Pengembangan Materi LANDASAN TEORI

kompetensi dasar. Terdapat beberapa prinsip yang yang dijadikan dasar untuk menentukan materi pembelajaran dalam penelitian ini, diantaranya sebagai berikut.

1. Relevansi artinya kesesuaian. Materi pembelajaran hendaknya relevan

dengan pencapaian standar kompetensi dan pencapaian kompetensi dasar. Jika kemampuan yang diharapkan dikuasai peser ta didik berupa menemukan gagasan utama dalam teks yang dibaca maka materi pembelajaran yang diaj arkan harus berupa gagasan utama, bukan konsep atau prinsip ataupun jenis materi yang lain. Misalnya, kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik adalah menyimpulkan isi bacaan setelah membaca cepat 200 katamenit maka pemilihan materi pembelajaran yang disampaikan seharusnya referensi tentang rumus menghitung kecepatan membaca efektif, hal - hal yang dapat mempermudah menyimpulkan isi bacaan pertanyaan, menentukan pokok-pokok bacaan materi konsep, bukan tata cara membaca yang baik materi prosedural.

2. Konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus

dikuasai peserta didik ada tiga macam, maka materi yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. Misalnya, kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik adalah mengomentari buku yang dibaca, menandai hal -hal yang akan dikomentari, menentukan unsur-unsur yang perlu dikomentari, maka materi yang diajarkan juga harus meliputi teknik mengomentari buku yang dibaca, unsur -unsur yang perlu dikomentari, dan juga hal-hal yang perlu ditandai.

3. Adequacy artinya kecukupan. Materi yang diajarkan hendaknya cukup

memadai dalam membantu peserta didik menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit maka kurang membantu tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak maka akan mengakibatkan keterlambatan dalam pencapaian target kurikulum pencapaian keseluruhan SK dan KD. Sebagai salah satu sumber belajar, materi pembelajaran yang berkualitas menurut wajib memenuhi empat kelayakan, yaitu BNSP, 2006c : 1 Kelayakan Isi a isi materi harus mendukung tercapainya SK standar kompetensi dan KD kompetensi dasar, b materi harus memenuhi tin gkat kelengkapan, keluasan, dan kedalaman materi. 2 Kelayakan bahasa a materi ditulis mengikuti kaidah b ahasa Indonesia yang benar dan jelas, b sesuai dengan tingkat perkembangan dan jenjang pendidikan peserta didik, c menggunakan bahasa yang komunikat if, d bahasanya runtut dan memiluki kesatuan gagasan. 6 Kelayakan penyajian a mempertimbangkan kebermaknaan dan kebermanfaatan, b melibatkan siswa secara aktif, c mengembangkan proses pembentukan pengetahuan. 7 Kelayakan kegrafikaan Peneliti berusaha memperhatikan empat hal tersebut dalam mengembangkan materi pembelajaran agar materi yang dihasilkan sesuai dengan standar kelayakan materi pembelajaran yang telah ditetapkan.

2.11 Kerangka Berpikir

Pengembangan materi pendidikan karakter yang terintegrasi de ngan pembelajaran membaca berdasarkan pada kerangka berpikir di bawah ini. Bagan Kerangka Berpikir Bahasa Indonesia Membaca Pendidikan Karakter Materi Pembelajaran Buku Teks Ajar Bagan kerangka berpikir dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Pada pembelajaran bahasa Indonesia, peneliti akan mengkhususkan aspe k keterampilan berbahasa yaitu membaca. 2. Penelitian ini akan mengintegrasikan pembelajaran membaca dengan pendidikan karakter. 3. Pengintegrasian pembelajaran membaca dengan pendidikan karakter akan dikembangkan menjadi materi pembelajaran . 4. Hasil pengintegrasian pembelajaran membaca dengan pendidikan karakter yang sudah tersusun menjadi materi pembelajaran, akan dibuat produk buku teks ajar bahasa Indonesia. 63

BAB III METODOLOGI PENGEMBANGAN

Bagian metodologi pengembangan diuraikan mengenai metode penelitian. Hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian meliputi: 1 jenis penelitian, 2 model pengembangan, 3 prosedur pengembangan, 4 uji coba produk, 5 desain uji coba, 6 subyek uji coba, 7 jenis data, 8 in strumen pengumpulan data, 9 teknik analisis data , dan 10 output penelitian.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis pengembangan, yaitu pengembangan materi pendidikan karakter yang terintegrasi dengan materi pembelajar an membaca bahasa Indonesia kelas VII semester I dan II SMP Kanisius Gayam Yogyakarta.

