URUSAN PERTANIAN URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN

IV-305 rasionalisasi usaha perikanan tangkap di pantura, pengembangan sarana dan prasarana penangkapan ikan. 2 Adanya ketimpangan pemanfaatan stock ikan antara kawasan Pantai Utara yang sudah “over fishing ” dibandingkan dengan Kawasan Pantai Selatan yang pemanfaatannya belum optimal, termasuk kawasan ZEE laut Selatan yang belum “terjamah” para nelayan Jawa Barat. Suhubungan dengan itu dilakukan alih usaha nelayan ke usaha budidaya kekerangan, lele dan pengolahan. 3 Terbatasnya kualitas dan kuantitas sarana prasarana penangkapan, seperti: prasarana TPIPPI dan sarana alat penangkapan ikan. Solusi pemecahan masalahnya dilakukan pengembangan PPITPI secara bertahap melalui penyempurnaan sarana dan prasarana. Diantaranya pembangunan breakwater, dan pengembangan alat tangkap.

2. URUSAN PERTANIAN

1 Program Peningkatan Produksi Pertanian a Pelaksanaan Program 1 Kegiatan Peningkatan Produksi Tanaman Pangan di Jawa Barat, yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.3.453.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.3.446.881.800,- atau 99,82. Hasil kegiatan mendukung terhadap pencapaian Sasaran Produksi Tanaman Pangan Utama Tahun 2012 di Jawa Barat : Padi sebanyak 12.500.000 Ton GKG; Jagung sebanyak 980.448 Ton PK; Kedelai sebanyak 81.507 Ton BK, melalui Pendampingan dan pengawalan SL-PTT Serealia dan bantuan benih serealia; penyusunan SOP Budidaya Padi Organik; perbanyakan Benih Varietas Unggulan Jawa Barat; Musyawarah Petani Alumni SL-PTT Tingkat Provinsi; pencanangan TanamPanen Serealia Tingkat Provinsi Koordinasi P2BN di Jawa Barat; pembinaan, Pengawalan serta monitoring dan Evaluasi; pertemuan Teknis SL-PTT Kedelai; Temu Lapang field day SL-PTT Kedelai; Forum perbenihan Tanaman Pangan Tingkat Provinsi; Gerakan Pengendalian OPT pada Daerah Kronis EndemisSumber serangan; penguatan kelembagaan Brigade Proteksi Tanaman BPT; Koordinasi dan Evaluasi Kegiatan Peningkatan Produksi Tanaman Pangan; Mapping Potensi Pengembangan Kedelai di Jawa Barat 15 IV-306 KabupatenKota 8 kegiatan; Temui teknis Forum Petani Muda Indonesia 1 kegiatan 700 orang. 2 Kegiatan pengembangan varietas pandan wangi, yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.200.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.198.390.000,- atau 99,20. Hasil kegiatan adalah mempertahankan plasma nutfah varietas pandan wangi di Kabupaten Cianjur; tersedianya Benih Varietas Pandan Wangi sebagai varietas lokal unggul dan bersertifikat; mendukung peningkatan produksi padi dalam penggunaan varietas unggul lokal pandan wangi, melalui Budidaya Padi Varietas Pandan Wangi 18 ha di 3 kelompok; pengembangan padi varietas pandan wangi dengan sekolah lapangan di Kabupaten Cianjur dan Sukabumi; penangkaran Benih Padi Varietas Pandan Wangi 3 ha di 3 kelompok tani dalam rangka penguatan kelembagaan perbenihan; Koordinasi Tingkat Provinsi, Penyusunan Juklak dan Pelaporan. 3 Kegiatan Peningkatan Produksi Hortikultura di Jawa Barat, yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.000.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.981.211.000,- atau 98,12. Hasil kegiatan adalah meningkatnya kualitas komoditas Manggis dan Mangga unggulan Jawa Barat dan komoditas sayuran di 6 sentra produksi; meningkatnya jumlah kebun buah Manggis dan Mangga dan sayuran cabe yang menerapkan GAPSOP serta teregistrasinya 60 kebun buah-buahan; teridentifikasinya dampak perubahan iklim dan emisi gas rumah kaca GRK pada komoditas sayuran, melalui pembuatan juklak juknis, penyusunan SOP Manggis, Registrasi Penilaian Kebun Buah-buahan, Pekan Flori dan Flora Nasional Pameran, Rapat Koordinasi Hortikultura, Sosialisasi Teknis Budidaya Sayuran berbasis Organik, Sosialisasi Registrasi Kebun Sayuran, Implementasi Teknologi Pengendalian OPT Ramah Lingkungan di 2 Kabupaten Kabupaten Sumedang dan Tasikmalaya, Evaluasi dan pelaporan, peningkatan Kualitas Mangga On farm dan Off Farm untuk memenuhi standar ekspor di kab. Majalengka, Penguatan Kelembagaan Petani Untuk mendukung Pengembangan ekspor Mangga di Kab Sumedang 20 orang; pemetaan Serangga hama Sayuran sebagai akibat Dampak Perubahan Iklim di Jawa Barat 4 kabupaten, 80 orang. IV-307 4 Kegiatan Pengembangan Sentra produksi Mangga Gedong Gincu, yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.200.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.196.900.000,- atau 98,45. Hasil kegiatan adalah meningkatnya luas kebun mangga gedong gincu seluas 10 Ha yang menerapkan GAPSOP di Kabupaten Indramayu dan Majalengka, melalui belanja mangga 2.000 pohon, pupuk 13.200 kg, Gunting stek 10 buah, Mesin Pompa 6 buah dan Hand sprayer 40 buah; perbanyakan dokumen publikasi, Buku pencatatan SOP 1.000 buku, Juknis dan Juklak 4 buku, laporan akhir 4 buku; sosialisasi tingkat lapang dan GAP; Monitoring dan evaluasi. 5 Kegiatan Pengembangan Pertanian Hortikultura Tanaman Hias, yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.100.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.99.835.000,- atau 99,84. Hasil kegiatan adalah meningkatnya kualitas tanaman hias mawar di 2 kecamatan sentra mawar di Kabupaten Bandung Barat; meningkatnya jumlah kebun tanaman hias yang menerapkan GAPSOP sebanyak 30 kebun, melalui penerapan teknologi budidaya mawar dengan metode SL di Kabupaten Bandung Barat 19 orang dengan 12 kali pertemuan, dengan belanja bibit batang bawahseeding 1.000 batang; bibit batang atasentries 500 batang; bibit mawar 3.000 bibit. 6 Kegiatan Pengembangan Benih Kentang di BPBK, yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.250.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.1.230.657.150,- atau 98,45. Hasil kegiatan adalah tersedianya benih kentang kelas G.0 = 105.000 knol, G.1 = 120.000 knol dan G.2 = 30.000 kg, dan G-3 = 12.000 kg di Jawa Barat, melalui penyediaan bahan sarana Perbanyakan Benih; perbanyakan benih kentang g.o 7 unit; benih kentang g.1 8 unit; benih kentang g.2 2 ha; benih kentang g.3 1 ha; Manajemen lahan 3 ha; pekan Flori dan Flora Nasional P2FN; Kegiatan pameran; Monitoring, supervisi, dan pembinaan. 7 Kegiatan Pengembangan Benih Palawija di BPB Palawija, yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.000.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.981.602.000,- atau 98,16. Hasil kegiatan adalah IV-308 tersedianya Benih Palawija Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Kacang Hijau Bersertifikat : Benih Dasar 2.700 kg, Benih Pokok 27.000 kg, Benih Dasar 1.000 kg, Benih Pokok 4.000 kg, Benih Dasar 900 kg, Benih Pokok 6.300 kg, Benih Dasar 800 kg, Benih Pokok 3.200 kg, melalui Perbanyakan benih sumber kedelai BS-BD 3 ha; perbanyakan benih sumber kedelai BD-BP 30 ha; perbanyakan benih sumber jagung BS- BD 1 ha; perbanyakan benih sumber jagung BD-BP 4 ha; perbanyakan benih sumber jagung BD-BP 4 ha; perbanyakan benih sumber jagung BD-BP 4 ha; perbanyakan benih sumber kacang tanah BS-BD 1 ha; perbanyakan benih sumber kacang tanah BD-BP 7 ha; perbanyakan Benih Sumber Kacang Hijau BS-BD 1ha; perbanyakan Benih Sumber Kacang Hijau BS-BD 4ha; pengelolaan Hasil Distribusi Benih Palawija; Temu Usaha Perbenihan Palawija; Temu lapang Penangkar Benih Palawija; perbaikan kondisi Lahan Produksi Benih; Forum Perbenihan; Monitoring, supervisi dan Pembinaan. 8 Kegiatan Pengembangan Benih Hortikultura dan Aneka Tanaman Pasir Banteng, yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.550.000.000, realisasi anggaran sebesar Rp.1.412.325.500,- atau 91,12. Hasil kegiatan adalah terlaksananya pembinaanmonitoring konsultasi perbanyakan benih hortikultura dan aneka tanaman di 5 instalasi dan 26 KabupatenKota, terpeliharanya pohon induk buah- buahan 400 pohon, terlaksananya Temu Penangkarprodusen se-Jawa Barat, Pemeliharaan pohon indukkoleksi tanaman hias 300 pohon, terdistribusinya dan terpeliharanya benih hortikultura dan aneka tanaman 463.675 pohon; tersedianya Pemurnian Varietas benih tomat dan pemurnian Varietas benih cabe merah, tersedianya Tanaman Obat 4.000 pohon, tersedianya Tanaman Obat 4.000 pohon, Sarana Laboratorium Kultur Jaringan 34 jenis; tersedianya Tanaman hias outdoor lanskap 1220 pohon, terpeliharanya benih tanaman hias dan biofarmaka 2 ha, menyediakan benih alpukat 10.000 pohon, tersedianya benih jahe gajah 0,5 ha, dan tersedianya Benih Sayuran 9 jeniskomoditi; memelihara Benih Buah-buahan, melalui Persiapanpembinaanmonitoringkonsultasi perbanyakan benih hortikultura dan aneka tanaman; pemeliharaan pohon induk buah-buahan; Temu penangkarprodusen se- Jawa Barat; pemurnian varietas benih tomat 125 gram; pemurnian Varietas benih cabe 125 gram; pengadaan Tanaman Obat 4.000 pohon; pemeliharaan IV-309 pohon indukkoleksi tanaman hias pakis 112 kg; pemeliharaan Benih Buah-buahan; Sarana Laboratorium Kultur Jaringan; pengadaan Tanaman Hias Outdoor Lanskap; pemeliharaan benih tanaman hias dan biofarmaka; perbanyakan benih alpukat seedingbatang bawah 10.000 pohon; perbanyakan benih jahe gajah 1.400 kg; Distribusi dan pemeliharaan benih hortikultura dan aneka tanaman; pengadaan Benih Sayuran pengemasan benih sayuran 4.650 pcs. 9 Kegiatan Penyediaan Benih Padi Bersertifikat di Jawa Barat UPTD BPB Padi Cihea, yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.750.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.743.079.900,- atau 99,08. Hasil kegiatan adalah tersedianya Benih Dasar Padi FS 28 ton; tersedianya Benih Pokok Padi SS dalam Kemitraan 225 ton; pengembangan Benih Padi Unggul Bermutu Kelompok Tani dan Penangkar, melalui Perbanyakan benih dasar BS-FS 14 Ha; perbanyakan Benih Pokok FS-SS 150 Ha dengan kemitraan; Processing benih padi; Monitoring, supervisi, dan pembinaan. 10 Kegiatan Pengembangan Teknologi Mekanisasi Pertanian di Jawa Barat BPT Mekanisasi Pertanian, yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.350.