71
pemasok tertentu. Menurut hasil wawancara dengan kepala seksi keuangan Wisata Agro Tambi, setiap kali terdapat restorasi kunjungan,
costumer service bersama dengan kasi keuangan Wisata Agro Tambi berbelanja sendiri keperluan bahan
makanan di pasar tradisional, dalam hal ini kasi keuangan melakukan control
terhadap jumlah, biaya berbelanja dan kualitas bahan baku. Peralatan mandi dipasok dari Produsen yang berdomisili di wilayah
Semarang, Jawa Tengah. Jumlah pemesanan peralatan mandi seperti sabun, shampo, pasta gigi, dan sikat gigi tidak tetap, melainkan tergantung pada jumlah
kunjungan wisatawan. Input ketiga yaitu oleh-oleh dipasok dari produsen yang beroperasi di wilayah Wonosobo, Wisata Agro Tambi memasok makanan khas
Wonosobo dari toko tersebut untuk kemudian dijual kembali di toko, sedangkan cinderamata berupa kaos dan pakaian bertuliskan Wonosobo dipasok dari
masyarakat sekitar sesuai dengan pesanan pihak pengelola Wisata Agro Tambi. Posisi pemasok dalam hal ini dikatakan lemah karena Wisata Agro
Tambi tidak mengandalkan pemasok tertentu terutama untuk input bahan makanan dan cinderamata, jumlah dan kualitas input juga ditentukan sendiri oleh
Wisata Agro Tambi. Selain itu, masyarakat yang diberdayakan oleh Wisata Agro Tambi untuk memproduksi cinderamata juga hanya dapat beroperasi jika terdapat
permintaan dari Wisata Agro Tambi. Wisata Agro Tambi juga yang menentukan tingkat harga dan jumlah pasokan, juga mengenai standar kualitas yang
diinginkan.
6.2.5.5 Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
Kelompok pembeli dikatakan kuat apabila kelompok pembeli tersebut terpusat, membeli dalam jumlah besar relatif terhadap penjualan perusahaan, serta
produk industri tidak terdiferensiasi. Untuk Wisata Agro sendiri, kekuatan tawar- menawar pembeli ini rendah karena produk yang disediakan oleh Wisata Agro
Tambi merupakan produk yang terdiferensiasi dengan adanya penambahan fasilitas
homestay diluar fasilitas wisata sehingga memiliki posisi yang kuat.
72
6.3 Analisis Lingkungan Internal
Analisis lingkungan internal dilakukan dengan pendekatan fungsional. Menurut David 2006, analisis lingkungan internal dilakukan pada aspek
manajemen, pemasaran, keuanganakuntansi, produksioperasi, penelitian dan pengembangan dan sistem informasi manajemen.
6.3.1 Manajemen
Fungsi manajemen terdiri atas lima aktivitas pokok yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, penempatan staf, dan pengontrolan. Kelima
aktivitas pokok ini harus dijalankan dengan sinergis agar operasional persahaan dapat berjalan dengan optimal.
6.3.1.1 Perencanaan
Perencanaan pengembangan wisata agro dirumuskan oleh manajer berdasarkan masukan dari kepala seksi keuangan dan kepala seksi umum, sebelum
mengambil keputusan, manajer juga bersikap terbuka atas adanya saran-saran yang diberikan oleh karyawan lain dan pengunjung. Selanjutnya, rencana yang
telah disusun diajukan kepada direksi untuk kemudian dipertimbangkan pelaksanaanya atas sepengetahuan komisaris perusahaan. Rencana yang sudah
disetujui oleh direksi kemudian dikomunikasikan kepada seluruh karyawan, hal ini penting dilakukan untuk memperlancar realisasi rencana. Selain itu, Wisata
Agro Tambi juga setiap tahunnya melakukan perencanaan berupa kenaikan target kunjungan sebesar 10 persen dibanding tahun sebelumnya. Langkah ini dilakukan
agar setiap komponen pengelola Wisata Agro Tambi terpacu untuk berusaha lebih baik demi tercapainya target tersebut.
6.3.1.2 Pengorganisasian
Struktur organisasi yang terdapat di Wisata Agro Tambi sudah cukup kompleks dengan
job description yang jelas. Namun pada pelaksanaannya seringkali
job description menjadi tidak penting lagi, artinya setiap bagian saling membantu jika bagian lain sedang mengalami kesulitan. Wewenang dan
kekuasaan tertinggi Wisata Agro Tambi terletak di tangan direksi, penentuan dilaksanakan atau tidaknya rencana yang disusun oleh manajer juga dilakukan
oleh direksi. Direksi berperan dalam pengambilan keputusan, penetapan strategi