Budidaya dan Produksi Kelapa

Tanaman kelapa sebenarnya merupakan komoditas pertanian kedua yang terpenting setelah padi karena kelapa dianggap sebagai tanaman serbaguna.Dengan ini seharusnya Indonesia bisa menguasai produk berbahan dasar kelapa ini, karenamanfaatnya yang multiguna baik untuk pangan, sandang maupun papan. Semua produk dan bahan baku kelapa sebenarnya sangat berpotensi besar, baik di pasar lokal maupun Internasional.Tanaman kelapa menghendaki intensitas sinar matahari yang tinggi dengan jumlah penyinaran tidak kurang dari 2000 jam per tahun. Kelapa dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah. Syarat-syarat tanah yang baik untuk pertumbuhan kelapa adalah struktur baik, peresapan air dan tata udara baik, permukaan air tanah letaknya cukup dalam minimal 1 meter dari permukaan tanah dan keadaan air tanah hendaknya dalam keadaan bergerak tidak menggenang dengan pH tanah optimal 6.0 – 8.0 Setyamidjaja, 1984. Gambar 1.Negara Produsen Kelapa Terbesar di Dunia, rata-rata 2004-2008 Sumber: Pusdatin, 2010 Areal pertanaman kelapa tersebar di seluruh Indonesia dengan luas 3.860.000 ha pada tahun 2007. Didominasi oleh perkebunan rakyat seluas 3.791.000 ha 98,21persen, perkebunan besar negara seluas 6.000 ha 0,15persen dan perkebunan swasta seluas 63.000 ha 1,63persen Anonymous, 2008. Gambar 2. Perkembangan Luas Areal Kelapa di Indonesia Menurut Status Pengusahaan, 1970-2009 Pusdatin, 2010 Populasi tanaman kelapa di Indonesia adalah yang terbesar di dunia, pohon kelapa tumbuh sekitar 3 juta hektar di Indonesia atau 31persen dari total pohon kelapa dunia kelapa yang terdiri dari 55 persen ditanam secara monokultur tunggal dan 45persen di tanam dengan campuran tanaman lain Darwis, 1986. Produktivitas tanaman kelapa rata-rata dalam kurun waktu 2004-2009 sebesar 1,13 tonha dengan laju pertumbuhan sebesar 1,22 persen. Tercatat pada tahun 2009 produksi kelapa di Indonesia mencapai nilai sebesar 3.250.000 ton atau meningkat dari tahun sebelumnya Gambar 2.

2.1.2 Konsumsi Kelapa

Konsumsi kelapa di Indonesia dihitung dalam bentuk kelapa butiran dan minyak kelapa. Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional SUSENAS, pada periode tahun 1981-2008 terjadi penurunan yang signifikan dari konsumsi kelapa baik dalam bentuk kelapa butiran maupun dalam bentuk minyak kelapa. Selama periode tersebut konsumsi kelapa butiran mengalami penurunan rata-rata sebesar 1,96persen per tahun. Jika tahun 1981 konsumsi kelapa butiran mencapai 16 butir perkapita, maka pada tahun 2007 turun menjadi 10 butir perkapita. Konsumsi kelapa butiran terendah terjadi pada tahun 1999 sebesar 9 butir perkapita. Sementara itu konsumsi minyak kelapa per kapita juga turun dari 4,00 liter pada tahun 1981 menjadi 2,24 liter pada tahun 2008. Rata-rata penurunan konsumsi minyak kelapa mencapai 3,19persen per tahun. Penurunan konsumsi minyak kelapa ini dimungkinkan dengan berkembangnya kebun kelapa sawit sehingga perusahaan yang menghasilkan produk seperti minyak goreng lebih banyak menggunakan bahan baku dari kelapa sawit Pusdatin, 2010. Adapun penggunaan dari kelapa tersebut sebagian besar sebagai bahan makanan 97,44persen, sedangkan sisanya digunakandalam industri pengolahan 1,86persen dan tercecer 0,70persen.

2.2 Tinjauan Tentang Nira

Gula kelapa dihasilkan dari nira yang merupakan cairan manis yang mengandung gula pada konsentrasi 7,5-20,0 persen yang terdapat di dalam bunga tanaman kelapa yang pucuknya belum membuka dan diperoleh dengan teknik penyadapan atau penderesan. Pada umumnya masyarakat memanfaatkan nira kelapa untuk pembuatan gula merah dan gula semut, selain itu dapat digunakan sebagai minuman segar baik dari niranya langsung maupun nira yang dibuat dalam bentuk sirup Dyanti, 2002. Biasanya satu buah mayang bisa disadap dalam kurun waktu 10-35 hari.Hasil penyadapan yang diperoleh darisetiap mayang sekitar 0.5-1 liter nira atausekitar 2-4 liter nira perpohon setiap harinya Santoso,1993 Penyadapan nira biasanya dilakukan dua kali sehari di waktu pagi dan sore hari.Wadahyang digunakan untuk menampung nira yaituberupa bumbung yang biasanya terbuat daribambu, dan ada juga yang menggunakan tempatbekas oliminyak curahjerigen yang terbuat dari plastik dengan tujuan untuk memperingan beban penyadap pada waktunaik atau memanjat pohon kelapa sertabahannya yang tidak mudah bocor. Untukpembuatan gula kelapa agar lebih efisien maka bumbung atau wadah penampung nira tersebut didalamnnya diberi suatucampuran kapur sirih dan irisan kulit manggis atau tatal nangka laru.Campuran laru ini untuk mencegah nira menjadi asam. Jika rasanya asam 8 akan berpengaruh terhadap kualitas gula kelapa yang akan dihasilkan, terutama sukar mengalami pengentalan cairan atau tidak dapat dicetak menjadi gula kelapa.Sebaliknya jika laru yangditambahkan berlebihan dapat menyebabkan rasagula kelapa kurang enak dan menyebabkan produksi gula kelapa rendahkualitasnya. 2.3Tinjauan Tentang Gula Kelapa 2.3.1 Karakteristik Gula Kelapa Gula kelapa merupakan jenis gula yang dihasilkandiperoleh melalui penyadapan nira pohon kelapa bunga kelapa yang belum mekar setelah melalui pengurangan kadar air dengan cara pemasakan dan pencetakan dalam bentuk padat. Gula kelapa atau dalam nama perdagangan dikenal sebagaigula jawa atau gula merah biasanya dijualdalam bentuk setengah mangkok atausetengah elips. Bentuk demikian diperoleh dari cetakan yang biasa digunakan berupasetengah tempurung batok kelapa, dan ada pula yang berupa cetakan dari bambu, sehingga bentuknya menyerupai tabung. Dilihat dari susunan gizinya, gula kelapa merupakan salah satu unsur dari 9 bahan pokok yang cukup kaya akan karbohidrat,protein serta mineral lainnya.Untuk mendapatkan produk gula kelapa sesuai Standar Nasional Indonesia SNI harus memiliki kriteria sebagai berikut Tabel 4. Tabel 4Standar mutu gula kelapa berdasarkan SNI N o Uraian SNI-01-3743-1995 1 Penampakan  Bentuk  Warna  RasaAroma Padatan nrmal, seragam Kuning kecoklatan sampai coklat Khas 2 Air Maksimal 10 3 Abu Maksimal 2 4 Gula pereduksi Maksimal 10 5 Jumlah gula sebagai sakarosa Minimal 77 6 Bagian yang tak larut dalam air Maksimal 1 7 Pemanis buatan sakarin,siklamatserta garam-garamnya Tidak ditemukan 8 Cemaran logam  Timbal Pb  Tembaga Cu  Seng Zn  Raksa Hg  Timah Sn Maksimal 2,00 mgkg Maksimal 10,00 mgkg Maksimal 40,00 mgkg Maksimal 0,03 mgkg Maksimal 40,00 mgkg 9 Arsen Sumber: Badan Standardisasi Nasional 1995