URUSAN KETENAGAKERJAAN Urusan Wajib Yang dilaksanakan.

IV-131 b Permasalahan dan Solusi 1 Terbatasnya kewenangan Provinsi dalam menata administrasi kependudukan yang hanya bersifat monitoring, supervisi, sosialisasi dan koordinasi, sehingga permasalahan di kabupatenkota yang berbeda- beda tidak bisa cepat diselesaikan. Solusi dilakukan Koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan dinas terkait di kabupatenkota lebih diintensifkan. 2 Terbatasnya sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dalam bidang teknologi informasi untuk mengelola database kependudukan tingkat provinsi. Solusi yang dilakukan adalah melakukan pengajuan SDM yang mempunyai kompetensi teknologi informartika melalui BKD serta melaksanakan bimbingan teknis administrator kependudukan tingkat provinsi dan kabupatenkota di tahun 2013.

12. URUSAN KETENAGAKERJAAN

1 Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja a Pelaksanaan Program 1 Kegiatan Pelatihan Ketenagakerjaan Berbasis Kompetensi dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.2.460.404.250,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp.2.442.782.870,- atau 99,28. Hasil kegiatan adalah tersalurkannya Alumni Pelatihan Berbasis Kompetensi di Perusahaan dan membentuk Usaha Mandiri yang produktif, inovatif dan kompetitif, melalui pelatihan Berbasis Kompetensi dengan Kjr. yaitu Las 3 Akt sebanyak 48 org dan UJK, Kjr. Mesin Bubut 3 Akt sebanyak 48 org dan UJK, Kjr. Mobil Bensin sebanyak 32 org dan UJK, Kjr. Sepeda Motor sebanyak 32 org dan UJK, Kjr. Listrik 4 Akt sebanyak 64 org dan UJK, Kjr. Body Painting sebanyak 16 org dan UJK, Kjr. Maintanance Elektronika 16 org dan UJK, Kjr. Komputer 2 Kgt sebanyak 32 org dan UJK. Las SMAW 4 Angkatan sebanyak 64 orang, Mesin Pembinaan alumni sebanyak 48 orang, Sosialisasi Persiapan Pelatihan Berbasis Kopetensi PBK dan sosialisasi Pelatihan Berbasis KopetensiPBK 50 Perusahaan. 2 Kegiatan Pelatihan Berbasis Masyarakat Melalui Mobile Training Unit MTU dan Pemagangan Tenaga Kerja dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.3.829.215.000,- dengan realisasi anggaran sebesar IV-132 Rp.3.795.671.400,- atau 99,12. Hasil kegiatan adalah terwujudnya lapangan kerja di perdesaan yang mandiri dan produktif, melalui pelatihan berbasis masyarakat dalam Mobile Training Unit MTU dan pemagangan tenaga kerja, pelatihan berbasis masyarakat dalam MTU 65 Angkatan sebanyak 1.300 orang, pemagangan dalam negeri sebanyak 500 orang, seleksi sebanyak 1.200 orang magang ke Jepang, penyediaan tenaga instruktur LPK sebanyak 270 orang, Competensi Basic Trainning CBT di Jawa Barat 25 orang, dan tenaga kerja yang mandiri dalam pelatihan kilat sebanyak 960 orang. 3 Kegiatan Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.914.918.828,- dengan realisasi anggaran Rp.905.470.800,- atau 98,97. Hasil kegiatan adalah tersedianya tenaga kerja yang produktif, mandiri, dan inovatif, melalui bimtek produktivitas 5S sebanyak 180 orang, bimtek produktivitas pengembangan kewirausahaan sebanyak 1.620 orang, bimtek pengukuran produktivitas sebanyak 240 orang, Bimtek Trainning Need Analisys 100 orang. 4 Kegiatan Standarisasi Sertifikasi dan Kompetensi Tenaga Kerja dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.950.436.000,- realisasi Rp.945.749.250,- atau 99,51. Hasil kegiatan adalah tersedianya tenaga kerja siap bekerja di dalam maupun di luar negeri dan Lembaga Pendidikan Kerja LKP yang terakreditasi dalam keterampilan, keahlian, kompetensi, melalui pengujian, sertifikasi tenaga kerja dan akreditasi Lembaga Pelatihan Kerja LPK sebanyak 493 orang. 5 Kegiatan Pelatihan Bagi Pencari Kerja ke Luar Negeri dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran Rp.7.525.089.975,- realisasi Rp.7.325.511.975,- atau 97,35. Hasil kegiatan adalah tersalurkannya tenaga kerja ke Luar Negeri, serta berkurangnya pengangguran, melalui penyediaan tenaga kerja yang terampil dan siap bekerja di Luar Negeri sebanyak 600 orang. 6 Kegiatan Pelatihan Keterampilan Masyarakat Sekitar Desa Penghasil Tembakau dan Hasil Tembakau dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran Rp.1.798.344.