IV-370
7. URUSAN PERDAGANGAN
1 Program Peningkatan dan Pengembangan Sistem Perdagangan Dalam
Negeri a
Pelaksanaan Program
1 Kegiatan Fasilitasi Gerakan Pengembangan dan Perlindungan Pasar
Tradisional GEMPITA, yang dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran
sebesar Rp.200.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.195.149.800,- atau 97,57. Hasil kegiatan adalah meningkatnya fungsi sarana dan
prasarana perdagangan pasar tradisional sebanyak 110 unit, melalui Rapat koordinasi GEMPITA; Diklat Manajemen Pengelolaan Pasar
Tradisional kepada 50 orang; Bimbingan Teknik bagi pedagang pasar tradisional bagi yang diikuti 40 orang; dan pemutakhiran data sarana
perdagangan. 2
Kegiatan Pengembangan Pemasaran Industri Kreatif, yang dilaksanakan
oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat
dengan alokasi anggaran sebesar Rp.100.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.86.949.500,- atau 86,95. Hasil kegiatan adalah
meningkatnya penggunaan produk dalam negeri, melalui fasilitasi pada pameran Inacraft sebanyak 2 stand.
3 Kegiatan Dukungan Operasional Pasar Murah Kebutuhan Pokok
Masyarakat KEPOKMAS, yang dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran
sebesar Rp.1.450.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.271.500.000,- atau 18,72. Hasil kegiatan adalah tersedianya kebutuhan pokok
masyarakat dan barang strategis dengan harga yang wajar dan terjangkau, melalui sosialisasi operasi pasar murah kepada 52 orang;
fasilitasi Operasi Pasar Murah di 26 KabupatenKota; Rapat koordinasi pengamanan barang kepokmas menghadapi hari besar keagamaan
kepada 35 orang serta monitoring dan evaluasi operasi pasar. 4
Kegiatan Fasilitasi Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri, yang
dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.000.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp.855.238.000,- atau 85,52. Hasil kegiatan adalah meningkatnya penggunaan produk dalam negeri, melalui rapat
koordinasi penataan lelang agro bagi 25 peserta; sosialisasi revitalisasi
IV-371 lelang kepada 40 orang; identifikasi pelaku pasar lelang dan pemantauan
realisasi orang; fasilitasi bimbingan teknis bagi usaha dagang kecil menengah kepada 40 orang; fasilitasi Kegiatan KP3 dalam rangka
Pengawasan Pupuk; pameran Dagang dalam rangka P3DN selama 10 bulan; penyusunan Data Sarana Perdagangan Dalam Negeri; dan
penyusunan Himpunan Kebijakan Perdagangan Dalam Negeri. 5
Kegiatan Pengembangan Kerjasama Perdagangan, yang dilaksanakan
oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat
dengan alokasi anggaran sebesar Rp.280.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.243.693.500,- atau 87,03. Hasil kegiatan adalah
meningkatnya penggunaan produk dalam negeri pada daerah perluasan kerjasama, melalui perluasan pasar IKM Jawa Barat dengan Provinsi
Sulawesi Selatan Makasar; kerjasama peningkatan akses pasar produk IKM ke Provinsi Sumatera Barat; dan sosialisasi Peluang Kerjasama
Perdagangan kepada 30 orang peserta. 6
Kegiatan Fasilitasi dan Sinkronisasi Kebijakan Bidang Perdagangan, yang
dilaksanakan oleh Biro Administrasi Perekonomian Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.200.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.199.000.000,- atau 99,50. Hasil kegiatan adalah terwujudnya sinergitas dan monitoring
Program Raskin, terwujudnya kesepakatan Bidang Perekonomian diantara anggota MPU mengenai ACFTA, tersampaikannya informasi
Inpres Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Komitmen Cetak Biru Masyarakat Eknomi AEC ke KabupatenKota sebagai bahan rumusan
kebijakan bidang perdagangan, melalui pelaksanaan evaluasi dan pemantauan bulanan Program Raskin KabupatenKota; sosialisasi Inpres
No. 11 tahun 2011 tentang Pelaksanaan Komitmen Cetak Biru Masyarakat Ekonomi Association of Southeast Asian Nations Tahun 2011;
fasilitasi bahan rumusan kebijakan bidang perdagangan; dan penyusunan bahan untuk pelaksanaan lokakarya dalam partisipasi kerjasama
perekonomian anggota MPU.