3.2 Model Pengembangan

Pengembangan buku teks pembelajaran pendidikan karakter terintegrasi dalam pembelajaran membaca bahasa Indonesia siswa SMP Kanisius Gayam Yogyakarta kelas VII semester 1 dan 2 sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar keterampilan membaca bahasa Indonesia dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Model pengembangan yang digunakan dalam penelit ian adalah model prosedural yang bersifat deskriptif.

3.3 Prosedur Pengembangan

Penjabaran langkah-langkah model pengembangan materi pembelajaran sebagai berikut: a. Analisis persepsi siswa Peneliti ingin mengetahui pandangan siswa terhad ap peristiwa-peristiwa yang ada di kehidupan sehari-hari. Jadi, analisis persepsi siswa sangat penting untuk memilih materi dan mengetahui kebutuhan siswa yang berguna dalam pengembangan produk. b. Selanjutnya, langkah yang dilakukan adalah w awancara dengan guru. Wawancara yang berkaitan dengan topik yang menurut pandangan guru layak diajarkan kepada siswa karena buku teks akan digunakan oleh guru bersama siswa untuk pembelajaran di kelas . c. Pengembangan produk Pengembangan produk disusun berdasarkan SK dan KD KTSP 2006 pada jenjang pendidikan SMP dengan langkah sebagai berikut. 1 Buku teks pendidikan karakter yang terintegrasi ke dalam pembelajaran membaca bahasa Indonesia kelas VII tidak bermaksud menggantikan buku paket, hanya sebagai buku tambahan. 2 Rancangan buku teks sesuai denga n Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran membaca bahasa Indonesia untuk kelas VII semester 1 dan 2 yang ada di dalam KTSP. 3 Buku teks dirancang untuk satu tahun ajaran yang terdiri atas 10 unit. Masing-masing unit memuat satu Kompetensi Dasa r yang dilengkapi dengan satu aspek kebahasaan. 4 Setiap bab dalam buku teks terdiri atas: a. Cover Bab a. Judul yang memberikan motivasi dan gambaran pada diri siswa untuk menumbuhkan nilai karakt er yang termuat dalam setiap unit. b. Deskripsi untuk refleksi diri tentang nilai karakter yang dimuat dalam setiap unit. c. Penyajian gambar yang sesuai dengan nilai karakter yang dimuat dalam setiap unit. d. Peneliti menyajikan Kompetensi Dasar yang akan dicapai siswa. e. Peneliti menyajikan tujuan pembelajaran untuk memberik an pengetahuan tujuan setiap unit. d. Kerangka Berpikir Kerangka berpikir terdiri dari Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan indikatornya. Kemudian nilai karakter yang termuat dalam setiap unit dan indikator nilai karakternya. Terakhir, peneliti menyajikan peng gabungan indikator Kompetensi Dasar dan indikator nilai karakter yang disebut dengan Indikator Terintegratif. Hal ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada guru cara pengintegrasian pendidikan karakter ke dalam pembelajaran membaca bahasa Indonesia e. Isi 1. Setiap Indikator Terinte gratif dijadikan sebagai sub setiap unit. 2. Peneliti menyajikan kutipan materi yang sesuai dengan indikator terintegratif. 3. Setelah peneliti memberikan materi, peneliti menyajikan contoh yang sesuai. 4. Peneliti menyajikan kolom yang berisi sebagai ajakan kepada siswa untuk aktif mencari materi yang akan dipelajari dan dapat menumbuhkan nilai karakter. Kolom tersebut adalah kolom KAMU TAHU? 5. Peneliti juga menyajikan latihan yang dikerjakan oleh siswa secara mandiri. 6. Peneliti juga menyajikan latihan yang dikerjakan oleh siswa secara kelompok. 7. Peneliti menyajikan latihan untuk dikerjakan di rumah atau di luar jam pelajaran yang disebut Jelajah Pustaka. 8. Peneliti memberikan gambar atau ilustrasi yang mendukung pada beberapa indikator terintegratif. f. Setiap unit tidak hanya aspek kompetensi yang dipelajari, peneliti juga memberikan materi yang berasal dari aspek kebahasaan. Aspek kebahasaan ini disesuaikan dengan Kompetensi Dasar yang dicapai pada setiap bab. Peneliti menyajikan materi aspek kebahasaan dengan istilah Pundi Bahasa. g. Penilaian Di setiap akhir unit, peneliti memberikan tes untuk menguji kemampuan