URUSAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

IV-140 Pangan Nusantara; penyusunan Kebijakan Umum Ketahanan Pangan; serta penyusunan rancangan sistem monitoring distribusi perberasan. b Permasalahan dan Solusi 1 Belum semua KabupatenKota memiliki Perangkat Daerah yang menagani Ketahanan Pangan sesuai dengan Perundang-undangan. Solusi yang dilakukan adalah mengoptimalkan Perangkat Daerah yang ada di KabupatenKota melalui koordinasi yang lebih intensif sehingga sinergitas program dan kegiatan Ketahanan Pangan antara Provinsi dan KabupatenKota dapat berjalan secara berkesinambungan. 2 Peta Kerawanan Pangan yang digunakan sebagai pedoman dalam menentukan DesaDaerah sasaran program baru sampai Tingkat Kecamatan. Solusi yang dilakukan adalah mendorong Pemerintah KabupatenKota melakukan pemetaan Kerawanan Pangan di masing- masing tingkat DesaKelurahan. 3 Belum optimalnya koordinasi pembangunan ketahanan pangan karena menyangkut lintas sektor dalam pelaksanaanya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut terus dilakukan peningkatan koordinasi secara intensif dan sinergis secara lintas sektor, baik dengan OPDInstansi tingkat Provinsi Jawa Barat maupun dengan InstansiLembaga terkait di tingkat Pusat dan KabupatenKota.

14. URUSAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

1 Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender Dalam Pembangunan a Pelaksanaan Program 1 Kegiatan Penyusunan Data Gender dan Anak yang dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Barat dengan alokasi biaya sebesar Rp.418.053.050,-, realisasi anggaran sebesar Rp.397.390.500,- atau 95,06. Hasil kegiatan adalah termanfaatkannya data terpilah statistik gender dan anak Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 yang akuntabel, melalui penyusunan data terpilah statistik gender dan anak Jawa Barat Tahun 2012 sebanyak 900 buku serta mensosialisasikan data tersebut bagi aparat Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah KabupatenKota. IV-141 2 Kegiatan Jejaring Kelembagaan dan Kerjasama Potensi Jawa Barat, yang dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.242.169.400,-, realisasi anggaran sebesar Rp.231.330.100,- atau 95,52. Hasil kegiatan adalah terbangunnya kerja sama perempuan Provinsi Jawa Barat dengan Provinsi Kepulauan Riau serta terbitnya Peraturan Gubernur Jawa Barat tentang Pengarusutamaan Gender dalam proses penandatanganan, melalui penguatan jejaring kelembagaan organisasi perempuan, kunjungan kerja ke Provinsi Kepulauan Riau, adanya bahan masukan untuk telaahan dan analisis pembuatan Peraturan Gubernur Jawa Barat tentang Pengarusutamaan Gender dan Keputusan Gubernur Jawa Barat tentang Rencana Aksi Daerah Pengarusutamaan Gender di Provinsi Jawa Barat. 3 Kegiatan Gerakan Pengarusutamaan Gender, yang dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.623.099.990,-, realisasi anggaran sebesar Rp.1.488.958.990,- atau 91,74. Hasil kegiatan adalah meningkatnya pemahaman, pengetahuan para pejabat esselon III dan IV tingkat Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan pejabat eselon II tingkat Pemerintah Daerah KabupatenKota tentang Pengarusutamaan Gender; terimplementasikannya penerapan Anggaran Responsif Gender di 5 OPD Provinsi Jawa Barat, penerapan Anggaran Responsif Gender bagi 4 OPD kabupatenkota se-Jawa Barat; Adanya program kerja tahunan Kelompok Kerja Pengarusutamaan Gender tingkat Provinsi Jawa Barat; Adanya produk Peraturan Gubernur Jawa Barat tentang Pengarusutamaan Gender; Serta adanya produk Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Barat tentang Rencana Aksi Daerah Pengarusutamaan Gender; melalui penyelenggaraan sosialisasi Pengarusutamaan Gender Tingkat Provinsi Jawa Barat dan KabupatenKota; Pendampingan Penerapan Anggaran Responsif Gender baik di tingkat Provinsi Jawa Barat di lima OPD Provinsi Jawa Barat meliputi Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Badan Diklat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana maupun OPD di tingkat kabupatenkota; Rapat koordinasipertemuan Kelompok Kerja Pengarusutamaan Gender Tingkat Provinsi Jawa Barat, rapat koordinasipertemuan penyusunan