Terjadinya Bencana dan Gangguan Alam Pengelolaan LimbahSampah Wilayah Sekitar

62 menonjol ke bawah, kemudian berubah warna menjadi putih yang mengandung spora dan akhirnya pusat berwarna coklat tua, mati dan menjadi lubang 12 Penyebaran penyakit teh yaitu cacar daun teh yang seringkali menyerang saat pergantian musim, menjadi ancaman bagi wisata agro Tambi, hal ini dikarenakan pemandangan alam di wilayah kebun teh menjadi tidak sedap dipandang dan mengurangi minat pengunjung untuk menelusuri tea walk. Sebanyak 21,18 persen dari jumlah total tanaman teh PT Tambi terinfeksi oleh penyakit cacar daun teh pada saat pergantian musim Primanita 2010. Penyakit cacar daun teh ini juga berakibat pada penurunan produktivitas dan mutu hasil pengolahan teh.

6.2.2.9 Terjadinya Bencana dan Gangguan Alam

Terjadinya bencana dan gangguan alam menjadi ancaman karena hal ini berpengaruh signifikan terhadap penurunan jumlah pengunjung wisata Agro Tambi. Isu yang berkembang pada saat itu diantaranya adalah perubahan status Dataran Tinggi Dieng dan Gunung Sindoro menjadi waspada pada tahun 2011. Adanya isu ini mempengaruhi jumlah kunjungan wisatawan karena terkait pada kekhawatiran calon pengunjung akan adanya imbas bencana terhadap diri mereka. Penurunan jumlah wisatawan ini dapat dibuktikan melalui data historis pengunjung tahun 2011 yang mengalami penurunan sebesar 6,78 persen dari tahun sebelumnya, data mengenai jumlah kunjungan tahun 2010-2011 dapat dilihat pada Tabel 12. 12 Penyakit cacar daun teh mengenal gejala, kerusakan dan cara pengendaliannya. http:ditjenbun.deptan.go.idperlindunganindex.php?option=com_contentview=articleid=149: penyakit-cacar-daun-teh-mengenal-gejala-kerusakan-dan-cara-pengendaliannyacatid=15:home. [24 april 2012] 63 Tabel 12. Jumlah dan Perubahan Kunjungan Wisata Agro Tambi Tahun 2010- 2011 No Bulan Jumlah kunjungan orang Perubahan orang Persentase 2010 2011 1 Januari 841 865 24 2,85 2 Februari 642 560 -82 -12,77 3 Maret 374 533 159 42,51 4 April 720 967 247 34,31 5 Mei 1061 1690 629 59,28 6 Juni 1682 753 -929 -55,23 7 Juli 1113 1022 -91 -8,18 8 Agustus 309 112 -197 -63,75 9 September 810 637 -173 -21,36 10 Oktober 1076 790 -286 -26,58 11 Nopember 745 924 179 24,03 12 Desember 1243 1043 -200 -16,09 Rata-rata per bulan 884,7 824,7 -60 -3,41 Keseluruhan 10616 9896 -720 -6,78 Sumber: Data Historis Wisata Agro Tambi 2012 diolah

6.2.2.10 Pengelolaan LimbahSampah Wilayah Sekitar

Bagi Wisata Agro Tambi, pengelolaan limbah merupakan hal yang sangat penting karena menyangkut kebersihan dan keindahan lingkungan. Lingkungan yang bersih dan indah turut menjadi daya tarik bagi wisatawan yang akan datang berkunjung. Untuk menjaring masyarakat dan wisatawan, setiap objek wisata harus menjaga keunikan, kelestarian, dan keindahan alamnya. Dalam hal ini, sampah dan limbah yang dibiarkan begitu saja dapat menjadi ancaman yang serius bagi kelangsungan dan kelestarian kawasan wisata alam, sebaliknya apabila dikelola dengan baik, sampah dapat memiliki nilai potensial seperti penyedia lapangan pekerjaan, peningkatan kualitas dan estetika lingkungan, dan pemanfaatan lain sebagai bahan pembuatan kompos. Di Wisata Agro Tambi, sampah dan limbah telah dikelola dengan cukup baik. Sampah yang berasal dari lingkungan wisata agro dibuang ke tempat pembuangan sampah khusus yang letaknya jauh dari kawasan Wisata Agro Tambi, masyarakat wilayah sekitar juga telah paham benar mengenai dampak negatif sampah sehingga mereka turut menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggalnya. Sebagai lokasi wisata yang berdekatan dengan pabrik, limbah pabrik juga dapat berakibat negatif bagi Wisata Agro Tambi, karena itu, perusahaan 64 induk berupaya untuk memaksimalkan penanganan limbah sisa pengolahan teh. PT Tambi menerapkan HACCP Hazard Analysis Critical Control Point dimana sanitasi dan kebersihan lingkungan menjadi perhatian utama perusahaan. Untuk limbah sisa pengolahan teh, PT Tambi membedakan penanganan untuk limbah dengan jenis berbeda, diantaranya limbah padat sisa pembakaran kayu bakar dibuang dan diletakkan di permukaan tanah di lingkungan produksi sedangkan limbah padat berupa debu pada winnower alat ayak diambil alih oleh perusahaan batik sebagai pewarna pakaian, untuk limbah cair berupa soda api sisa pembersihan alat, PT Tambi tidak langsung membuangnya ke sungai, melainkan dialirkan ke dalam bak berbentuk kotak dengan dasar tanah, sehingga soda api tersebut dapat terserap ke dalam tanah, limbah terakhir berupa asap sisa pelayuan dan pengeringan dibuang ke udara melalui cerobong asap yang dibangun lebih tinggi dibandingkan pabrik dan wilayah sekitarnya Primanita 2010. Kepedulian lingkungan dan perusahaan akan pengelolaan sampah dan limbah ini menjadi peluang bagi pengembangan Wisata Agro Tambi.

6.2.2.11 Isu Ancaman Teroris di Indonesia