URUSAN PERINDUSTRIAN URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN

IV-363 atau 95,18. Hasil kegiatan adalah terpeliharanya Budaya Daerah, melalui Unjuk Budaya Lokal di Wilayah II. b Permasalahan dan Solusi Belum optimalnya pencapaian target kunjungan wisatawan ke Jawa Barat, karena berbagai faktor pendukunginfrastruktur pariwisata dan masalah aksesibilitas menuju obyek wisata yang belum memadai serta upaya promosi yang masih belum terintegrasi baik dengan Pemerintah Pusat, antar instansi pemerintah di provinsi, assosiasi pariwisata maupun industri pariwisata. Solusi mengoptimalisasi sumber daya yang dimiliki untuk kepentingan promosi pariwisata seperti meningka tkan peran dan kualitas “content” situs web dan peran Tourist Information Centre TIC yang dimiliki; meningkatkan varietas media promosi dan frekuensi promosi yang dilakukan, menjalin kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan kepariwisataan, meningkatkan kerjasama dengan pihak pers, merintis kerjasama di bidang pemasaran pariwisata dengan stake holder pariwisata baik di dalam maupun luar negeri serta meningkatkan kemitraan dengan Badan Promosi Pariwisata Jawa Barat.

6. URUSAN PERINDUSTRIAN

1 Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah a Pelaksanaan Program 1 Kegiatan Pengembangan Industri Kerajinan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.100.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.99.720.000,- atau 99,72. Hasil kegiatan adalah meningkatnya kompetensi sumber daya manusia dan kemitraan antar pelaku industri kepada 20 unit, melalui pelatihan desain anyaman mendong bagi 20 peserta. 2 Kegiatan Pengembangan Bisnis Industri Pengolahan Ikan dan Eksport Hasil Laut di Ciamis dan Indramayu, yang dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.100.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.99.100.000,- atau 99,10. Hasil kegiatan adalah meningkatya kompetensi sumber daya manusia dan kemitraan antar pelaku industri sebanyak 50 unit, melalui Bimbingan dan Pelatihan Teknologi Produksi Pengolahan Ikan dan Ekspor Hasil Laut kepada 50 orang. IV-364 3 Kegiatan Fasilitasi Kemasan bagi IKM Jawa Barat, yang dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.350.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.316.543.700,- atau 90,44. Hasil kegiatan adalah tersedianya jasa layanan untuk IKM sebesar 60, melalui sosialisasi kemasan bagi IKM Jawa Barat kepada 200 orang termasuk fasilitasi kemasan sebanyak 100 buah dan fasilitasi event kemasan. b Permasalahan dan Solusi Industri kreatif belum sepenuhnya dijadikan konsep yang utuh dalam pola pengembangan perekonomian di daerah KabupatenKota; pendataan nilai ekonomi dan perkembangan industri kreatif di KabupatenKota belum tersedia, sehingga belum terdapat kebijakan yang nyata guna mendukung iklim usaha pertumbuhan industri kreatif, seperti insentif perijinan, perlindungan hak cipta, dukungan permodalaninvestasi, ketersediaan ruang publik dan tempat promosi yang memadai; Sinergitas pengembangan SDM dengan unsur pendidikancivitas akademika dan unsur lainnya untuk mendukung tumbuhnya entreprener industri kreatif masih lemah; Belum dilakukan kajian rantai nilai yang utuh dan terintegrasi mulai dari kegiatan kreasi nilai, produksi, dan distribusibisnis; Masih lemahnya penguasaan Management Cost Improvement pada industri-industri telematika, elektronika dan komponen otomotif dalam upaya efisiensi energy dan lemahnya kemampuan para pelaku industri Telematika dan Elektronika dalam pengembanganmemanfaatkan perangkat lunak serta perangkat lunak lainnya yang masih relatif mahal; Rendahnya implementasi Perda tentang garam. Solusi mendorong peran serta KabupatenKota untuk menumbuhkan industri kreatif sesuai dengan potensi daerahnya dan melakukan kegiatan pembinaankonsolidasi dalam upaya perkuatan industri kreatif berbasis komunitas dan membangun jejaring bisnis antar daerahwilayah; penumbuhan calon wirausaha baru bagi IKM Telematika melalui pelatihan dan pengembangan bisnis melalui metoda inkubator; peningkatan kemampuan di bidang desain keteknikan dan desain produk IKM komponen suku cadang. IV-365 2 Program Penataan Struktur dan Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri a Pelaksanaan Program 1 Kegiatan Pengembangan Industri Aneka dan Kimia, yang dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.400.