Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

89

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam BAB IV ini peneliti membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Hasil penelitian dan pembahasan setiap siklus dapat di deskripsikan sebagai berikut:

A. Hasil Penelitian

Peneliti melakukan penelitiaan tindakan kelas yang berjudul “Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis kelas IIIB pada materi operasi hitung campuran melalui pembelajaran kontekstual SDN Perumnas Condongcatur”. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus yang dimulai pada tanggal 02 November sampai 16 November 2015 semester ganjil tahun ajaran 20152016. setiap siklus dilaksanakan selama 2 kali pertemuan dengan menggunakan alokasi waktu 3 x 35 menit. Setiap siklus dilaksanakan dalam empat tahapan yaitu rencana kegiatan, pelaksana kegiatan, pengamatan, dan refleksi. 1. Proses Pelaksanaan Penelitian a. Kondisi Awal Pelaksanaan penelitian diawali dengan melakukan pengamatan di kelas IIIB SD Negeri Perumnas Condongcatur. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui keadaan awal kemampuan berpikir kritis siswa dan untuk mengetahui model pembelajaran yang digunakan guru selama proses pembelajaran matematika. Selanjutnya peneliti melihat data hasil ulangan matematika siswa khususnya pada materi operasi hitung campuran pada tahun 20122013 dan 200132014. Berikut ini adalah data kondisi awal hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa sebelum dilakukan tindakan. b. Hasil Belajar Kondisi awal hasil belajar matematika siswa kelas IIIB SD Negeri Perumnas Condongcatur didapatkan dari hasil nilai ulangan matematika pada tahun pelajaran 20132014 dan 20142015 dengan Kriteria Ketuntasan Minimal 65. Hasil belajar siswa kelas IIIB SD Negeri Perumnas Condongcatur dilihat rata-rata, nilai tertinggi, nilai terendah, presentase siswa tuntas dan presentase siswa tidak tuntas dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Nilai Materi Operasi Hitung Campuran Siswa Kelas IIIB tahun pelajaran 20132014 No. Nama Nilai Ketuntasan Tuntas Tidak Tuntas 1. LRR 75 √ - 2. MRM 70 √ - 3. NPN 60 - √ 4. SFRA 70 √ - 5. SA 80 √ - 6. SAP 55 - √ 7. RWS 45 - √ 8. RRS 55 - √ 9. AYAP 65 √ - 10. AFM 50 - √ 11. AFAT 48 - √ 12. AJM 62 - √ 13. ASSP 65 √ - 14. CH 65 √ - 15. DIR 58 - √ 16. KA 65 √ - 17. KP 45 - √ 18. MSN 50 - √ 19. NNN 65 √ - 20 NNH 60 - √ 21. PPP 70 √ - 22. RH 55 - √ 23. TA 50 - √ 24. MHF 70 √ - 25. DP 62 - √ 26 SPP 70 √ - Jumlah Nilai 1.585 Rata-Rata 60,96 Nilai Tertinggi 80 Nilai Terendah 45 Jumlah Siswa Tuntas 12 14 Presentase Ketuntasan 46,15 53,84 Berdasarkan tabel 4.1 data kondisi awal hasil belajar siswa kelas IIIB tahun ajaran 2013 2014 yang berjumlah 26 siswa pada materi operasi hitung campuran dengan Kriteria Ketuntasan Minimal 65. Nilai rata-rata kelas sebesar 60,96 dengan nilai tertingi 80,00 dan nilai terendah 45. Persentase siswa tuntas sebesar 46,15 12 siswa dan persentase siswa tidak tuntas sebesar 53,84 14 siswa. Selanjutnya, peneliti meninjau kembali hasil belajar matematika pada materi operasi hitung campuran siswa kelas IIIB pada tahun ajaran 20142015 dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Nilai Materi Operasi Hitung Campuran Siswa Kelas IIIB tahun pelajaran 20142015 No. Nama Nilai Ketuntasan Tuntas Tidak Tuntas 1. SDPA 55 - √ 2. FFR 70 √ - 3. GRA 40 - √ 4. HEF 65 √ - 5. HM 68 √ - 6. HFM 45 - √ 7. H AS 65 √ - 8. JES 65 √ - 9. JRA 80 √ - 10. JEV 48 - √ 11. KKF 55 - √ 12. KRM 55 - √

13. KR

75 √ - 14. MSR 55 - √ 15. MA 40 - √ 16. MIN 70 √ - 17. MRPP 45 - √ 18. MRA 42 - √ 19. MA 70 √ - 20 NPS 50 - √ 21. NSS 65 √ - 22. NWCPW 40 - √ 23. NMP 40 - √ 24. FIS 65 √ - 25. ASM 50 - √ Jumlah Nilai 1.418 Rata-Rata 56,72 Nilai Tertinggi 80 Nilai Terendah 40 Jumlah Siswa Tuntas 11 14 Persentase Ketuntasan 44,00 56,00 Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh data kondisi awal hasil belajar siswa kelas IIIB tahun ajaran 20142015 yang berjumlah 25 siswa pada materi operasi hitung campuran dengan Kriteria Ketuntasan Minimal 65. Nilai rata-rata kelas sebesar 56,72 dengan nilai tertingi 80,00 dan nilai terendah 40. Persentase siswa tuntas sebesar 44,00 11 siswa dan persentase siswa tidak tuntas sebesar 56,00 14 siswa. Peneliti memperoleh data hasil belajar siswa dua tahun terakhir, kemudian didapatkan nilai rata-rata sebesar 58,84 dengan presentase ketuntasan 45,07 nilai tersebut masih dibawah KKM dan menunjukan bahwa hasil belajar siswa masih rendah. c. Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kondisi awal kemampuan berpikir kritis siswa didapatkan dari kuesioner yang diberikan sebelum pembelajaran berlangsung. Pengambilan data dilakukan pada hari senin, 02 November 2016 . Hasil dari pengambilan data kondisi awal berpikir kritis siswa kelas IIIB SD Negeri Perumnas Condongcatur dapat dilihat pada tabel 4.3. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 4.3 Data Hasil Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Setiap Indikator Kondisi Awal No. Indikator Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Rata- Rata Persentase Jumlah Siswa yang Cukup Kritis Nilai Kriteria Σ Siswa Persentase 1. Menganalisis argumen 59,6 Tidak Kritis 11,92 12 46,15 2. Mampu bertanya 63,8 Tidak Kritis 6,38 11 42,30 3. Mampu menjawab pertanyaan 63,4 Tidak Kritis 6,31 12 46,15 4. Memecahkan masalah 61,4 Tidak Kritis 18,42 12 46,15 5. Membuat kesimpulan 60,7 Tidak Kritis 6,08 14 53,84 6. Keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan. 58,45 Tidak Kritis 11,65 13 50,00 7. Keseluruhan 61,22 Tidak Kritis 10,12 12,33 47,43 Berdasarkan tabel 4.3 terdapat 6 indikator beserta jumlah siswa yang mampu berpikir kritis dan persentasenya yang dimasukkan ke dalam suatu kategori. Tabel tersebut juga berisikan skor rata-rata yang diperoleh dari hasil kuesioner kondisi awal. Indikator pertama terdapat nilai 59,6 tidak kritis. Indikator kedua didapatkan nilai sebesar 63,8 tidak kritis. Indikator ketiga dengan nilai 63,4 tidak kritis. selanjutnya masih dalam katagori tidak kritis pada indikator keempat dengan nilai 61,4. Indikator kelima didapatkan nilai sebesar 60,7 tidak kritis, sedangkan Indikator keenam didapatkan nilai 58,45 tidak kritis. Pada keseluruhan indicator didapatkan nilai 61,22 tidak kritis Kondisi awal pada indikator yang pertama terdapat 46,15 sangat tidak kritis Indikator yang kedua terdapat 42,30 sangat tidak kritis. Indikator ketiga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI terdapat 46,15 sangat tidak kritis. Indikator keempat terdapat 46,15 sangat tidak kritis. Indikator kelima terdapat 53,84 sangat tidak kritis, sedangkan indikator keenam terdapat 50,00 sangat tidak kritis. Pada keseluruhan sebanyak 47,43. Data kondisi awal kemampuan berpikir kritis lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 19. Berdasarkan kategori dari skor rata-rata dapat disimpulkan bahwa dari keenam indikator tersebut, dikatakan tidak kritis atau belum kritis. Data hasil kuesioner kondisi awal setiap siswa dapat dilihat pada tabel berikut: 1 Indikator 1 Kondisi awal kemampuan berpikir kritis siswa pada indikator yang pertama adalah menganalisis argumen. Terdapat dua jenis aitem pernyataan yaitu Favorabel dan Unfavorabel. Pernyataan Favorabel terdapat pada nomer 2 dan 3. Sedangkan peryataan Unfavorabel terdapat pada nomer 7 dan 10. Pernyataan tersebut dapat dilihat pada tabel 3.3 kisi-kisi kemampuan berpikir kritis. Berikut ini adalah tabel 4.4 indikator 1 kemampuan berpikir kritis siswa pada kondisi awal. Tabel 4.4 Skor Indikator 1 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kondisi Awal No Nama Item Skor Kriteria 2 3 7 10

1 RTA

4 2 5 5 16 Kritis

2 DAP

2 3 2 3 10 Sangat Tidak Kritis 3 DPR 2 3 2 4 11 Tidak Kritis

4 DYP

4 2 3 3 12 Tidak Kritis

5 HZOR

2 4 4 4 14 Cukup Kritis

6 IA

1 4 3 2 10 Sangat Tidak Kritis

7 IYS

1 1 3 2 7 Sangat Tidak Kritis

8 JPA

3 4 2 4 13 Cukup Kritis

9 KA

4 3 5 4 16 Kritis

10 KLJ

2 3 2 3 10 Sangat Tidak Kritis

11 LWRS

2 4 5 4 15 Cukup Kritis

12 CAS

2 3 1 3 9 Sangat Tidak Kritis

13 KR

4 3 3 3 13 Cukup Kritis

14 MNP

2 2 2 2 8 Sangat Tidak Kritis

15 MAIP

4 4 2 3 13 Cukup Kritis

16 AS

3 2 1 3 9 Sangat Tidak Kritis 17 MAM 3 2 2 3 10 Sangat Tidak Kritis 18 MDU 2 4 3 3 12 Tidak Kritis

19 ATA

4 3 2 3 12 Tidak Kritis

20 AA

4 3 4 5 16 Kritis

21 FR

4 2 3 4 13 Cukup Kritis 22 HAF 2 2 3 3 10 Sangat Tidak Kritis 23 ARD 4 2 3 4 13 Cukup Kritis

24 RNA

2 2 2 3 9 Sangat Tidak Kritis

25 RV

3 4 3 3 13 Cukup Kritis

26 NJA

4 3 5 4 16 Kritis Jumlah Skor Kelas 310 Rata-rata Skor Kelas 11,92 Tidak kritis Nilai Rata-rata Kelas 59,6 Tidak kritis Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis 12 Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis 46,15 Berdasarkan tabel 4.4 terdapat jumlah skor kelas sebesar 382 dari skor maksimal 520. Rata-rata kelas sebesar 11,92 dari rata-rata maksimal 20 dan terdapat skor 59,5 dari nilai rata-rata kelas. Kemudian 12 siswa dari 26 jumlah siswa seluruhnya yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup kritis atau dengan persentase 46,15 sangat tidak kritis. Kriteria indikator 1 dapat dilihat pada tabel 3.13 2 Indikator 2 Kondisi awal kemampuan berpikir kritis siswa pada indikator yang pertama adalah mampu bertanya. Terdapat dua jenis aitem pernyataan yaitu Favorabel dan Unfavorabel. Pernyataan Favorabel terdapat pada nomer 6. Sedangkan peryataan Unfavorabel terdapat pada nomer 12. Pernyataan tersebut dapat dilihat pada tabel 3.3 kisi-kisi kemampuan berpikir kritis. Berikut ini adalah tabel 4.5 indikator 2 kemampuan berpikir kritis siswa pada kondisi awal. Tabel 4.5 Skor Indikator 2 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kondisi Awal NO Nama Item Skor Kriteria 6 12

1 RTA

3 3 6 Tida Kritis

2 DAP

4 3 7 Cukup Kritis 3 DPR 3 2 5 Sangat Tidak Kritis

4 DYP

4 4 8 Kritis

5 HZOR

2 2 4 Sangat Tidak Kritis

6 IA

2 2 4 Sidak Tidak Kritis

7 IYS

4 5 9 Sangat Kritis

8 JPA

2 4 6 Tidak Kritis

9 KA

3 2 5 Sangat Tidak Kritis

10 KLJ

5 4 9 Sangat Kritis

11 LWRS

2 2 4 Sangat Tidak Kritis

12 CAS

5 3 8 Kritis

13 KR

4 4 8 Kritis

14 MNP

5 3 8 Kritis

15 MAIP

3 3 6 Tidak Kritis

16 AS

3 3 6 Tidak Kritis 17 MAM 5 2 7 Cukup Kritis 18 MDU 3 2 5 Sangat Tidak Kritis

19 ATA

3 3 6 Cukup Kritis

20 AA

4 4 8 Kritis

21 FR

4 1 5 Sangat Tidak Kritis 22 HAF 2 3 5 Sangat Tidak Kritis 23 ARD 3 3 6 Tidak Kritis

24 RNA

4 4 8 Kritis

25 RV

3 4 7 Cukup Kritis

26 NJA

4 2 6 Tidak Kritis Jumlah Skor Kelas 166 Rata-rata Skor Kelas 6,38 Tidak Kritis Nilai Rata-rata Kelas 63,8 Tidak kritis Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis 11 Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis 42,30 Berdasarkan tabel 4.5 terdapat jumlah skor kelas sebesar 166 dari skor maksimal 260. Rata-rata kelas sebesar 6,38 dari rata-rata maksimal 10 dan terdapat skor 63,8 dari nilai rata-rata kelas. Kemudian 11 siswa dari 26 jumlah siswa seluruhnya yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup kritis atau dengan persentase 42,30 sangat tidak kritis. Kriteria indikator 2 dapat dilihat pada tabel 3.14 3 Indikator 3 Kondisi awal kemampuan berpikir kritis siswa pada indikator yang pertama adalah menganalisis argumen. Terdapat dua jenis aitem pernyataan yaitu Favorabel dan Unfavorabel. Pernyataan Favorabel terdapat pada nomer 1. Sedangkan peryataan Unfavorabel terdapat pada nomer 9. Pernyataan tersebut dapat dilihat pada tabel 3.3 kisi-kisi kemampuan berpikir kritis. Berikut ini adalah tabel 4.6 indikato 3 kemampuan berpikir kritis siswa pada kondisi awal. Tabel 4.6 Skor Indikator 3 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kondisi Awal NO Nama Item Skor Kriteria 1 9

1 RTA

2 3 5 Sangat Tidak Kritis

2 DAP

2 2 4 Sangat Tidak Kritis 3 DPR 4 4 8 Kritis

4 DYP

5 2 7 Cukup Kritis

5 HZOR

4 5 9 Sangat Kritis

6 IA

4 4 8 Kritis

7 IYS

2 3 5 Sangat Tidak Kritis

8 JPA

3 2 5 Sangat Tidak Kritis

9 KA

2 5 7 Cukup Kritis

10 KLJ

4 2 6 Tidak Kritis

11 LWRS

4 3 7 Cukup Kritis

12 CAS

1 5 6 Tidak Kritis

13 KR

3 4 7 Cukup Kritis

14 MNP

4 4 8 Kritis

15 MAIP

3 3 6 Tidak Kritis

16 AS

2 2 4 Sangat Tidak Kritis 17 MAM 4 2 6 Tidak Kritis 18 MDU 4 5 9 Sangat Kritis

19 ATA

5 3 8 Kritis

20 AA

5 4 9 Sangat Kritis

21 FR

2 2 4 Sangat Tidak Kritis 22 HAF 3 2 5 Sangat Tidak Kritis 23 ARD 2 4 6 Tidak Kritis

24 RNA

2 5 7 Cukup Kritis

25 RV

2 2 4 Sangat Tidak Kritis

26 NJA

2 3 5 Sangat Tidak Kritis Jumlah Skor Kelas 165 Rata-rata Skor Kelas 6,34 Tidak Kritis Nilai Rata-rata Kelas 63,4 Tidak Kritis Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis 12 Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis 46,15 Berdasarkan tabel 4.6 terdapat jumlah skor kelas sebesar 165 dari skor maksimal 260. Rata-rata kelas sebesar 6,34 dari rata-rata maksimal 10 dan terdapat skor 63,4 dari nilai rata-rata kelas. Kemudian terdapat 12 siswa dari 26 jumlah siswa seluruhnya yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup kritis atau dengan persentase 46,15 sangat tidak kritis. Kriteria indikator 3 dapat dilihat pada tabel 3.15 4 Indikator 4 Kondisi awal kemampuan berpikir kritis siswa pada indikator yang pertama adalah mampu menjawab pertanyaan. Terdapat dua jenis aitem pernyataan yaitu Favorabel dan Unfavorabel. Pernyataan Favorabel terdapat pada nomer 4, 14, dan 16. Sedangkan peryataan Unfavorabel terdapat pada nomer 5,13 dan 18. Pernyataan tersebut dapat dilihat pada tabel 3.3 kisi-kisi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kemampuan berpikir kritis. Berikut ini adalah tabel 4.7 indikator 4 kemampuan berpikir kritis siswa pada kondisi awal. Tabel 4.7 Skor Indikator 4 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kondisi Awal NO Nama Item Skor Kriteria 4 5 13 14 16 18