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.1.735.724.300,- atau 96,52. Hasil kegiatan adalah terwujudnya wirausaha yang produktif IV-133 sekitar desa penghasil tembakau, melalui pelatihan masyarakat sekitar desa penghasil tembakau. b Permasalahan dan Solusi 1 Kualifikasi calon tenaga kerja belum memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan oleh penyedia kesempatan kerja, menciptakan lapangan kerja di perdesaan. Solusi yang dilakukan adalah Pemenuhan kesempatan kerja di dalam negeri dilakukan melalui pelatihan berbasis kompetensi, Pelatihan Berbasis Masyarakat pelatihan wirausaha. 2 Calon tenaga kerja luar negeri masih sangat terkendala dengan bahasa dan keterampilan dibutuhkan. Solusi yang dilakukan adalah pemenuhan kesempatan kerja di luar negeri akan lebih difokuskan pada penguasaan bahasa dan keterampilan sesuai dengan kualifikasijabatan yang dibutuhkan oleh penguna. 2 Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan a Pelaksanaan Program 1 Kegiatan Pembinaan dan Pengawasan Ketenagakerjaan dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.866.000.000,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp.860.855.000,- atau 99,41. Hasil kegiatan adalah terfasilitasinya pembinaan dan pengawasan ketenagakerjaan, meningkatnya pemahaman norma ketenagakerjaan pada pengusaha dan pekerja, berkurangnya pekerja terburuk bagi anak, dan berkurangnya tingkat kecelakaan di perusahaan, melalui Rakorda pengawas sebanyak 150 orang, pelatihan pekerja anak sebanyak 150 orang, Rakor Zero Accident untuk 30 orang, Rapat Komite Aksi PBPTA untuk 32 org, Deseminasi Norma K3 sebanyak 350 orang, pembinaan perempuan sebanyak 250 orang dan monitoring serta evaluasi PPA-PKH tahun 2011 di 8 KabupatenKota. 2 Kegiatan Pembinaan Hubungan Industrial dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.873.250.000,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp.833.786.000,- atau 95,48. Hasil kegiatan adalah tertanganinya perselisihan antara pekerja dengan pengusaha serta terciptanya hubungan industrial yang harmonis antara pekerja dan pengusaha, melalui Rapat Lembaga Kerjasama LKS Tripartit 13 kali, IV-134 Rapat Badan Pekerja LKS Tripartit 11 Kali, Lokakarya Lembaga Kerjasama LKS Tripartit, Lokakarya Peningkatan pemahaman UU Ketenagakerjaan, Penyuluhan Pembentukan Lembaga Kerjasama LKS BipartitSarana Hubungan Industrial 25 Prsh, Bazar murah Lembaga Kerjasama LKS Tripartit. 3 Kegiatan Peningkatan Jaminan Sosial dan Kesejahteraan Tenaga Kerja dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran Rp.1.200.350.000,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp.1.185.915.000,- atau 98,80. Hasil kegiatan adalah meningkatnya pemahaman Dewan Pengupahan pekerja, pengusaha untuk menciptakan upah yang diterima semua pihak, melalui fasilitasi rapat dewan pengupahan, fasilitasi penangguhan Upah 19 kali, fasilitasi penangguhan pelaksanaan upah minimum 40 perusahaan, pembinaan jaminan sosial Tenaga Kerja – LHK 50 peserta, Lokakarya pengupahan, Workshop Pengupahan, Sosialisasi Upah Minimum 26 KabupatenKota, rakor pengupahan identifikasi hasil survey Kebutuhan Hidup Layak KHL 26 KabupatenKota. 4 Kegiatan Fasilitasi Koordinasi penetapan Upah Minimum, Pemilihan Pekerja Teladan dan Penilaian Perusahaan Terbaik yang mempekerjakan Tenaga Kerja Perempuan dilaksanakan oleh Biro Pengembangan Sosial Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.500.000.000,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp.483.825.000,- atau 96. Hasil kegiatan adalah meningkatnya kesejahteraan pekerja dengan penetapan upah Minimum Provinsi dan Upah Minimum KabupatenKota dan Pekerja Teladan dapat memberikan motivasi kepada pekerja lainnya dan peningkatan perlidungan tenaga kerja perempuan, melalui pemilihan 5 Pekerja Teladan dari 21 orang pekerja yang diusulkan oleh KabupatenKota di Jawa Barat, pemilihan 6 Perusahaan Terbaik yang Mempekerjakan Tenaga Kerja Perempuan 3 Perusahaan untuk Perusahaan Skala Besar dan 3 Perusahaan untuk Perusahaan Skala Kecil Menengah dari 19 Perusahaan yang diusulkan oleh KabupatenKota di Jawa Barat dan koordasi penetapan upah minimum KabupatenKota di Jawa Barat Tahun 2013 serta Persetujuan dan penolakan permohonan penangguhan pelaksanaan Upah Minimum