5.6.2 Tingkat Pendidikan Responden
Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan berpikir dan kemampuan diri para pengrajin gula
kelapa dalam hal menyerap informasi dan tentunya yang berkaitan dengan temuan-temuan baru.Dengan semakin tingginya tingkat pendidikan pengrajin gula
kelapa maka diharapkan semakin tinggi pula kemampuan dalam menyerap informasi dan temuan yang dihadapi.Tingkat pendidikan responden disajikan pada
tabel 9berikut.
Tabel 9 Sebaran jumlah responden pengolahan gula kelapa skala rumah tangga dari tingkat pendidikan di desa Ujung Genteng tahun 2012
Tingkat Pendidikan Jumlah Responden
Orang Persentase
Tamat SDsederajat SLTPsederajat
SLTAsederajat Diploma IIIIII
Strata 1 4
5 4
1 1
26,67 33,33
26,67
6,67 6,67
Jumlah 15
100,00 Sumber: Data primer kantor desa Ujung Genteng diolah, 2012
Berdasarkan tabel 9 dapat dilihat bahwa para pengrajin gula kelapa memiliki tingkat pendidikan SDsederajat yaitu 26,67, SLTPsederajat yaitu
33,33, SLTAsederajat yaitu 26,67, Diploma IIIIII yaitu 6,67, dan tamatan Strata 1 S1 yaitu sebesar 6,67. Sehingga dengan demikian dalam penyerapan
informasi serta penerapan yang berkaitan dengan temuan-temuan para pengrajin gula kelapa dapat dimudahkan disamping pelatihan-pelatihan yang sudah
diperoleh sebelum melaksanakan kegiatan usaha tersebut.
5.6.3 Jenis Usaha
Karakteristik responden berdasarkan jenis usahanya berkaitan dengan pendapatan yang diperoleh usaha pengolahan skala rumah tangga gula kelapa,
artinya pendapatan yang diperoleh pengrajin apakah dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya atau tidak. Berdasarkan informasi yang diperoleh pengrajin gula
kelapa di desa Ujung Genteng menjadikan usaha pengolahan gula kelapa sebagai usaha utama, sehingga pengrajin sangat menggantungkan keberlanjutan hidup
mereka dari hasil produksi gula kelapa untuk mendapatkan keuntungan dan keberlangsungan usaha.dengan modal di awal usaha dari pinjaman pengelola pada
saat produksi selanjutnya pengolah gula kelapa sudah dapat mengembalikan pinjaman tersebut kepada pengelola dan tanaman kelapa yang dideres dibayar
dengan sistem sewa dimana nilai sewa sebesar 1 kg gula kelapa sama dengan 1 pohon tanaman kelapa untuk 1 kali proses produksi.
5.6.4 Lama Usaha
Pengalaman yang dimiliki oleh para pengrajin gula kelapa adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi dalam pengelolaan untuk mempertahankan
34
industri rumah tangga pengolahan gula kelapa.Jika keterampilan yang dimiliki semakin baik maka diharapkan semakin lama pula keberlangsungan usaha yang
didirikan.lamanya usaha dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kesetiaan pengrajin gula kelapa terhadap usaha yang dijalankannya dibandingkan
dengan usaha lainnya. Lama usaha industri rumah tangga pengolahan gula kelapa dapat dilihat pada tabel 10berikut ini.
Tabel 10Sebaran responden pengolahan gula kelapa skala rumah tangga berdasarkan lama usaha di desa Ujung Genteng 2012
Lama Usaha Tahun Jumlah Responden Orang
Persentase 2-3
4-5 5
2 5
8 13,33
33,33 53,33
Jumlah 15
100,00 Sumber: Data primer kantor desa Ujung Genteng diolah, 2012
Berdasarkan tabel 10 dapat dijelaskan lamanya usaha terdapat sebesar 13,33 pengrajin gula kelapa yang melakukan usahanya antara 2 sampai 3 tahun,
33,33 yang usahanya antara 4 sampai 5 tahun dan 53,33 yang merupakan pengrajin gula kelapa yang setia tetap memproduksi serta mengusahakan
pengolahan gula kelapa dari awal pendirian usaha pengolahan gula kelapa hingga sekarang. Perolehan nilai untuk pengolah usaha gula kelapa skala rumah tangga
dari tingkat usia, pendidikan dan lama usaha berdasarkan kuesioner yang diberikan pada saat kegiatan produksi dilakukan.