1 RTA

2 4 4 3 3 5 21 Cukup Kritis

2 DAP

3 2 5 3 2 2 17 Tidak Kritis 3 DPR 2 5 3 5 4 5 24 Kritis

4 DYP

2 2 4 2 2 4 16 Sangat Tidak Kritis

5 HZOR

1 4 2 3 2 2 14 Sangat Tidak Kritis

6 IA

5 2 2 3 4 5 21 Cukup Kritis

7 IYS

3 4 5 2 4 5 23 Cukup Kritis

8 JPA

2 1 2 4 4 3 16 Sangat Tidak Kritis

9 KA

5 3 3 4 3 5 23 Cukup Kritis

10 KLJ

2 4 2 4 4 5 21 Cukup Kritis

11 LWRS

4 4 4 5 3 4 24 Kritis

12 CAS

3 2 4 3 5 3 20 Cukup Kritis

13 KR

2 3 2 2 2 3 14 Sangat Tidak Kritis

14 MNP

2 3 3 4 4 2 18 Tidak Kritis

15 MAIP

2 4 3 2 2 2 15 Sangat Tidak Kritis

16 AS

4 4 2 4 4 2 20 Cukup Kritis 17 MAM 3 4 4 2 2 3 18 Tidak Kritis 18 MDU 3 2 5 2 5 4 21 Cukup Kritis

19 ATA

4 2 2 3 2 2 15 Sangat Tidak Kritis

20 AA

3 4 1 2 2 4 16 Sangat Tidak Kritis

21 FR

2 3 2 3 2 3 15 Sangat Tidak Kritis 22 HAF 2 2 2 2 4 2 14 Sangat Tidak Kritis 23 ARD 4 4 4 2 2 4 20 Cukup Kritis

24 RNA

3 3 2 2 4 3 17 Tidak Kritis

25 RV

1 3 2 3 4 3 16 Sangat Tidak Kritis

26 NJA

2 4 4 3 3 4 20 Cukup Kritis Jumlah Skor Kelas 479 Rata-rata Skor Kelas 18,42 Tidak Kritis Nilai Rata-rata Kelas 61,4 Tidak Kritis Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis 12 Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis 46,15 Berdasarkan tabel 4.7 terdapat jumlah skor kelas sebesar 479 dari skor maksimal 780. Rata-rata kelas sebesar 18,42 dari rata-rata maksimal 30 dan terdapat skor 61,4 dari nilai rata-rata kelas. Kemudian terdapat 12 siswa dari 26 jumlah siswa seluruhnya yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup kritis atau dengan persentase 46,15 sangat tidak kritis. Kriteria indikator 4 dapat dilihat pada tabel 3.16 5 Indikator 5 Kondisi awal kemampuan berpikir kritis siswa pada indikator yang pertama adalah membuat kesimpulan. Terdapat dua jenis aitem pernyataan yaitu Favorabel dan Unfavorabel. Pernyataan Favorabel terdapat pada nomer 11. Sedangkan peryataan Unfavorabel terdapat pada nomer 17. Pernyataan tersebut dapat dilihat pada tabel 3.3 kisi-kisi kemampuan berpikir kritis. Berikut ini adalah tabel 4.8 indikator 5 kemampuan berpikir kritis siswa pada kondisi awal. Tabel 4.8 Skor Indikator 5 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kondisi Awal No Nama Item Skor Kriteria 11 17

1 RTA

4 2 6 Tidak Kritis

2 DAP

4 1 5 Sangat Tidak Kritis 3 DPR 5 3 8 Kritis

4 DYP

3 2 5 Sangat Tidak Kritis

5 HZOR

2 5 7 Cukup Kritis

6 IA

2 2 4 Sangat Tidak Kritis

7 IYS

2 5 7 Cukup Kritis

8 JPA

3 4 7 Cukup Kritis

9 KA

4 4 8 Kritis

10 KLJ

4 5 9 Sangat Kritis

11 LWRS

4 3 7 Cukup Kritis

12 CAS

3 4 7 Cukup Kritis

13 KR

2 1 3 Sangat Tidak Kritis

14 MNP

4 3 7 Cukup Kritis

15 MAIP

2 2 4 Sangat Tidak Kritis

16 AS

3 2 5 Sangat Tidak Kritis 17 MAM 2 2 4 Sangat Tidak Kritis 18 MDU 2 2 4 Sangat Tidak Kritis

19 ATA

3 4 7 Cukup Kritis

20 AA

5 4 9 Sangat Kritis

21 FR

3 4 7 Cukup Kritis 22 HAF 3 4 7 Cukup Kritis 23 ARD 3 2 5 Sangat Tidak Kritis

24 RNA

4 3 7 Cukup Kritis

25 RV

2 3 5 Sangat Tidak Kritis

26 NJA

2 2 4 Sangat Tidak Kritis Jumlah Skor Kelas 158 Rata-rata Skor Kelas 6,07 Tidak Kritis Nilai Rata-rata Kelas 60,7 Tidak Kritis Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis 14 Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis 53,84 Berdasarkan tabel 4.8 terdapat jumlah skor kelas sebesar 158 dari skor maksimal 260. Rata-rata kelas sebesar 6,07 dari rata-rata maksimal 10 dan terdapat skor 60,7 dari nilai rata-rata kelas. Kemudian terdapat 14 siswa dari 26 jumlah siswa seluruhnya yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup kritis atau dengan persentase 53,84 Sangat tidak kritis. Kriteria indikator 5 dapat dilihat pada tabel 3.17 6 Indikator 6 Kondisi awal kemampuan berpikir kritis siswa pada indikator yang pertama adalah keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan. Terdapat dua jenis aitem pernyataan yaitu Favorabel dan Unfavorabel. Pernyataan Favorabel terdapat pada nomer 8 dan 20. Sedangkan peryataan Unfavorabel PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI terdapat pada nomer 15 dan 19. Pernyataan tersebut dapat dilihat pada tabel 3.3 kisi-kisi kemampuan berpikir kritis. Berikut ini adalah tabel 4.9 indikator 6 kemampuan berpikir kritis siswa pada kondisi awal. Tabel 4.9 Skor Indikator 6 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kondisi Awal NO Nama Item Skor Kriteria 8 15 19 20

1 RTA

4 4 2 4 14 Cukup Kritis

2 DAP

4 1 4 4 13 Cukup Kritis 3 DPR 3 3 3 2 11 Tidak Kritis

4 DYP

4 2 3 3 12 Tidak Kritis

5 HZOR

3 5 4 5 17 Kritis

6 IA

2 2 3 2 9 Sangat Tidak Kritis

7 IYS

3 2 4 5 14 Cukup Kritis

8 JPA

3 4 3 3 13 Cukup Kritis

9 KA

2 1 3 2 8 Sangat Tidak Kritis

10 KLJ

4 2 2 3 11 Tidak Kritis

11 LWRS

3 2 1 3 9 Sangat Tidak Kritis

12 CAS

2 1 3 2 8 Sangat Tidak Kritis

13 KR

2 2 4 2 10 Sangat Tidak Kritis

14 MNP

4 5 3 4 16 Kritis

15 MAIP

3 3 4 5 15 Cukup Kritis

16 AS

3 3 4 3 13 Cukup Kritis 17 MAM 2 4 3 4 13 Cukup Kritis 18 MDU 4 3 3 4 14 Cukup Kritis

19 ATA

3 2 1 2 8 Sangat Tidak Kritis

20 AA

1 2 2 2 7 Sangat Tidak Kritis

21 FR

1 2 3 3 9 Sangat Tidak Kritis 22 HAF 5 2 3 5 15 Cukup Kritis 23 ARD 2 2 4 2 10 Sangat Tidak Kritis

24 RNA

2 2 2 2 8 Sangat Tidak Kritis

25 RV

4 4 3 2 13 Cukup Kritis

26 NJA

3 4 4 3 14 Cukup Kritis Jumlah Skor Kelas 304 Rata-rata Skor Kelas 11,69 Tidak Kritis Nilai Rata-rata Kelas 58,45 Tidak Kritis Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis 13 Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis 50 Berdasarkan tabel 4.9 terdapat jumlah skor kelas sebesar 304 dari skor maksimal 520. Rata-rata kelas sebesar 11,69 dari rata-rata maksimal 20 dan terdapat skor 58,45 dari nilai rata-rata kelas. Kemudian terdapat 13 siswa dari 26 jumlah siswa seluruhnya yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup kritis atau dengan persentase 50 sangat tidak kritis. Kriteria indikator 6 dapat dilihat pada tabel 3.18 Kemampuan berpikir kritis siswa pada kondisi awal dapat disimpulkan bahwa rata-rata skor seluruh siswa didapatkan hasil 3,04 dengan kriteria tidak kritis. Persentase jumlah siswa yang kritis secara keselurahan adalah sebesar 42,30 11 dari 26 siswa dengan kriteria sangat tidak kritis. Tabel 4.10 Skor Keseluruhan Indkitaor Kondisi Awal No Nama Item Skor Kriteria 1 2 3 4 5 6

