IV-345
4. URUSAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
1 Program Pengembangan Sumber Daya Mineral dan Panas Bumi
a Pelaksanaan Program
1 Kegiatan Survei Terpadu Potensi Panas Bumi di Jawa Barat, yang
dilaksanakan oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.2.201.141.160,-,
realisasi anggaran sebesar Rp.2.133.503.000,- atau 96,93. Hasil kegiatan adalah dimanfaatkannya data awal untuk mengetahui potensi
panas bumi di lokasi-lokasi yang telah dilakukan survey terpadu yang dapat digunakan sebagai informasi awal bagi para calon investor yang
berminat mengembangkan potensi panas bumi di Jawa Barat serta terlaksananya pengusahaan panas bumi yang berwawasan lingkungan,
melalui penyediaan data survei terpadu prioritas panas bumi;
pelaksanaan Pembinaan Teknis Pengusahaan Panas Bumi di lokasi existing, lokasi pengembangan dan lokasi hasil lelang Wilayah Kerja
Panas Bumi WKP; pemantauan lingkungan pengusahaan panas bumi di lokasi di lokasi existing, lokasi pengembangan dan lokasi hasil lelang
WKP; penyediaan data sumur dan peralatan di lapangan panas bumi existing dan pengembangan; penyusunan laporan Rencana Kerja dan
Anggaran Belanja RKAB pengembang panas bumi; akan tetapi kegiatan sosialisasi hasil lelang WKP tidak dapat terselenggara dikarenakan belum
ditetapkannya pemenang lelang sampai dengan bulan Desember 2012. 2
Kegiatan Optimalisasi Pengelolaan Pendapatan Daerah Sektor Energi dan
Sumber Daya Mineral, yang dilaksanakan oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran
sebesar Rp.102.034.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.96.098.000,- atau 94,18. Hasil kegiatan adalah tercapainya target pendapatan
sektor ESDM meliputi sektor pertambangan umum berupa royalty dan landrent
yang masing-masing
sebesar Rp.5.337.293.316,-
dan Rp.270.446.648,-; sektor migas yang berasal dari minyak bumi dan gas
bumi yang
masing-masing sebesar
Rp.86.254.548.863,73 dan
Rp.46.755.415.235,-; serta
sektor panas
bumi sebesar
Rp.120.341.804.028,-, melalui optimalisasi pencapaian target pendapatan daerah dari sektor Energi dan Sumberdaya Mineral.
3 Kegiatan Penyusunan Produk Hukum Sektor ESDM, yang dilaksanakan
oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat
dengan alokasi anggaran sebesar Rp.239.856.000,-, realisasi anggaran
IV-346 sebesar Rp.91.143.500,- atau 38. Hasil kegiatan adalah tersedianya
produk hukum daerah untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, melalui
penyediaan 2 dua rancangan produk hukum Sektor ESDM, sedangkan penyediaan lampiran peta zona konservasi air tanah dan pertambangan
tidak dapat dilaksanakan dikarenakan gagal lelang. 4
Kegiatan Pengembangan Investasi, Supply Demmand dan Jejaring Produk Unggulan Energi dan Sumberdaya Mineral, yang dilaksanakan
oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat
dengan alokasi anggaran sebesar Rp.255.033.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.254.993.000,- atau 99,98. Hasil kegiatan adalah terjalinnya
kerjasama pengembangan usaha pertambangan antara usaha kecil dengan usaha besar dengan Kadin, pengembangan investasi di sektor
ESDM dan meningkatnya nilai tambah usaha pengrajin batu mulia skala kecil dan menengah, melalui penyusunan Nota Kesepakatan Bersama
antara Dinas ESDM dengan Kadin Jawa Barat melalui Forum Kemitraan antara Usaha Kecil dan Besar; pelaksanaan Promosi dalam bentuk
pameran Pameran Musrenbang di Bandung, Pameran Agrinex Expo di Jakarta, Pameran pada peresmian listrik perdesaan di Kuningan;
pembinaan teknis dan hibah dua paket mesin pengolah batu mulia skala kecil dan menengah.