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.1.348.925.000,- atau 99,92. Hasil kegiatan adalah teridentifikasinya Potensi Mekanisasi Pertanian di Jawa Barat 26 KabupatenKota; terlaksananya Diseminasi Pengoperasian dan Pengolahan Rumah Kompos APPO 50 orang; terlaksananya Pengujian Mutu Alsintan Buatan BengkelPengrajin 15 Alsintan, terlaksananya Sinkronisasi Pengembangan Teknologi Alsintan 50 orang, Uji Adaptasi Alsin di Tingkat Petani 2 Alsintan, Uji Fungsional dan Verifikasi Alsin 5 Alsintan, Diseminasi Pengoperasian dan Perawatan Alsintan UPJA 50 orang; terselenggaranya fabrikasi : Prototype Mesin Emposan Tikus 10 Unit, Prototype Mesin Pemipil Jagung Semi Mekanis 1 Unit, Prototype Mixer Pupuk Organik 1 Unit, Prototype Grader Granule Pupuk Organik 1 Unit, Protoype Dryer Tenaga Matahari Type Solar Collektor 1 Unit; terselenggaranya Modifikasi Alsin : Vertikal Dryer Kapasitas sedang 1 Unit, Rotary Dryer 1 Unit, Power Threser 1 Unit; terselenggarnya Diseminasi Dalam Rangka Temu Konsultasi Perbengkelan UPJA sebanyak 50 orang, mantapnya Kemampuan Teknis Pendataan bagi petugas pendataan alsin 50 orang, IV-310 Uji Petik Alsin di Petani 15 Alat, kegiatan magang bagi petugas teknis alsintan ke Jawa Timur 10 orang, merancang Alsin 3 kegiatan, Sosialisasi Pengujian Alsin 50 orang, Operasional Uji Coba Alsin Pupuk Organik APPO 2 unit; terlaksananya Pembinaan, Supervisi, Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan 12 bulan; tersedianya Tungku Sekam 750 Unit. Kegiatan tersebut dilaksanakan melalui Pendataan Potensi Mekanisasi Pertanian melalui software sistem database alsintan; merancang prototype Alsintan dalam diseminasi pengoperasian dan pengolahan Rumah Kompos APPO; Fabrikasi Prototype Alsintan : bahan-bahan proototype alsintan 1 paket; Modifikasi Prototype Alsintan : bahan-bahan modifikasi alsintan 1 paket; pemantapan Kemampuan teknis bagi Petugas melalui uji adaptasi alsin ditingkat petani; Uji fungsional dan verifikasi prototype alsintan; Uji adaptasi prototype alsintan ditingkat petani; Uji petik alsintan yang beredar ditingkat petani; Sosialisasi Pengujian Hasil Pengembangan Alsintan; Sinkronisasi Pengembangan Alsintan; Operasional Uji Coba Alat Mesin Pembuat Pupuk Organik APPO; Diseminasi Dalam Rangka Temu Konsultasi Perbengkelan UPJA: Diseminasi Pengoperasian dan Perawatan Alsin UPJA; Diseminasi Pengoperasian dan Pengelolaan Rumah Kompos; Magang Petugas Teknis Alsintan ke Jawa Timur; pembuatan Tungku Sekam 750 unit. 11 Kegiatan Fasilitasi PHKI dalam Pemberdayaan dan Pembelanjaan Masyarakat di Bidang Pangan, yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.200.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.198.150.750,- atau 99,08. Hasil kegiatan adalah meningkatnya pengetahuan petani dalam hal Penerapan budidaya Padi Sistem LEISA; Budidaya Jamur dan Optimalisasi Produk Olahan Jamur 24 orang petani di 3 Kabupaten CIrebon, Indramayu dan Subang, melalui optimalisasi Sistem Produksi Padi Berbasis LEISA dan Sistem Produksi Jamur; Inkubator bisnis yang berkaitan dengan optimalisasi Produk Olahan Jamur. 12 Kegiatan Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan di Jawa Barat, yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.1.497.207.000,- atau 99,81. Hasil kegiatan adalah sertifikasi benih tanaman pangan dan hortikultura sebanyak 1.250 unit; terlaksananya pengawasan pemasaran benih tanaman pangan yang beredar di pasaran 26 KabupatenKota; IV-311 analisa mutu benih di Jawa Barat sebanyak 1.000 unit; dan mengecek mutu benih sebanyak 500 unit, melalui sertifikasi benih padi dan palawija; pengawasan pemasaran benih padi dan palawija; Sertifikasi benih kentang. 13 Kegiatan Pembelian Alsintan Pra Panen, yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.23.288.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.22.244.740.100,- atau 95,52. Hasil kegiatan adalah tersalurkannya traktor roda 2 dan pompa air ke kelompok tani di 20 KabupatenKota untuk mendukung upaya peningkatan produksi, produktivitas dan kualitas produk pertanian, melalui pembelian Alsintan sebanyak 825 unit traktor roda 2 dan pompa air 564 unit; sosialisasi Program; Identifikasi dan verifikasi CPCL Penerima bantuan; Launching Bantuan SosialHibah Gubernur Tahun 2012; Monitoring dan Pengawalan; dan pertemuan Evaluasi. 14 Kegiatan Pembelian Alsintan Pasca Panen, yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.2.500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.2.153.730.250,- atau 86,15. Hasil kegiatan adalah tersalurkannya alsintan pasca panen ke kelompok tani untuk mendukung upaya penurunan tingkat kehilangan hasil 1 - 2 khususnya komoditas padi di Jawa Barat, melalui pembelian Alsintan Pasca Panen : penggilingan padi 23 unit, dryer 5 unit, power thresher 44 unit, terpal 65 unit. 15 Kegiatan Pengembangan, Pemasaran dan Pengelolaan Kebun Dinas, merupakan Kegiatan Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan BPBTP, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.919.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.1.869.901.570,- atau 97,44. Hasil kegiatan adalah tersedianya benih tanaman perkebunan yang bermutu, tanaman produksi dan kebun sumber benih di kebun dinas yang terpelihara dengan baik serta meningkatnya kompetensi SDM perbenihan secara professional untuk mendukung terlaksananya pembangunan perkebunan yang bermutu dan berkelanjutan, melalui penyediaan benih tanaman perkebunan yang berkualitas di kebun dinas dan di penangkar benih tanaman perkebunan, yaitu komoditi Kopi sebanyak 11.500 batang, Kakao 11.000 batang, Cengkeh 6.000 batang, Karet 13.000 batang, Kelapa 7.500 batang, Tebu seluas 1,5 ha dan Kemiri Sunan sebanyak IV-312 152.500 batang; pemeliharaan tanaman di kebun dinas TBM dan TM di 13 kebun dinas; 1 unit kebun sumber benih Kopi seluas 1 Ha di kebun dinas Sukajadi, Eksplorasi; inventarisasi dan penetapan calon kebun sumber benih tanaman perkebunan di kebun dinas dan kebun petanipenangkar di 5 kabupaten; pertemuan 60 orang penangkar benih dalam rangka Pembinaan; koordinasi dan konsolidasi penangkar benih tanaman perkebunan; pemenuhan populasi dan perluasan tanaman perkebunan di kebun dinas; pembinaan penangkar benih di sentra pembenihan di Jawa Barat. 16 Kegiatan Pelayanan Mutu Benih Tanaman Perkebunan pada Balai Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih Tanaman Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.206.075.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.1.138.217.180,- atau 94,37. Hasil kegiatan adalah tersedianya informasi tentang sertifikasi benih dan pengawasan peredaran benih tanaman perkebunan, petunjuk penggunaan benih unggul bermutu, bersertifikat dan berlabel merupakan jaminan legalitas untuk peningkatan produksi dan produktivitas tanaman perkebunan, meningkatnya pengawasan peredaran benih tanaman perkebunan, meningkatnya keberhasilan pengelolaan sumber benih tanaman kakao, kopi dan kelapa, meningkatnya adopsi teknologi dalam pengelolaan dan penataan laboratorium yang sesuai prosedur dan mekanisme peningkatan pelayanan masyarakat dan konsumen benih, melalui 1 paket informasi mengenai Sertifikasi Benih Tanaman Perkebunan, Standar Mutu Benih Tanaman Perkebunan kepada stake holder perbenihan dan perkembangan pelaksanaan sertifikasi benih tanaman perkebunan; pengawasan peredaran benih tanaman perkebunan sebanyak 3 Kali Pertemuan, pelaksanaan pemeriksaan benih tanaman perkebunan melalui sertifikasi Benih Tanaman Perkebunan, Standar Mutu Benih Tanaman perkebunan di seluruh Provinsi Jawa Barat dan perkembangan pelaksanaan setifikasi benih tanaman perkebunan, pengawasan peredaran benih tanaman perkebunan kepada ± 150 pemohon di 18 KabupatenKota seluruh Jawa Barat, pengawasan terhadap mutu dan peredaran benih baik yang beredar di dalam provinsi Jawa Barat maupun benih yang masuk dari Provinsi di luar Jawa Barat dan Introduksi benih yang keluar masuk dari luar negeri yang masuk dan keluar Provinsi Jawa Barat, pengawasan dilakukan di 18 delapan belas KabupatenKota IV-313 kepada ± 150 pemohon di 18 KabupatenKota, kunjungan Lapangan ke Kebun Sumber Benih Kopi, Kakao dan Kelapa di UPTD Perbenihan Provinsi Bali adalah memperoleh gambaran umum pelaksanaan dan tata kelola sumber benih pada Kebun Dinas di UPT BenihBibit Dinas Perkebunan Provinsi Bali kepada 30 orang petugas apparatusSDM pengelola tugas pokok perbenihan. Adopsi Teknologi Pengujian Mutu Benih ke Puslitkoka Jember dan BBPPTP Jombang adalah memperoleh gambaran umum pelaksanaan dan tata kelola pengujian benih pada Laboratorium di Puslitkoka Jember dan BBPPTP Jombang kepada 15 orang petugas aparaturSDM pengelola tugas pokok perbenihan di Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat. 17 Kegiatan Pengembangan Budidaya Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.2.439.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.2.281.885.000,- atau 93,56. Hasil kegiatan adalah terbinanya 2000 petani perkebunan rakyat 6 komoditas Karet, Kopi, Kakao, Teh, Kelapa dan Nilam di 15 KabupatenKota yang dapat melaksanakan teknis budidaya perkebunan sesuai dengan standar teknis dalam rangka meningkatkan produksi produktivitas usaha tani, 2 Kelompok Tani di 2 Kecamatan di Kabupaten Garut telah berperan aktif membangun Kebun Bibit Tebu KBD Tebu 8 Ha dalam upaya menyediakan sumber benih Tebu yang bermutu dan bersetifikat, untuk selanjutnya dikembangkan di wilayahnya, 10 Kelompok Tani di 10 KabupatenKota telah secara aktif menanam Kemiri Sunan seluas 50 Ha dan menerima pembinaan tentang teknis budidaya serta manfaat tanaman Kemiri Sunan dalam rangka pengembangan Kemiri Sunan sebagai tanaman untuk konservasimengatasi lahan-lahan kritis yang kedepannya dapat digunakan sebagai bahan baku bahan bakar nabati Bio Fuel. Satu Kelompok Tani di Desa Ganjaresik Kecamatan Wado Kabupaten Sumedang telah menerima pembinaan teknis budidaya Kopi dan sosialisasi peraturan BansosHibah, dalam rangka menunjang pelaksanaan kegiatan pengembangan Kopi seluas 50 Ha dari dana Hibah Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Petugas dan petanistakeholder perkebunan dari 17 KabupatenKota di Jawa Barat telah menerima sosialisasi dan pembinaan dalam rangka pengawalan penggunaan dan penyaluran pupuk bersubsidi di tingkat petani perkebunan, sebagai upaya untuk menyamakan persepsi ditaatinya Peraturan Gubernur IV-314 tentang Alokasi Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian dan Perikanan Tahun 2012, melalui bimbingan teknis komoditas perkebunan kepada 2000 petani perkebunan rakyat 6 komoditas Karet, Kopi, Kakao, Teh, Kelapa dan Nilam di 15 KabupatenKota, 1 Kegiatan Demplot Pengembangan KBD Tanaman Tebu seluas 8 Ha di Kabupaten Garut. Kegiatan Demplot Pengembangan Kemiri Sunan di lahan konservasilahan kritis di 10 KabupatenKota seluas 50 Ha, 1 kegiatan PembinaanPengawalan kegiatan BansosHibah mengembangkan Kopi di Kabupaten Sumedang seluas 50 Ha. 1 kegiatan Pembinaan, Pengawalan dalam rangka penyaluran, penggunaan pupuk bersubsidi di tingkat petani perkebunan rakyat di 17 KabupatenKota. 18 Kegiatan perlindungan perkebunan, prasarana dan penataan lahan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggran sebesar Rp.2.256.