1 RTA

16 6 5 21 6 14 68 Cukup Kritis

2 DAP

10 7 4 17 5 13 56 Tidak Kritis 3 DPR 11 5 8 24 8 11 67 Cukup Kritis

4 DYP

12 8 7 16 5 12 60 Tidak Kritis

5 HZOR

14 4 9 14 7 17 65 Cukup Kritis

6 IA

10 4 8 21 4 9 56 Tidak Kritis

7 IYS

7 9 5 23 7 14 65 Cukup Kritis

8 JPA

13 6 5 16 7 13 60 Tidak Kritis

9 KA

16 5 7 23 8 8 67 Cukup Kritis

10 KLJ

10 9 6 21 9 11 66 Cukup Kritis

11 LWRS

15 4 7 24 7 9 66 Cukup Kritis

12 CAS

9 8 6 20 7 8 58 Tidak Kritis

13 KR

13 8 7 14 3 10 55 Tidak Kritis

14 MNP

8 8 8 18 7 16 65 Cukup Kritis

15 MAIP

13 6 6 15 4 15 59 Tidak Kritis

16 AS

9 6 4 20 5 13 57 Tidak Kritis 17 MAM 10 7 6 18 4 13 58 Tidak Kritis 18 MDU 12 5 9 21 4 14 65 Cukup Kritis

19 ATA

12 6 8 15 7 8 56 Tidak Kritis

20 AA

16 8 9 16 9 7 65 Cukup Kritis

21 FR

13 5 4 15 7 9 53 Tidak Kritis 22 HAF 10 5 5 14 7 15 56 Tidak Kritis 23 ARD 13 6 6 20 5 10 60 Tidak Kritis