5 Kegiatan Pengelolaan Data Center Energi dan Sumber Daya Mineral,
yang dilaksanakan oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi
Jawa Barat
dengan alokasi
anggaran sebesar
Rp.552.825.711,-, realisasi anggaran sebesar Rp.550.383.200,- atau 99,56. Hasil kegiatan adalah tersusunnya
data dan informasi spasial dan a-spasial sektor energi dan sumber daya mineral yang mutakhir dan
akurat untuk pengambilan keputusan dan penyusunan kebijakan Sektor ESDM, melalui desiminasi data dan informasi sektor ESDM ke instansi
terkait melalui penerbitan buletin dan buku Profil Data dan Statistik Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral ESDM Jawa Barat 2012;
revitalisasi jaringan data dan informasi melalui pengadaan 35 unit alat yang terdiri dari 12 item beserta instalasi jaringan dan server; serta
keikutsertaan Dinas ESDM pada acara Forum Geospasial Nasional. 6
Kegiatan Evaluasi Peta Zonasi dan Pelaksanaan Kebijakan Pengelolaan Air
Tanah di Jawa Barat, yang dilaksanakan oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran
IV-347 sebesar Rp.534.563.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.443.838.000,-
atau 83,03. Hasil kegiatan adalah dimanfaatkannya data potensi air tanah di Kawasan padat industri di Cekungan Air Tanah CAT Bandung-
Soreang, CAT Karawang-Bekasi, CAT Sumber-Cirebon sebagai bahan pengambilan kebijakan pengelolaan air tanah, melalui penyusunan kajian
evaluasi pengelolaan air tanah meliputi Neraca Kesetimbangan Air Tanah pada Kawasan Padat Industri di CATBandung-Soreang, CAT Bekasi-
Karawang, CAT Sumber-Cirebon. Adapun untuk kajian Kesetimbangan Air Tanah pada Kawasan Padat Industri di CAT Subang tidak dapat
dilaksanakan akibat gagal lelang. 7
Kegiatan Peningkatan Upaya Pemulihan Kondisi Muka Airtanah di CAT
Kritis, yang dilaksanakan oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.734.950.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.674.127.000,- atau 91,72. Hasil kegiatan adalah dimanfaatkannya data dan informasi
fluktuasi muka air tanah, meningkatnya kenaikan muka air tanah di CAT Kritis, khususnya di zona kritisrusak serta penyediaan database sumur
pantau dan sumur resapan untuk memantau kondisi muka airtanah bagi pengambilan kebijakan pengelolaan airtanah, melalui pembangunan
sumur imbuhan Aquifer Storage and Recovery ASR milik pemda Jawa Barat di CAT Bandung-Soreang; revitalisasi sumur imbuhan di CAT Bogor
dan revitalisasi sumur pantau di CAT Bogor; alih fungsi sumur produksi menjadi sumur pantau telemetri di CAT Bandung-Soreang; inventarisasi
sumur pantau dan sumur imbuhan di Jawa Barat. 8
Kegiatan Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Pengusahaan Pertambangan Umum, Batubara dan Airtanah di Wilayah Kerja UPTD
ESDM Wilayah I Cianjur, yang dilaksanakan oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran
sebesar Rp.81.143.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.81.110.000,- atau 99,96. Hasil kegiatan adalah meningkatnya kesadaran pelaku
usaha dalam kegiatan pengusahaan dan pemanfaatan air tanah serta pertambangan umum, tertib administrasi dan teknis dalam pengusahaan
dan pemanfaatan air tanah serta pertambangan umum, dan terlaksananya kegiatan usaha pertambangan umum yang memenuhi
kaidah
good mining practise
, melalui pelaksanaan binwasdal Air Tanah di Wilayah Kerja UPTD ESDM Wilayah I Cianjur; pelaksanaan binwasdal
Pertambangan Umum di 3 Kabupaten Kab. Sukabumi; Kab. Bogor dan
IV-348 Kab. Cianjur; pelaksanaan binwasdal pengguna pemanfaatan batubara
di 4 KabupatenKota Kab. Bogor; Kota Bogor; Kota Depok dan Kab. Sukabumi.
9 Kegiatan Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Pengusahaan
Pertambangan Umum, Batu bara dan Air Tanah di Wilayah Kerja UPT
DESDM Wilayah II Purwakarta, yang dilaksanakan oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat dengan alokasi
anggaran sebesar
Rp.80.668.000,-, realisasi
anggaran sebesar
Rp.80.563.000,- atau 99,87. Hasil kegiatan adalah meningkatnya kesadaran pelaku usaha dalam kegiatan pengusahaan dan pemanfaatan
air tanah serta pertambangan umum, tertib administrasi dan teknis dalam pengusahaan dan pemanfaatan air tanah serta pertambangan
umum, dan terlaksananya kegiatan usaha pertambangan umum yang memenuhi kaidah
good mining practise
, melalui pelaksanaan monitoring
sumur pantau dan sumur resapan; dan pelaksanaan beberapa binwasdal meliputi binwasdal terhadap pengguna yang belum memasang meter air;
binwasdal terhadap perusahaan tambang dan binwasdal terhadap perusahaan pengguna batubara.
10 Kegiatan Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Pengusahaan
Pertambangan Umum, Batu bara dan Air Tanah di Wilayah Kerja UPT
DESDM Wilayah III Bandung, yang dilaksanakan oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran
sebesar Rp.72.891.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.72.771.050,- atau 99,84. Hasil kegiatan adalah meningkatkan kesadaran pelaku
usaha dalam kegiatan pengusahaan dan pemanfaatan air tanah serta pertambangan umum, tertib administrasi dan teknis dalam pengusahaan
dan pemanfaatan air tanah serta pertambangan umum, dan terlaksananya kegiatan usaha pertambangan umum yang memenuhi
kaidah
good mining practise,
melalui pelaksanaan beberapa binwasdal
yaitu binwasdal penggunaan air tanah industri, binwasdal terhadap kegiatan pertambangan umum dan binwasdal terhadap perusahaan
pengguna batubara. 11
Kegiatan Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Pengusahaan Air Tanah dan Pertambangan Umum di Wilayah Kerja UPTD ESDM Wilayah
IV Tasikmalaya, yang dilaksanakan oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.82.136.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.82.136.000,- atau 100.
IV-349 Hasil kegiatan adalah meningkatnya kesadaran pelaku usaha dalam
kegiatan pengusahaan dan pemanfaatan air tanah serta pertambangan umum, tertib administrasi dan teknis dalam pengusahaan dan
pemanfaatan air tanah serta pertambangan umum, dan kegiatan usaha pertambangan umum yang memenuhi kaidah
good mining practise,
melalui binwasdal pemanfaatan air tanah dan binwasdal usaha pertambangan umum.
12 Kegiatan Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Pengusahaan
Pertambangan Umum, Batu Bara dan Airtanah Di Wilayah Kerja UPTD
ESDM V Cirebonyang, yang dilaksanakan oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran
sebesar Rp.82.321.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.82.058.000,- atau 99,68. Hasil kegiatan adalah meningkatnya kesadaran pelaku
usaha dalam kegiatan pengusahaan dan pemanfaatan air tanah serta pertambangan umum, tertib administrasi dan teknis dalam pengusahaan
dan pemanfaatan air tanah serta pertambangan umum, dan terlaksananya kegiatan usaha pertambangan umum yang memenuhi
kaidah
good mining practise,
melalui binwasdal pengambilan air tanah, binwasdal usaha pertambangan umum, dan binwasdal lokasi penimbunan
dan penggunaan batubara; serta menyusun laporan teknis binwasdal. 13
Kegiatan Fasilitasi dan Koordinasi Pengelolaan Mineral, Geologi dan Air
Tanah di Jawa Barat, yang dilaksanakan oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran
sebesar Rp.145.875.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.112.846.000,- atau 77,36. Hasil kegiatan adalah adanya sinergitas pembangunan
bidang mineral, geologi dan air tanah, melalui rapat koordinasi pengelolaan mineral, geologi dan air tanah dan rapat teknis Mitra Praja
Utama MPU. 14
Kegiatan Fasilitasi dan Koordinasi Sektor Energi dan Sumber Daya
Mineral, yang dilaksanakan oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.178.531.529,-, realisasi anggaran sebesar Rp.171.572.500,- atau 96,10. Hasil kegiatan adalah terwujudnya sinergitas pelaksanaan
program dengan para pemangku kepentingan di Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral, serta terfasilitasinya perencanaan pengembangan
listrik dan pemanfaatan energi, melalui pelaksanaan forum Organisasi Perangkat Daerah OPD bidang ESDM di Jawa Barat, monitoring dan
IV-350 evaluasi kegiatan Dinas ESDM dan fasilitasi pengembangan listrik dan
pemanfaatan energi. 15
Kegiatan Valuasi Aset Sumber Daya Mineral dan Energi Jawa Barat, yang
dilaksanakan oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.707.225.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp.701.656.500,- atau 99,21. Hasil kegiatan adalah terumuskannya strategi pemanfaatan sumber daya mineral dan
energi Jawa Barat untuk jangka menengah dan jangka panjang yang disepakati bersama para stakeholderpemangku kepentingan, melalui
penyediaan Neraca Energi dan Sumber Daya Mineral Jawa Barat yang terdiri dari neraca mineral logam, neraca mineral non logam, neraca air
tanah, neraca panas bumi, dan neraca energi baru terbarukan yang dihasilkan dari hasil Analisis Valuasi Ekonomi dan Lingkungan serta
perumusan kebijakan pemanfaatan potensi ESDM yang dibahas dalam Seminar Nasional Valuasi Ekonomi dan Lingkungan Sumber Daya Mineral
dan Energi Jawa Barat. 16
Kegiatan Penyusunan Rencana Induk Pendayagunaan Air Tanah di
Kabupaten Ciamis, yang dilaksanakan oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.446.513.900,- atau 89,30. Hasil kegiatan adalah tersedianya bahan bagi penyusunan
kebijakan, program, kegiatan dan sasaran dalam pendayagunaan air tanah, melalui penyusunan
Rencana Induk Pendayagunaan Air Tanah di Kabupaten Ciamis yang didalamnya memuat Peta Zonasi Air Tanah di
Kabupaten Ciamis dengan skala 1:25.000 dan Program simulasi numerik Pendayagunaan Air Tanah di Kabupaten Ciamis.
17 Kegiatan Penyusunan Neraca Air Tanah di Cekungan Air Tanah Bandung-
Soreang, yang dilaksanakan oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.600.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.577.150.000,- atau 96,19. Hasil kegiatan adalah tersusunnya data potensi air tanah di Kota
Bandung sebagai bahan kebijakan untuk meningkatkan kualitas CAT kritis, melalui penyusunan Neraca Kesetimbangan Air Tanah di Kota
Bandung beserta peta zonasi air tanah di kota Bandung. 18
Kegiatan Pengembangan Nilai Tambah Di Bidang Mineral dan Energi
Alternatif, yang dilaksanakan oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar
IV-351 Rp.461.231.800,-, realisasi anggaran sebesar Rp.451.904.200,- atau
97,98. Hasil kegiatan adalah terjalinnya kerjasama dengan Pemerintah dan Pengusaha Queensland Australia dalam pengembangan pengolahan
mineral dan energi terbarukan biogas melalui kegiatan kunjungan kerja
ke Australia.
b Permasalahan dan Solusi
1 Perubahan peraturan perundang-undangan terkait dengan energi dan
sumber daya mineral dikhawatirkan menyebabkan stagnasi terhadap pengelolaan sumber daya mineral dan energi, selain itu pergeseran
kewenangan yang lebih banyak di KabupatenKota menyebabkan koordinasi pengelolaan sektor energi dan sumber daya mineral antara
Pemerintah, Provinsi dan KabupatenKota sedikit berkurang dan berdampak terhadap banyak Izin Usaha Pertambangan IUP yang
diterbitkan Pemerintah Kab. yang tidak ditembuskan ke Provinsi sehingga Pemerintah Provinsi kesulitan dalam menginventarisasi data-data
perusahaan pemegang IUP di Jawa Barat. Solusi untuk mengatasi
masalah ini adalah melakukan koordinasi dengan KabupatenKota serta mensinergikan kembali pelaksanaan tugas pokok dan fungsi masing-
masing instansi, baik instansi provinsi maupun KabupatenKota berkaitan dengan tanggung jawabnya terhadap pengelolaan sumber daya mineral
dan energi serta secara terus menerus melakukan komunikasi dengan pengelola sektor energi dan sumber daya mineral di KabupatenKota
melalui UPTD ESDM sehingga data terkait dengan pengelolaan sumber daya mineral bisa diperbaharui.
2 Keterbatasan sumber daya manusia pengelola sektor ESDM dan
keterbatasan anggaran menyebabkan intensitas pembinaan teknis dan administrasi terhadap kegiatan pengambilan air tanah, kegiatan usaha
pertambangan, penggunaan
batubara banyak
berkurang dan
dikhawatirkan dampak dari kegiatan tersebut akan berdampak terhadap kondisi lingkungan, masih kurangnya pemahaman aparatur pengelolaan
Air Tanah, bahwa air tanah tidak semata-mata merupakan sumber pendapatan daerah yang harus selalu ditingkatkan, namun juga
mengandung asas konservasi, selain itu dari pihak perusahaan pun tidak menempatkan pelaksanapenanggungjawab yang berkompeten yang
dapat memberikan informasi mengenai kegiatan pengambilan air tanah,
IV-352 baik teknis maupun administratif, dan banyak perusahaan tambang yang
belum secara sungguh-sungguh menerapkan aturan keselamatan kerja. Solusi untuk mengatasi masalah ini yaitu mengadakan sosialisasi terkait
dengan peningkatan ketaatan para pengambil air tanah maupun kegiatan usaha pertambangan yang terus menerus dilakukan bersama-sama
dengan pemerintah KabupatenKota, serta senantiasa menyampaikan kepada perusahaan untuk menunjuk penanggungjawab yang kompeten
untuk mengelola air tanah di masing –masing perusahaan dan melakukan
sosialisasi pada para pemilik lokasi usaha penambangan untuk mematuhi peraturan perundangan yang berlaku termasuk menyediakan sarana dan
prasarana kantor, K3 APD dan APAR serta kelengkapan administrasi kantor tambang di lingkungan kerja tambang. Mengharuskan semua
perusahaan yang memanfaatkan batubara untuk mematuhi ketentuan perundang undangan yang berlaku terkait dengan penyimpanan dan
limbah B3 batubara berupa
bottom ash
dan
fly ash
. 3
Keterlambatan dalam proses pengadaan barangjasa banyak mempengaruhi
kemajuan pelaksanaan
programkegiatan secara
keseluruhan. Solusi untuk mengatasi masalah ini melakukan koordinasi intensif dengan Unit Layanan Pengadaan ULP untuk mengetahui
perkembangan proses pengadaan barang dan jasa serta melakukan penjadwalan
ulang untuk
melakukan percepatan
pelaksanaan programkegiatan.
