Ekonomi Analisis Lingkungan Eksternal

54 Paket yang paling banyak dipilih pengunjung adalah paket pertemuan dan paket pendidikan. Hal ini sesuai dengan tujuan mereka yaitu untuk mengadakan rapat kantor dan memberikan pelajaran softskill dan motivasi bagi peserta didik. Banyak diantara pengunjung yang melakukan kunjungan dengan dibiayai oleh kantor atau institusi sehingga mereka tidak mengetahui dengan jelas berapa pengeluaran yang dikeluarkan untuk melakukan kegiatan wisata, jumlah pengunjung yang tidak tahu adalah sebanyak 12 orang 40 persen, sedangkan bagi mereka yang melakukan kunjungan dengan menggunakan dana pribadi, pengeluaran untuk melakukan satu kali kunjungan didominasi oleh pengeluaran sebesar 300.001-500.000 rupiah. Pengeluaran konsumen untuk melakukan kunjungan ke Wisata Agro Tambi cukup besar, hal ini disebabkan karena selain melakukan kunjungan dan menginap, wisatawan juga dapat memesan paket tambahan seperti outbond, Genen dan berbelanja di toko oleh-oleh.

6.2 Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan eksternal memfokuskan kajian pada identifikasi dan evaluasi tren serta kejadian yang berada di luar kendali perusahaan namun memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keadaan perusahaan. Lingkungan eksternal yang dikaji meliputi faktor ekonomi, faktor sosial, budaya, dan demografi, faktor politik, pemerintahan, dan hukum, faktor teknologi serta faktor lingkungan industri.

6.2.1 Ekonomi

Kondisi ekonomi merupakan faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap eksistensi suatu bisnis. Keadaan ekonomi suatu negara, khususnya berpengaruh pada tingkat daya beli konsumen dan pengambilan keputusan manajerial perusahaan. Faktor ekonomi yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Wisata Agro Tambi diantaranya adalah pertumbuhan ekonomi masyarakat dan tingkat Inflasi. Salah satu indikator penting untuk menilai kondisi ekonomi suatu negara dalam suatu periode tertentu adalah data Produk Domestik Bruto, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDB merupakan jumlah nilai 55 tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi Mankiw 2007. PDB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku setiap tahun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan dasar harga yang berlaku pada satu tahun tertentu tahun 2000. PDB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran struktur ekonomi, sedangkan PDB atas dasar harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun. Faktor eksternal yang memiliki pengaruh signifikan terhadap keberadaan Wisata Agro Tambi adalah faktor pertumbuhan ekonomi masyarakat, karena itu indikator yang kemudian digunakan adalah PDB atas dasar harga konstan. Produk Domestik Bruto Indonesia pada tahun 2011 mengalami pertumbuhan sebesar 6,5 persen dibandingkan tahun 2010. Pertumbuhan terjadi pada semua faktor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor pengangkutan dan komunikasi yaitu 10,69 persen dan terendah di sektor pertambangan dan penggalian yaitu 1,36 persen 8 . Sementara itu sektor jasa tumbuh dengan cukup signifikan yaitu 6,74 persen. Data mengenai PDB Berdasarkan Harga Konstan disajikan pada Tabel 10. 8 Produk Domestik Bruto. Bps.go.id [10 April 2012] 56 Tabel 10. Pendapatan Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha 2010-2011 Lapangan Usaha 2010 Miliar Rupiah 2011 Miliar Rupiah Perubahan PDB Miliar Rupiah Persentase Perubahan PDB 1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 304.736,7 313.727,8 8.991,1 2,95 2. Pertambangan dan Penggalian 186.634,9 189.179,2 2.544,3 1,36 3. Industri Pengolahan 597.134,9 634.246,9 37.112,0 6,22 a.Industri Migas 47.199,3 46.767,3 -432,0 -0,92 b. Industri Bukan Migas 549.935,6 587.479,6 37.544,0 6,83 4. Listrik, Gas Air Bersih 18.050,2 18.920,5 870,3 4,82 5. Konstruksi 150.022,4 160.090,4 10.068,0 6,71 6. Perdagangan, Hotel Restoran 400.474,9 437.250,7 36.775,8 9,18 7. Pengangkutan dan Komunikasi 217.977,4 241.285,2 23.307,8 10,69 a. Pengangkutan 85.290,4 91.796,5 6.506,1 7,63 b. Komunikasi 132.687,0 149.488,7 16.801,7 12,66 8. Keuangan, Real Estate Jasa Perusahaan 221.024,2 236.076,7 15.052,5 6,81 9. Jasa-jasa 217.782,4 232.464,6 14.682,2 6,74 a. Pemerintahan Umum 92.742,8 97.726,0 4.983,2 5,37 b. Swasta 125.039,6 134.738,6 9.699,0 7,76 Produk Domestik Bruto 2.313.838,0 2.463.242,0 149.404,0 6,46 Produk Domestik Bruto Tanpa Migas 2.171.010,3 2.321.793,0 150.782,7 6,95 Sumber: Badan Pusat Statistik 2011 Pertumbuhan ekonomi masyarakat yang bernilai positif merupakan peluang bagi Wisata Agro Tambi, hal ini dikarenakan seiring dengan adanya pertumbuhan ekonomi, pendapatan dan tingkat daya beli masyarakat juga meningkat. Selain PDB atas dasar harga konstan, indikator untuk menilai peningkatan pendapatan masyarakat yang dapat digunakan adalah PDB per kapita dimana pada tahun 2010 PDRB per kapita Wonosobo mengalami peningkatan sebesar 8,77 persen dari 2,3 juta rupiah pada tahun 2009 menjadi 2,5 juta rupiah pada tahun 2010 9 . Sesuai dengan bunyi Hukum Engels, dengan asumsi harga pangan yang dibayar rumah tangga adalah sama, pangsa pengeluaran pangan terhadap pengeluaran rumah tangga akan semakin berkurang dengan meningkatnya pendapatan Ilhami Sinaga 2000. 9 PDRB. http:wonosobokab.bps.go.idSubyek_Statistik11.PDRBpdrb20adhk.htm [diakses 6 Juni 2012] 57 Indikator ekonomi kedua yang juga memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap Wisata Agro Tambi adalah Tingkat Inflasi. Pada bulan januari 2012, di Jawa Tengah terjadi inflasi 0,42 persen dengan Indeks Harga Konsumen IHK sebesar 127,29, lebih tinggi dibandingkan dengan bulan Desember 2011 yang hanya mengalami inflasi sebesar 0,37 persen dengan IHK sebesar 126,76. Laju Inflasi yang mengalami peningkatan ini menjadi ancaman bagi Wisata Agro Tambi, terutama dari sisi internal perusahaan. Hal ini dikarenakan inflasi yang melonjak akan membawa potensi meningkatnya harga sumber daya dan menurunnya nilai mata uang. Inflasi yang meningkat membawa pengaruh negatif bagi internal perusahaan dimana perusahaan harus mempertimbangkan kenaikan upah kerja karyawan dan biaya-biaya operasional yang harus dikeluarkan.

6.2.2 Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan