirian waralaba pengolahan ikan
Waralaba pengolahan ikan pertama berdiri di Kabupaten Bogor yaitu di Jalan Raya Tonjong Sudimampir RT 0301 Desa Cimanggis Kecamatan Bojong
gede. Waralaba ini diharapkan menjadi fasilitas penyediaan sumber permodalan melalui lembaga keuangan dan peningkatan konsumsi ikan. Hadirnya usaha
pemasaran ikan, dapat dikelola profesional dalam bentuk waralaba dan diharapkan terjadi proses kemitraan yang saling menguntungkan di antara pelaku usaha
perikanan, khususnya kelompok UKM. Rencananya waralaba akan didirikan di beberapa kota. Tapi untuk sekarang fokus di Jawa Barat. Pendirian waralaba
pengolahan ikan bisa menjadi peluang bagi Ragajaya Mandiri dalam memasarkan produknya.
80
Pemerintah mencanangkan Gerakan Makan Ikan Nasional
Pemerintah melalui KKP telah mencanangkan meningkatkan konsumsi ikan nasional melalui Gerakan Makan Ikan Nasional Gemarikan sebagai upaya
meningkatkan kecerdasan masyarakat. Peningkatan konsumsi ikan didukung oleh target KKP pada tahun 2014 yaitu pemanfaatan produksi ikan nasional yang
ditargetkan sebesar 22,39 juta ton. Dengan adanya Gerakan Makan Ikan Nasional Gemarikan yang dicanangkan oleh pemerintah maka peluang permintaan produk
olahan ikan diduga akan meningkat dan bisa menjadi salah satu peluang bagi Ragajaya Mandiri untuk memasarkan produknya.
Peningkatan jumlah penduduk
Peningkatan jumlah penduduk merupakan faktor sosial yang diduga dapat menciptakan pangsa pasar yang potensial untuk setiap bidang usaha begitupun
bagi perkembangan usaha pengolahan ikan seperti Ragajaya Mandiri. Hal ini dikarenakan seiring dengan pertumbuhan penduduk yang meningkat, permintaan
makanan dan minuman akan meningkat karena peningkatan laju perkembangan penduduk berbanding lurus dengan peningkatan konsumsi penduduk terhadap
bahan makanan dan minuman. Sehingga pertumbuhan jumlah penduduk diduga dapat menyebabkan permintaan pasar meningkat karena tingkat kebutuhan yang
tinggi.
Perubahan pola konsumsi masyarakat
Salah satu bahan makanan yang baik untuk dikonsumsi karena nilai gizi yang terkandung di dalamnya adalah ikan. Perkembangan teknologi menyebabkan
pengolahan hasil perikanan semakin berkembang, tidak hanya sebatas proses pengolahan saja, tetapi sudah disesuaikan dengan keinginan dan selera konsumen.
Pola konsumsi masyarakat modern saat ini semakin menyadari pentingnya mengkonsumsi makanan yang bergizi yaitu dengan mengkonsumsi makanan
praktis siap saji namun memiliki nilai gizi yang baik seperti makanan olahan setengah jadi dari produk berbahan baku ikan, misalnya bakso ikan, sosis ikan,
kaki naga, nugget ikan. Perubahan pola konsumsi masyarakat merupakan peluang bagi Ragajaya Mandiri untuk memasarkan produknya.
81
Perkembangan teknologi dan informasi
Perkembangan teknologi pada aspek pemasaran yaitu adanya produk selimut gel yang berfungsi untuk kebutuhan pengiriman produk agar produk tidak
rusak dan tahan lama. Perkembangan teknologi di bidang telekomunikasi seperti telepon dan media internet akan mempermudah promosi dan komunikasi antara
pelaku usaha dengan pelanggan ketika melakukan pemesanan produk.
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor yang melambat
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor yang melambat bisa menghambat kelancaran dan perkembangan berbagai kelompok usaha yang
beroperasi di Kabupaten Bogor. Oleh karena itu, kondisi ini merupakan ancaman bagi Ragajaya Mandiri dalam memasarkan produknya karena laju pertumbuhan
ekonomi yang melambat bisa berakibat pada menurunnya daya beli masyarakat.
Tingkat inflasi yang fluktuatif
Tingkat inflasi yang fluktuatif dapat mempengaruhi keberlangsungan suatu usaha dan berpengaruh pada stabilitas ekonomi. Inflasi yang tinggi memberikan
dampak negatif terhadap kondisi masyarakat. Hal ini karena inflasi yang tinggi menunjukkan adanya kenaikan harga rata-rata barang atau jasa di tingkat
konsumen yang cukup tinggi, sehingga terjadi penurunan kemampuan daya beli uang untuk memperoleh barang atau jasa. Laju inflasi Indonesia tetap menjadi
faktor ancaman bagi pelaku usaha karena nilainya masih cenderung berfluktuatif sehingga standar hidup masyarakat turun dan akhirnya menurunnya daya beli
masyarakat.