2 Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan dan
Energi a
Pelaksanaan Program
1 Kegiatan Peningkatan Rasio Elektrifikasi Rumah Tangga di Wilayah Kerja
Unit Pelaksana Teknis Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral UPTD
ESDM Wilayah I Cianjur, yang dilaksanakan oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran
sebesar Rp.9.484.301.000,-,
realisasi anggaran
sebesar Rp.9.448.592.250,- atau 99,62. Hasil kegiatan adalah meningkatnya
cakupan dan akses masyarakat terhadap infrastruktur ketenagalistrikan dalam rangka peningkatan rasio elektrifikasi, melalui pembangunan
infrastruktur listrik dan pengembangan jaringan PLN meliputi Sambungan RumahInstalasi Rumah SRIR untuk 6000 Rumah Tangga di
Kabupaten Cianjur, Sukabumi dan Bogor; pembangunan 1 unit
IV-353 Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro PLTMH untuk 100 SRIR di
Kabupaten Cianjur serta penyusunan perencanaan teknis pengembangan jaringan listrik di Wilayah Kerja UPTD ESDM Wilayah I Cianjur untuk
tahun 2013. 2
Kegiatan Peningkatan Rasio Elektrifikasi Rumah Tangga di Wilayah Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral UPTD
ESDM Wilayah II Purwakarta, yang dilaksanakan oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat dengan alokasi
anggaran sebesar Rp.5.740.995.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.5.632.924.400,- atau 98,12. Hasil kegiatan adalah terwujudnya
peningkatan cakupan dan akses masyarakat terhadap infrastruktur ketenagalistrikan dalam rangka peningkatan rasio elektrifikasi, melalui
pembangunan infrastruktur listrik dan pengembangan jaringan PLN meliputi Sambungan RumahInstalasi Rumah SRIR untuk 4346 Rumah
Tangga, Saluran Udara Tegangan Rendah SUTR sepanjang 4,45 Kilometer Sirkuit KmS, 3 Unit Gardu Listrik Trafo 50 Kilo Volt Ampere
KVA di Kabupaten Bekasi, Karawang, Purwakarta dan Subang serta penyusunan perencanaan teknis pengembangan jaringan listrik di
Wilayah Kerja UPTD ESDM Wilayah II Purwakarta untuk tahun 2013. 3
Kegiatan Peningkatan Rasio Elektrifikasi Rumah Tangga di Wilayah Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral UPTD
ESDM Wilayah III Bandung, yang dilaksanakan oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran
sebesar Rp.5.734.207.500,-,
realisasi anggaran
sebesar Rp.5.700.480.500,- atau 99,41. Hasil kegiatan adalah terwujudnya
peningkatan cakupan dan akses masyarakat terhadap infrastruktur ketenagalistrikan dalam rangka peningkatan rasio elektrifikasi, melalui
pembangunan infrastruktur listrik dan pengembangan jaringan PLN meliputi Sambungan RumahInstalasi Rumah SRIR untuk 4418 Rumah
Tangga di Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Sumedang dan Kota Cimahi serta penyusunan perencanaan teknis pengembangan jaringan
listrik di Wilayah Kerja UPTD ESDM Wilayah III Bandung untuk Tahun 2013.
4 Kegiatan Peningkatan Rasio Elektrifikasi Rumah Tangga di Wilayah Kerja
Unit Pelaksana Teknis Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral UPTD
ESDM Wilayah IV Tasikmalaya, yang dilaksanakan oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat dengan alokasi
IV-354 anggaran sebesar Rp.12.912.078.100,-, realisasi anggaran sebesar
Rp.12.887.378.850,- atau 99,81. Hasil kegiatan adalah terwujudnya peningkatan cakupan dan akses masyarakat terhadap infrastruktur
ketenagalistrikan dalam rangka peningkatan rasio elektrifikasi, melalui pembangunan
infrastruktur listrik dan pengembangan jaringan PLN meliputi Sambungan RumahInstalasi Rumah SRIR untuk 6975 Rumah
Tangga di Kabupaten Garut, Tasikmalaya, Ciamis dan Kota Tasikmalaya; pembangunan 2 unit Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro PLTMH di
Kabupaten Garut dan Kabupaten Ciamis untuk memenuhi kebutuhan listrik 177 Rumah Tangga, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga
Surya PLTS di Kabupaten Ciamis untuk memenuhi kebutuhan listrik 100 Rumah Tangga; dan penyusunan perencanaan teknis pengembangan
jaringan listrik di Wilayah Kerja UPTD ESDM Wilayah IV Tasikmalaya untuk Tahun 2013.
