Penelitian Terdahulu LANDASAN TEORI

2.3.2 Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

Membaca Sebagai suatu keterampilan berbahasa merupakan suatu keterampilan yang kompleks, Keterampilan membaca mencakup tiga komponen, yaitu: 1 Pengenalan terhadap akasara s erta tanda-tanda baca 2 Korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsur -unsur linguistik yang formal. 3 Hubungan lebih lanjut dari 1 dan 2 dengan makna meaning Broughton [et al]; 1978 : 90 melalui Tarigan ; 1983 : 10

2.3.3 Tujuan Membaca

Membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena seorang yang membaca dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai tujuan. Dalam kegiatan membaca di kelas, guru seharusnya menyusun tujuan membaca dengan menyediakan tujuan khusus yang sesuai atau dengan membantu mereka menyusun tujuan membaca siswa itu sendiri. Menurut Farida Rahim 2008: 11 tujuan membaca mencakup: 1 kesenangan, 2 menyempurnakan membaca nyaring, 3 menggunakan strategi tertentu, 4 memperbaharui pengetahuan nya tentang suatu topik, 5 mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya, 6 memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis, 7 menginformasikan atau menolak prediksi, 8 menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan i nformasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks, 9 menjawab pertanyaan -pertanyaan yang spesifik.

2.3.4 Jenis-Jenis Membaca

Membaca terdiri dari bebe rapa jenis. Ditinjau dari segi terdengar atau tidaknya suara si pembaca waktu dia membaca proses membaca dibagi atas membaca nyaring dan membaca dalam hati Tarigan, 1984:22. Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama -sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran, dan perasaan seseorang pengarang. Membaca dalam hati adalah membaca dengan mempergunakan ingatan visual karena dalam hal ini yang aktif adalah mata pandangan; penglihatan dan ingatan. Da lam garis besarnya membaca dalam hati dibagi atas membaca ekstensif dan membaca intensif. Berikut ini akan dijelaskan secara lebih terperinci. 1 Membaca Ekstensif Membaca ekstensif berarti membaca secara luas obyeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat mungkin. Membaca enkstensif meliputi pula: a Membaca survey survey reading Membaca survey adalah membaca dengan memeriksa indeks, daftar kata, memeriksa judul-judul bab, meneliti bagan, skema, dan outline buku. b Membaca sekilas Membaca sekilas atau skimming adalah sejenis membaca yang membuat mata kita bergerak dengan cepat melihat, memperhatikan bahan tertulis untuk mencari serta mendapatkan informasipenerangan. c Membaca dangkal Membaca dangkal atau superficial reading adalah membaca dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat luaran, yang tidak bersifat mendalam dari suatu bahan bacaan. 2 Membaca Intensif Membaca intensif atau intensive reading adalah studi seksama, telaah teliti, dan penanganan terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira-kira dua sampai empat halaman setiap hari. Dalam penelitian ini akan difokuskan pada keterampilan membaca karena peneliti akan mengembangkan materi pembelajaran membaca terutama ya ng ada pada SK dan KD kelas VII Semester I dan II . Hal ini dikarenakan dalam membaca suatu cerita dibutuhkan ketelitian. Jika tidak, makna atau informasi yang terkandung dalam cerita tersebut tidak akan diterima dengan baik.

2.4 Evaluasi Pembelajaran Membaca

Di dalam dunia pendidikan, terdapat tiga istilah yang selalu terkadang disalahartikan, yaitu penilaian, pengukuran, dan t es. Menurut Tuckman dalam Nurgiyantoro 2010:6, penilaian merupakan suatu proses untuk mengetahui menguji apakah suatu kegiatan, pr oses kegiatan, keluaran suatu program telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang ditentukan. Sedangkan pengukuran merupakan bagian atau alat penilaian saja, dan selalu berhubungan dengan data - data kuantitatif, misalnya berupa skor -skor peserta didik. Tes merupakan sebuah instrumen atau prosedur yang sitematis untuk mengukur suatu sample tingkah laku. Penilaian sendiri tidak dapat lepas dari kegiatan pembelajaran di kelas.