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.398.025.000,- atau 99,51. Hasil kegiatan adalah meningkatnya kompetensi sumber daya manusia pada industri aneka dan kimia serta keterlibatan perusahaan dalam pengembangan klaster industri sebanyak 122 perusahaan, melalui monitoring kadar yodium di tingkat produsen garam beryodium kepada 52 unit usaha; fasilitasi teknik produksi alas kaki kepada 50 orang dan fasilitasi pelatihan kewirausahaan IKM alas kaki kepada 20 orang. 2 Kegiatan Pengembangan Pusat Desain Furniture Rotan di Wilayah Cirebon, yang dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.100.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.100.000.000,- atau 100. Hasil kegiatan adalah meningkatnya kompetensi sumber daya manusia pada industri rotan sebanyak 50 pelaku usaha, melalui diseminasi pusat desain furnitur rotan di wilayah Cirebon kepada 50 pelaku usaha. 3 Kegiatan Peningkatan Industri Kreativitas dan Berbasis Komunitas, yang dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.100.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.98.386.000,- atau 98,39. Hasil kegiatan adalah tumbuhnya industri kreatif andalan masa depan sebanyak 40 unit, melalui pelaksanaan FGD evaluasi pengembangan komunitas kreatif dihadiri sebanyak 50 orang; workshop penguatan jejaring industri kreatif diikuti sebanyak 40 orang; partisipasi pada Forum kerjasama Mitra Praja Utama di 2 provinsi. 4 Kegiatan Pengembangan Industri Kreatif Berbasis Makanan Olahan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.600.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.576.020.700,- atau 96. Hasil kegiatan adalah tumbuhnya industri kreatif andalan masa depan di bidang industri agro berupa pengembangan penganekaragaman makanan khas Jawa Barat dalam mensubstitusi tepung terigu sebanyak 125 jenis makanan IV-366 dan minuman, melalui festival keanekaragaman makanan berbahan baku lokal mencakup 6 kategori. 5 Kegiatan Peningkatan Kemampuan Teknologi Penggunaan Mesin Peralatan di Instalasi, yang dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.100.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.92.570.000,- atau 92,57. Hasil kegiatan adalah meningkatnya kompetensi sumber daya manusia pada unit pelayanan teknis dan sinergitas pengembangan industri kepada 25 perusahaan, melalui pengembangan kapasitas teknologi untuk SDM di unit pelayanan teknis kepada 25 orang. 6 Kegiatan Penguatan Industri Kreatif Berbasis Fashion batik dan bordir, yang dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.300.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.293.000.000,- atau 97,67. Hasil kegiatan adalah meningkatnya kompetensi sumber daya manusia pada industri fashion batik dan bordir dan penguasaan teknologi industri TPT kepada 25 perusahaan, melalui pelatihan peningkatan desain IKM batik dan bordir dengan peserta sebanyak 25 orang; bisnis linkage para pelaku usaha industri TPT sebanyak 4 kali yang melibatkan seluruh stage holder industri fashion batik dan bordir; serta uji kompetensi produk ITPT sebanyak 25 stand. 7 Kegiatan Pengembangan Industri Makanan dan Minuman, yang dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.200.