Peraturan Gubernur Jawa Barat IV-142 tentang Pengarusutamaan Gender Jawa Barat, rapat koordinasipertemuan penyusunan Peraturan Gubernur Jawa Barat tentang Rencana Aksi Daerah Pengarusutamaan Gender Jawa Barat, serta re-checking Pemantauan Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Jawa Barat dan di 5 kabupatenkota Tahun 2012 meliputi: Kota Bandung, Kabupaten Cianjur, Kota Sukabumi, Kabupaten Bogor, Kota Depok. b Permasalahan dan Solusi Belum semua OPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan kabupatenkota menerapkan perencanaan penganggaran responsif gender. Solusinya adalah melalui upaya-upaya penguatan komitmen dan kebijakan; penguatan kelembagaan dan sumber daya manusia; peningkatan anggaran responsif gender; pemutakhiran data terpilah gender dan anak serta penguatan partisipasi masyarakat. 2 Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan dan Anak a Pelaksanaan Program 1 Kegiatan Fasilitasi Peringatan Hari Anak Nasional yang dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.91.197.000,- realisasi anggaran sebesar Rp.81.797.000,- atau 89,69. Hasil kegiatan adalah terbentuknya komitmen anak Jawa Barat menjadi anak yang beriman, jujur, cerdas, sehat, berahlak mulia dan berprestasi dengan didukung oleh pemerintah, LSM dan stakeholder lainnya, melalui penyelenggaraan acara Peringatan Hari Anak Nasional serta pelaksanaan kegiatan bhakti sosial kepada anak-anak yang bermasalah sosial. 2 Kegiatan Fasilitasi Peningkatan dan Pengembangan Kreativitas dan Pemenuhan Hak Partisipasi Anak, yang dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.825.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.1.564.015.000,- atau 85,70. Hasil kegiatan adalah meningkatnya kegiatan operasional Forum Anak KabupatenKota dan provinsi dalam rangka peningkatan, pengembangan kreativitas anak dan pemenuhan hak partisipasi anak, melalui pertemuan Forum Anak Daerah Jawa Barat dan memilih 10 orang duta anak untuk IV-143 dikirim pada kegiatan Kongres Anak Indonesia XI di Batam dan 1 orang perwakilan dari masing-masing kabupatenkota untuk mengikuti kegiatan Forum Anak Nasional di Bandung; pembentukkan Forum Anak Daerah di 10 kabupatenkota Kota Sukabumi, Kabupaten Subang, Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Ciamis, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Majalengka; Pertemuan Forum Anak Nasional dengan menghasilkan pengurus Forum Anak Nasional dan menjalin hubungan antar personal anak-anak Indonesia serta terbentuknya jaringan komunikasi antar Forum Anak Provinsi; Serta fasilitasi pengiriman Duta Anak pada kegiatan Kongres Anak Indonesia XI dengan menghasilkan 8 butir suara anak Indonesia 2012 deklarasi. 3 Kegiatan Pelatihan Pendamping Perlindungan Perempuan dan Anak PA yang dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.318.838.575,-, realisasi anggaran sebesar Rp.313.345.000,- atau 98,28. Hasil kegiatan adalah terjalinnya kerja sama kemitraan antar P2TP2A Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak dengan para pendamping di lingkup pendidikansekolah serta membentuk rintisan Sekolah Ramah Anak di 24 sekolah tingkat: SD, SMP, SMA pada 8KabupatenKota di Jawa Barat, melalui peningkatan pemahaman pendamping perlindungan perempuan dan anak di lingkup pendidikan tingkat: SD, SMP, SMA di 8 kabupatenkota Kota Cirebon, Kota Bogor, Kabupaten Garut, Kota Cimahi, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Indramyu, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Purwakarta. 4 Kegiatan Pengembangan Kota Layak Anak yang dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Barat dengan alokasi biaya sebesar Rp.764.732.600,-, realisasi anggaran sebesar Rp.685.995.000,- atau 89,70. Hasil kegiatan adalah terbentukmya Kelompok Kerja POKJA Kota Layak Anak KLA di 8 KabupatenKota di Jawa Barat; Meningkatnya komitmen Pemerintah KabupatenKota dalam mewujudkan Kota Layak Anak KLA sebagai upaya transformasi KLA dalam berbagai bidang pembangunan yang responsif terhadap kepentingan terbaik untuk anak, melalui informasi Kota Layak Anak di 8 KabupatenKota Kabupaten Kuningan, Kota Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kota Banjar, Kota Cimahi, Kabupaten IV-144 Tasikmalaya, Kota Bogor, Kota Bekasi serta pembentukkan DesaKelurahan Layak Anak di 8 kabupatenkota di Jawa Barat. 