24 RNA

9 8 7 17 7 8 56 Tidak Kritis

25 RV

13 7 4 16 5 13 58 Tidak Kritis

26 NJA

16 6 5 20 4 14 65 Cukup Kritis Jumlah skor kelas 1582 Rata-rata kelas 60,84 Tidak Kritis Nilai rata-rata kelas 60,84 Tidak Kritis Jumlah siswa yang minimal cukup kritis 11 Presentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis 42,30 Berdasarkan tabel 4.10 terdapat jumlah skor kelas sebesar 1582 dari skor maksimal 2600. Rata-rata kelas sebesar 60,84 dari rata-rata maksimal 100 dan terdapat skor 60,84 Tidak Kritis dari nilai rata-rata kelas. Kemudian terdapat 11 siswa dari 26 jumlah siswa seluruhnya yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup kritis atau dengan persentase 42,30 sangat tidak kritis. Kriteria keseluruhan indikator dapat dilihat pada tabel 3.19 2. Deskripsi Hasil Penelitian a. Pelaksanaan Siklus 1 Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakn pada tanggal 03 November 2015 dan 05 November 2015 di kelas IIIB SDN Perumnas Condongcatur tahun pelajaran 20152016. Pelaksanaan siklus I dilakukan sebanyak dua kali pertemuan, dengan alokasi waktu di setiap pertemunanya 3x35 menit. 1 Perencanaan Pada tahap perencanaan yang dilakukan peneliti adalah meminta ijin untuk melaksanakan penelitian di SD Negeri Perumnas Condongcatur. Setelah mendapat ijin, peneliti menemui guru kelas IIIB untuk meminta ijin wawancara dan observasi kelas. Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan di kelas IIIB, peneliti menemukan masalah yang perlu diatasi dalam proses belajar di kelas. Peneliti juga mengkaji Kompetensi Dasar, indikator, dan materi pokok penelitian terlebih dahulu. Peneliti menyusun instrumen pembelajaran yang terdiri dari silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, Lembar Kerja Siswa LKS, lembar soal evalusi, rubrik penilaian, dan media pembelajaran yang bertujuan untuk membantu siswa dalam belajar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan, kegiatan pembelajaran dilakukan sebanyak dua kali pertemuan dengan alokasi waktu setiap pertemuannya 3x35 menit atau 3 jam pelajaran menyesuaikan jam pelajaran di SDN Perumnas Condongcatur. Pertemuan I Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada hari Selasa, 03 November 2015 dengan alokasi waktu 3x35 menit atau 3 jam pelajaran. Pertemuan pertama membahas tentang operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan dengan menggunakan kacang sebagai media pembelajaran. Pelaksanaan pertemuan pertama siklus I memuat komponen-komponen pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning CTL Relating Pada kegiatan awal, pertama guru membuka pembelajaran dengan berdoa, memberikan salam, presensi dan memberikan motivasi kepada siswa dengan mengajak siswa bernyanyi “suka berhitung”. Guru juga mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa mengenai operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan sebagai pengantar sebelum masuk ke dalam materi. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Cooperating Pada kegiatan inti, guru menjelaskan operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan. Kemudian guru juga meminta dua anak maju kedepan untuk menjelaskan konsep operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dengan menggunakan media pembelajaran berupa kacang. Guru bertanya kepada siswa : Ayu mempunyai 12 kacang. Kacang tersebut diberikan kepada Amar sebanyak 4 buah. Kemudian Ayu diberi 7 kacang kepada Pak Ibnu. Berapa jumlah kacang yang dimiliki Ayu sekarang? Contructivism, Modeling, Eksplorasi. Kegiatan tersebut termasuk ke dalam komponen konstruktivisme. Kegiatan konstruktivisme dapat melatih kemampuan berpikir kritis siswa ketika mereka berusaha untuk memecahkan masalah indikator berpikir kritis. Setelah itu, siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang materi operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan Questioning, Eksplorasi, Elaborasi. Kegiatan bertanya ini bertujuan untuk menggali pengetahuan siswa agar dapat menemukan sendiri konsep operasi hitung campuran dan apabila siswa belum paham dengan sebuah jawaban, maka siswa tersebut akan bertanya sampai mendapatkan jawaban yang membuat siswa paham. Experiencing Selanjutnya, siswa dibagi menjadi 6 kelompok, masing masing kelompok terdiri 4-5 siswa Community learning. Kegiatan selanjutnya guru membagikan lembar kerja siswa yang berisikan soal-soal operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan dan membagikan media berupa kacang Elaborasi. Kemudian siswa memperagakan media yang telah di sediakan oleh guru Modelling. Setelah siswa mengetahui cara menghitung operasi hitung campuran, siswa diminta untuk mengerjakan soal-soal tentang materi operasi hitung campuran pada LKS Elaborasi. Selanjutnya siswa berdiskusi untuk memecahkan soal cerita yang ada di LKS bersama kelompoknya Inquiry, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Elaborasi. Melalui kegiatan inkuiri tersebut, siswa berlatih untuk berpikir kritis yaitu menganalisis argumen, memecahkan masalah, membuat kesimpulan, dan keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan. Siswa dapat menganalisis argumen ketika siswa mendiskusikan pendapat yang berbeda dari teman kelompok agar mendapatkan jawaban yang tepat. Siswa dapat memecahkan masalah ketika mereka menyelesaikan operasi hitung campuran dengan menggunakan berbagai cara sampai mendapatkan jawaban yang benar . Siswa juga dapat menarik sebuah kesimpulan dari materi yang telah dipelajari dengan tepat. Siswa juga mengevaluasi pekerjaannya, dengan menghitung kembali kesesuaian jawaban dengan data yang diperoleh. Applying Setelah siswa selesai mengerjakan LKS, Guru meminta salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya kemudian membahas hasil pekerjaan siswa secara bersama-sama Konfirmasi. Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang materi yang belum dipahami Questioning, Konfirmasi. Guru meluruskan pemahaman siswa yang kurang tepat dengan cara memberikan penguatan kepada siswa Konfirmasi. Transfering Diakhir kegiatan, siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telah di pelajari mengenai operasi hitung campuran beserta cara menyelesaikan soal penjumlahan dan pengurangan. Indikator berpikir kritis juga nampak ketika siswa membuat kesimpulan. Sebagai kegiatan akhir guru mengajak siswa untuk merefleksikan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan hari ini di lembar refleksi Reflection. Siswa juga dibebaskan untuk menuliskan perasaan mereka ketika mengikuti pembelajaran. Guru mengajak siswa berdoa bersama- sama. Guru mengucapkan salam Pertemuan II Pertemuan kedua pada siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, 05 November 2016 dengan alokasi waktu 3x35 menit atau 3 jam pelajaran. Pertemuan kedua membahas tentang operasi hitung campuran perkalian dan pembagian dengan menggunakan lidi sebagai media pembelajaran. Pelaksanaan pertemuan pertama siklus I memuat komponen-komponen pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning. Relating Pada awal kegiatan, guru membuka pembelajaran dengan berdoa, memberikan salam, presensi dan memberikan motivasi kepada siswa dengan mengajak siswa bernyanyi “Ayo kita belajar”. Guru juga mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa mengenai operasi hitung campuran perkalian dan pembagian sebagai pengantar sebelum masuk ke dalam materi. Cooperating Pada kegiatan inti guru menjelaskan operasi hitung campuran perkalian dan pembagian. Kemudian Guru menjelaskan operasi hitung campuran perkalian dan pembagian dengan meminta siswa maju ke depan kelas untuk mengerjakan soal operasi hitung campuran dengan menggunakan lidi. Construktivism , Eksplorasi. Kegiatan tersebut termasuk ke dalam komponen konstruktivisme. Kegiatan konstruktivisme dapat melatih kemampuan berpikir kritis siswa ketika mereka berusaha untuk memecahkan masalah indikator berpikir kritis. Setelah itu, siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang materi operasi hitung campuran perkalian dan pembagian Questioning, Eksplorasi, Elaborasi. Kegiatan bertanya ini bertujuan untuk menggali pengetahuan siswa agar dapat menemukan sendiri konsep operasi hitung campuran dan apabila siswa belum puas dengan sebuah jawaban, maka siswa tersebut akan bertanya sampai mendapatkan jawaban yang membuat siswa paham. Experiencing Selanjutnya, siswa dibagi menjadi 6 kelompok, masing masing kelompok terdiri 4-5 siswa dengan anggota yang heterogen Community learning. Pembagian kelompok secara heterogen dapat saling membelajarkan antar anggota kelompok. Kegiatan selanjutnya guru membagikan lembar kerja siswa yang berisikan soal-soal operasi hitung campuran perkalian dan pembagian dan membagikan media berupa lidi Elaborasi. Kemudian siswa memperagakan media yang telah di sediakan oleh guru Modelling. Setelah siswa mengetahui cara menghitung operasi hitung campuran, siswa diminta untuk mengerjakan soal-soal tentang materi operasi hitung campuran pada LKS Elaborasi. Selanjutnya siswa berdiskusi untuk memecahkan soal cerita yang ada di LKS bersama kelompoknya Inquiry, Elaborasi. Melalui kegiatan inkuiri tersebut, siswa berlatih untuk berpikir kritis yaitu menganalisis argumen, memecahkan masalah, membuat kesimpulan, dan keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan. Siswa dapat menganalisis argumen ketika siswa mendiskusikan pendapat yang berbeda dari teman kelompok agar mendapatkan jawaban yang tepat. Siswa dapat memecahkan masalah ketika mereka menyelesaikan operasi hitung campuran dengan menggunakan berbagai cara sampai mendapatkan jawaban yang benar . Siswa juga dapat menarik sebuah kesimpulan dari materi yang telah dipelajari dengan tepat. Siswa juga mengevaluasi pekerjaannya, dengan menghitung kembali kesesuaian jawaban dengan data yang diperoleh. Applying Setelah siswa selesai mengerjakan LKS, Guru meminta salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya kemudian membahas hasil pekerjaan siswa secara bersama-sama Konfirmasi. Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang materi yang belum dipahami Questioning, Konfirmasi. Guru meluruskan pemahaman siswa yang kurang tepat dengan cara memberikan penguatan kepada siswa Konfirmasi. Transfering Di akhir kegiatan, siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telah di pelajari mengenai operasi hitung campuran beserta cara menyelesaikan soal perkalian dan pembagian. Indikator berpikir kritis juga nampak ketika siswa membuat kesimpulan. Sebagai kegiatan akhir guru mengajak siswa untuk merefleksikan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan hari ini di lembar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI refleksi Reflection. Selanjutnya mengerjakan soal evaluasi akhir siklus I secara Individu. Kemudian siswa juga dibebaskan untuk menuliskan perasaan mereka ketika mengikuti pembelajaran. Guru mengajak siswa berdoa bersama-sama. Guru mengucapkan salam. 3 Pengamatan Pengamatan ini dilakukan bersamaan dengan tindakan siklus. Pengamatan ini dilakukan dengan bantuan teman sejawat menggunakan lembar observasi yang telah disusun sebelumnya. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui perkembangan kemampuan berpikir kritis siswa dan proses pembelajaran berlangsung selama pelaksanaan tindakan selanjutnya. Hasil belajar siswa dapat diketahui dari nilai evaluasi pada siklus I. Sedangkan perkembangan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran matematika dapat diketahui dari data hasil observasi selama proses pembelajaran pada siklus I. Berikut ini adalah data hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa pada siklus I : 4 Hasil Belajar Hasil belajar siswa diperoleh dari hasil nilai evaluasi yang dilakukan di akhir siklus I dengan Kriteria Kelulusan Minimal KKM 69. Berikut ini data hasil belajar siswa pada evaluasi siklus 1 dapat dilihat pada tabel 4.11 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 4.11 Hasil Nilai Evaluasi Siklus I Jumlah Siswa 26 Jumlah Nilai 1852 Rata-rata 71,23 Nilai Tertinggi 88 Nilai Terendah 50 Persentase Siswa Tuntas 69,23 18 siswa Persentase Siswa Tidak Tuntas 30,76 8 siswa Berdasarkan tabel 4.11 jumlah keseluruhan siswa sebanyak 26 siswa didapatkan jumlah nilai siswa pada materi operasi hitung campuran adalah 1.852 dengan nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 71,23. Pada evaluasi siklus 1 nilai tertinggi 88,00 dan nilai terendah 50. Pada evaluasi siklus 1 ini ada 18 siswa dari 26 siswa 69,23 yang mendapatkan nilai di atas KKM dan 8 siswa dari 26 siswa 30,76 yang mendapatkan nilai dibawah KKM. Data hasil nilai evaluasi siklus I secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 7 5 Kemampuan Berpikir Kritis Kemampuan berpikir kritis siswa diperoleh melalui kegiatan observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran disetiap pertemuannya. Berikut ini data kemampuan berpikir kritis siswa pada siklus 1 dapat dilihat pada tabel 4.12 Tabel 4.12 Data Hasil Pengamatan Kemampuan Berpikir Kritis Siklus I Indikator Pertemuan Rata- rata Kategori 1 2 Skor Kriteria Skor Kriteria 1. Menganalisis argumen 51 Cukup Kritis 53 Cukup Kritis 52,00 Cukup kritis 2. Mampu bertanya 43 Tidak Kritis 46 Tidak Kritis 44,50 Tidak kritis 3. Mampu menjawab pertanyaan 46 Tidak Kritis 51 Cukup Kritis 48,50 Tidak kritis 4. Memecahkan masalah 46 Tidak Kritis 53 Cukup Kritis 49,00 Tidak kritis 5. Membuat kesimpulan 53 Cukup Kritis 54 Cukup Kritis 53,50 Cukup kritis 6. Keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan 48 Tidak Kritis 53 Cukup Kritis 50,50 Tidak kritis 7. Keseluruhan 47,83 Tidak Kritis 51,66 Cukup Kritis 49,66 Cukup Kritis Berdasarkan tabel 4.12 terdapat rata-rata yang diperoleh dari hasil pertemuan 1 dan pertemuan 2 disetiap indikatornya. Pada Indikator pertama pertemuan 1 didapatkan skor 51 termasuk kedalam kriteria cukup kritis dan pada pertemuan 2 didapatkan skor 53 termasuk kedalam kriteria tidak kritis. Rata-rata untuk indikator pertama didapatkan hasil 52,00 termasuk kategori cukup kritis. Indikator kedua pertemuan 1 didapatkan skor 43 termasuk kedalam kriteria tidak kritis dan pada pertemuan 2 didapatkan skor 46 termasuk kedalam kriteria tidak kritis. Rata-rata untuk indikator kedua didapatkan hasil 44,50 dengan kategori tidak kritis. Indikator ketiga pertemuan 1 didapatkan skor 46 termasuk kedalam kriteria tidak kritis dan pada pertemuan 2 didapatkan skor 51 termasuk kedalam kriteria cukup kritis. Rata-rata untuk indikator ketiga didapatkan hasil 48,50 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dengan kategori tidak kritis. Indikator keempat pertemuan 1 didapatkan skor 46 termasuk kedalam kriteria tidak kritis dan pada pertemuan 2 didapatkan skor 53 termasuk kedalam kriteria cukup kritis. Rata-rata untuk indikator keempat didapatkan hasil 49,50 dengan kategori tidak kritis. Indikator kelima pertemuan 1 didapatkan skor 53 termsuk kedalam kriteria cukup kritis dan pada pertemuan 2 didapatkan skor 54 termsuk kedalam kriteria cukup kritis. Rata-rata untuk indikator kelima didapatkan hasil 53,50 dengan kategori cukup kritis. Indikator keenam pertemuan 1 didapatkan skor 48 termsuk kedalam kriteria tidak kritis dan pada pertemuan 2 didapatkan skor 53 termsuk kedalam kriteria cukup kritis. Rata- rata untuk indikator keenam didapatkan hasil 50,5 dengan kategori tidak kritis. Rata-rata untuk indikator secara keseluruhan didapatkan hasil 49,66 dengan katagori cukup kritis Data hasil pengamatan kemampuan berpikir kritis suklus 1 dapat dilihat pada lampiran 22 6 Refleksi Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi dengan tujuan untuk menganalisis hasil pengamatan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Refleksi ini berguna untuk memperbaiki kendala atau kekurangan yang terjadi di siklus 1. Peneliti melakukan refleksi yang mencakup dua aspek yaitu proses pembelajaran, refleksi hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa. a. Proses Pembelajaran Siklus I dilaksanakan selama dua pertemuan yaitu tanggal 03 dan 05 November 2015 dengan alokasi waktu 3 x 35 menit 3 jam pelajaran menyesuaikan alokasi di SDN Perumnas Condongcatur. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Pertemuan pertama membahas tentang operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan dengan menggunakan media pembelajaran berupa kacang. Kegiatan pembelajaran secara keseluruhan sudah sesuai dengan RPP dan berjalan dengan baik. Namun masih ada beberapa kendala yang timbul dalam proses pembelajaran. Pada saat pelaksanaan pembelajaran peneliti mengalami kendala, ketika peneliti membagi siswa ke dalam beberapa kelompok. Para siswa menginginkan untuk memilih sendiri anggota kelompok, namun setelah peneliti memberikan arahan dan bimbingan akhirnya para siswa mau dibagi menjadi beberapa kelompok secara acak. Siklus 1 pertemuan kedua membahas tentang operasi hitung campuran perkalian dan pembagian. Pada pertemuan ini siswa belajar dengan menggunakan media pembelajaran berupa lidi beserta soal cerita dan masih bekerjasama dalam kelompok. Kondisi siswa pada pertemuan kedua sudah mulai mudah diatur dan kegiatan yang ada di dalam RPP dapat tercapai. Kendala pada pertemuan kedua adalah siswa masih ragu dalam mengeluarkan pendapat. Perlu adanya motivasi atau reward kepada siswa agar berani dalam mengemukan pendapat. b. Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Peneliti ingin meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa. Dari hasil belajar yang diperoleh pada siklus 1 terjadi peningkatan dari kondisi awal sebelum penelitian dan hasil yang diperoleh setelah siklus I. Selanjutnya perolehan rata-rata hasil belajar dan persentase ketuntasan yang meningkat berdasarkan hasil yang didapatkan pada siklus I masih perlu dilakukan perbaikan pembelajaran baik itu dalam proses pembelajaran ataupun hasil yang didapatkan. Kemudian, hasil pengamatan kemampuan berpikir kritis siswa pada siklus I akan menjadi patokan apakah terjadi peningkatan pada siklus II atau tidak. Kekurangan - kekurangan yang terjadi pada siklus I dapat diperbaiki pada siklus II . b. Pelaksanaan siklus 2 Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 09 November 2015 dan 10 November 2016 di kelas IIIB SDN Perumnas Condongcatur tahun ajaran 20152016. Pelaksanaan siklus II dilakukan sebanyak dua kali pertemuan, dengan alokasi waktu di setiap pertemuannya 3x35menit 3 jam pelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang sudah di terapkan di tempat penelitian. 1 Perencanaan Perencanaan pada siklus II sama pada siklus I yaitu peneliti mempersiapkan semua yang dibutuhkan di siklus II serta peneliti mengkaji kembali Kompetensi Dasar, indikator, dan materi pokok yang akan diajarkan di siklus II. Dan mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, Lembar Kerja Siswa LKS, lembar soal evalusi, rubrik penilaian, dan media pembelajaran yang mendukung pembelajaran siswa. 2 Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan, dilakukan sebanyak dua kali pertemuan dengan alokasi waktu setiap pertemuannya 3x35 menit menyesuaikan jam pelajaran di SDN Perumnas Condongcatur. Pertemuan I Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan pada hari Senin, 09 November 2015. Pertemuan pertama membahas tentang operasi hitung campuran penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL. Relating Pada kegiatan awal, guru membuka pembelajaran dengan berdoa, memberikan salam, presensi dan memberikan motivasi dengan memberikan semangat kepada kepada para siswa untuk mengikuti pelajaran dengan cara memberi tahu manfaat dari meteri yang akan dipelajari. Guru juga mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa mengenai operasi hitung campuran penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian sebagai pengantar sebelum masuk ke dalam materi. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Cooperating Pada kegiatan inti, guru mulai menjelaskan pemahaman operasi hitung campuran penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. kemudian guru meminta salah satu anak maju kedepan untuk memperagakan media pembelajaran berupa batang korek. Contructivism, Eksplorasi. Kegiatan tersebut termasuk ke dalam komponen konstruktivisme. Kegiatan konstruktivisme dapat melatih kemampuan berpikir kritis siswa ketika mereka berusaha untuk memecahkan masalah indikator berpikir kritis. Setelah itu, siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang materi operasi hitung campuran penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian Questioning, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Eksplorasi, Elaborasi. Kegiatan bertanya ini bertujuan untuk menggali penegtahuan siswa agar dapat menemukan sendiri konsep operasi hitung campuran dan apabila siswa belum paham dengan sebuah jawaban, maka siswa tersebut akan bertanya sampai mendapatkan jawaban yang membuat siswa paham. Experiencing Selanjutnya, siswa dibagi menjadi 6 kelompok, masing masing kelompok terdiri 4-5 siswa Community learning. Kegiatan selanjutnya guru membagikan lembar kerja siswa yang berisikan soal-soal operasi hitung campuran penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian dan membagikan media berupa batang korek Elaborasi. Kemudian siswa memperagakan media yang telah di sediakan oleh guru Modelling. Setelah siswa mengetahui cara menghitung operasi hitung campuran, siswa diminta untuk mengerjakan soal- soal tentang materi operasi hitung campuran pada LKS Elaborasi. Selanjutnya siswa berdiskusi untuk memecahkan soal yang ada di LKS bersama kelompoknya Inquiry, Elaborasi. Melalui kegiatan inkuiri tersebut, siswa berlatih untuk berpikir kritis yaitu menganalisis argumen, memecahkan masalah, membuat kesimpulan, dan keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan. Siswa dapat menganalisis argumen ketika siswa mendiskusikan pendapat yang berbeda dari teman kelompok agar mendapatkan jawaban yang tepat. Siswa dapat memecahkan masalah ketika mereka menyelesaikan operasi hitung campuran dengan menggunakan berbagai cara sampai mendapatkan jawaban PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI yang benar . Siswa juga dapat menarik sebuah kesimpulan dari materi yang telah dipelajari dengan tepat. Siswa juga mengevaluasi pekerjaannya, dengan menghitung kembali kesesuaian jawaban dengan data yang diperoleh. Applying Setelah siswa selesai mengerjakan LKS, Guru meminta salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya kemudian membahas hasil pekerjaan siswa secara bersama-sama Konfirmasi. Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang materi yang belum dipahami Questioning, Konfirmasi. Guru meluruskan pemahaman siswa yang kurang tepat dengan cara memberikan penguatan kepada siswa Konfirmasi. Transfering Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telah di pelajari mengenai operasi hitung campuran beserta cara menyelesaikan soal penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Indikator berpikir kritis juga nampak ketika siswa membuat kesimpulan. Sebagai kegiatan akhir guru mengajak siswa untuk merefleksikan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan hari ini di lembar refleksi Reflection. Siswa juga dibebaskan untuk menuliskan perasaan mereka ketika mengikuti pembelajaran. Guru mengajak siswa berdoa bersama-sama. Guru mengucapkan salam Pertemuan II Pertemuan kedua pada siklus II dilaksanakan pada hari Selasa, 10 November 2015 dengan alokasi waktu 3 x 35 menit 3 jp. Pertemuan kedua membahas tentang operasi hitung campuran penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning. Relating Pada kegiatan awal, guru membuka pembelajaran dengan berdoa, memberikan salam, presensi dan memberikan motivasi dengan memberikan jargon “Aku Hebat” kepada para siswa. Guru juga mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa mengenai operasi hitung campuran penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian sebagai pengantar sebelum masuk ke dalam materi. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Cooperating Pada kegiatan inti, guru mulai menjelaskan pemahaman operasi hitung campuran penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. kemudian guru meminta salah satu anak maju kedepan untuk memperagakan media pembelajaran berupa sedotan. Contructivism, Eksplorasi. Kegiatan tersebut termasuk ke dalam komponen konstruktivisme. Kegiatan konstruktivisme dapat melatih kemampuan berpikir kritis siswa ketika mereka berusaha untuk memecahkan masalah indikator berpikir kritis. Setelah itu, siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang materi operasi hitung campuran penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian Questioning, Eksplorasi, Elaborasi. Kegiatan bertanya ini bertujuan untuk memancing siswa agar dapat menemukan sendiri konsep operasi hitung campuran dan apabila siswa belum puas dengan sebuah jawaban, maka siswa tersebut akan bertanya sampai mendapatkan jawaban yang membuat siswa paham. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Experiencing Selanjutnya, siswa dibagi menjadi 6 kelompok, masing masing kelompok terdiri 4-5 siswa Community learning. Kegiatan selanjutnya guru membagikan lembar kerja siswa yang berisikan soal cerita operasi hitung campuran penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian dan membagikan media berupa sedotan Elaborasi. Kemudian siswa memperagakan media yang telah di sediakan oleh guru Modelling. Setelah siswa mengetahui cara menghitung operasi hitung campuran, siswa diminta untuk mengerjakan soal cerita tentang materi operasi hitung campuran penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian pada LKS Elaborasi. Selanjutnya siswa berdiskusi untuk memecahkan soal yang ada di LKS bersama kelompoknya Inquiry, Elaborasi. Melalui kegiatan inkuiri tersebut, siswa berlatih untuk berpikir kritis yaitu menganalisis argumen, memecahkan masalah, membuat kesimpulan, dan keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan. Siswa dapat menganalisis argumen ketika siswa mendiskusikan pendapat yang berbeda dari teman kelompok agar mendapatkan jawaban yang tepat. Siswa dapat memecahkan masalah ketika mereka menyelesaikan operasi hitung campuran dengan menggunakan berbagai cara sampai mendapatkan jawaban yang benar . Siswa juga dapat menarik sebuah kesimpulan dari materi yang telah dipelajari dengan tepat. Siswa juga mengevaluasi pekerjaannya, dengan menghitung kembali kesesuaian jawaban dengan data yang diperoleh. Applying Setelah siswa selesai mengerjakan LKS, Guru meminta salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya kemudian membahas hasil pekerjaan siswa secara bersama-sama Konfirmasi. Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang materi yang belum dipahami Questioning, Konfirmasi. Guru meluruskan pemahaman siswa yang kurang tepat dengan cara memberikan penguatan kepada siswa Konfirmasi. Transfering Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telah di pelajari mengenai operasi hitung campuran beserta cara menyelesaikan soal cerita penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Indikator berpikir kritis juga nampak ketika siswa membuat kesimpulan. Sebagai kegiatan akhir guru mengajak siswa untuk merefleksikan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan hari ini di lembar refleksi Reflection. Siswa juga dibebaskan untuk menuliskan perasaan mereka ketika mengikuti pembelajaran. Guru mengajak siswa berdoa bersama-sama. Guru mengucapkan salam 3 Pengamatan Pengamatan ini dilakukan bersamaan dengan tindakan siklus. Pengamatan ini dilakukan dengan bantuan teman sejawat menggunakan lembar observasi yang telah disusun sebelumnya. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui perkembangan kemampuan berpikir kritis siswa dan proses pembelajaran berlangsung selama pelaksanaan tindakan selanjutnya. Berdasarkan hasil observasi kemampuan berpikir kritis siswa kelas IIIB SD Negeri Perumnas Condongcatur, diketahui bahwa kemampuan berpikir kritis siswa kelas IIIB sudah nampak sesuai dengan keenam indikator yang peneliti tetapkan, namun masih ada beberapa siswa yang belum menunjukan kemampuan berpikir kritisnya. Berikut ini adalah tabel hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa setelah dilakukannya tindakan pada siklus II. 4 Hasil Belajar Data hasil belajar siswa diperoleh dari nilai evaluasi yang dilakukan di akhir siklus II dan evaluasi gabungan siklus I dan silus II dengan Kriteria Kelulusan Minimal KKM 73 di evaluasi siklus 2 dan KKM 77 di evaluasi akhir. Berikut ini data hasil belajar siswa pada evaluasi siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4.13 Tabel 4.13 Hasil Nilai Evaluasi Siklus II Jumlah Siswa 26 Jumlah Nilai 2038 Rata-rata 78,38 Nilai Tertinggi 94 Nilai Terendah 60 Persentase Siswa Tuntas 80.76 21 siswa Persentase Siswa Tidak Tuntas 19,23 5 siswa Berdasarkan tabel 4.13 menununjukan jumlah keseluruhan siswa kelas IIIB sebanyak 26 siswa didapatkan jumlah nilai 2038 dengan nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 78,38. Nilai tertinggi pada evaluasi siklus II ini adalah 94 dan nilai terendahnya adalah 60. Pada evaluasi siklus II ini, ada 21 siswa dari 26 siswa 80,76 yang mendapatkan nilai di atas KKM namun masih terdapat siswa yang belum tuntas yaitu sebanyak 5 siswa dari 26 siswa 19,23. Data hasil nilai evaluasi siklus II secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 10 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Berikut ini hasil evalusi akhir yaitu evaluasi gabungan siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.14 Tabel 4.14 Hasil Nilai Evaluasi Akhir Jumlah Siswa 26 Jumlah Nilai 2.167 Rata-rata 83,34 Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah 65 Persentase Siswa Tuntas 88,46 23 siswa Persentase Siswa Tidak Tuntas 11,53 3 siswa Berdasarkan tabel 4.14 menunujukan jumlah keseluruhan siswa kelas IIIB sebanyak 26 siswa. Jumlah nilai yang diperoleh sebesar 2.167 dengan nilai rata- rata sebesar 83,34. Nilai tertinggi pada evaluasi akhir ini yaitu 100 dan nilai terendahnya yitu 65. Pada evaluasi akhir ada 23 siswa dari 26 siswa 88,46 yang mendapatkan nilai di atas KKM dan 3 siswa 11.53 yang masih belum tuntas atau belum mencapai KKM. Data hasil nilai evaluasi akhir secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 13 5 Kemampuan Berpikir Kritis Kemampuan berpikir kritis siswa diperoleh melalui kegiatan observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran disetiap pertemuannya. Data hasil observasi ini digunakan untuk memperkuat data kuisioner kemampuan berpikir kritis siswa yang diberikan setelah berakhirnya tindakan pada siklus II. Dalam melakukan observasi dibantu oleh teman sejawat. Berikut ini data kemampuan berpikir kritis siswa pada siklus 1 dapat dilihat pada tabel 4.15 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 4.15 Data Hasil Pengamatan Kemampuan Berpikir Kritis Siklus II Indikator Pertemuan Rata- rata Kategori 1 2 Skor Kategori Skor Kriteria 1. Menganalisis argumen 64 Kritis 66 Kritis 65,00 Kritis 2. Mampu bertanya 53 Cukup Kritis 57 Cukup kritis 55,00 Cukup kritis 3. Mampu menjawab pertanyaan 55 Cukup Kritis 64 Kritis 59,50 Cukup Kritis 4. Memecahkan masalah 63 Kritis 65 Kritis 64,00 Kritis 5. Membuat kesimpulan 64 Kritis 66 Kritis 65,00 Kritis 6. Keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan 59 Cukup Kritis 64 Kritis 61,5 Cukup Kritis 7. Keseluruhan 59,66 Kritis 63,66 Kritis 61,66 Kritis Berdasarkan tabel 4.15 menunjukan skor keselruhan siswa kelas IIIB pada pertemuan 1 dan pertemuan 2. Pada indikator pertema pertemuan 1 didapatkan skor 64 termasuk kedalam kriteria kritis dan pada pertemuan 2 didapatkan skor 66 termasuk kedalam kriteria kritis. Rata-rata untuk indikator pertama didapatkan hasil 65,00 dengan kategori cukup kritis. Indikator kedua pertemuan 1 didapatkan skor 53 termasuk kedalam kriteria cukup kritis dan pada pertemuan 2 didapatkan skor 57 termasuk kedalam kriteria cukup kritis. Rata-rata untuk indikator kedua didapatkan hasil 55,00 dengan kategori cukup kritis. Indikator ketiga pertemuan 1 didapatkan skor 55 termasuk kedalam kriteria cukup kritis dan pada pertemuan 2 didapatkan skor 64 termasuk kedalam kriteria kritis. Rata-rata untuk indikator pertama didapatkan hasil 59,50 dengan kategori cukup kritis. Indikator keempat pertemuan 1 didapatkan skor 63 termasuk kedalam kriteria kritis dan pada pertemuan 2 didapatkan skor 65 termasuk kedalam kriteria kritis. Rata-rata untuk indikator keempat didapatkan hasil 64,00 dengan kategori kritis. Indikator kelima pertemuan 1 didapatkan skor 64 termasuk kedalam kriteria kritis dan pada pertemuan 2 didapatkan skor 66 termasuk kedalam kriteria kritis. Rata-rata untuk indikator kelima didapatkan hasil 65,00 dengan kategori kritis. Indikator keenam pertemuan 1 didapatkan skor 59 termasuk kedalam kriteria cukup kritis dan pada pertemuan 2 didapatkan skor 68 termasuk kedalam kriteria kritis. Rata-rata untuk indikator keenam didapatkan hasil 61,50 dengan kategori cukup kritis. Rata-rata untuk indikator keseluruhan didapatkan hasil 61,66 dengan katagori kritis Data hasil pengamatan kemampuan berpikir kritis siklus 2 dapat dilihat pada lampiran 22 Peneliti juga menggunakan kuesioner untuk melihat kemampuan berpikir kritis siswa yang diberikan di akhir siklus II. Berikut ini hasil kuesioner kemampuan berpikir kritis siswa pada masing-masing indikator dapat dilihat pada tabel 4.16 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 4.16 Hasil Kuesioner kemampuan berpikir kritis Akhir Siklus No. Indikator Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Rata- Rata Persentase Jumlah Siswa yang Cukup Kritis Nilai Kriteria Σ Siswa Persentase 1. Menganalisis argumen 81,15 Kritis 16,31 22 84,61 2. Mampu bertanya 78,00 Cukup Kritis 7,81 20 76,93 3. Mampu menjawab pertanyaan 80,00 Kritis 8,00 22 84,61 4. Memecahkan masalah 81,4 Kritis 24,54 21 80,76 5. Membuat kesimpulan 81,5 Kritis 8,15 23 88,46 6. Keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan. 81,3 Kritis 16,27 22 84,61 7. Keseluruhan 80,55 Kritis 13,51 21,66 83,33 Berdasarkan tabel 4.16 terdapat 6 indikator beserta jumlah siswa yang mampu berpikir kritis dan persentasenya yang dimasukkan ke dalam suatu kategori. Tabel tersebut juga berisikan skor rata-rata yang diperoleh dari hasil kuesioner kondisi akhir. Indikator pertama terdapat nilai 81,15 kritis. Indikator kedua terdapat nilai 78,00 cukup kritis. Indikator ketiga terdapat nilali 80,00 kritis. Selajutnya dalam katagori kritis pada indikator keempat dengan nilai 81,4. Indikator kelima didapatkan nilai 81,5 kritis, sedangkan indikator ke enam didapatkan nilai 81,3 kritis. Pada indikator keseluruhan didapatkan nilai sebesar 80,55 kritis. Berdasarkan kategori dari skor rata-rata dapat disimpulkan bahwa dari keenam indikator tersebut, dikatakan kritis. Pada kondisi akhir siklus indikator yang pertama terdapat 84,61 kritis. Indikator yang kedua terdapat 76,93 cukup kritis. Indikator ketiga terdapat 84,61 kritis. Selanjutnya masih dalam kategori kritis pada indikator keempat terdapat 80,76. Indikator kelima terdapat 88,46 kritis. Indikator keenam sebanyak 84,61 cukup kritis. Pada keseluruhan didapatkan rata-rata 83,33 dengan katagori kritis. Data kondisi akhir kemampuan berpikir kritis lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 20 Berdasarkan kategori dari skor rata-rata dapat disimpulkan bahwa dari keenam indikator tersebut, dikatakan kritis. Berikut ini data hasil kuesioner kondisi akhir setiap siswa untuk masing-masing indikatornya: 1 Indikator 1 Kondisi akhir kemampuan berpikir kritis siswa pada indikator yang pertama adalah menganalisis argumen. Terdapat dua jenis aitem pernyataan yaitu Favorabel dan Unfavorabel. Pernyataan Favorabel terdapat pada nomer 2 dan 3. Sedangkan peryataan Unfavorabel terdapat pada nomer 7 dan 10. Pernyataan tersebut dapat dilihat pada tabel 3.3 kisi-kisi kemampuan berpikir kritis. Berikut ini adalah tabel 4.17 indikator 1 kemampuan berpikir kritis siswa pada kondisi akhir. Tabel 4.17 Skor Indikator 1 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kondisi Akhir No Nama Item Skor Kriteria 2 3 7 10