KabupatenKota yang diusulkan oleh Perusahaan di Jawa Barat yaitu sebanyak 3 Buah Keputusan Gubernur Jawa Barat. IV-135 b Permasalahan dan Solusi 1 Dalam upaya pengembangan lembaga ketenagakerjaan masih belum optimalnya mekanisme kerja kelembagaan ketenagakerjaan seperti Tripartit, Dewan Pengupahan, Serikat PekerjaBuruh. Upaya yang dilakukan melalui pembinaan terhadap lembaga ketenagakerjaan serta diciptakan hubungan harmonis diantara kelembagaan ketenagakerjaan; 2 Perlindungan terhadap tenaga kerja melalui penetapan upah minimum masih terkendala terhadap tidak tepatnya penyampaian rekomendasi mengenai usulan penetapan upah minimum Kabupatenkota. Solusinya adalah terus menerus dilakukan koordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja maupun Dewan Pengupahan Kabupatenkota; 3 Usulan Rekomendasi KabupatenKota dalam Penetapan Upah minimum masih bervariasi, ada yang direkomendasikan satu angka dan sektoral serta ada usulan upah minimum sektoral berdasarkan Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia KLUI dan Klasifikasi Baku Lapangan Indonesia KBLI, Keterlambatan pengajuan rekomendasi kabupatenKota sebagai proses kesepakatan di Dewan Pengupahan KabupatenKota. 4 Masih ada kabupatenkota belum melaksanakan pemilihan pekerja teladan dan penilaian perusahaan terbaik mempekerjakan tenaga kerja perempuan. Hal ini perlu mendapat perhatian kabupatenkota mengingat kegiatan dilaksanakan merupakan program Pemerintah Pusat Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Upaya yang dilakukan adalah menyampaikan Surat Gubernur Jawa Barat kepada BupatiWalikota tentang perlunya pelaksanaan kegiatan pemilihan pekerja teladan dan penilaian perusahaan terbaik mempekerjakan tenaga kerja perempuan. 3 Program Peningkatan Kesempatan Kerja a Pelaksanaan Program 1 Kegiatan Perluasan Lapangan Kerja Perdesaan Berbasis Pemuda dan Perempuan dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.8.836.923.750,-dengan realisasi anggaran sebesar Rp.8.826.440.750,- atau 99,88. Hasil kegiatan adalah meningkatnya pertumbuhan ekonomi perdesaan, melalui perwujudan sarana transportasi, Usaha Produktif di perdesaan. IV-136 2 Kegiatan Penempatan Tenaga Kerja Antar Kerja Lokal AKL, Antar Kerja Antar Daerah AKADAntar Kerja Antar Negara AKAN dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran Rp.687.000.000,- realisasi Rp.636.686.200,- atau 92,68. Hasil kegiatan adalah berkurangnya pengangguran dengan penyaluran 1.080 orang pencari kerja melalui Sosialisasi Antar Kerja Lokal Antar Kerja Lokal AKL, Antar Kerja Antar Daerah AKADAntar Kerja Antar Negara AKAN. 3 Kegiatan Pengembangan Transformasi Informasi Pasar kerjaBursa Kerja dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran Rp.1.255.000.000,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp.1.246.438.000,- atau 99,32. Hasil kegiatan adalah terfasilitasinya pencari kerja, melalui pelayanan informasi yang cepat kepada Masyarakat dan pengguna prasarana dan sarana informasi pasar kerja serta penyebaran informasi lowongan kerja. 4 Kegiatan Peningkatan Peran Balai Pelayanan TKI Terpadu dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.959.811.000,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp.910.384.600,- atau 94,85. Hasil kegiatan adalah terlayaninya Perusahaan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta PPTKIS, dan Tenaga Kerja Indonesia yang akan berangkat serta TKI bermasalah, melalui pembinaan Perusahaan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta PPTKIS dan TKI yang akan berangkat ke Luar Negeri. b Permasalahan dan Solusi Permasalahan yang dihadapi pada program peningkatan kesempatan kerja, adalah ketidak sesuaian antara keahlian dimiliki penyedia kesempatan kerja, terutama kriteria persyaratan dan kemampuan yang dibutuhkan perusahaan tidak mampu dipenuhi pencari kerja. Upaya yang dilakukan adalah dengan mengembangkan padat karya inprastruktur, Padat Karya Produktif, pengembangan informasi dan transformasi serta penempatan AKL, AKADAKAN dan pembinaan terhadap Perusahaan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta PPTKIS untuk meningkatkan perekonomian perdesaan dan mengurangi pengangguran. IV-137

13. URUSAN KETAHANAN PANGAN