5 Kegiatan Peningkatan Peranan Wanita menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera P2WKSS, yang dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran Rp.570.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.569.555.000,- atau 99,92. Hasil kegiatan adalah terwujudnya Sinergitas dan Kinerja Program Provinsi serta KabupatenKota dalam Pelaksanaan P2WKSS; terbentuknya perubahan perilaku masyarakat ke arah yang lebih baik dalam bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi dan lingkungan hidup, melalui Verifikasi Lokasi P2WKSS di 26 kabupatenkota; Evaluasi Penilaian Pelaksanaan P2WKSS di 26 kabupatenkota; Monitoring dan Re-Checking P2WKSS; Serta Pemberian Apresiasi P2WKSS terbaik Tingkat Provinsi Jawa Barat. 6 Kegiatan Fasilitasi Penguatan Organisasi Perempuan di Bidang Ekonomi, Budaya, Sosial, dan Lingkungan, yang dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.190.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.184.137.000,- atau 96,91. Hasil kegiatan adalah meningkatnya pemahaman di bidang kewirausahaan koperasi, agrobisnis, ketahanan pangan, industri rumahan ekonomi kreatif, budaya atraktif yang bernilai ekonomi, pemanfaatan potensi sosial dan lingkungan hidup bagi perempuan dan meningkatnya peran perempuan dalam berorganisasi, melalui Pembinaan Organisasi Perempuan di bidang ekonomi, budaya, sosial dan lingkungan hidup Tingkat Provinsi Jawa Barat. 7 Kegiatan Fasilitasi dan Advokasi Perempuan dalam Kemandirian Berusaha bagi PEKKA, yang dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.940.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.932.505.000,- atau 99,20. Hasil kegiatan adalah meningkatnya pengetahuan, keterampilan dan pendapatan anggota PEKKA, melalui Pelatihan Keterampilan bidang pengolahan makanan, kerajinan tangan, pengemasan bagi untuk 260 orang anggota Perempuan Kepala Keluarga PEKKA; Forum Wilayah PEKKA dengan jumlah peserta sebanyak 120 orang untuk berbagi pengalaman kegiatan ekonomi produktif; serta Pemberian Bantuan kepada 26 kelompok PEKKA 260 anggota tersebar IV-145 di 26 kabupatenkota di Jawa Barat masing-masing sebesar Rp.10.000.000,-. 8 Kegiatan Peringatan Hari Nasional Perempuan yang dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.500.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.498.600.000,- atau 99,72. Hasil kegiatan adalah meningkatnya inspirasi masyarakat terhadap kiprah perempuan dalam berbagai aspek kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara melalui Peringatan Hari Ibu ke-84, melalui pelaksanaan Upacara Puncak Peringatan Hari Ibu; Gelar Produk Perempuan; Dialog tentang Perempuan; Lomba Kreativitas hasil produk PEKKA Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2012; Serta Bhakti Sosial dan Talkshow. 9 Kegiatan Perlindungan Perempuan Trafficking, KDRT, dan Pornografi, yang dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.367.438.470,-, realisasi anggaran sebesar Rp.1.061.385.970,- atau 77,62. Hasil kegiatan adalah terlaksananya Fasilitasi dan Bantuan Perlindungan Perempuan Korban Trafficking, melalui Sosialisasi Trafficking, Kekerasan dalam Rumah Tangga, dan Pornografi bagi Masyarakat di 7 KabupatenKota di Jawa Barat Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Cirebon, Kabupaten Bandung, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Sumedang dan Kota Cimahi; Sosialisasi Model Perlindungan Perempuan; Pertemuan 10 Anggota MPU Mitra Praja Utama BPPKB di Jawa Barat; Rapat Koordinasi Gugus Tugas; Penjemputan Korban Trafficking sebanyak 45 orang korban trafficking sehingga total sejak berdirinya BPPKB Provinsi Jawa Barat sudah memulangkan 198 orang korban trafficking; Penandatanganan MoU berupa kesepakatan bersama dalam penanganan korban trafficking antara Provinsi Jawa Barat dengan Provinsi Sumatera Utara dan Bali yang dilanjutkan dengan Perjanjian Kerjasama antara BPPKB kedua provinsi tersebut; Penanganan Hukum bagi 1 orang Korban Trafficking dan 3 orang saksi di Pengadilan Negeri Sumatera Utara. 