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.196.505.000,- atau 98,25. Hasil kegiatan adalah meningkatnya kompetensi sumber daya manusia pada industri makanan dan minuman dan sinergitas pengembangan industri kepada 70 perusahaan serta meningkatnya daya saing terhadap produk Puree buah, melalui bimbingan dan pelatihan teknologi produksi pengolahan ubi-ubian dan pisang guna meningkatkan nilai tambah dan daya saing hasil produksi industri olahan IKM pangan kepada 50 orang; fasilitasi Sertifikasi Penerapan HACCP Puree Buah kepada 1 perusahaan; dan fasilitasi bimbingan teknis penggunaan BTM guna peningkatan nilai tambah dan daya saing hasil produksi industry olahan IKM pangan kepada 20 orang. 8 Kegiatan Pengembangan Industri Otomotif dan Industri Kreatif Berbasis IT, yang dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan IV-367 Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.700.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.683.780.000,- atau 97,68. Hasil kegiatan adalah meningkatnya kompetensi sumber daya manusia pada industri otomotif dan teknologi informasi dan penguasaan teknologi industri telematika dan otomotif kepada 105 perusahaan serta terinformasikannya kebutuhan industri elektronika, telematika, alsintan dan otomotif, melalui pelatihan kewirausahaan kepada 50 orang; pemagangan kewirausahaan; pendampingan pembuatan konten IT kepada 25 orang; business matching dengan pengembang konten IT bagi 20 orang; bimbingan teknis gambar teknis dan metrologi industri bagi IKM komponen otomotif kepada 20 orang; menyusun study marketing alat angkut multi fungsi; menyusun profil elektronika, telematika, alsintan dan otomotif dan fasilitasi sarana pengembangan Ilmattel kepada seluruh stake holder industri logam, mesin, alat transportasi, tekstil dan produk tekstil dan telematika kepada seluruh stake holder industri logam, mesin, alat transportasi, tekstil dan produk tekstil dan telematika serta pelatihan teknis las bagi 25 orang. 9 Kegiatan Pembinaan Industri Hasil Tembakau IHT, yang dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.986.119.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.844.323.600,- atau 85,62. Hasil kegiatan adalah meningkatnya kompetensi sumber daya manusia pada industri tembakau dan penerapan standarisasi dan sertifikasi produk terhadap 70 produk, melalui fasilitasi pengembangan usaha industri tembakau terhadap 3 kelompokpelaku usaha; pengujian Tar dan Nikotin pada hasil IHT Jawa Barat sebanyak 70 produk; desiminasi penarapan HAKI pada produk IHT kepada 100 orang; Lomba Karya Kreasi Kemasan Produk Tembakau; pembinaan sistem manajemen mutu IHT guna meningkatkan kualitas manajemen kepada 50 orang pelaku usaha. 10 Kegiatan Piloting Penanggulangan Kemiskinan melalui Pelatihan Kewirausahaan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.600.000.000,- realisasi anggaran sebesar Rp.577.610.000,- atau 96,27. Hasil kegiatan adalah tumbuhnya calon wirausahawan baru sebanyak 240 orang, melalui pengembangan kewirausahaan bagi industri kecil makanan dan minuman di 3 lokasi dengan masing-masing peserta sebanyak 40 orang; kewirausahaan bagi industri kecil tekstil dan produk IV-368 tekstil kecil di 2 lokasi dengan masing-masing peserta sebanyak 40 orang; dan kewirausahaan bagi industri kecil batu mulia di 1 lokasi dengan masing-masing sebanyak 40 orang. 11 Kegiatan Fasilitasi dan Koordinasi Pengembangan Industri di Jawa Barat, yang dilaksanakan oleh Biro Administrasi Perekonomian Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp.150.000.