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.2.159.317.700,- atau 95,71. Hasil kegiatan adalah meningkatnya fungsi perlindungan perkebunan, prasarana dan penataan lahan perkebunan di Jawa Barat dalam penyediaan data base perlindungan, prasarana dan potensi kesesuaian lahan perkebunan di Jawa Barat, kondusifitas lingkungan usaha perkebunan di Jawa Barat, Konservasi lahan dan tanaman perkebunan di Jawa Barat, melalui pertemuan teknis gangguan usaha perkebunan di Jawa Barat, kebijakan teknis operasional perlindungan perkebunan, inventarisasi dan identifikasi gangguan usaha perkebunan di Jawa Barat, identifikasi potensi kesesuaian lahan perkebunan di Jawa Barat, fasilitasi penanganan konflik gangguan usaha perkebunan, fasilitasi antisipasi perubahan iklim pada tanaman kopi dan kakao, fasilitasi pemberdayaan masyarakat di wilayah DAS Cimanuk dan Citarum dengan komoditas perkebunan, dan Fasilitasi koordinasi pengembangan dan pengendalian perkebunan. 19 Kegiatan Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tembakau dan Cengkeh, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.700.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.670.255.000,- atau 95,75. Hasil kegiatan adalah tersedianya data areal budidaya tembakau dan data pemanfaatan pengelolaan dana DBHCHT di tingkat KabupatenKota di Jawa Barat, serta tersedianya konsep pengembangan tanaman tembakau dan cengkeh di Jawa Barat secara terkoordinasi; dan bertambahnya wawasan dan pengetahuan petani serta petugas dalam budidaya dan upaya IV-315 peningkatan mutu tembakau kadar nikotin rendah, melalui Rapat Koordinasi dan Supervisi Budidaya Tembakau dan Cengkeh di 17 KabupatenKota di Jawa Barat, Adopsi Teknologi Budidaya Tembakau Kadar Nikotin Rendah ke Nusatenggara Barat NTB. 20 Kegiatan Pengembangan Usaha Peternakan, yang dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.382.500.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.1.183.378.000,- atau 85,60. Hasil kegiatan adalah terlaksananya seleksi dan pembinaan kelompok peternak 6 komoditas yaitu sapi perah, sapi potong, domba, kambing, itik dan ayam buras; terpilihnya 4 empat kelompok ternak sapi potong, kambing, itik dan ayam buras untuk diikutsertakan dalam lomba kelompok tingkat nasional; terbinanya 80 orang SDM peternakan di 4 wilayah di Jawa Barat; terbinanya 26 kelompok LM3 di Jawa Barat; terbinanya pelaku usaha pengolahan dan pascapanen untuk komoditi telur, daging dan susu; mempromosikan hasil-hasil produk peternakan berupa olahan daging, telur dan susu dalam event pameran pembangunan yang dilkasanakan di Jawa Barat dan luar Jawa Barat; tersedianya hasil rumusan supply demand ternak dan hasil ternak di Jawa Barat Tahun 2012; tersedianya hasil rumusan kajian penyerapan tenaga kerja bidang peternakan dan DED pembangunan lokasi pamidangan seni ketangkasan dan kontes domba garut; tersedianya data penunjang kegiatan pengembangan usaha peternakan Tahun 2012 melalui 11 orang ex D3 IPB; serta dihdirinya 15 th AAAP Animal Science Congress di Thailand oleh 1 satu orang petugas, melalui pembinaan kelompok terhadap 6 komoditi ternak melalui pertemuan evaluasipenilaian kelompok tingkat Jawa Barat dan tingkat nasional; pembinaan kepada 60 orang SDM penyuluh di Jawa Barat; pembinaan kemitraan peternakan terhadap 60 orang peternak di Jawa Barat; pembinaan kelembagaanorganisasi profesi di bidang peterakan terhadap 4 organisasi profesi peternakan di Jawa Barat; pembinaan terhadap 50 orang anggota kelompok Lembaga Mandiri Mengakar di Masyarakat Peternakan di Jawa Barat; pembinaan penanganan pasca panen hasil ternak untuk 3 komoditi hasil ternak dan pembinaan pelaku usaha pasca panen di Jawa Barat untuk 3 komoditi telur, daging, susu; promosi hasil peternakan melalui 5 event pameran pembangunan peternakan di Jawa Barat dan luar Jawa Barat; pertemuan supply demand ternak dan hasil ternak di Jawa Barat sebanyak 40 orang; kajian IV-316 penyerapan investasi dan tenaga kerja bidang peternakan di Jawa Barat dan DED pembangunan lokasi pamidangan seni ketangkasan dan kontes domba garut sebagai bahan penunjang kegiatan pengembangan usaha; tersedianya data penunjang kegiatan pengembangan usaha peternakan tahun 2012 melalui 11 orang ex D3 IPB; dihadirinya 15 th AAAP Animal Science Congress di Thailand. 21 Kegiatan Pengembangan Kawasan Peternakan di Jawa Barat, yang dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.350.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.1.205.408.405,- atau 89,29. Hasil kegiatan adalah tersedianya hasil pengamatan model kawasan peternakan terpadu dalam studi banding ke Provinsi NTB; terbina, termonitor dan terevaluasinya 15 kelompok ternak domba dan 10 kelompok ternak sapi potong di Jawa Barat; terlatihnya 5 lima kelompok tani ternak pengolah pakan dan limbah ternak; serta berkembangnya sentra peternakan domba dan sapi potong di Jawa Barat di 9 Kabupaten yang didukung oleh penerapan budidaya ternak yang baik dan teknologi pengolahan pakan antara lain silase, hay dan pengolahan limbah, melalui penyusunan 1 paket laporan pengamatan model kawasan peternakan terpadu; pembinaan, monitor dan evaluasi 15 kelompok ternak domba dan 10 kelompok ternak sapi potong; pen latiha5 kelompok tani ternak; penyediaan 4 unit bantuan alat pengolah pakan dan limbah pertanian; penyediaan satu unit bantuan alat pengolah limbah ternak. 22 Kegiatan Pengembangan Pengembangan Produksi Ternak di Jawa Barat, yang dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.2.143.065.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.2.080.594.000,- atau 97,08. Hasil kegiatan adalah tersedianya N2 cair dan straw import Brahman sebanyak 300 dosis untuk memperbaiki genetik sapi potong di Jawa Barat; tersedianya data wilayah sumber bibit ternak, hijauan pakan ternak dan bahan baku pakan lokal di Jawa Barat; diperolehnya SK Menteri Pertanian untuk penetapan rumpun komoditas ternak local yaitu ayam sentul dan itik rambon; memonitor ditrsibusi, mutasi dan pemotongan ternak di Jawa Barat; tercapainya perbaikan mutu bibit ternak yang memenuhi persyaratan teknis minimal PTM melalui kegiatan kontes ternak; meningkatnya perkembangan sapi PO dengan kualitas yang lebih baik di 4 empat kelompok di Kabupaten Tasikmalaya dan Ciamis; serta pengembangan ternak domba garut dan IV-317 non garut di 17 Kabupaten di Jawa Barat, melalui pelaksanaan straw Brahman sebanyak 305 dosis; pengadaan N2 cair; pembuatan software pemetaan sumber bibit ternak, hijauan pakan ternak dan bahan baku lokal; identifikasi populasi dan produktivitas ternak ayam sentul; koordinasi pengawasan lalu lintas ternak di Jawa Barat; kontes ternak di Jawa Barat; inventarisasi data kondisi populasi dan produktivitas sapi PO yang berkembang di Jawa Barat; pembinaan dan monitoring kelompok ternak domba dan kajian produksi. 23 Kegiatan Pengembangan UPTD Balai Perbibitan dan Pengembangan Inseminasi Buatan Sebagai Pusat Pengembangan Teknologi Bibit Sapi Perah Berkualitas, yang dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.591.620.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.582.524.300,- atau 98,46. Hasil kegiatan adalah meningkatnya populasi bibit ternak sapi dara sebanyak 39 ekor; tersedianya pakan konsentrat sebanyak 35.300 kg untuk masa adaptasi sapi dara bunting hasil pengadaan sebanyak 39 ekor; dihasilkannya pedet bakal calon pejantan unggul dari hasil embrio transfer sebanyak 1 ekor dan hasil uji zuriat sebanyak 1 ekor; dihasilkannya pedet betina unggul dari hasil uji zuriat sebanyak 1 ekor dan IB regular sebanyak 3 ekor; meningkatnya keterampilan peternak di 3 kelompok ternak sapi perah di wilayah binaan di Kabupaten Bogor, cianjur dan Sukabumi, melalui pengadaan ternak bibit sapi dara bunting sebanyak 39 ekor; penyediaan pakan konsentrat untuk masa adaptasi sapi dara bunting sebanyak 35.300 kg; penyediaan bahan dan peralatan inseminasi buatan dan transfer embrio; penyediaan bahan pembinaan berupa leaflet sebanyak 1.000 lembar; penyediaan satu set sarana percontohan pengolahan HMT dan satu set sarana pemerahan; dan pembinaan lapangan ke tiga kelompok di wilayah binaan. 24 Kegiatan Pengembangan UPTD BPT Sapi Perah dan HMT Cikole Lembang Sebagai Pusat Bibit Sapi Perah dan Hijauan Makanan Ternak Berkualitas, yang dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.625.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.611.080.455,- atau 97,77. Hasil kegiatan adalah meningkatnya produksi susu sebesar 0,1 dari target produksi susu Jawa Barat Tahun 2012; tercapainya penyediaan konsumsi pangan asal hewan susu di Balai sebeanyak 154.176 liter guna menunjang kontribusi konsumsi susu di Jawa Barat tahun 2012; terbina dan IV-318 temonitornya kelompok peternak sapi perah binaan di 8 kelompok di 6 Kabupaten di Jawa Barat yaitu Kabupaten Sumedang, Bandung Barat, Bandung, Subang, dan Tasikmalaya; terpeliharanya sapi perah di balai dengan baik sehingga meningkatnya produktivitas sapi perah, melalui penyediaan satu set bahan dan peralatan pengelolaan kandang; satu set pakaian kerja lapangan; satu set bahan dan alat reproduksi ternak; satu set alat dan bahan penunjang kesehatan pemerahan; satu set bahan dan peralatan kebun rumput; satu set bahan dan kemasan air susu; satu set bahan kimia penunjang sanitasi peralatan pemerahan dan pasteurisasi; satu set bahan pengolahan libah satu set bahan dan perlengkapan percontohan pengolahan HMT; serta pembinaan dan monitoring kelompok binaan. 25 Kegiatan Pengembangan UPTD BPPT Sapi Potong Sebagai Pusat Pengembangan Teknologi Bibit Ternak Sapi Potong Berkualitas, yang dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.570.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.557.282.500,- atau 97,77. Hasil kegiatan adalah meningkatnya ketersediaan bibit ternak sapi potong sebanyak 10; meningkatnya kelahiran ternak dalam inseminasi buatan sebanyak 10; serta meningkatnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam aplikasi teknologi ternak sapi potong. Kegiatan tersebut dilaksanakan melalui pelatihan terhadap 100 orang peternak sapi potong, penyediaan bibit ternak sapi potong berkualitas dengan sistem perkawinan Inseminasi Buatan dan penggunaan straw dari pejantan unggul serta pelatihan peternak untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam aplikasi teknologi ternak sapi potong. 26 Kegiatan Pengembangan UPTD BPPT Domba Margawati Sebagai Pusat Pengembangan Teknologi Bibit Domba Berkualitas, yang dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.896.230.850,-, realisasi anggaran sebesar Rp.882.644.650,- atau 98,48. Hasil kegiatan adalah meningkatnya bibit domba garut pejantan unggul sebanyak 15 ekor; tersedianya obat- obatan untuk pelayanan kesehatan ternak di kelompok kemitraan; tersedianya pupuk organik dan hijauan makanan ternak dengan proses pengolahan dan pengawetan; tersedianya software recording ternak domba; tersedianya benihbibt jagung sebanyak 1.000 kg; serta terwujudnya balai sebagai pusat pengembangan teknologi bibit domba IV-319 berkualitas dan pusat informasi domba garut di Jawa Barat. Kegiatan tersebut dilaksanakan melalui penyediaan peralatan kandang dan kebun HMT; bibit domba garut pejantan unggul; bahan olahan pupuk organik dan prosessing pengawetan hijauan makanan ternak; obat-obatan ternak untuk pelayanan kelompok kemitraan; tongkat ukur dan pita ukur; bangunan pengolahan kompos; benihbibit jagung; software recording domba; serta pelatihan teknis teknologi peternakan. 