5 Kegiatan Peningkatan Rasio Elektrifikasi Rumah Tangga di Wilayah Kerja
Unit Pelaksana Teknis Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral UPTD
ESDM Wilayah V Cirebon, yang dilaksanakan oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran
sebesar Rp.6.131.005.000,-,
realisasi anggaran
sebesar Rp.6.047.060.400,- atau 98,63. Hasil kegiatan adalah terwujudnya
cakupan dan akses masyarakat terhadap infrastruktur ketenagalistrikan dalam rangka peningkatan rasio elektrifikasi, melalui pembangunan
infrastruktur listrik dan pengembangan jaringan PLN yang meliputi Sambungan RumahInstalasi Rumah SRIR untuk 4650 Rumah Tangga
di Kabupaten Cirebon, Kuningan, Indramayu, Majalengka dan Kota Cirebon; Saluran Udara Tegangan Rendah SUTR sepanjang 7,31
Kilometer Sirkuit KmS; pembangunan Gardu Listrik Trafo sebanyak 4 unit dan penyusunan perencanaan teknis pengembangan jaringan listrik
di Wilayah Kerja UPTD ESDM Wilayah V Cirebon untuk tahun 2013. 6
Kegiatan Pengembangan Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan Bahan
Bakar Nabati BBN di Jawa Barat, yang dilaksanakan oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat dengan alokasi
anggaran sebesar Rp.1.372.360.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.1.371.153.000,- atau 99,91. Hasil kegiatan adalah terfasilitasinya
aktifitas masyarakat untuk pemanfaatan energi baru terbarukan BBN biogas, serta mendeskripsikan potensi BBN jenis biogas dan tersusunnya
panduan pengembangan terintegrasi BBN jenis biogas, melalui
IV-355 pembangunan instalasi biogas sebanyak 184 unit dan sosialisasi
pengelolaan biogas di Kabupaten Bandung Barat dan Tasikmalaya. 7
Kegiatan Pengembangan Energi Potensi Lokal Untuk Desa Mandiri Energi
DME dan Dukungan Kawasan Wisata, yang dilaksanakan oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat dengan
alokasi anggaran sebesar Rp.360.422.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.359.398.000,- atau 99,72. Hasil kegiatan adalah dimanfaatkannya
potensi energi bersumber dari energi baru terbarukan untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat dan fasilitasi aktifitas masyarakat untuk
pembangunan DME, melalui pembangunan sistem pembangkit energi terbarukan pikohidro sebanyak 2 dua unit di Kabupaten Bandung Barat
dan Cianjur; revitalisasi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro PLTMH sebanyak 1 satu unit di Kabupaten Cianjur; dan pelaksanaan rapat
koordinasi dengan 10 sepuluh kabupaten terkait pemanfaatan potensi energi lokal.
