Dari populasi penduduk tersebut keseluruhannya penganut agama islam. Sedangkan dari pendidikan masyarakatnya serta mata pencaharian yang dilakukan
terbesar masing-masing berada pada tamat SDsederajat sebanyak 1.468 jiwa dan bermata pencaharian sebagai petani sebanyak 791 jiwa.Tabel 6 dan tabel 7yang
dapat menjelaskan keterangan tersebut.
Tabel 6 Sebaran jumlah penduduk desa ujung genteng berdasarkan tingkat pendidikan tahun 2011
No Tingkat Pendidikan
Jumlah Penduduk Jiwa 1.
2. 3.
4. 5.
6. 7.
8. 9.
10. TidakBelum sekolah
Belum tamat SDsederajat Tamat SDsederajat
SLTPsederajat SLTAsederajat
Diploma III AkademiD3Sarjana MD
Diploma IVS1 S2
S3 672
379 1.468
879 546
- 79
6 49
3 Jumlah
4.081 Sumber: Kantor Desa Ujung Genteng, 2012
Keadaan mata pencaharian penduduk di suatu daerah dapat dipengaruhi oleh keadaan alam dan sumber daya yang ada, serta kondisi sosial ekonomi
masyarakat seperti keterampilan, tingkat pendidikan, lapangan pekerjaan, dan modal usaha yang tersedia.Mengingat tingkat pendidikan masyarakat desa Ujung
Genteng yang mayoritas berpendidikan terakhir SD dan bermata pencaharian sebagai petani menguatkan masyarakat untuk membuka kegiatan usaha baru
berupa industri pengolahan gula kelapa skala rumah tangga.
Tabel 7 Sebaran jumlah penduduk desa ujung genteng berdasarkan mata pencaharian tahun2011
No Mata Pencaharian
Jumlah Jiwa 1.
2. 3.
4. 5.
6. 7.
8. 9.
10. 11.
12. 13.
Petani Peladang
Pekebun Nelayan
Peternak Pedagang
Pegawai Negeri Sipil PNS ABRI
Pensiunan Buruh
Supir Pengrajin
Lain-lain 791
192 191
521
15 94
5 1
2 249
- 25
2.301 Jumlah
4.387
Sumber: Kantor desa Ujung Genteng, 2012
Dengan kemandirian masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya desanya yaitu desa Ujung Genteng di bidang industri pengolahan gula kelapa
maka tidak hanya memberikan keuntungan tambahan disamping mereka berusaha sebagai petani dan nelayan tetapi juga bagi pendapatan desa Ujung Genteng.
5.3Struktur OrganisasiDesa Ujung Genteng
Sumber: Kantor Desa Ujung Genteng, 2012 Adapun visi dan misi dari desa Ujung Genteng sendiri tercantum dalam
dinding kantor desa ujung Genteng, dimana visinya yaitu: mewujudkan masyarakat desa Ujung Genteng, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi yang
berakhlak mulia, gotong royong, mandiri, maju, dan sejahtera. Sedangkan misi desa Ujung Genteng yaitu:
1.
Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia SDM yang berakhlak mulia. 2.
Meningkatkan gotong royong untuk mencapai masyarakat yang mandiri dalam segala bidang.
3. Membangun perekonomian yang tangguh berbasis potensi lokal dan
berwawasan lingkungan. 4.
Menciptakan lingkungan pariwisata yang rapih, bersih, indah, aman, dan nyaman.
Bendahara Hasanah
Sekretaris Wulan S.
Pokja II Pokja III
Pokja IV Pokja I
Poksus UP2K
Poklak Poklak
Poklak Poksus
Ketua Herni
Wakil Ketua Rukmini
Gambar 4. Struktur organisasi desa Ujung Genteng
5.4 Profil Perekonomian Desa Ujung Genteng
Pada tahun 2011 kontribusi sektor-sektor yang memajukan perekonomian desa Ujung Genteng dari sektor pertanian mencapai 70,00 persen, kemudian
disusul oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 12,00 persen. Sektor pengolahan sebesar 10,00 persen dan sektor jasa-jasa lainnya mencapai 7,00
persen kantor desa Ujung Genteng, 2012. Dari lima kegiatan pada lapangan usaha pertanian dengan kondisi sawah tadah hujan, tanaman pangan memiliki
kontribusi terbesar dari luas wilayah desa Ujung Genteng yaitu seluas 299,48 hektar yang digunakan untuk menghasilkan tanaman padi dan palawija,
dilanjutkan dengan perkebunan kelapa dan karet masing-masing250 hektar dan 25 hektarserta buah-buahan seluas 0,71 hektar. Sedangkan dari bidang perikanan
dihasilkan tangkapan sebanyak 46 tontahun dan bidang peternakan sebanyak 3,674 ekor yang terdiri dari sapi, kerbau, ayam kampung dan broiler, bebek,
kambing, serta domba.
5.5 Sejarah UsahaRumah Tangga Gula Kelapa
Usaha rumah tangga pengolahan gula kelapa yang terletak di desa Ujung Genteng, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat merupakan
industri pengolahan dimana para pengrajin mulanya bukan masyarakat asli di desa Ujung Genteng tersebut. Para pengrajin dipilih dan secara sukarela bekerja untuk
kegiatan pengolahan gula kelapa tersebut mengingat sulitnya mencari pekerjaan di daerah asalnya.Hasil penelitian yang dilakukan mendapatkan sejumlah informasi
terkait dengan asal daerah para pengrajin menjelaskan bahwa mereka berasal dari Kecamatan Surade yang lokasinya ±30 km dari desa Ujung Genteng.