27 Kegiatan Pengembangan UPTD BPPT Unggas Jatiwangi Sebagai Pusat Pengembangan Teknologi Bibit Ternak Unggas Berkualitas, yang dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.390.575.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.383.128.700,- atau 98,09. Hasil kegiatan adalah tersedianya leaflet sebagai sarana penyebaran informasi tentang Balai dan budidaya ternak ayamitik di Jawa Barat; tersedianya formula pakan dalam rangka peningkatan produktivitas ternak dalam uji formula pakan; terlaksananya tahapan pemurnian ternak ayam sentul dan itik rambon diperoleh turunan populasi dasar yg merupakan tahap 2 dari 8 tahap untuk menghasilkan Parent Stock di th. 2016 serta ternak itik rambon yang merupakan tahap pertama dari 8 tahap utk menghasilkan Parent Stock di th. 2016, melalui penyediaan kartupapan recording; leaflet atau brosur; honorarium 5 orang tenaga akademisi pemurnian ayam sentuldan itik rambon; honorarium untuk lembur 3 orang petugas kandang. 28 Kegiatan Pengujian Mutu Pakan Secara Laboratories di Balai Pengujian Mutu Pakan Ternak Cikole Lembang, yang dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.193.476.500,-, realisasi anggaran sebesar Rp.191.150.350,- atau 98,80. Hasil kegiatan adalah tersedianya bahan kimia untuk keperluan pengujian pakan dan bahan pakan selama 1 satu tahun; tersedianya dokumen mutu untuk persiapan akreditasi laboratorium; terinformasikannya kualitas pakan dan bahan pakan sebanyak 852 sampel; serta terlaksananya proses pengujian mutu pakan di laboratorium dengan baik, melalui penyediaan bahan kimia untuk pengujian laboratorium, leaflet pengujian mutu pakan sebanyak 820 lembar, dan pakaian kerja lapangan; konsultasi dan koordinasi ke BPMPT Bekasi, uji banding sebatak 10 sampel, aktife service dan pengendalian mutu pakan. IV-320 29 Kegiatan Fasilitasi Pakan dan Kebutuhan UPTD Balai Perbibitan dan Pengembangan Inseminasi Buatan Ternak Sapi Perah Bunikasih, yang dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.321.752.050,-, realisasi anggaran sebesar Rp.1.319.275.000,- atau 99,81. Hasil kegiatan adalah meningkatnya areal tanam kebun rumput dari 10 ha menjadi 15 ha; meningkatnya produktifitas kebun rumput dari 273 tonhathn menjadi 300 tonhathn; meningkatnya produktifitas ternak sapi perah dari 11 ltrekrhr menjadi 12 ltrekrhr; serta meningkatnya status kesehatan ternak sapi perah sebanyak 100 ekor, melalui penyediaan satu set peralatan kebun rumput; pupuk buatan; upah tenaga harian lepas; satu set peralatan kandang; pakan hijauan pelengkap sebanyak 41.880 kg; dan penyediaan pakan konsentrat kebutuhan satu bulan dan 11 bulan; serta obat hewan. 30 Kegiatan Fasilitasi Pakan Ternak di BPT Sapi Perah dan HMT Cikole Lembang, yang dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.616.899.666,-, realisasi anggaran sebesar Rp.1.615.324.666,- atau 99,90. Hasil kegiatan adalah meningkatnya produktivitas ternak sapi perah dari 15,5 ltrekrhr menjadi 17,39 ltrekrhr; meningkatnya pertambahan berat badan sapi perah jantan dengan bobot lahir 41,2 kg dari 0,54 kghr menjadi 0,64 kghr; serta meningkatnya pertambahan berat badan sapi perah betina dengan bobot lahir 38,3 kg dari 0,50 kghr menjadi 0,60 kghr, melalui penyediaan bahan pakan dan obat-obatan selama 12 bulan. 31 Kegiatan Fasilitasi Pakan Ternak dalam rangka Budidaya Ternak Sapi Potong di BPPT Sapi Potong Ciamis, yang dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.001.250.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.997.131.400,- atau 99,59. Hasil kegiatan adalah terpeliharanya 200 ekor ternak sapi potong; meningkatnya bobot lahir PO jantan dari 25,35 kg menjadi 25,58 kg dan PO betina dari 24,40 kg menjadi 24,62 kg, melalui penyelenggaraan budidaya ternak sapi potong di BPPT Sapi Potong yang didukung oleh produksi semen dari pejantan unggul untuk Inseminasi Buatan dalam rangka meningkatkan kualitas ternak sapi potong. 32 Kegiatan Fasilitasi Pakan dan Kebutuhan Dasar di BPPTD Margawati dan SUPPTD Trijaya, yang dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.4.009.339.055,-, realisasi anggaran sebesar Rp.4.007.740.255,- atau 99,96. Hasil IV-321 kegiatan adalah terpeliharanya 3.600 ekor ternak domba di BPPT Domba Margawati - Garut, Trijaya - Kuningan dan Bunihayu-Subang; meningkatnya berat lahir ternak domba dari 2,71 kg menjadi 2,75 kg untuk kelahiran tunggal, dari 1,95 menjadi 2,06 kg untuk kelahiran kembar dan dari 1,60 kg menjadi 1,61 kg untuk kelahiran tripel; tersebarnya 1.126 ekor bibit domba berkualitas di masyarakat, melalui penyediaan obat-obatan ternak; bahan baku konsentrat; tambahan hijauan pakan ternak; pupuk urea; pakaian kerja lapangan; peralatan kesehatan ternak; pelaksanaan rehabilitasi kebun rumput; serta pembuatan bangunan silo. 33 Kegiatan Fasilitasi Pakan dan Kebutuhan Dasar di UPTD Pengembangan Pembibitan Ternak Unggas Jatiwangi, yang dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.794.288.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.1.721.400.100,- atau 95,94. Hasil kegiatan adalah tercapainya target produktivitas ternak ayam buras sebanyak 3.620 ekor 30,90 dari total populasi sebanyak 11.000 dan ternak itik sebanyak 2.325 ekor 60,75 dari populasi sebanyak 3.827 ekor; produksi telur ayam buras sebanyak 110.807 butir dan telur itik sebanyak 103.674 butir; tersalurkannya bibit ternak kepada masyarakat sebanyak 11.937 ekor DOC, 791 ekor ayam mudadara, 247 ekor DOD, serta 383 ekor itik mudadara, melalui penyediaan obat- obatan, vitamin, vaksin, bahan dan peralatan peternakan; pakan ternak; honorarium tenaga harian lepas pemelihara ternak sebanyak 6 orang; serta pembinaan dan monitoring kelompok binaan. 34 Kegiatan Penyusunan Pra Raperda Penyelenggaraan Peternakan dan Kesehatan Hewan, yang dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.250.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.235.509.900,- atau 94,20. Hasil kegiatan adalah ditetapkannya Peraturan Daerah tentang penyeleggaraan peternakan dan kesehatan hewan sebagai acuan penyelenggaraan peternakan dan kesehatan hewan bagi seluruh stake holder, melalui penyusunan pra raperda penyelenggaraan peternakan dan kesehatan hewan. 35 Kegiatan Piloting Penanggulangan Kemiskinan Jawa Barat serta Perekonomian Berbasis Database Kemiskinan, yang dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.400.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.395.888.099,- IV-322 atau 98,97. Hasil kegiatan adalah meningkatnya pengetahuan, sikap dan keterampilan masyarakat miskin dalam melakukan usaha budidaya ternak itik serta terbentuknya 4 empat kelompok ternak itik yang berwawasan agribisnis pada daerah Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan, melalui pelaksanaan magang budidaya ternak itik yang diikuti oleh 20 orang masyarakat miskin dan pembentukan 4 empat kelompok ternak itik. 36 Kegiatan Fasilitasi Pengembangan Gerakan Multi Aktivitas Agribisnis GEMAR Paket C, yang dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.300.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.299.772.000,- atau 99,92. Hasil kegiatan adalah tersedianya data dan informasi perkembangan pelaksanaan GEMAR Paket C, terlaksananya rapat koordinasi GEMAR Paket C, meningkatnya pengetahuan dan keterampilan Gapoktan dalam mengelola GEMAR Paket C, melalui penyelenggaraan monitoring pelaksanaan GEMAR Paket C, Rakor dan Bimtek dalam rangka pelaksanaan GEMAR Paket C. 37 Kegiatan Fasilitasi Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hasil Pertanian Unggulan, yang dilaksanakan oleh Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah III Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.67.340.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.62.940.000,- atau 93,5. Hasil kegiatan adalah meningkatnya produksi dan nilai tambah hasil pertanian unggulan, melalui fasilitasi peningkatan produksi pertanian. 38 Kegiatan Perumusan Bahan Kebijakan, Koordinasi, Pembinaan, Monitoring dan Evaluasi Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kelautan, yang di laksanakan oleh Biro Bina Produksi Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.348.400.000, realisasi anggaran sebesar Rp.1.252.215.000,- atau 93. Hasil kegiatan adalah adanya bahanmateri regulasi yang mengatur kebijakan di bidang pertanian, peternakan, perikanan dan kelautan; tersedianya data dan informasi perkembangan bantuan keuangan Gerakan Multi Aktivitas Agribisnis GEMAR dan Bantuan Pemerintah lainnya sebangai bahan masukan kebijakan pertanian serta tersedianya dokumen Rencana Pengelolaan dan Pengembangan ATP, melalui perumusan bahan kebijakan pertanian, peternakan, perikanan dan kelautan; monitoring perkembangan 46 Gapoktan, perkembangan IV-323 Gerakan Multi Aktivitas Agribisnis GEMAR di 18 KabupatenKota; dan monitoring perkembangan bantuan Pemerintah Sektor Pertanian di 26 KabupatenKota; serta penyusunan dokumen Rencana Pengembangan Agro Techno Park ATP. b Permasalahan dan Solusi 1 Berdasarkan Angka Ramalan II ARAM II tahun 2012, produksi komoditas utama yaitu padi sebesar 11.403.668 ton GKG, Jagung sebesar 1.019.455 ton, dan Kedelai sebesar 47.043 ton. Bila dibandingkan dengan tahun 2011, produksi padi tahun 2012 turun sebesar 1,98, Jagung naik 7,95 dan kedelai turun 16,30. Hal ini disebabkan karena adanya dampak perubahan iklim. Bencana alam banjir, kekeringan dan longsor pada tahun 2012 lebih tinggi dibandingkan 2011. Kekeringan tahun 2012 lebih luas 75.689 Ha daripada tahun 2011 49.192 Ha hal ini mempengaruhi terhadap produksi padi khususnya. 