8 Kegiatan Peningkatan Upaya Konservasi dan Penghematan Energi serta
Pembinaan, Pengawasan
dan Pengendalian
Keselamatan Kerja
Binwasdal K2 Ketenagalistrikan, yang dilaksanakan oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat dengan alokasi
anggaran sebesar Rp.124.110.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.121.209.000,- atau 97,66. Hasil kegiatan adalah terlaksananya
penghematan energi di sektor pengguna komersil dan industri serta dimanfaatkannya hasil kajian untuk pengembangan energi surya berbasis
Green Building, melalui pemantauan dan binwasdal energi di sektor pengguna komersial dan industri serta penyusunan Kajian Desain
Pembangkit Listrik Tenaga Surya pada Kawasan Gedung Sate sebagai
Green Building
. 9
Kegiatan Fasilitasi Kegiatan Program Hibah Kompetensi Instansi
Kerjasama dengan UNPAD, yang dilaksanakan oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran
sebesar Rp.202.915.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.201.045.000,- atau 99,08. Hasil kegiatan adalah dimanfaatkannya potensi energi
surya untuk menggerakkan pompa air guna memenuhi kebutuhan irigasi masyarakat, melalui pembangunan pompa air tenaga surya untuk
keperluan irigasi masyarakat di Desa Majasih Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu dan penyelenggaraan pendampingan serta
IV-356 pembinaan kepada masyarakat penerima bantuan pompa air tenaga
surya. 10
Kegiatan Penyusunan Rencana Umum Energi Daerah RUED di Jawa
Barat, yang dilaksanakan oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar
Rp.300.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.268.771.000,- atau 89,59. Hasil kegiatan adalah tersedianya dokumen perencanaan energi
untuk pelaksanaan kebijakan pengelolaan energi, melalui penyusunan Dokumen Rencana Umum Energi Daerah RUED Provinsi Jawa Barat.
b Permasalahan dan Solusi
1 Aksesibilitas ketenagalistrikan masyarakat perdesaan di Jawa Barat masih
rendah, hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya permohonan bantuan programkegiatan listrik perdesaan di Jawa Barat sementara kemampuan
pemerintah masih terbatas. Solusinya adalah melakukan komunikasi intensif dengan Pemerintah Pusat, PT. PLN dan Pemerintah
KabupatenKota untuk bersama-sama meningkatkan akses masyarakat terhadap listrik melalui pengembangan jaringan PLN maupun
pengembangan energi alternatif serta melakukan penambahan anggaran yang lebih besar.
2 Sistem on line pembayaran biaya penyambungan yang dilaksanakan
secara terpusat di satu Bank yang ditunjuk oleh PT. PLN menyebabkan keterlambatan dalam proses penyalaan. Solusi untuk mengatasi hal
tersebut diusulkan agar PT. PLN dapat menunjuk lebih dari satu Bank yang
disesuaikan dengan
lokasi yang
mendapatkan bantuan
pembangunan listrik perdesaan. 3
Proses pengembangan jaringan listrik dengan pemasangan tiang dan penarikan kabel memerlukan koordinasi yang intensif baik pada instansi
kehutanan, perkebunan maupun Kepala Desa dan warga setempat yang lahannya dilewati jaringan. Solusi untuk mengatasi hal tersebut dilakukan
koordinasi dengan pihak kehutanan, perkebunan dan kepala desa setempat, sedangkan untuk warga yang lahannya terlewati jaringan
dimintai izin secara tertulis. 4
Topografi wilayah Jawa Barat Selatan, khususnya untuk lokasi pembangunan energi baru terbarukan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro
Hidro PLTMH umumnya berada di daerah rawan bencana. Selain itu, perubahan kondisi lingkungan menyebabkan beberapa daerah labil
IV-357 mengalami rawan longsor sehingga mengganggu kinerja PLTMH yang
dibangun. Solusinya adalah dengan menyusun
Detail Engineering Design
DED terkait dengan pembangunan PLTMH satu tahun sebelum dibangun sehingga kendala yang timbul terkait dengan kondisi tapak
maupun kendala cuaca dapat diantisipasi sedini mungkin. Selain itu agar pembangunan PLTMH ini dapat dirasakan secara optimal oleh
masyarakat. Maka dilakukan pula pelatihan terhadap para calon pengelola PLTMH maupun Pikohidro tersebut agar dapat menangani
kendala teknis yang mungkin timbul. 5
Pengembangan energi baru terbarukan belum sepenuhnya mendapatkan dukungan dari para pemangku kepentingan termasuk masyarakat
sehingga dalam perjalannya masih belum optimal. Solusi untuk masalah ini adalah secara terus menerus dilakukan sosialisasi dan memperbanyak
demplot terkait dengan pengembangan energi baru terbarukan.
5. URUSAN PARIWISATA