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp.150.000.000,- atau 100. Hasil kegiatan adalah terwujudnya sinergitas dan terlaksananya monitoring pengembangan kawasan ekonomi khusus, kawasan industri kecil dan menengah serta tersedianya bahan rumusan kebijakan bidang industri, melalui fasilitasi dan koordinasi pengembangan kawasan ekonomi khusus dan kawasan industri; koordinasi dan monitoring pengembangan industri kecil dan menengah. b Permasalahan dan Solusi 1 Hampir semua perusahaan rotan yang ada di Cirebon tidak mempunyai tenaga desainer, karena produksi produk rotan yang dihasilkan selama ini hanya berdasarkan pesanan atau order, sehingga mereka tidak mengenal trend desain maupun pemasaran, dan hampir 90 para pengrajin perusahaan industri produk rotan mempunyai ketergantungan bahan baku yang harus didatangkan dari luar pulau Jawa; Para pengrajin alas kaki di Cibaduyut maupun di daerah lainnya di Jawa Barat masih bersifat home industri dengan teknologi produksi masih bersifat tradisional yang dikerjakan oleh anggota keluarga yang tidak lebih dari 5 orang dengan tenaga ahli produksi yang terbatas, sehingga dalam pemenuhan peluang pasar yang menuntut kuantitas yang berkualitas tidak dapat dipenuhi karena masih terbatasnya kapasitas produksi; Masih lemahnya daya saing produk khususnya produk yang dihasilkan para Industri Kecil Menengah, yang tidak mampu bersaing dengan produk impor atau produk yang dihasilkan industri yang berskala besar, terutama disebabkan masih lemahnya kemampuan dalam mendesain produk yang berkualitas maupun kemasan yang menarik yang mengarah terhadap pencitraan produk sehingga dapat tercipta produk yang memilki nilai tambah baik dalam peningkatan kapasitas maupun mutu produk; pengembangan industri khususnya Industri Kecil dan Menengah di Jawa Barat dalam penentuan atau perencanaan kebijakan yang mendukung terhadap tumbuhnya Industri Kecil dan Menengah masih kurang, hal IV-369 tersebut disebabkan kurangnya informasi potensi daerah khususnya produk-produk yang dihasilkan pelaku Industri Kecil Menengah di Daerah; Ketentuan pelaksanaan Peraturan Pemerintah tentang insentif di Kawasan Ekonomi Khusus KEK belum terbit. Solusi Pengembangan bufferstock dengan membangun Net Working dan lembaga pengelolaan rotan yang berfungsi untuk menjaga stabilitas persediaan dan harga. Perlu diselenggarakan pelatihan desain dan pendampingan klinik desain serta pembangunan bufferstock yang diikuti dengan promosi desain maupun produk, merupakan salah satu solusi untuk mempertahankan eksistensi industri furniture rotan di Cirebon; Sosialisasi, pelatihan dan pendampingan untuk penerapan Good Manufacturing Practices GMP, HACCP maupun ISO merupakan solusi agar produk makanan dan minuman yang dihasilkan para pelaku industri dapat memenuhi ketentuan standar mutu yang telah ditetapkan dalam SNI maupun secara internasional untuk produk ekspor; peningkatan koordinasi baik melalui Rapat Koordinasi maupun kegiatan Forum lainnya khususnya informasi Industri Kecil Menengah baik yang formal maupun non formal, sehingga tersedia informasi sebagai bahan dalam penciptaan kebijakan maupun program dan kegiatan yang terintegrasi dengan program pusat, provinsi maupun KabupatenKota di Jawa Barat; mendorong industri agro mampu bersaing dan mampu memenuhi kriteria dan persyaratan akses ke pasar modern melalui peningkatan kemampuan manajemen, baik pemasaran, produksi dan keuangan, juga peningkatan kewirausahaan yang dilakukan melalui pelatihan kewirausahaan dan latihan motivasi, yang memungkinkan pelaku industri agro mampu memanfaatkan dan mengorganisir peluang usaha; Berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat cq. Kementerian Perekonomian RI dan ke Kabupaten yang memiliki Kawasan Industri. 2 Peraturan Pemerintah tentang insentif di Kawasan Ekonomi Khusus KEK sebagai ketentuan pelaksanaanya belum terbit; Sub kegiatan Industri kecil menjadi Tupoksi Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Solusi kegiatan dimaksud dialihkan melalui DPA Perubahan menjadi kegiatan konsultasi ke Pemerintah Pusat cq. Kementerian Perekonomian RI dan koordinasi ke Kabupaten yang memiliki Kawasan Industri. IV-370

7. URUSAN PERDAGANGAN