2 Dalam rangka mengoptimalkan peran Balai Pengembangan Perbenihan Lingkup Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, diperlukan input yang memadai untuk memenuhi kebutuhan benih berkualitas dan bersertifikat bagi kebutuhan benih tanaman pangan dan hortikultura di Jawa Barat. Dengan input yang sangat terbatas, hasil yang dicapai kurang maksimal bila dibandingkan dengan kemampuan yang dimiliki. Sebagai ilustrasi, digambarkan permasalahan yang dihadapi oleh Balai Pengembangan Benih Kentang sebagai berikut : Proporsional alur perbanyakan benih masih belum seimbang, sehingga penyediaan benih sumber untuk setiap tahapan alur perbanyakan benih tidak tepat jumlah. Sebagai gambaran adalah sarana dan prasarana produksi benih kentang G-0 telah beroperasional secara optimal sehingga benih kentang G-0 yang dihasilkan maksimal, sementara sarana dan prasarana produksi benih kentang G-1 belum dioptimalkan dalam program kegiatan Balai sesuai dengan anggaran yang tersedia. Dengan demikian benih sumber kentang G-0 yang dihasilkan tidak semuanya terakomodasi oleh program kegiatan perbanyakan benih kentang G-1, artinya kondisi tersebut mengakibatkan terjadinya kelebihan benih kentang G-0; Kondisi peralatan produksi benih kentang yang ada, yaitu mulai dari laboratorium kultur jaringan sampai dengan kebun produksi G-2, sudah kurang layak pakai dan terbatas jumlahnya; penggunaan kebun produksi G-2 belum IV-324 dapat dioptimalkan pada seluruh kebun produksi seluas 7,16 hektar karena belum seluruh kebun produksi dilengkapi prasarana pengairan yang efektif dan efisien; Luas kebun produksi G-2 yang dimiliki Balai baru tersedia 7,16 hektar, dan untuk mengoptimalkan penggunaan prasarana produksi benih G-1 Screen House B di BPB Kentang Pangalengan maka masih dibutuhkan kebun produksi G-2 seluas 7,84 hektar. Solusi : Meningkatkan Sekolah Lapang Iklim SLI untuk kelompok tani dengan jangkauan yang lebih luas; menambah kebutuhan sarana dan prasarana produksi benih untuk mengoptimalkan produksi benih kentang G-0, G-1 dan G-2 secara efektif dan efisien; Kelebihan produksi benih kentang G-0 diupayakan untuk dimanfaatkan sebagai benih sumber untuk perbanyakan benih kentang G-1 di Screen House B yang tidak terakomodasi oleh program kegiatan Balai melalui kerjasama dengan kelompok petani penangkar benih kentang yang kompeten yang diatur dalam surat perjanjian kerjasama antara kedua belah pihak memorandum of understanding; mengusulkan kebutuhan prasarana produksi G-2 berupa irigasi springkler untuk kebun produksi seluas sekitar 4,0 hektar sebanyak 48 unit dibutuhkan 12 unit springkler per hektar, sehingga kebun produksi G-2 dapat digunakan secara optimal; mengusulkan pengadaan lahan untuk produksi benih kentang G-2 seluas 7,84 hektar, untuk mengoptimalkan penggunaan prasarana produksi benih G-1 Screen House B yang dimiliki BPB Kentang Pangalengan; mengupayakan menyediakan payung hukum dalam mendistribusikan benih kentang G-0 dan G-1, sehingga kelebihan benih kentang G-0 dan G-1 hasil optimalisasi sarana dan prasarana produksi benih teratasi. 3 Adanya perbedaan ketersediaan benih yang dipengaruhi oleh kondisi iklim tahun 2011 dan 2012 yang cukup ekstrim, yang mengakibatkan terjadinya pergeseran waktu ketersediaan benih dari waktu yang direncanakan berdasarkan sifat waktu ketersediaan benih tiap komoditi. Solusinya keberadaan kelembagaan penangkar benih tanaman perkebunan perlu terus dibina dan diberdayakan yang difasilitasi oleh dinasinstansi terkait Kab. yang menangani perkebunan maupun Dinas Perkebunan Provinsi. 4 Latar belakang pelakuSDM perbenihan tanaman perkebunan bervariasi sehingga menyebabkan pelaksanaan kegiatan tidak seragam dam belum sepenuhnya mememuhi kriteria perbenihan serta tidak sesuai dengan pelaksanaan pengembangan perbenihan yang direncanakan. Solusinya IV-325 Disiapkan pelaku-pelaku perbenihan baik melalui pembinan penangkar langsung di lapangan maupun melalui pertemuan-pertemuan, magang dll. 5 Keterbatasan kebun-kebun sumber benih yang menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan benih di Jawa Barat serta akibat tidak seimbangnya antara ketersediaan kebun sumber benih yang sudah ditetapkan sebagai kebun sumber benih dengan kebutuhan benih untuk pengembangan perbenihan. Solusinya secara terus menerus dilakukan eksplorasi, penilaian dan penetapan kebun sumber benih serta dilakukan pembangunan kebun sumber benih baik yang dimiliki kebun dinas maupun petani. 6 Pelaksanaan fisik LS maupun swakelola waktunya sangat dipengaruhi dan ketergantungan musim hujan sehingga pelaksanaan dilapangan bertumpuk di Triwulan IV. Solusinya penyiapan proses pengadaan barangjasa yang lebih dipercepat waktuya di awal tahun anggaran. 7 Dalam melaksanakan Pengawalan kegiatan BansosHibah, dana hibah baru terealisasi akhir bulan Desember 2012, sehingga beberapa item kegiatan tersebut tidak dapat dilaksanakan karena tidak sinkron lagi antara jenis kegiatan dan waktu pelaksanaan. Solusinya Akan diupayakan kegiatan sejenis agar program hibah ini dapat dilanjutkan di tahun 2013. 8 Upaya budidaya tembakau dengan hasil produk tembakau rendah nikotin belum dapat dilaksanakan sepenuhnya, dikarenakan pasarkonsumen tembakau dari Jawa Barat saat ini masih didominasi tembakau tradisional dengan tidak memperhatikan kadar nikotin. Solusinya selain budidaya tembakau nikotin rendah perlu adanya pengembangan pasar yang akan menampung hasil budidaya tembakau dengan kadar nikotin rendah serta diversifikasi produk seperti tembakau hitam. 9 Sampai dengan saat ini, transfer teknologi kepada peternak tidak melalui metode penyuluhan; hal ini disebabkan karena terbatasnya sumber daya manusia SDM penyuluh yang berlatar belakang pendidikan peternakan atau kesehatan hewan dan terbatasnya kelembagaan yang membidangi fungsi-fungsi peternakan di KabupatenKota. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka perlu diberlakukannya mekanisme sistem penyuluhan peternakan melalui metode penyuluhan di KabupatenKota. 10 Belum adanya informasi mengenai faktor-faktor utama yang menentukan peningkatan produksi pertanian di wilayah yang dapat dikembangkan. Solusi Berkoordinasi dengan KabupatenKota. IV-326 2 Program Pemberdayaan Sumber Daya Pertanian a Pelaksanaan Program 1 Kegiatan Pelatihan Pertanian di UPTD Balai Pelatihan Pertanian, yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.250.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.1.247.600.000,- atau 99,81. Hasil kegiatan adalah meningkatnya pengetahuan dan wawasan petani dalam hal kewirausahaan agribisnis, pengembangan budidaya padi organik, pengolahan hasil pertanian, dan optimalisasi pemanfaatan lahan kering, melalui pengembangan kurikulum, pengembangan modul, evaluasi pelatihan, pelaporan dan akreditasi; pelatihan kewirausahaan agribisnis bagi 30 orang aparatur; pelatihan pertanian padi organik bagi 60 orang aparatur; pelatihan pertanian padi organik bagi 30 orang non aparatur; pelatihan pengolahan hasil pertanian bagi 60 orang aparatur; pelatihan pengolahan hasil pertanian bagi 60 orang non aparatur; pelatihan optimalisasi pemanfaatan lahan kering bagi 30 orang aparatur; pelatihan optimalisasi pemanfaatan lahan kering bagi 30 orang non aparatur. 2 Kegiatan Pengembangan Sumber Daya dan Kelembagaan Pertanian, yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.10.223.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.9.914.019.700,- atau 96,98. Hasil kegiatan adalah tersedianya sarana prasarana dan dukungan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan produksi padi, melalui fasilitasi Pengawalan Penyediaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi; Optimalisasi Pemanfaatan Skim Kredi;, pelaksanaan Lomba Tingkat Provinsi Penyuluh PNS, Penyuluh Swadaya, Gapoktan Petani, GApoktan PUAP, UP-FMA, UPJA, P3AGP3A; peningkatan motivasi Pengelolaan Air Tingkat Petani P3AGP3AIP3A Aparat dan Kelembagaan Tani dalam Menunjang Produksi Tanaman Pangan; Rapat Koordinasi dan Sosialisasi Pemanfaatan Alsintan; Penambahan tenaga harian lepas penyuluh pertanian program peningkatan produksi bers nasional P2BN; koordinasi kegiatan pengelolaan lahan dan air; Rapat koordinasi dalam mendukung kegiatan WISMP LOAN 4711 IND TA 2012; Rapat Koordinasi dalam Mendukung Kegiatan Participatory Irrigation Sector Project PISP Loan 2064 SF2065 INO dan Grat GON 4299- INO TA 2012; Rapat Koordinasi dalam Mendukung Kegiatan ICWRMIP; pertemuan Koordinasi IV-327 dalam Rangka Mitigasi Bencana Alam; Temu Penyuluh Pertanian; Bimtek Pembekalan bagi penyuluh pertanian; pendampingan dan Pengawalan Bantuan Hibah keuangan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani JITUT dan Jaringan Irigasi Tingkat Desa JIDES 20 KabupatenKota, 200 Kelompok; Koordinasi, Sosialisasi dan harmonisasi penyusunan Juklak Perda Lahan Pertanian Berkelanjutan; sosialisasi Juklak Perda Perlindungan Lahan Pertanian Berkelanjutan; dan launching Perbaikan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani dan Jaringan Irigasi Tingkat Desa JITUTJIDES. 3 Kegiatan Fasilitasi dan Pembinaan Pengelolaan Permodalan Perkebunan Rakyat, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.695.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.658.934.700,- atau 94,81. Hasil kegiatan adalah meningkatnya kemampuan pengelolaan dan akses permodalan petani ke perbankanlembaga keuangan lainnya, meningkatnya pengelolaan usaha integrasi Gapoktan Gemar B, terbinanya kelembagaan petani peserta Gemar B, melalui pertemuan teknis pengelolaan permodalan dan peningkatan usaha perkebunan rakyat; pelatihan usaha integrasi tanaman perkebunan; koordinasi, konsolidasi, pembinaan, monitoring dan evaluasi program kegiatan GEMAR paket B. 4 Kegiatan Pengembangan SDM dan Penguatan Kelembagaan Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.510.750.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.504.204.300,- atau 98,72. Hasil kegiatan adalah terfasilitasinya penguatan dan pengembangan kelembagaan petani perkebunan, melalui fasilitasi kelembagaan petani perkebunan; adopsi teknologi penguatan kelembagaan ke luar provinsi; pelatihan HACCPSNI komoditi unggulan kopi, teh dan kelapa; serta koordinasi penguatan kelembagaan petani komoditi perkebunan. 5 Kegiatan Pelatihan Inseminasi Buatan dan Teknis Peternakan di Balai Pelatihan Peternakan Cikole Lembang, yang dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.850.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.1.759.228.000,- atau 95,09. Hasil kegiatan adalah adanya data 280 peternak, 70 orang petugas dan 100 orang masyarakat yang lulus dalam pelatihan dibidang budidaya ternak domba, sapi perah, sapi potong, inseminasi buatan Inseminator, PKB, ATR, pengolah limbah kotoran ternak, dan IV-328 pengolahan pasca panen; serta pengelolapanitia pemotongan hewan qurban; memonitor dan evaluas hasil pelatihan di Balai Pelatihan Peternakan Cikole Lembang, melalui pelatihan bagi 280 peternak dan 70 orang petugas dan 100 orang masyarakat dibidang budidaya ternak domba, sapi perah, sapi potong, inseminasi buatan Inseminator, PKB, ATR, pengolah limbah kotoran ternak, dan pengolahan pasca panen serta dibidang pengelolapanitia pemotongan hewan qurban. 6 Kegiatan Fasilitasi Program Hibah Kompetensi-Instansi Kerjasama dengan UNPAD, yang dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.120.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.117.992.000,- atau 98,33. Hasil kegiatan adalah meningkatnya pengetahuan dan keterampilan kelompok itik dan domba dalam pengelolaan usaha budidaya ternak itik dan domba, melalui pelaksanaan pertemuan dengan 6 Kelompok PHK-I di Kabupaten Indramayu, Subang dan Cirebon; pelatihan teknis peternakan terhadap 120 orang di lokasi kerjasama dengan UNPAD; sosialisasi teknologi pakan melalui poster dan backdrop. 