Latar Belakang Analisis Usaha Pengolahan Gula Kelapa Skala Rumah Tangga di Desa Ujung Genteng, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

Sukabumi, didukung oleh industri pengolahan gula kelapa telah banyak tumbuh dan berkembang yang telah menjadi penghasilan utama bagi industri rumah tangga desa Ujung Genteng. Positifnya trend pergerakan harga jual gula kelapa sehingga membuat para pengrajin gula kelapa di Kabupaten Sukabumi khususnya yang termasukdi desa Ujung Genteng memproduksi gula kelapa. Tabel 1 merupakan trend pergerakan harga gula kelapa di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat dari tahun 2009-2012 Tabel 1Trend pergerakan harga gula kelapa di Kabupaten Sukabumi, 2009-2012 Tahun Semester I Rp Semester II Rp 2009 2010 2011 2012 Rp 7.000 Rp 6.500 Rp 7.200 Rp 9.000 Rp 8.000 Rp 8.500 Rp 8.500 Rp 12.000 Sumber: Kemendag, 2012 Diolah Bagi pengrajin gula kelapa pekerjaan pembuatan gula kelapa mayoritas dilakukan sebagai pekerjaan utama, upaya ini mereka tempuh karena minimnya penghasilan jika mereka tetap pada pekerjaan sebelumnya yaitu sebagai nelayan dan petani serta sulitnya akses terhadap lapangan pekerjaan karena minimnya pengalaman pendidikan yang dimiliki dan juga peran pemerintah yang kurang sedangkan potensi tanaman kelapa sangat besar meskipun kepemilikan lahan dikuasai oleh pihak swasta Perkebunan Cigebang dengan luas lahan yang ditanami tanaman kelapa kurang lebih 449 ha. Bagi masyarakat tidak menjadi kendala untuk mereka dalam memproduksi gula kelapa tersebut mengingat penerimaan yang diterima jauh lebih besar dari pekerjaan sebelumnya. Pengembangan industri rumah tangga gula kelapa di desa Ujung Genteng, menunjukkan bahwa pengrajin melakukan kegiatan usahanya dengan skala rumah tangga dimana penggunaan tenaga kerjanya sebagian besar tenaga kerja dalam keluarga dengan jumlah tenaga kerja kurang dari lima orang. Walaupun dilakukan dengan skala rumah tangga dan masih bersifat tradisional, namun kegiatan pengolahan gula kelapa di desa Ujung Genteng Sukabumi masih dapat bertahan hingga saat ini di tengah persaingan dengan sesama industri sejenis dari daerah lain. Sejak dulu gula kelapa dikenal dan disukai di berbagai kalangan di Indonesia, memiliki cita rasa yang khas, berkhasiat tinggi, dapat dinikmati dalam berbagai rasa dan bentuk olahan serta diversifikasi pangan. Secara teknis untuk memproses gula kelapa ini diperoleh melalui penyadapan nira dari bunga kelapa yang belum mekar setelah melalui pengurangan kadar air dengan cara pemasakan dan pencetakan dalam bentuk padat. Di Indonesia, sentra produksi gula kelapa terdapat di beberapa kota, seperti Ciamis, Banyumas, Purbalingga, dan Cilacap. Menurut Dewan Gula Indonesia1990, dalam Rachmat 1991, menyatakan bahwa dari produksi gula merah di Indonesia 53 persen dari gula kelapa, 26 persen gula merah dari tebu, 18 persen gula merah dari aren, dan 3 persen sisanya dari bahan lain seperti siwalan dan lain-lain. Rahatmawati 1997 juga menambahkan produksi dari gula aren dan siwalan diperkirakan akan semakin menurun karena jumlah pohon yang terus menurun serta usia tanaman yang semakin tua. Selain itu untuk gula merah dari tebu juga terkendala dalam 2 memperoleh bahan baku serta terbatasnya kapasitas olahan. Dengan demikian peluang bagi gula merah yang dihasilkan dari gula kelapaguna memenuhi kebutuhan pemanis nasional cukup. Tabel 2 Pertumbuhan permintaan gula tebu untuk kebutuhan rumah tangga di indonesia, tahun 2011-2013 Tahun Permintaan Gula Ton Pertumbuhan tahun 2011 2.700.000 - 2012 2.970.000 9.09 2013 3.000.000 1,00 Sumber: Soemitro Samadikoen, Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia APTRI, 2014 Diolah Pertumbuhan terhadap permintaan gula tebu setiap tahunnya terus meningkat sedangkan kapasitas produksi gula tebu nasional cenderung berlawanan dari permintaannya.Akibat kondisi defisitnya gula tebu memaksa pemerintah untuk melakukan impor demi mencukupi kebutuhan gula tebu nasional.Dari total 56 pabrik gula nasional hingga tahun 2013 yang berasal dari BUMN maupun swasta masih belum mampu untuk mencukupi kebutuhan gula nasional yang tidak hanya demi kebutuhan rumah tangga tetapi juga untuk industri makanan, minuman dan farmasi. Tabel 3Pertumbuhan produksi gula tebu di indonesia, tahun 2011-2013 Tahun Produksi Gula Ton Pertumbuhan tahun 2011 2.100.000 - 2012 2.550.000 17,65 2013 2.660.000 4,13 Sumber: Soemitro Samadikoen, Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia APTRI, 2014 Diolah Dengan perkiraan kebutuhan gula per kapita 12 kgtahun, maka total kebutuhan gula nasional per tahun di negara berpenduduk kurang lebih 250 juta jiwa ini sebesar 3 juta ton. Kondisi ini membuat pemerintah dihadapkan pada dua pilihan untuk melakukan impor atau melakukan diversifikasidengan mencari alternatif sumber-sumber gula alami non tebu, salah satunya adalah gula dari jenis palmae gula kelapabrown sugar.Program diversifikasi gula nasional yang berbasis gula palmae seperti gula kelapa brown sugar sangat strategis peranannya sebagai upaya untuk mengurangi ketergantungan pemerintah, industri pengolahan dan masyarakat terhadap gula pasir tebu dan gula sintetis yang sebagian besar diimpor.Disamping jumlah bahan baku gula kelapa yang melimpah dan murah, teknologi yang digunakan dalam membuat gula kelapa juga tidak membutuhkan biaya dan teknologi yang tinggi low cost and low tech . Hal ini berbeda dengan teknologi yang digunakan untuk pembuatan gula tebu, oleh karena itu program diversifiksi gula yang berbasis pada tanaman kelapa palmae sangatlah tepat dan strategis untuk dikembangkan di sentra-sentra tanaman kelapa dan penghasil gula kelapa seluruh wilayah Indonesia. Fakta inilah yang mendorong untuk mengetahui secara lanjut mengenai usaha pengolahan gula kelapa skala rumah tangga melalui suatu analisis usaha di desa Ujung Genteng, Kabupaten Sukabumi.Selanjutnya, pentingnya penanganan yang lebih serius oleh pihak terkait agar keberadaan pengolahan gula kelapa skala rumah tangga ini dapat meningkatkan kesejahteraan para pengrajin pembuat gula kelapa dengan tetap tidak merugikan masyarakat sebagai konsumen.

1.2 Perumusan Masalah

Wilayah yang ada di Kabupaten Sukabumi meliputi 47 Kecamatan, 4 kelurahan, 363 desa, 3.046 RW, dan 11.653 RT. Salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Sukabumi adalah Kecamatan Ciracap dengan desa Ujung Gentengnya yang cukup dikenal di Indonesia, tidak hanya dari sisi pariwisata pantai dan hasiltangkapan ikannya namun juga usaha pengolahan gula kelapa skala rumah tangga yang telah ada secara turun temurun dan masih bertahan hingga saat ini. Tumbuh dan kembangnya usaha pengolahan gula kelapa di desa Ujung Genteng berdasarkan hasil penelitian dikarenakan terdapatnya sumber daya berupa perkebunan kelapa milik perkebunan swasta Cigebang yang dapat dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk mengusahakan sumber daya yang ada berupa nira dari tanaman kelapa untuk diolahmenjadi gula kelapa.Selain itu, untuk membandingkan dengan produk sejenisnya yaitu gula tebu dimana kondisinya dari tahun ke tahun cenderung defisit yang harus memaksa pemerintah untuk melakukan impor serta alternatif lain berupa pemanfaatan sumber-sumber gula alami selain dari tanaman tebu melalui program diversifikasi produk salah satunya gula dari jenis palmae brown sugar. Berdasarkan kriteria tersebut maka dipilihlah lokasi desa Ujung Genteng di Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat disamping belum adanya peneliti-peneliti lain yang mengangkat judul dengan lokasi dan produkkomoditi yang sama. Pelaku produksi pengolahan yang menghasilkan gula kelapa berusaha untuk mengalokasikan segala sumber daya yang dimiliki dengan sebaik-baiknya agar diperoleh keuntungan yang besar.Namun dalam mencapai keuntungan yang besar belum tentu mengartikan bahwa usaha pengolahan gula kelapa sudah efisien untuk diusahakan karena memungkinkan juga dikeluarkannya biaya yang besar dalam memperoleh keuntungan yang besar tersebut. Ditambah lagi pelaku usaha gula kelapa yang ada di desa Ujung Genteng Sukabumi dalam usaha untuk memperoleh keuntungan tersebut akan menghadapi risiko selama proses produksi hingga pemasaran. Analisis usaha pada usaha pengolahan gula kelapa skala rumah tangga di desa Ujung Genteng, Kabupaten Sukabumi sangat penting dilakukan bagi pelaku usaha pengolahan gula kelapa dalam melaksanakan usahanya demi peningkatan keuntungan serta pengembangan usaha. Pada kenyataannya, seringkali pengolah gula kelapa kurang memperhatikan manajemen usaha yang berkaitan dengan besarnya biaya, penerimaan, keuntungan, dan profitabilitas usaha yang mereka jalankan. Oleh sebab itu, diperlukan sebuah analisis usaha untuk menganalisis biaya, penerimaan,keuntungan dan profitabilitas dari usaha pengolahan gula kelapadengan skala rumah tangga di desa Ujung Genteng, Kabupaten Sukabumi ini sehingga pengolah dapat melihat perkembangan dari usaha yang dijalankan. 4 Walaupun usaha pengolahan gula kelapa yang dijalankan harus bergandengan dengan perusahaan swasta tidak menyurutkan semangat para pengolah gula kelapa mengingat kegiatan usaha yang dijalankan dengan sistem kerjasama yang saling memakmurkan satu sama lain dan keuntungan yang diterima oleh pengolah gula kelapa sudah cukup untuk mengembangkan usahanya minimal memenuhi kebutuhan keluarga yang terlibat dalam produksi pengolahan. Dari uraian tersebut maka secara spesifik perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Berapa besarnya biaya, penerimaan, keuntungan dan profitabilitas dari usaha pengolahan gula kelapa dengan skala rumah tangga di desa Ujung Genteng, Kabupaten Sukabumi

1.3 Tujuan

Dari perumusan masalah yang ada dapat diambil langkahupaya apakah kajian bisnis ini dapat berguna nantinya bagi kemajuan industri gula kelapa di desa Ujung Genteng yang diharapkan nantinya, berupa: 1. Mengetahui besarnya biaya, penerimaan, keuntungan dan profitabilitas dari usaha pengolahan gula kelapa dengan skala rumah tangga di desa Ujung Genteng, Kabupaten Sukabumi

1.4 Manfaat

Penelitian ini diharapkan nantinya dapat bermanfaatberguna demi : 1. Pengolah gula kelapa dan tengkulak, sebagai masukan dalam menyusun kembali strategi-strategi produksi dan penjualan terhadap produk gula kelapa 2. Penulis, sebagai sarana untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan berkaitan dengan industri gula kelapa serta merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Program Sarjana Agribisnis Alih Jenis Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. 3. Bagi Pemerintah Daerah desa Ujung Genteng, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dan juga bahan pertimbangan dalam menyusun kebijakan yang lebih baik di masa mendatang, terutama yang berkaitan dengan pengembangan usaha pengolahan skala rumah tangga. 4. Acuan bagi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan analisis usaha dari produk olahan gula kelapa

1.5 Ruang Lingkup

Penelitian ini dibatasi pada analisis usaha dari produk olahan tanaman kelapa berupa nira menjadi gula kelapa di desa Ujung Genteng Sukabumi.Untuk menganalisis secara analisis usaha tersebut, digunakan perhitungan struktur biaya, penerimaan, keuntungan dan profitabilitas. Analisis usaha dalam skala rumah