b Permasalahan dan Solusi
1 Masih terbatasnya aparat pembina dan asosiasi di daerah
KabupatenKota terhadap pemahaman penafsiran kebijakan pemerintah khususnya Perpres No.1122007, hal ini terbukti dengan maraknya aksi
protes terhadap kehadiran Toko modern; Masih lemahnya koordinasi
IV-372 penanganan ketersediaan dan harga pangan Kebutuhan Pokok
Masyarakat KEPOKMAS yang merupakan tugas pokok beberapa OPD terkait, yaitu Badan Ketahanan Pangan, Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Provinsi Jawa Barat, Dinas Pertanian, Dinas Peternakan. Solusi melakukan koordinasi yang intersif dengan Ditjen Perdagangan
Dalam Negeri, akademisi dan kalangan praktisi pengelola pasar tradisisonal secara bersama sama melakukan pertemuan dengan aparat
Pembina di daerah KabupatenKota dan assosiasi dalam upaya memberikan pemahaman Kebijakan Pemerintah dalam Pembinaan Pasar
Tradisional serta mendiskusikan permasalahan yang berkembang di lapangan, implementasi kebijakan di Daerah serta memberikan masukan
sebagai bahan penyempurnaan kebijakan Pelaksanaan koordinasi peningkatan daya saing pasar tradisional dan perlindungan terhadap
pasar tradisional melalui forum maupun pembinaan yang terkait dengan pengembangan
pasar tradisional;
pembahasan intensif
dalam mengkoordinasikan penanganan ketersediaan dan harga pangan, selain
untuk meningkatkan penanganan juga dalam rangka upaya efisiensi anggaran.
2 Pada prinsipnya tidak menemui permasalahan yang berarti, namun
mengingat penanganan kegiatan AEC dan ACFTA di tingkat pemerintah pusat dilaksanakan oleh beberapa Kementerian sesuai bidangnya
masing-masing, sementara alokasi anggaran untuk narasumber terbatas. Solusi untuk tahun depan akan dilaksanakan sosialisasi mengenai Inpres
Nomor 11 Tahun 2011 dan ACFTA kepada Pemerintah KabupatenKota, sehingga diharapkan Pemerintah Daerah lebih memahami dan segera
mengimplementasikan dan
mempersiapkan dalam
menghadapi pemberlakukan perdagangan bebas AEC dan ACFTA pada Tahun 2015.
2 Program Peningkatan dan pengembangan ekspor
a Pelaksanaan Program
1
Kegiatan Peningkatan Daya Saing Ekspor, yang dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat dengan
alokasi anggaran sebesar Rp.505.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.498.060.000,- atau 98,63. Hasil kegiatan adalah meningkatnya
volume dan keanekaragaman produk ekspor perdagangan ekspor Jawa Barat senilai USD 24,422 milyar dan volume sebesar 6,292 juta ton
November 2012, melalui pelatihan Negosiasi Perdagangan Internasional
IV-373 kepada 50 pelaku usaha; workshop pasca perjanjian ASEAN-China Free
Trade Area ACFTA bagi 52 aparatur KabupatenKota; visualisasi potensi pengembangan eskport komoditi kopi; visualisasi potensi pengembangan
eksport beras organik; peningkatan Daya Saing Ekspor Kopi; fasilitasi peningkatan daya saing ekspor kopi bagi 4 pelaku usaha; pengembangan
pusat pelatihan promosi ekspor bagi 4 orang. 2
Kegiatan Peningkatan Akses Pasar dan Perluasan Pasar Ekspor, yang
dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.770.000.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp.749.390.000,- atau 97,32. Hasil kegiatan adalah meningkatnya perluasan pasar ekspor non migas Jawa Barat
kepada 4 negara, melalui pelaksanaan partisipasi pameran Malaysia International Halal Showcase bagi 5 pelaku usaha; Misi Dagang ke
Wilayah Timur Tengah bagi 2 pelaku usaha; Trade Expo Indonesia TEI ke 27 di Jakarta bagi 5 pelaku usaha; pameran di Wilayah Afrika Selatan
bagi 3 pelaku usaha; dan kerjasama dalam rangka
Sister Province
antara Jawa Barat dengan Chiang Rai Thailand; serta pelaksanaan Forum
Pengembangan Promosi Ekspor bagi 50 orang. b
Permasalahan dan Solusi
Masih kurangnya jumlah pelaku UKM Usaha Kecil dan Menengah dan jenis komoditi di sektor perdagangan yang berorientasi ekspor, hal ini tercermin dari
kontribusi UKMIKM dalam realisasi ekspor Jawa Barat; penyebaran informasi peluang pasar jangkauannya masih terbatas tidak merata ke setiap daerah,
demikian pula halnya dengan kemampuan manajemen ekspor dan kemampuan untuk melakukan promosi ekspor secara mandiri masih relatif kurang. Solusi
mendorong produk industri yang telah disertifikasi untuk melakukan ekspor; pembinaan teknis dengan kerjasama daerah KabupatenKota, akademisi dan
assosiasi sehingga keberadaan calon-calon eksportir dapat ditingkatkan; melakukan
pendampingan sehingga
tahapan-tahapan penyelesaian
permasalahan yang dihadapi dapat diselesaikan.
3 Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan
a Pelaksanaan Pogram
1 Kegiatan Peningkatan Pengawasan Barang yang Beredar dan Tertib
Niaga, yang
dilaksanakan oleh
Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar
IV-374 Rp.900.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.701.809.216,- atau
77,98. Hasil kegiatan adalah terawasinya barang beredar, melalui pelaksanaan pengawasan barang beredar di pasar dan diseminasi
perlindungan konsumen bagi 200 orang. 2
Kegiatan Peningkatan dan Pengembangan Pelayanan Kemetrologian Balai
Kemetrologian Bogor, yang dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.750.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.711.365.000,- atau 94,85. Hasil kegiatan adalah meningkatnya tertib usaha dan tertib ukur
di Wilayah Bogor, melalui pelayanan sidang tera ulang di wilayah Bogor sebanyak 160 kali; pelayanan pengujian BDKT sebanyak 95 kali;
pengendalian UTTP sebanyak 76 kali; dan Interkomparasi Kalibrasi Alat Standar dan Pertemuan Kemetrologian sebanyak 3 kegiatan.
3 Kegiatan Peningkatan dan Pengembangan Pelayanan Kemetrologian Balai
Kemetrologian Karawang, yang dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran
sebesar Rp.900.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.886.784.200,- atau 98,53. Hasil kegiatan adalah meningkatnya tertib usaha dan tertib
ukur di wilayah Karawang, melalui pelayanan tera ulang sebanyak 166 kali; pertemuan Teknis Kemetrologian se-Indonesia dan interkomparasi
standar di tingkat regionalwilayah sebanyak 2 kegiatan; pelayanan pengujian BDKT sebanyak 48 kali; serta pengendalian UTTP sebanyak
2.989 unit. 4
Kegiatan Peningkatan dan Pengembangan Pelayanan Kemetrologian Balai
Kemetrologian Bandung, yang dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran
sebesar Rp.600.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.585.925.000,- atau 97,65. Hasil kegiatan adalah meningkatnya tertib usaha dan tertib
ukur di wilayah Bandung, melalui pelayanan tera ulang di 60 tempat; pelayanan Tera Ulang Pompa Ukur BBM di 12 lokasi; pelayanan
pengujian BDKT sebanyak 200 kemasan; pengendalian pompa ukur di 100 lokasi; serta Survey dari Pusat ke Balai Kemetrologian Bandung
dengan 4 ruang lingkup. 5
Kegiatan Peningkatan dan Pengembangan Pelayanan Kemetrologian Balai
Kemetrologian Cirebon, yang dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran
sebesar Rp.550.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.541.411.150,-
IV-375 atau 98,44. Hasil kegiatan adalah meningkatnya tertib usaha dan tertib
ukur di wilayah Cirebon, melalui pelayanan tera ulang di 123 lokasi; dan pengendalian UTTP di 1.320 lokasi serta pengujian BDKT sebanyak 225
kemasan. 6
Kegiatan Peningkatan dan Pengembangan Pelayanan Kemetrologian Balai
Tasikmalaya, yang dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.600.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.595.200.000,- atau 99,20. Hasil kegiatan adalah meningkatnya tertib usaha dan tertib ukur
di wilayah Tasikmalaya, melalui pelayanan tera ulang sebanyak 179.771 unit; pelayanan Pengujian BDKT sebanyak 244 kemasan; dan pelayanan
ukur ulang BDKT dan Non BDKT di 5 KabupatenKota.
b Permasalahan dan Solusi
Masih rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya pelayanan tera ulang UTTP. Kondisi ini disebabkan belum meratanya aktivitas
penyuluhan tentang UU No.2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal sehingga kesadaran untuk menera ulangkan masih relatif rendah; Masih terbatasnya
Keberadaan tenaga pengawas barang beredar atau PPBJ Petugas Pengawas Barang dan Jasa maupun PPNS-PK, PPNS
–Perda dan PPNS Metrologi untuk melakukan pengawasan lapangan maupun kordinasi pengawasan dengan
instansi teknis terkait, BPSK Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen, LPKSM Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat lintas sektor dan lintas daerah
KabupatenKota, demikian pula keberadaan tenaga fungsional penera masih belum memadai dibanding tuntutan pelaksanaan tugas kedepan; Frekuensi,
luas jangkauan dan ketersediaan sarana dan prasarana aktivitas pengendalian kepada pemilik Ukuran, Takaran, Timbangan dan Perlengkapan UTTP dalam
penggunaannya masih terbatas, hal ini akan berdampak kepada lemahnya aspek perlindungan konsumen. Solusi peningkatan kegiatan penyuluhan
terutama kedaerah-daerah melalui kerjasama dan koordinasi dengan aparat di Daerah KabupatenKota; melakukan upaya-upaya pengendalian dengan
kerjasama Korwas PPNSBareskrim Polda Jawa Barat; melakukan koordinasi dengan Pemerintah cq. Departemen Perdagangan untuk mengikutsertakan
dalam diklat PPBJPPNS-PKPPNS Metrologi serta melakukan koordinasi dengan BKD dan Biro Organisasi untuk mengatasi permasalahan kekurangan SDM
Metrologi; peningkatan sarana dan prasarana kemetrologian sehingga kebutuhan alat ukur kemetrologian mulai tersedia walaupun secara bertahap.
IV-376
8. URUSAN KETRANSMIGRASIAN