Kenaikan harga bahan baku
Kenaikan harga bahan baku sangat mempengaruhi biaya produksi. Peningkatan harga bahan baku akan mempengaruhi biaya operasional perusahaan
yang semakin meningkat. Biaya operasional yang tinggi akan semakin menurunkan besarnya marjin laba yang didapatkan perusahaan atau harga jual
produk akan semakin tinggi. Hal ini menjadi ancaman karena menyebabkan produk Ragajaya Mandiri kurang bisa bersaing dengan perusahaan pesaing
lainnya.
82
Persaingan antar perusahaan sejenis
Persaingan yang terjadi dalam industri pengolahan ikan adalah persaingan pangsa pasar, kualitas produk, dan harga jual produk. Pesaing usaha pengolahan
ikan tidak hanya perusahaan skala besar dengan modal besar, kapasitas besar, dan jaringan distribusi yang luas, tetapi juga skala menengah, dan kecil. Persaingan
yang terjadi antar perusahaan sejenis merupakan ancaman bagi usaha Ragajaya Mandiri dalam memasarkan produknya kepada konsumen.
Hambatan masuk industri pengolahan ikan rendah
Hambatan masuk ke dalam industri pengolahan ikan yang rendah menyebabkan setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mendirikan
usaha sejenis. Kondisi ini dapat menjadi ancaman bagi perusahaan yang telah ada termasuk Ragajaya Mandiri karena bisa terjadi perebutan pangsa pasar.
Pembeli memiliki kekuatan dalam memilih produk olahan ikan
Dalam industri pengolahan ikan, pembeli memiliki kekuatan tawar menawar yang tergolong kuat karena pembeli memiliki kekuatan untuk
menentukan pilihan dalam membeli produk olahan ikan sesuai dengan seleranya. Selain itu, masing-masing perusahaan menawarkan produk yang semakin
bervariasi dan semakin banyak jenisnya termasuk dari segi mutu produk dan harga jual produk menyebabkan pembeli menghadapi biaya peralihan yang relatif kecil
karena pembeli dapat dengan mudah berpindah dari satu perusahaan ke perusahaan yang lain untuk memperoleh produk olahan ikan. Oleh karena itu,
kondisi ini dapat menjadi ancaman bagi Ragajaya Mandiri yang bisa kehilangan konsumennya.
Hasil identifikasi faktor internal menghasilkan lima faktor kunci kekuatan dan tujuh faktor kunci kelemahan yang dimiliki oleh Ragajaya Mandiri.
Sedangkan hasil identifikasi faktor eksternal, terdapat lima faktor kunci peluang dan enam faktor kunci ancaman yang dihadapi Ragajaya Mandiri. Ringkasan hasil
identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman perusahaan dapat dilihat pada Tabel 22.
83
Tabel 22. Hasil Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman
Perusahaan Faktor Strategis
Internal Kekuatan
Kelemahan
Manajemen
Pengalaman pemilik perusahaan
Pengendalian yang
baik terhadap bahan baku
Belum memiliki perencanaan
pemasaran secara tertulis
Pembagian tugas
tidak terkoordinasi dengan baik
Pemasaran
Memiliki banyak varian produk
Memiliki kelengkapan
perizinan pada label kemasan
Pembayaran dengan sistem retur
Pemasaran secara pasif
Perusahaan belum menentukan target pasar
Keuangan Produksi dan
Operasi
Akses terhadap bahan baku cukup terjamin
Perusahaan belum mempunyai
cold storage Sumberdaya
Manusia
Tingkat keluar masuk karyawan tinggi
Penelitian dan Pengembangan
Faktor Strategis Eksternal
Peluang Ancaman
Politik
Pendirian waralaba pengolahan ikan
Pemerintah
mencanangkan Gerakan Makan Ikan Nasional
Gemarikan Ekonomi
Laju pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Bogor
yang melambat
Tingkat inflasi yang fluktuatif
Kenaikan harga bahan baku
Sosial
Peningkatan jumlah penduduk
Perubahan pola
konsumsi masyarakat
Teknologi
Perkembangan teknologi dan informasi
Lingkungan industri
Persaingan antar perusahaan
sejenis
Hambatan masuk
industri pengolahan ikan rendah
Pembeli memiliki kekuatan
dalam memilih produk olahan ikan
Sumber : Data Primer diolah
84
7.1.3. Analisis Matriks IFE