Pembelajaran Bahasa Indonesia LANDASAN TEORI

c Membaca dangkal Membaca dangkal atau superficial reading adalah membaca dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat luaran, yang tidak bersifat mendalam dari suatu bahan bacaan. 2 Membaca Intensif Membaca intensif atau intensive reading adalah studi seksama, telaah teliti, dan penanganan terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira-kira dua sampai empat halaman setiap hari. Dalam penelitian ini akan difokuskan pada keterampilan membaca karena peneliti akan mengembangkan materi pembelajaran membaca terutama ya ng ada pada SK dan KD kelas VII Semester I dan II . Hal ini dikarenakan dalam membaca suatu cerita dibutuhkan ketelitian. Jika tidak, makna atau informasi yang terkandung dalam cerita tersebut tidak akan diterima dengan baik.

2.4 Evaluasi Pembelajaran Membaca

Di dalam dunia pendidikan, terdapat tiga istilah yang selalu terkadang disalahartikan, yaitu penilaian, pengukuran, dan t es. Menurut Tuckman dalam Nurgiyantoro 2010:6, penilaian merupakan suatu proses untuk mengetahui menguji apakah suatu kegiatan, pr oses kegiatan, keluaran suatu program telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang ditentukan. Sedangkan pengukuran merupakan bagian atau alat penilaian saja, dan selalu berhubungan dengan data - data kuantitatif, misalnya berupa skor -skor peserta didik. Tes merupakan sebuah instrumen atau prosedur yang sitematis untuk mengukur suatu sample tingkah laku. Penilaian sendiri tidak dapat lepas dari kegiatan pembelajaran di kelas. Tanpa adanya suatu penilaian, kita tidak mungkin dapat menilai dan melaporkan hasil pembelajaran peserta didik secara objektif. Kegiatan membaca merupakan aktivitas mental memahami apa yang dituturkan pihak lain melalui sarana tulisan. Jika dalam kegiatan menyimak diperlukan pengetahuan tentang sistem bunyi bahasa yang bersangkutan, dal am kegiatan membaca diperlukan pengetahuan tentang sistem penulisan, khususnya yang menyangkut huruf dan ejaan. Kegiatan membaca merupakan aktivitas berbahasa yang bersifat resptif kedua pembaca bersifat tidak langsung, yaitu melalui lambang tulisan. Dalam dunia pendidikan aktivitas dan tugas membaca merupakan suatu hal yang tidak dapat ditawar -tawar. Sebagian besar pemerolehan ilmu dilakukan peserta didik dan terlebih lagi mahasiswa didik melalui aktivitas membaca. Keberhasilan studi seseorang akan sang at ditentukan oleh kemampuan dan kemauan membacanya. Begitu pentingnya penekanan pembelajaran membaca sampai -sampai dalam SNP Standar Nasional Pendidikan, pasal 6 dikemukakan pentingnya penekanan kemampuan dan kegemaran membaca dan menulis pada sekolah dasar. Hal itu tentu terkait dengan kenyataan dewasa ini bahwa penyakit malas membaca telah menjangkiti hampir semua lapisan masyarakat Indonesia. Padahal, kenyataannya pula sebagian besar ilmu pengetahuan dan informasi penting yang laindisampaikan lewat sarana tertulis. Hal itu juga membawa konskuensi bahwa pembelajaran membaca dan menulis, termasuk si stem evaluasinya, harus mendapat perhatian yang intensif.

2.4.1 Penekanan Tes Kompetensi Membaca

Pada kenyataannya ada banyak tujuan orang membaca, misalnya karen a ingin memeroleh dan menanggapi informasi, memerluas pengetahuan, memeroleh hiburan dan menyenangkan hati, dan lain -lain. Demikian juga ada sekian macam ragam bacaan yang biasa dibaca orang seperti membaca koran dan majalah, buku literatur, table, iklan, sastra fiksi, puisi, drasma, dan lain -lain. Tujuan pembelajaran membaca di sekolah juga bermacam -macam yang secara ringkas dapat dilakukan dengan jenis membaca yang diajarkan. Namun, tanpa bermaksud meremehkan pentingnya berbagai tujuan membaca di atas, membaca pemahaman tampaknya yang paling penting dan karenanya harus mendapat perhatian khusus. Kompetensi pemahaman terhadap berbagai ragam teks yang dibaca tidak akan dipe roleh secara cuma-cuma tanpa ada usaha untuk meraihnya. Untuk meraih kompetensi membaca yang baik, kemampuan dan kemauan membaca mesti baik pula.

2.4.2 Bahan Tes Kompetensi Membaca

Kemampuan membaca diartikan sebagai kemampuan untuk memahami informasi yang disampaikan pihak lain melalui sarana tulisan. Tes kemampuan membaca dimaksudkan untuk m engukur kompetensi peserta didik memahami isi informasi yang terdapat dalam bacaan. Pemilihan wacana hendaknya dipertimbangkan dari segi tingkat kesulitan, panjang pendek, isi, dan jenis atau bentuk wacana.