7 Kegiatan Koordinasi, Pembinaan dan Evaluasi Penyuluhan dan Kelembagaan Penyuluh, yang di laksanakan oleh Biro Bina Produksi Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.242.300.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.1.034.481.700,- atau 83. Hasil kegiatan adalah adanya bahan masukan kebijakan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan dari Komisi Penyuluhan Pertanian; terinformasikannya hasil-hasil pembangunan bidang pertanian, perikanan dan kehutanan; tersedianya bahan regulasi kebijakan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan; dan tersedianya dokumen kajian akademis kelembagaan penyuluhan guna kelengkapan penyusunan rancangan Peraturan Daerah, melalui fasilitasi Komisi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan; pelaksanaan peringatan Hari Krida Pertanian HKP; perumusan bahan regulasi tentang pembentukan Sekertariat Badan Koordinasi Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan; serta penyusunan dokumen kajian akademis kelembagaan penyuluhan. b Permasalahan dan Solusi 1 Penyuluh pertanian merupakan ujung tombak pembangunan pertanian, diharapkan mampu menjadi motivator dan inovator bagi para petani dan IV-329 kelembagaan tani lainnya dalam melaksanakan pembangunan pertanian, sehingga seyogyanya setiap desa harus mempunyai penyuluh pertanian. Dengan adanya penyuluh pertanian yang memadai, diharapkan proses inovasi teknologi pertanian akan lebih cepat diadopsi oleh petani. Permasalahannya, jumlah penyuluh pertanian di Jawa Barat saat ini sebanyak 4.881 Orang 2149 PNS, 1732 THL-TB PP dan 1000 orang THL P2BN, sedangkan jumlah DesaKelurahan 5879. Untuk memenuhi satu desa satu penyuluh maka masih kekurangan tenaga penyuluh sebanyak 998 orang. Disamping itu, dari 26 KabupatenKota di Jawa Barat baru terbentuk 7 kelembagaan penyuluhan dengan status Perda UU dan 7 kelembagaan Campuran. Dari 620 Kecamatan baru tersedia 493 Balai Penyuluhan PertanianKecamatan. Disamping itu Badan Koordinasi Penyuluh Provinsi. Disamping itu perlu ada dukungan peraturan perundang-undangan yang mengatur kelembagaan penyuluhan di tingkat provinsi, Kab. dan kecamatan, sebagai wadah koordinasi antar penyuluh. Solusi : perlu ada dukungan peraturan perundang-undangan yang mengatur kedudukan penyuluh sampai tingkat desa dan kelembagaan penyuluhan di tingkat provinsi, Kab. dan kecamatan, sebagai wadah koordinasi antar penyuluh. 2 Masih banyak kelompok tani perkebunan yang belum dapat mengakses permodalan; belum adanya pembanding untuk meningkatkan perkembangan para peserta Gemar paket B; Kelompok petanipekebun belum terdata semua; keterbatasan aparat KabupatenKota dalam rangka pembinaan di tingkat kelompok pekebun; Keterampilan, wawasan dan kemampuan SDM perkebunan dalam mengelola usaha taninya dari mulai hulu sampai kehilir belum optimal. Kelembagaan petani Tembakau dan Cengkeh yang sudah ada belum optimal dalam menjalankan fungsi dan perannya dikarenakan pemahaman anggota tentang pengembangan organisasi masih lemah; belum optimalnya kemitraan usaha antara petani dengan perusahaan pengelolapabrik rokok terutama untuk jenis tembakau rakyat rajangan; perubahan iklim dan cuaca, belum semua petani memperhatikan informasi iklim dan cuaca; petani masih sulit mengakses danakredit berbunga rendah baik terutama modal kerjausaha tani; Rantai pemasaran masih relatif panjang terutama usaha tani tembakau tanpa kemitraan; belum terbentuk kelompok kelompokkoperasi petani tembakau; serta Issue global pertembakauan terhadap kesehatan. Solusi yang dilaksanakan dalam mengatasi IV-330 permasalahan yang dihadapi antara lain: Meningkatkan pertemuan teknis antara lembaga keuangan dengan para pelaku usaha perkebunan rakyat; kunjungan lapangan ke unit usaha terintegrasi tanaman; meningkatkan pembinaan, monitoring dan evaluasi Gapoktan Gemar paket B; melakukan pendataan; penguatan kelembagaan perkebunan dilaksanakan dengan adopsi teknologi, pelatihanmagang dan pertemuan asosiasi perkebunan; mengoptimalkan waktu yang tersedia dengan potensi SDM yang ada; mewujudkan organisasi petani yang solid dan mandiri; memberdayakan kelembagaan ekonomi pedesaan yang kuat melalui pelatihan penguatan kelembagaan; mengembangkan pelatihan pertanian yang mampu menghasilkan SDM pertanian yang profesional mampu menggali dan mengembangkan potensinya; menumbuhkan dan mengaktifkan kelompok tani dan gabungan kelompok tani melalui pembinaan secara intensif dan berkala; meningkatkan kemitraan usaha antara pabrik rokok dengan petani; optimalisasi penerapan teknis budidaya termasuk pengairan dan prakiraan cuaca serta iklim; penggunaan benih unggul tembakau endah nikotin disentra pengembangan; pengembangan komoditi alternatif pola usahatani terpadu secara bertahap terutama dilahan yang kurang potensial dan tidak diminati Pabrik Rokok, serta penyediaan sarana dan prasarana pendukung lainnya seperti jalan, pelabuhan dan gudang penyimpanan. 3 Adanya perubahan kebijakan Pusat yang menyebabkan pelaksanaan kegiatan tidak sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan. Untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan pergeseran dan perubahan anggaran kegiatan. 3 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tanaman, ternak dan Ikan a Pelaksanaan Program 1 Kegiatan Pengamatan dan Pengendalian OPT Pangan dan Hortikultura di Jawa Barat, yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.1.490.360.750,- atau 99,83. Hasil kegiatan adalah meningkatnya pengetahuan dan wawasan POPT Pemandu SL Iklim Tanaman Pangan dan Hortikultura; tersedianya data OPT yang lebih akurat; model peramalan; terbentuknya inisiasi kelompok tani pengguna agens hayati dan peningkatan kemampuan baik IV-331 bagi POPT lapangan maupun petani dalam pengendalian hama secara terpadu PHT 75; menurunnya tingkat serangan Organisasi Pengganggu Tanaman OPT di lapangan, melalui pengembangan Metode Pengendalian OPT Pangan dan Hortikultura bagi petugas POPT, peningkatan wawasan bagi POPT Pemandu SL Iklim Tanaman Pangan dan Hortikultura; pengendalian OPT berbasis Ramah Lingkungan dan Pemanfaatan biopestisida dikawasan sentra pangan; pengawasan dan bimbingan teknis Penggunaan Pestisida Ramah Lingkungan; Inisiasi Pengembangan Kelompok Tani Pengguna Agens Hayati; pertemuan Koordinasi pengendalian OPT Pangan dan Hortikultura dalam rangka peningkatan produksi tanaman pangan dan hortikultura; koordinasi Antisipasi Bencana Alam Banjirkekeringan di kecamatan Kronis Endemis Bencana bagi POPT, Petani, Penyuluh dan Perangkat Desa; pertemuan Koordinasi Alumni SLPHT Pangan dan Hortikultura dalam rangka pembentukan jaringan petani pengguna agens hayati; pemetaan Wilayah Sebar Serangan OPT PAngan dan Hortikultura; peningkatan Kemampuan Teknis bagi Petugas THL-POPT PHP; Monitoring dan Evaluasi. 2 Kegiatan Pengembangan Sistem dan Kelembagaan Perlindungan Tanaman Hortikultura di Jawa Barat Tahun 2012, yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.1.497.378.000,- atau 99,83. Hasil kegiatan adalah meningkatnya pengetahuan dan wawasan 225 Orang Petani dari 9 Kelompok Tani tentang Teknologi Pengendalian OPT Hortikultura Ramah Lingkungan; terbentuknya 10 Regu Pengendali HamaOPT Terpadu RPHT; terbinanya 15 RPHT di Lokasi Kegiatan; dan menurunnya tingkat serangan OPT Tanaman, melalui apresiasi Kepemanduan Implementasi Teknologi Pengendalian OPT Hortikultura Ramah Lingkungan dan Penumbuhan Regu Pengendali OPTHama Terpadu bagi Petugas KabupatenLapangan dari 16 Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Cianjur, Sukabumi, Bogor, Bekasi, Karawang, Purwakarta, Subang, Indramayu, Cirebon, Kuningan, Majalengka, Garut, Tasikmalaya dan Ciamis; implementasi Teknologi Pengendalian OPT Hortikultura Ramah Lingkungan dengan Metode Sekolah Lapangan di 8 Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Cianjur, Bogor, Sukabumi, Ciamis, Subang dan Karawang dengan metode sekolah lapang; penumbuhan dan Pembinaan IV-332 Regu Pengendali HamaOPT Terpadu RPHT dengan Metode Sekolah Lapangan di 8 Kabupaten Purwakarta, Bekasi, Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan, Tasikmalaya dan Garut; Forum Komunikasi Petani Alumni Kegiatan Perlindungan Tanaman Hortikultura Tingkat Provinsi Jawa Barat; pertemuan Evaluasi Kegiatan Pengembangan Sistem dan Kelembagaan Perlindungan Tanaman Hortikultura Tingkat Provinsi Jawa Barat. 3 Kegiatan Pembinaan Kemampuan dan Keterampilan Kerja masyarakat Petani di Lingkungan Sentra Produksi Tembakau melalui Pemanfaatan Limbah TembakauTanaman Bahan Pestisida Nabati Sebagai Bahan Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan OPT Ramah Lingkungan, yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.000.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.1.000.000.000,- atau 100. Hasil kegiatan adalah meningkatnya Pemahaman Petani tentang Teknologi Pengendalian OPT Hortikultura Ramah Lingkungan di 5 Kabupaten Sentra Produksi Tembakau melalui pelatihan 300 Orang Petani tentang Teknologi Pengendalian OPT Hortikultura Ramah Lingkungan di 5 Kabupaten Sentra Produksi Tembakau. 4 Kegiatan Pengembangan Sarana dan Teknologi Pengendalian Hama Terpadu PHT, melalui Balai Proteksi Tanaman Perkebunan BPTP, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.152.521.100,-, realisasi anggaran sebesar Rp.988.752.900,- atau 85,79. Hasil kegiatan adalah tersedianya paket teknologi pengendalian OPT secara PHT kepada pelaku usaha perkebunan, bahan pestisida nabati, informasi teknologi PHT, dalam rangka menekan resiko kerugian akibat serangan OPT yang sekecil mungkin, melalui penyediaan 1 paket teknologi PHT tepat guna dalam rangka mendukung agribisnis pada 9 komoditas perkebunan unggulan Jawa Barat, Sinkronisasi kegiatan BPTP dengan 15 KabupatenKota; 5 jenis agens hayati 3.000 kg yang dikembangkan di BPTP; pengembangan agens hayati di tingkat petani pada 11 KabupatenKota; 5.000 pohon bahan pestisida nabati nimba; penerapan metode PHT tepat guna di 4 Kabupaten; 2 kali penanggulangan OPT eksplosif di 2 Kabupaten; Data hasil pengamatan perkembangan OPT dari 15 KabupatenKota; Informasi teknologi PHT berupa 10.000 lembar leaflet; Data musuh alami dan identifikasi OPT di 6 Kabupaten; Data hasil IV-333 pengujian, cara, dosis, dan interval aplikasi pengendalian di 2 Kabupaten; 3 pertemuan tingkat Nasionalregional; Laboratorium BPTP siap diakreditasi. 5 Kegiatan Pengamatan, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan serta Fasilitasi Keamanan Produk Pangan Asal Hewan, yang dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.2.819.865.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.2.801.430.900,- atau 99,35. Hasil kegiatan adalah terkoordinasikannya kegiatan pengendalian penyakit hewan menular strategis PHMS rabies, anthrax, brucellosis dan avian influenza di tingkat Jawa Barat dan Mitra Praja Utama; terlaksananya kegiatan pengendalian penyakit hewan sehingga prevalensi brucellosis kurang dari 2, dipertahankannya kasus nol positif anthrax pada hewan sejak tahun 2009, dan menurunnya prevalensi infeksi cacing pada ternak yang diobati; tersosialisasikannya produk asal hewan yang HAUS kepada 80 orang anggota PKK; terawasinya peredaran obat hewan; meningkatnya pemahaman 14 orang petugas terhadap pembebasan Brucellosis dalam studi banding ke NTB; pengawasan kesehatan hewan qurban; meningkatnya kekebalan ternak di 7 KabupatenKota endemis anthrax; serta meningkatnya produktivitas ternak di 26 KabupatenKota di Jawa Barat, melalui rapat koordinasi PHMS dan MPU; pendistribusian leaflet Anthrax, rabies, AI, Brucellosis, Hewan Qurban, Tata Pemotongan Qurban, PAH dan HAUS dan poster tatacara pemotongan hewan qurban; penyediaan dan pendistribusian sarana pengendalian penyakit berupa strychnine, vaksin dan obat; sosialisasi pangan asal hewan PAH dan halal, aman, utuh dan sehat HAUS kepada 80 orang anggota PKK; melaksanakan surveilans IBR di 9 KabupatenKota; pengawasan obat di 26 KabupatenKota; studi banding model pembebasan brucellosis ke NTB; pengawasan hewan qurban; pengendalian rabies di 11 KabupatenKota; pengendalian anthrax di 7 KabupatenKota endemic; pengendalian bricellosis di daerah pengembangan sapi perah serta pelaksanaan pengobatan parasite di 26 KabupatenKota. 6 Kegiatan Pembangunan Rumah Sakit Hewan Provinsi Jwa Barat, yang dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.350.501.470,-, realisasi anggaran sebesar Rp.318.031.430,- atau 90,74. Hasil kegiatan adalah tersedianya dokumen perencanaan bangunan utama Gedung Rumah Sakit Hewan, IV-334 melalui penyusunan dokumen perencanaan DED pembangunan Rumah Sakit Hewan Provinsi Jawa Barat berupa : 1 paket perencananan DED, 1 paket UKL dan UPL dan 1 paket pengawasan. 7 Kegiatan Pengujian dan Penyidikan Penyakit Hewan, Obat Hewan dan Pangan Asal Hewan di Balai Pengujian dan Penyidikan Penyakit Hewan Menular dan Kesmavet Cikole Lembang, yang dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.660.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.629.098.250,- atau 95,32. Hasil kegiatan adalah terlaksananya pengujian penyakit hewan dan obat hewan pada 96.669 sampel; pengujian pangan asal hewan sebanyak 2.067 sampel dan terawasinya lalu lintas hewanternak melalui pemeriksaan hewanternak yang masukkeluar Provinsi Jawa Barat di Pos Pemeriksaan Hewan Losari, Banjar dan Gunung sindur Bogor sebanyak 12.219.418 ekor ternak besar, ternak kecil dan unggas; serta terlaksananya surveilans akreditasi pengujian dan tetap dipertahankannya 8 jenis pengujian terakreditasi, melalui pelaksanaan pengujian penyakit hewan dan obat hewan sebanyak 96.669 sampel; pengujian pangan asal hewan sebanyak 2.067 sampel dan pengawasan lalu lintas hewanternak dalam pemeriksaan hewanternak yang masukkeluar Provinsi Jawa Barat di Pos Pemeriksaan Hewan Losari, Banjar dan Gunung sindur Bogor sebanyak 12.219.418 ekor ternak besar, ternak kecil dan unggas; serta pelaksanaan surveilens akreditasi pengujian dan dipertahankannya 8 jenis pengujian terakreditasi. b Permasalahan dan Solusi 1 Berdasarkan Angka Ramalan II ARAM II tahun 2012, produksi padi di Jawa Barat sebesar 11.403.668 ton GKG. Bila dibandingkan dengan produksi tahun 2011 yang mencapai 11.633.891 ton GKG ATAP. Penurunan produksi tahun 2012 sebesar 1,98, hal ini disebabkan karena : Dampak perubahan iklim : Bencana alam banjir, kekeringan dan longsor pada tahun 2012 lebih tinggi dibandingkan 2011. Kekeringan tahun 2012 lebih luas 75.689 Ha daripada tahun 2011 49.192 Ha hal ini mempengaruhi terhadap produksi padi khususnya; Masih adanya kondisi pertanaman yang mendukung perkembangan OPT. Apabila dilihat dari perkembangan serangan OPT pada tahun 2012 cenderung menurun dibandingkan tahun 2011 yang secara kumulatif mampu menekan serangan OPT di bawah 5; Belum Optimalnya pengendalian OPT IV-335 dengan agen hayati dan pestisida nabati. Solusi : Dilakukan dengan melalui : Pemberdayaan petani melalui sekolah Lapang Iklim SLI dan Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu SLPHT yang berbasis agen hayati; mengoptimalkan peran POPT ditingkat Lapangan; merekrut Petugas Non PNS untuk menjadi Pengamat Hama Penyakit Tanaman; dan Dukungan sarana pengendalian alat dan pestisida ramah lingkungan. 2 Pra akreditasi laboratorium BPTP tidak dapat dilaksanakan seluruh tahapannya karena hasil konsultasi ke KAN menunjukan bahwa salah satu komponen anggaran yang tersedia tidak sesuai dengan ketentuan yang ada di Badan Standarisasi Nasional. Untuk itu pada kegiatan tahun 2013 pra akreditasi laboratorium BPTP tidak akan dilaksanakan. BPTP masih mempersiapkan syarat dan sarana prasarana terkait akreditasi laboratorium. Permasalahan lainnya yaitu tahap, proses, dan kerapihan administrasi kegiatan yang perlu lebih ditingkatkan. Untuk mengatasi hal tersebut akan diupayakan untuk mengawal dan memonitor proses administrasi sejak titik awal sampai kegiatan selesai. Masih terbatasnya jumlah petani yang memahami teknik pengendalian Hama Terpadu terutama pada komoditas unggulan perkebunan, untuk mengatasi permasalahan tersebut, dilakukan pemasyarakatan penerapan teknologi PHT dan mengupayakan fasilitasi pendanaan untuk pelaksanaan sekolah lapang Pengendalian Hama Terpadu SL-PHT. 3 Munculnya satu kasus rabies di Kab. Garut yang merupakan daerah tertular kasus rabies yang mengakibatkan masih belum tercapainya Jawa Barat bebas rabies. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, upaya yang telah dilakukan yaitu penanganan kasus dengan melaksanakan vaksinasi rabies, sosialisasi kepada masyarakat dan penanganan korban gigitan dengan melibatkan instansi terkait; terjadinya peningkatan kasus AI dari 65 kasus pada tahun 2011 menjadi 75 kasus pada tahun 2012 yang diakibatkan munculnya kasus AI baru pada ternak itik di akhir tahun 2012. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, upaya yang telah dilakukan yaitu peningkatan biosecurity dan pengawasan lalu lintas ternak unggas; pembangunan konstruksi Rumah Sakit Hewan yang semula akan dibangun pada Tahun 2012 tidak dapat dilaksanakan karena tidak terbitnya ijin lokasi rekomendasi Gubernur karena calon lokasi berada di Kawasan Bandung Utara Zona 1 A sesuai dengan Peraturan Daerah Jawa Barat no 1 Tahun 2008 dan Peraturan Gubernur No 58 IV-336 Tahun 2011 bahwa tidak diperkenankan menambah Kawasan Wilayah Terbangun KWT dan hanya diperkenankan renovasi vertikal bangunan yang sudah ada tanpa menambah luasan terbangun. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, upaya yang telah dilakukan yaitu TAPD dan instansi terkait melakukan kajian dalam hal aspek pertimbangan akses menuju lokasi, kemudahan layanan dan letak objek layanan, maka diputuskan bahwa lokais pembangunan akan dilaksanakan si lokasi UPTD BP3HK dengan renovasi vertical bangunan eksisting menjadi bangunan 3 tiga lantai pada DPA tahun 2013. 4 Program Pemasaran dan Pengelolaan Hasil Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan dan Kelautan a Pelaksanaan Program 1 Kegiatan Pengembangan Teknologi, Penanganan Pasca Panen dan Pemasaran Pertanian TPH, yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.3.959.052.487,-, realisasi anggaran sebesar Rp.3.683.348.000,- atau 93,04. Hasil kegiatan adalah adanya perbaikan penanganan teknologi pasca panen untuk mendukung daya saing produk-produk pertanian di pasar domestik, nasional dan internasional dan meningkatkan nilai tawar hasil produk pertanian, melalui fasilitasi Pengembangan Distribusi Pemasaran Bagi Mitra STA; mengembangkan Informasi Pasar Tanaman Pangan dan Hortikultura; Agro Outlet dan Pasar Lelang Agro di PIKJ; penerapan Panen dan Pasca Panen Palawija; Gelar Produk Unggulan Daerah MPU; Bimbingan Teknis Penerapan Panen dan Pasca Panen Pengolahan Hasil Palawija; Bimbingan Teknis Pelaku Unit Pengolahan Hasil UPH; Monitoring dan Pembinaan dalam rangka Penanganan Panen, Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Palawija; Rapat Koordinasi Penanganan Mutu Hasil TPH; Sosialisasi SNI Komoditas TPH; pelatihan Market Intelegent bagi pelaku usaha pertanian; Kegiatan pengamatan penguatan jaringan pasar luar negeri Australia dan Timur Tengah; Bimtek Desain Produk dan Promosi; pelatihan Packingpengemasan; Bintek Supply Chain Management Manajemen Rantai Pasok; Bimtek Pengembangan Pasar Terstruktur; Bintek Local Farmer Training; Validasi Sub Terminal Agribisnis; Adopsi Inovasi Penanganan Mutu Sayuran Dalam Mendukung Pengembangan IV-337 Eksport ke Taiwan; Bimbingan Teknis Penyusunan Doksistu Organik; Identifikasi Potensi Organik di Wilayah Garut Selatan; Bimbingan Penyusunan Dokumen Sistem Mutu Berbasis Keamanan Pangan; peningkatan Kompetensi Keamanan Pangan Bagi Petugas; Bimbingan Teknis Penerapan Sistem Jaminan Mutu dengan Metode Sekolah Lapangan; Bimbingan Teknis Penanganan Pasca Panen Hortikultura sayuran, buah-buahan dan Biofarmaka; metode Kehilangan Hasil; penyusunan SOP, GHP Hortikultura Tomat, Cabe, Bawang, Kubis, dan Kentang; metode Kehilangan Hasil Hortikultura Sayuran dan Buah; Adopsi Penanganan Mutu Hasil Pertanian Dalam Mendukung Pengembangan Ekspor ke Jepang; Fasilitasi Tenaga Ahli Penjamin Mutu Produk Pertanian; Piloting penanggulangan Kemiskinan Melalui Pengembangan Agorindustri Pedesaan Komoditas Tanaman Pangan dan Hortikultura di 6 Kab Bandung, bandung Barat, Purwakarta, Sumedang, Garut dan Sukabumi 110 orang. 2 Kegiatan Pengembangan Industri Padi dan Perberasan, yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.000.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.951.150.100,- atau 95,12. Hasil kegiatan adalah terkoordinasikannya pengembangan Pemasaran Industri Padi dan Perberasan; menekan tingkat kehilangan Hasil Padi di Jawa Barat; terlaksananya Bimbingan Penyusunan Dokumen Sistem Mutu Komoditas Pangan Organik; tersosialisasikannya Penerapan Sistem Jaminan Mutu GMP Komoditas Beras; terlaksananya Pameran Dalam Negeri HKP Tk.Provinsi, HKP Tk.Nasional, HPS Tk.provinsi, HPS Tk.Nasional, Pekan Raya, Pasar Tani, Agrinex, Musrenbang; terlaksananya Promosi Komoditas Pertanian Indonesia di Luar Negeri Floriade Expo, melalui fasilitasi Penyusunan bahan promosi; Pameran Dalam Negeri HKP Tk.Prov, HPS Tk.Prov, HPS Tk.Nasional, Pekan Raya, Pasar Tani, Agrinex, Musrenbang; penerapan Panen dan Pasca Panen Padi Losses; Monitoring dan Pembinaan dalam rangka Kegiatan Pengembangan Industri Padi dan Perberasan; Koordinasi dan Pembinaan Pengembangan Pemasaran Padi dan Beras; penghitungan Kehilangan Hasil Padi; Bimbingan penyusunan Dokumen Sistem Mutu Komoditas Pangan Organik; Adopsi Inovasi Teknologi Pasca Panen Padi ke Thailand; Sosialisasi Penerapan Sistem Jaminan Mutu GMP Komoditas Beras; Kegiatan Pekan Floriade Expo Eropa. IV-338 3 Kegiatan Pengembangan Pengolahan Hasil Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.415.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.155.480.000,- atau 37,47. Hasil kegiatan adalah tersedianya dokumen kebijakan pengembangan komoditas kopi Jawa Barat secara lengkap dan terpadu, melalui penyediaan ROK, Juklak dan Juknis serta fasilitasi kegiatan Mitra Praja Utama yang menghasilkan Deklarasi Bandung, berisi: Membangun agribisnis Kopi untuk kesejahteraan petani, Membangun kelembagaan usaha bersama untuk melayani kebutuhan petani Kopi dan memperjuangkan hak-hak petani Kopi, pengusulan regulasi yang berpihak untuk kepentingan petani Kopi, Pengembangan teknologi dan Manajemen untuk menciptakan Kopi specialty di masing- masing wilayah Mitra Prja Utama, Menyusun skema perdagangan Kopi yang berkeadilan, meningkatkan daya saing produk Kopi specialty dipasar domestik, regional maupun internasional, Menjaga citra pasar Kopi specialty yang memiliki indikasi geografis dan mempromosikannya bersama-sama, Menjaga reputasi indikasi geografis produk dan berbagai wilayah secara bersama-sama, Membuat form komunikasi antar masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis Wilayah Mitra Praja Utama. 4 Kegiatan Pengembangan Promosi dan Pemasaran Komoditi Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.2.070.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.1.191.384.600,- atau 57,55. Hasil kegiatan adalah tersedianya jejaring atau net working pemasaran komoditi perkebunan Jawa Barat yang berpengaruh kepada peluang investasi perkebunan Jawa Barat di tingkat nasional dan internasional, melalui pengembangan akses pasar komoditi perkebunan tingkat regional dan nasional melalui 2 kali promosi dalam negeri, 1 kali festival teh dan kopi, 1 kali IGG On tea, 1 kegiatan peningkatan ekspor komoditi perkebunan melalui misi dagang ke luar negeri. 5 Kegiatan Pengembangan Standardisasi Mutu dan Pemasaran hasil Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.075.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.770.191.900,- atau 71,65. Hasil kegiatan adalah tersedianya dokumen standarisasi pengembangan produk kopi, teh, kakao dan karet Jawa Barat, guna mendapat pengakuan di pasar internasional dan menjadi produk ekspor utama, melalui sosialisasi IV-339 standardisasi mutu produk kopi, teh, kakao dan karet di 8 KabupatenKota; kegiatan serapan ilmu dan teknik penerapan SNI kakao dan karet bagi 6 orang petugas pembina tingkat provinsi; identifikasi kesiapan SNI produk kopi, teh, kakao dan karet di 8 KabupatenKota; publikasi dan informasi pasar produk kopi, teh, kakao dan karet dalam tayangan TVRI sebanyak 2 semester; fasilitasi pasar lelang bagi 60 orang pelaku usaha; 8 orang pengawas standardisasi mutu sesuai SNI. 6 Kegiatan Pengembangan Usaha Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.380.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.306.465.000,- atau 80,65. Hasil kegiatan adalah tersedianya rekomendasi teknis perpanjangan HGU dan ijin tebang serta tersedianya data potensi kelompok kemitraan petani kebun serta data profil perkebunan besar sebagai bahan penyusunan kebijakan perkebunan, melalui fasilitasi koordinasi, pengawasan, pelayanan dan pembinaan Usaha Perkebunan; monitoring dan evaluasi Kemitraan Usaha Perkebunan Rakyat; 1 paket data Peningkatan Skala Usaha Perkebunan. 7 Kegiatan Penilaian Usaha Perkebunan dan Optimalisasi Pemanfaatan Lahan HGU, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.710.471.835,-, realisasi anggaran sebesar Rp.527.621.000,- atau 74,26. Hasil kegiatan adalah terlaksananya penilaian usaha perkebunan sebanyak 197 Kebun di 14 Kabupaten dan tersedianya dokumen ROK, Juklak dan Juknis penyelenggaraan penilaian usaha perkebunan serta optimalisasi pemanfaatan lahan HGU, melalui fasilitasi Penilaian dan Pembinaan Usaha Perkebunan. 8 Kegiatan Pengembangan Agribisnis Tembakau Dalam Negeri, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.600.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.447.755.200,- atau 74,63. Hasil kegiatan adalah meningkatnya keterampilan SDM pengolah komoditi cengkeh dan tembakau di 7 KabupatenKota Kab. Bandung, Bandung Barat, Garut, Majalengka, Kuningan, Sumedng dan Kota Banjar, terjalinnya kemitraan usaha antara para pelaku usahakelompok taniAsosiasi komoditi cengkeh dan tembakau di 7 KabupatenKota Kab. Bandung, Bandung Barat, Garut, Majalengka, Kuningan, Sumedng dan Kota Banjar dengan pihak pabrikanperusahaan yang membutuhkan bahan baku komoditi cengkeh IV-340 dan tembakau, melalui pelaksanaan Serapan Teknologi Komoditi Cengkeh dan Tembakau dan Pengembangan Akses Pasar Komoditi Cengkeh dan Tembakau. 9 Kegiatan Peningkatan Penyediaan pangan Asal Hewan Yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal, yang dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.250.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.245.612.500,- atau 98,25. Hasil kegiatan adalah meningkatnya kualitas pangan asal hewan yang berasal dan beredar di Jawa Barat dalam audit dan surveillance Nomor Kontrol veteriner NKV di 18 KabupatenKota; meningkatnya jumlah dan keterampilan juru sembelih yang bersertifikat halal dalam pelatihan terhadap 30 orang masyarakat; meningkatnya pengetahuan murud-murid SD tentang pangan asal hewan yang aman, sehat, utuh dan halal ASUH dalam sosialisasi PAH ASUH kepada 60 orang murid Sekolah Dasar; terkoordinasikannya kegiatan kesmavet dalam pertemuan koordinasi kesmavet; serta meningkatnya pengawasan kesmavet untuk jaminan keamanan pangan di 26 KabupatenKota, melalui penyediaan sarana sosialisasi berupa leaflet sebanyak 2.000 lembar dan 10 buah pakaian kerja auditor NKV; pelaksanaan sosialisasi NKV, pelatihan juru sembelih halal, pertemuan koordinasi dan pembinaan serta pengawasan kesmavet di 26 KabupatenKota. b Permasalahan dan Solusi 1 Secara umum tingkat kehilangan hasil padi di Jawa Barat tahun 2012 sebesar 10,52. Bila dibandingkan dengan tahun 2011 yang mencapai 11,46, berarti pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 0,94. Hal tersebut berarti hampir mendekati target penurunan kehilangan hasil padi di Jawa Barat sekitar 1 per tahun. 2 Penurunan kehilangan hasil tersebut didukung oleh penurunan kehilangan hasil pada komponen panen, perontokan, dan penggilingan. Pada komponen panen terjadi penurunan sebesar 2.56 dari 3.07 menjadi 0.51. Hal ini, antara lain disebabkan oleh semakin meningkatkan penggunaan sabit bergerigi menggantikan sabit biasa. Kemudian juga sistem panen beregu yang secara perlahan mulai dilaksanakan petani. Pada komponen perontokan terjadi penurunan sebesar 2.03 dari 3.2 menjadi 1.17. Hal tersebut merupakan dampak dari meningkatkan penggunaan power thresher dan pedal IV-341 thresher yang menggantikan banting bertirai pada waktu perontokan padi, maka gabah yang tercecer relatif sedikit. Sedangkan pada komponen penggilingan terjadi penurunan sebesar 0.94 dari 2.13 menjadi 1.19. Hal ini, merupakan dampak dari adanya revitalisasi RMU sehingga secara kualitas dan kuantitas beras hasil gilingan meningkat yang tecermin dari menurunnya persentase beras pecah dan menir. Hanya pengeringan yang mengalami kenaikan kehilangan hasil. Komponen pengeringan naik sebesar 4,59 dari 3.06 menjadi 7.65. Hal ini, disebabkan antara lain oleh masih kurangnya fasilitasi sarana pengeringan terpal plastik atau dryer , karena fasilitasi sarana pengeringan dari APBN maupun APBD belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan petani. Hal ini, menyebabkan masih banyak petani yang menggunakan alat tradisional seperti giribig atau sarana lainnya untuk pengeringan gabah, sehingga banyak gabah tercecer ketika dikeringkan. 3 Berdasarkan uraian di atas, maka upaya-upaya yang harus dilaksanakan untuk terus menekan tingkat kehilangan hasil antara lain sebagai berikut: Fasilitasi alsintan panen dan pasca panen padi terutama a alat pengering padi seperti terpal plastik atau dryer , b RMU dan polishernya, c perontok padi power thresher dan pedal thresher , dan d sabit bergerigi; peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia SDM petaniKelompok TaniGapoktan, pelaku usaha agribisnis perberasan melalui Bimbingan Teknis Penanganan Panen dan Pasca Panen Padi Yang Baik dari instansi terkait. 4 Penyediaan Skim Kredit khusus petaniKelompok TaniGapoktan, dan pelaku usaha agribisnis perberasan untuk alsintan panen dan pasca panen padi yang bekerjasama dengan lembaga-lembaga keuangan. 5 Dalam pelaksanaan program di atas, ditemukan permasalahan masih lemahnya kemampuan kelembagaan petani dalam membentuk jaringan sistem pemasaran usaha agribisnis perkebunan. Permasalahan lainnya adalah adanya kendala teknis dan non teknis dari beberapa aspek kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan secara utuh, seperti: adanya perbedaan standar teknis dalam penyusunan rancang bangun UPH; adanya keterlambatan penerbitan sertifikat indikasi geografis dari Kementerian Hukum dan HAM yang mempengaruhi keterbatasan waktu dalam operasionalisasi petugas pengawas mutu; adanya keterlambatan dalam proses sertifikasi adanya jenis event promosi di negara tujuan yang mengalami perubahan dengan yang telah direncanakan; adanya IV-342 kegiatan KabupatenKota yang anggaran sudah dapat diatasai oleh APBD KabupatenKota tersebut; adanya kelebihan alokasi perjalanan dinas. Solusi yang mungkin dapat dilakukan adalah melaksanakan pembinaan dan pengawalan dalam pelaksanaan agribisnis perkebunan. Sedangkan untuk beberapa aspek kegiatan yang secara teknis tidak sepenuhnya dapat dilaksanakan, maka solusinya adalah melakukan sinkronisasi pelaksanaan kegiatan yang saling berkaitan dan saling menunjang, serta dilakukan penyesuaian waktu pelaksanaan. Selain itu pengalokasian anggarannya disesuaikan dengan kebutuhan pelaksanaan, sedangkan efisiensi anggarannya dikembalikan ke kas daerah. 6 Belum semua RPH memiliki penyembelih bersertifikat halal. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, upaya yang perlu dilakukan yaitu perlu dilaksanakan pelatihan juru sembelih bersertifikat halal secara berkesinambungan dengan melibatkan instansi terkait; penerapan hygiene sanitasi pada unit usaha Pangan Asah Hewan PAH belum optimal. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, upaya yang perlu dilakukan yaitu perlu peningkatan pembinaan dan sertikasi Nomor Kontrol veteriner NKV serta sosialisasi Pangan Asah Hewan PAH yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal ASUH ke berbagai kalangan.

3. URUSAN KEHUTANAN