Seperti yang diungkapkan oleh salah seorang pengrajinpengolah yaitu Bapak Cecep 46 bahwa beliau mengawali kegiatan usahanya dibidang
pengolahan gula kelapa berasal dari adanya ajakan Bapak Borsom pengelolauntuk memanfaatkan potensi yang ada di desa Ujung Genteng.Dengan
serangkaian pelatihan dan pendidikan mengenai ilmu pengolahan gula kelapa akhirnya Bapak Cecep dapat melakukan kegiatan produksi gula kelapanya selama
6 tahun.Dengan membawa istri dan anaknya yang masih balita beliau meninggalkan rumahnya yang ada di Kecamatan Surade untuk pindah ke desa
Ujung Genteng.
Semakin lama jumlah pengrajin gula kelapa di desa Ujung Genteng terus bertambah ditambah ikutnya masyarakat asli desa Ujung Genteng yang ikut
menambah jumlah pengrajin gula kelapa disana dengan sistem kemitraan tanpa aturan tertulis atau noncontract farming dengan pengelola dan mengingat
produktifnya tanaman kelapa milik perkebunan Cigebang. Hingga 2012 berdasarkan laporan dari kepala desa Ujung Genteng menjelaskan terdapat ± 120
pengrajin gula kelapa. Umumnya karena para pengrajin permodalan awalnya dibiayai oleh pengelola sehingga bangunan untuk memproduksi gula kelapa
dibangun dalam bentuk yang sama antara satu pengrajin dengan pengrajin lainnya.
Terkait dengan suplai bahan-bahan produksi serta hasil produksi gula kelapa yang dihasilkan berdasarkan kemitraan noncontract farming yang
disepakati, Bapak Borsom melalui asistennya yaitu Bapak Taufik untuk
mengelolanya. Setiap 2 minggu sekali Bapak Taufik mengambil produk gula kelapa dari para pengrajin dengan rincian dari 150 kgper satu kali produksi gula
kelapa yang dihasilkan seharga Rp 9.000kg nya dan 100 kgbulan secara gratis sebagai upah sewa dari pemanfaatan pohon kelapa yang sejak awal sudah menjadi
kesepakatan kedua belah pihak. Nantinya setiap dua minggu sekali 2 kali produksi Bapak Taufik akan mengirimkan seperti 1 truk kayu bakar dan bahan-
bahan lainnya untuk mendukung produksi para pengrajin.
Secara garis besar, produksi yang berlangsung di desa Ujung Genteng dalam pengolahan air nira kelapamenjadi gula kelapa bermula dengan
memanfaatkan sumber daya pohon kelapa untuk memperoleh bahan baku nira, para pengrajin di waktu pagi pukul 6.00 dan sore hari pukul 16.00
menderesmenyadap dengan memanjat pohon kelapa secara tradisional dan hanya mengandalkan tali untuk menahan beban badannya saat menderes untuk
mendapatkan nira tersebut. Kegiatan menderesmenyadap membutuhkan waktu selama maksimal 6 hari untuk mendapatkan volume nira mencapai ± 3 liter di
jerigen yang sebelumnya diletakkan tepat di bunga mayang pohon kelapa yang sudah mekar dan juga sudah dicampurkan laru untuk mengurangi tingkat
keasaman pada air nira tersebut.
Setelah volume nira sudah mencukupi atau lewat enam hari, proses selanjutnya jerigen yang sudah dipenuhi air nira tersebut diturunkan lalu
dimasukkan ke dalam ember besar maupun kecil untuk selanjutnya dilakukan proses pemasakan tanpa menunggu penyimpanan nira tersebut karena apabila nira
disimpan maka kualitas gula kelapa yang akan dihasilkan tidak berkualitas baik dari segi rasa, aroma, tekstur, dan warna. Kegiatan memasak diawali dengan
menyiapkan tungku, kayu bakar dan wajan besar kemudian air nira dimasukkan ke dalam wajan tersebut untuk dilakukan proses untuk dimasak.
Waktu yang dibutuhkan untuk mengolah nira menjadi gula kelapa dibutuhkan waktu selama ± 8 jam.Air nira dimasukkan ke dalam wajan bersamaan
dengan mencampurkan minyak kelapa dimana satu kali produksinya dibutuhkan sebanyak 3 kg.Setelah berwarna mulai kecoklatan, pengrajin menambahkan ipah
sejenis parutan kelapa agar nira yang mau menjadi gula kelapa cair tidak tumpah. Kebutuhan terhadap ipah sebanyak 4 kg per satu kali proses produksi. Terakhir
saat gula kelapa cair sudah masak dan mengental selanjutnya dilakukan pencetakan dengan alat cetakbubung berbentuk seperti tabung.Jenis gula kelapa
yang dihasilkan para pengrajin hanya dalam satu jenis yaitu bertekstur padat, beraroma kuat, bentuk tabung, dan berwarna coklat keputihan.
Berikut merupakan kegiatan produksi yang terjadi pada industri pengolahan gula kelapa di desa Ujung Genteng, Kabupaten Sukabumi per harinya:
1 Pukul 06.00-08.00
a. menderesmenyadap air nira di pagi hari
b. Menyiapkan jirigen penampung nira
c. Memberikan laru ke dalam jirigen agar nira tidak mudah asam
d. Dibutuhkan waktu selama ±7 hari untuk bisa dipanen
2 Pukul 08.00-08.30
a. Mengumpulkan hasil panen nira kedalam ember tanpa melakukan
penyimpanan
32