10 Kegiatan Fasilitasi Kaukus Politik Perempuan Indonesia KPPI, yang dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Barat dengan alokasi biaya sebesar Rp.1.047.456.350,-, realisasi anggaran sebesar Rp.896.238.050,- atau IV-146 85,56. Hasil kegiatan adalah meningkatnya Pemahaman Hak-hak Politik Perempuan yang ada di 26 KabupatenKota serta teridentifikasinya potensi kerjasama diantara dua negara dalam bidang ekonomi dan politik perempuan, melalui Pelatihan KPPI Jawa Barat; Penjajagan Awal Kerjasama KPPI Jawa Barat di bidang ekonomi dan politik perempuan ke Australia, dengan peserta sebanyak 9 orang terdiri dari Pejabat Pemerintah Provinsi dan Anggota Kaukus Politik Perempuan Jawa Barat; Serta Penjajagan Awal Kerjasama KPPI Jawa Barat di bidang ekonomi dan politik perempuan ke Benua Eropa sebanyak 8 orang terdiri dari Pejabat Pemerintah Provinsi dan Anggota Kaukus Politik Perempuan KPPI. 11 Kegiatan Peningkatan Pengetahuan, Kemampuan dan Pemberdayaan Sosial Korban Tindak Kekerasan dan Pekerja Migran KTKPM, yang dilaksanakan oleh Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.305.000.000,- realisasi anggaran sebesar Rp.303.680.000,- atau 99,56. Hasil kegiatan adalah meningkatnya pengetahuan, kemampuan dan pemberdayaan Sosial Korban Tindak Kekerasan dan Pekerja Migran KTKPM, melalui Perlindungan dan Pemulihan Sosial 25 orang Korban Tindak Kekerasan, Bimtek Penanganan KTK sebanyak 800 orang, Pemantapan petugas pada Rumah perlindungan sebanyak 20 orang, 60 orang Peserta Bimbingan Keterampilan Usaha Ekonomis Produktif serta pemulangan klien PMB, korban trafiking dan KTK sebanyak 11 orang. 12 Kegiatan Peningkatan Pengetahuan, Kemampuan dan Pemberdayaan Sosial Wanita Rawan Sosial Ekonomi WRSE, yang dilaksanakan oleh Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.146.160.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.146.160.000,- atau 100. Hasil kegiatan adalah meningkatnya Pengetahuan, Kemampuan dan Pemberdayaan Sosial Wanita Rawan Sosial Ekonomi WRSE , melalui Keterampilan Usaha dan Kesejahteraan Sosial 200 orang Wanita Binaan Sosial WBS. 13 Kegiatan Fasilitasi Peringatan Hari Keluarga, HKSN, BBGRM, dan HKG PKK dan Peringatan Hari Ibu Tingkat Nasional dan Provinsi yang dilaksanakan oleh Biro Pengembangan Sosial Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.300.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.295.830.000,- atau 98,61. Hasil kegiatan adalah terfasilitasinya Peringatan Hari Keluarga, IV-147 HKSN, BBGRM, dan HKG PKK dan terselenggaranya Peringatan Hari Ibu Tingkat Nasional dan Provinsi, melalui Peringatan Hari Keluarga, HKSN, BBGRM, dan HKG PKK dan Peringatan Hari Ibu Tingkat Nasional dan Provinsi. 14 Kegiatan Rapat Koordinasi se-Jawa Barat dalam rangka Peningkatan Pemberdayaan Perempuan di Jawa Barat yang dilaksanakan oleh Biro Pengembangan Sosial Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.150.000.000,- realisasi anggaran sebesar Rp.146.630.000,- atau 97,75. Hasil kegiatan adalah terwujudnya sinergitas antara Pemerintah Provinsi, Kabupaten dan Kota, melalui penyelenggaraan rapat koordinasi yang diikuti 117 orang peserta. b Permasalahan dan Solusi Permasalahan dalam pelaksanaan program ini adalah Jumlah populasi wanita rawan sosial ekonomi yang ditangani tidak seimbang dengan jumlah populasi yang ada, masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pelaporan peristiwa tindak Kekerasan Dalam Rumah Tangga KDRT dan korban trafficking sehingga data dan penanganan korban sulit dijangkau, serta meningkatnya permasalahan sosial perempuan dan anak belum dapat ditangani secara optimal karena fasilitas sarana prasarana rumah perlindungan rumah aman bagi perempuan dan anak di Kabupatenkota, Provinsi dan LKS Swasta masih terbatas. Solusinya adalah melakukan berbagai program kegiatan dalam rangka meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang pelaporan dan penanganan korban tindak kekerasan melalui penyuluhan, sosialisasi, meningkatkan kapasitas dan fasilitas pelayanan sarana dan prasarana yang diselenggarakan oleh Pemerintah maupun Lembaga Kesejahteraan Sosial Swasta.

15. URUSAN KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA