Strategi W-T Weaknesses-Threats Analisis

111 anatara objek wisata, pemerintah dan masyarakat. Karena itu, selain memperbaiki kualitas internal Wisata Agro Tambi, pengelola harus mampu berkoordinasi dengan pemerintah, terutama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo, serta merangkul masyarakat sekitar. Strategi S-T yang kedua adalah menjalin kemitraan dengan objek wisata di Wonosobo, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo serta Agen Wisata dalam hal menciptakan paket wisata Wonosobo-Dieng. Tingkat persaingan antar wisata alam yang terletak di satu jalur wisata Wonosobo-Dieng justru dapat menjadi keuntungan bagi seluruh objek wisata yang ada di jalur ini Lampiran 2. Letak objek wisata yang ada seperti Telaga Menjer, Wisata Agro Tambi, Lembah Dieng dan Dieng yang berada pada satu jalur ini dapat dimanfaatkan untuk menciptakan suatu bentuk kerjasama yang menguntungkan semua pihak. Bentuk kerjasama ini adalah dengan menciptakan paket wisata Wonosobo-Dieng. Adanya dukungan dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo menjadikan gagasan ini memiliki kemungkinan yang besar untuk direalisasikan. Paket Wisata Wonosobo-Dieng memungkinkan Wisata Agro Tambi meningkatkan kendali atas pesaing dan pemasar sekaligus memperluas pasarnya. Langkah awal yang dapat dilakukan adalah dengan membentuk suatu forum diskusi dan kerjasama antara Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, pengelola objek wisata alam dan perwakilan dari Wisata Agro Tambi, melalui forum ini dapat dirumuskan mengenai langkah-langkah strategis kerjasama, pembagian tingkat keuntungan, dan langkah-langkah pemasaran paket wisata. Salah satu langkah pemasaran yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan keberadaan agen-agen wisata yang terdapat di pintu-pintu masuk kedatangan wisatawan di pulau Jawa. Pemasaran melalui agen wisata ini merupakan langkah strategis dalam memperluas pasar sasaran karena dapat menjangkau pasar yang sebelumnya tidak terjangkau oleh Wisata Agro Tambi maupun objek wisata lain di wilayah Wonosobo. Strategi ini juga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan Wisata Agro Tambi maupun objek wisata lain di Wonosobo dalam menghadapi persaingan dengan objek wisata lain di Jawa Tengah.

7.2.2.4 Strategi W-T Weaknesses-Threats

112 Strategi W-T diarahkan pada pengurangan kelemahan internal dan menghindarimengurangi ancaman eksternal. Alternatif strategi W-T bagi Wisata Agro Tambi adalah menciptakan kegiatan promosi dan pemasaran yang lebih efektif dan intensif serta menciptakan sistem manajerial terutama di bidang keuangan dan operasional yang sesuai dengan perkembangan lingkungan eksternal maupun internal. Saat ini upaya promosi yang Wisata Agro Tambi baru sebatas mengikuti kegiatan pameran yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan serta liputan oleh media, baik melalui media cetak dan visual. Untuk kegiatan promosi yang dilakukan sendiri, Wisata Agro mempromosikan dirinya melalui leaflet, brosur, plang penunjuk jalan, dan website. Namun, upaya promosi tersebut dirasakan masih kurang dapat memperkenalkan Wisata Agro Tambi secara optimal, untuk itu diperlukan langkah-langkah promosi yang lebih intensif lagi. Langkah yang dapat dilakukan diantaranya adalah dengan memanfaatkan konsumen sebagai sarana promosi, bukan hanya sebagai sarana bagi promosi word of mouth, namun konsumen juga dapat menjadi sarana promosi visual melalui penempelan stiker di kendaraan pribadi pengunjung, dengan adanya stiker tersebut, diharapkan pengetahuan masyarakat mengenai keberadaan Wisata Agro dapat menyebar dengan lebih luas. Upaya lain adalah dengan memaksimalkan pemanfaatan brosur dan leaflet, misalnya dengan menyebarkan brosur dan leaflet secara berkala di sekolah-sekolah, instansi pemerintah ataupun di pusat-pusat keramaiaan. Leaflet juga dapat dititipkan ke AgenBiro perjalanan yang ada di Wonosobo untuk memperluas penyebarannya. Perusahaan juga sebaiknya melakukan perbaikan dan penambahan jumlah papan penunjuk jalan, karena papan yang ada saat ini kurang terlihat dan sering tertutup poster kegiatan lain. Strategi promosi yang telah dilakukan Wisata Agro Tambi melalui website merupakan langkah yang tepat dalam menyebarkan informasi kepada masyarakat mengenai keberadaan wisata agro. Karena itu website harus menjadi salah satu perhatian utama wisata agro Tambi, website yang telah ada harus di- update secara berkala agar masyarakat mengetahui perkembangan wisata Agro Tambi baik dari segi fasilitas, kegiatan, maupun harga. 113 Strategi W-T yang kedua adalah menciptakan sistem manajerial terutama di bidang keuangan dan operasional yang sesuai dengan perkembangan lingkungan eksternal maupun internal. Pengelolaan manajemen yang dilakukan oleh Wisata Agro Tambi saat ini memang sudah cukup kompleks dan teratur. Hanya saja, Wisata Agro Tambi belum melakukan penetapan persentase yang terstruktur terkait tingkat keuntungan dan pengalokasian keuangan. Persentase tingkat keuntungan sangat penting dilakukan mengingat pengembangan fasilitas wisata agro Tambi sepenuhnya dilakukan dengan menggunakan keuntungan Wisata Agro. Strategi penetapan harga yang dapat dilakukan oleh Wisata Agro Tambi adalah strategi cost based pricing, buyer based pricing dan competitor based pricing. Strategi cost based pricing merupakan strategi penetapan harga dimana perusahaan menentukan harga berdasarkan biaya yang dibutuhkan kemudian ditambahkan dengan profit yang diinginkan. Metode ini membantu perusahaan fokus pada profit, tapi dapat juga menyebabkan harga diluar harapan konsumen dan harga dari perusahaan saingan. Dengan kata lain strategi ini membebaskan perusahaan untuk menentukan berapa tingkat harga yang diinginkan. Kebebasan menentukan keuntungan inilah yang kemudian harus dibatasi dengan menggunakan strategi buyer dan competitor based pricing, keduanya memberikan batasan tingkat harga perusahaan dengan memperhatikan nilai produk di mata konsumen dan harga yang ditetapkan kompetitor, besarnya tingkat keuntungan harus dibandingkan dengan nilai produk dan harga pesaing untuk menjaga pangsa pasar. Wisata Agro Tambi sebaiknya juga melakukan pengalokasian keuangan secara lebih terstruktur contohnya adalah dengan membuat perencanaan keuangan berupa berapa persentase keuangan yang dianggarkan untuk tiap-tiap posbagian, perencanaan ini kemudian diimplementasikan dan dievaluasi pada saat pelaporan keuangan. Pengalokasian keuangan yang paling penting adalah yang akan digunakan untuk membiayai kegiatan operasional, membayar gaji karyawan, pajak dan pengembangan usaha. 114

7.3 Tahap Keputusan

Analisis Quantitative Strategic Planning Matrix- QSPM