1 RTA

4 5 5 5 19 Sangat Kritis

2 DAP

5 5 4 5 19 Sangat Kritis 3 DPR 5 5 5 5 20 Sangat Kritis

4 DYP

4 5 4 5 18 Sangat Kritis

5 HZOR

5 4 5 5 19 Sangat Kritis

6 IA

4 5 5 5 19 Sangat Krtis

7 IYS

5 3 4 5 17 Kritis

8 JPA

3 2 2 4 11 Tidak Kritis

9 KA

5 5 5 4 19 Sangat Kritis

10 KLJ

4 5 4 3 16 Kritis

11 LWRS

4 5 4 5 18 Sangat Kritis

12 CAS

4 4 4 2 14 Cukup Kritis

13 KR

3 4 2 3 12 Tidak Kritis

14 MNP

4 3 4 5 16 Kritis

15 MAIP

4 5 4 4 17 Kritis

16 AS

5 4 5 4 18 Sangat Kritis 17 MAM 4 3 4 4 15 Cukup Kritis 18 MDU 5 5 4 4 18 Kritis

19 ATA

3 2 2 4 11 Tidak Kritis

20 AA

3 4 4 4 15 Cukup Kritis

21 FR

2 3 3 3 11 Tidak Kritis 22 HAF 3 4 3 4 14 Cukup Kritis 23 ARD 5 4 5 4 18 Sangat Kritis

24 RNA

4 5 4 4 17 Kritis

25 RV

5 5 4 5 19 Sangat Kritis

26 NJA

3 4 4 3 14 Cukup Kritis Jumlah Skor Kelas 424 Rata-rata Skor Kelas 16,3 Kritis Nilai Rata-rata Kelas 81,5 Kritis Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis 22 Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis 84,61 Berdasarkan tabel 4.17 terdapat jumlah skor kelas sebesar 424 dari skor maksimal 520. Rata-rata kelas sebesar 16,3 dari rata-rata maksimal 20 dan terdapat skor 81,5 dari nilai rata-rata kelas. Kemudian terdapat 22 siswa dari 26 jumlah siswa seluruhnya yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup kritis atau dengan persentase 84,61 kritis. Kriteria indikator 1 dapat dilihat pada tabel 3.18 2 Indikator 2 Kondisi akhir kemampuan berpikir kritis siswa pada indikator yang pertama adalah mampu bertanya. Terdapat dua jenis aitem pernyataan yaitu Favorabel dan Unfavorabel. Pernyataan Favorabel terdapat pada nomer 6. Sedangkan peryataan Unfavorabel terdapat pada nomer 12. Pernyataan tersebut dapat dilihat pada tabel 3.3 kisi-kisi kemampuan berpikir kritis. Berikut ini adalah tabel 4.18 indikator 2 kemampuan berpikir kritis siswa pada kondisi akhir. Tabel 4.18 Skor Indikator 2 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kondisi Akhir Berdasarkan tabel 4.18 terdapat jumlah skor kelas sebesar 203 dari skor maksimal 260. Rata-rata kelas sebesar 7,80 dari rata-rata maksimal 10 dan terdapat skor 78 dari nilai rata-rata kelas. Kemudian terdapat 20 siswa dari 26 NO Nama Item Skor Kriteria 6 12

1 RTA

4 5 9 Sangat Kritis

2 DAP

4 4 8 Kritis 3 DPR 5 3 8 Kritis

4 DYP

5 4 9 Sangat Kritis

5 HZOR

5 3 8 Kritis

6 IA

5 5 10 Sangat Kritis

7 IYS

5 4 9 Sangat Kritis

8 JPA

4 4 8 Kritis

9 KA

4 4 8 Kritis

10 KLJ

4 3 7 Cukup Kritis

11 LWRS

3 3 6 Tidak Kritis

12 CAS

4 4 8 Kritis

13 KR

5 5 10 Sangat Kritis

14 MNP

4 4 8 Kritis

15 MAIP

4 5 9 Sangat Kritis

16 AS

4 2 6 Tidak Kritis 17 MAM 2 4 6 Tidak Kritis 18 MDU 5 4 9 Sangat Kritis

19 ATA

4 4 8 Kritis

20 AA

2 3 5 Sangat Tidak Kritis

21 FR

4 3 7 Cukup Kritis 22 HAF 4 3 7 Cukup Kritis 23 ARD 3 3 6 Tidak Kritis

24 RNA

5 4 9 Sangat Kritis

25 RV

3 3 6 Tidak Kritis

26 NJA

5 4 9 Sangat Kritis Jumlah Skor Kelas 203 Rata-rata Skor Kelas 7,80 Cukup kritis Nilai Rata-rata Kelas 78 Cukup kritis Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis 20 Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis 76,93 jumlah siswa seluruhnya yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup kritis atau dengan persentase 76,93 Cukup kritis. Kriteria indikator 2 dapat dilihat pada tabel 3.14 3 Indikator 3 Kondisi akhir kemampuan berpikir kritis siswa pada indikator yang pertama adalah menganalisis argumen. Terdapat dua jenis aitem pernyataan yaitu Favorabel dan Unfavorabel. Pernyataan Favorabel terdapat pada nomer 1. Sedangkan peryataan Unfavorabel terdapat pada nomer 9. Pernyataan tersebut dapat dilihat pada tabel 3.3 kisi-kisi kemampuan berpikir kritis. Berikut ini adalah tabel 4.19 indikator 3 kemampuan berpikir kritis siswa pada kondisi akhir. Tabel 4.19 Skor Indikator 3 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kondisi Akhir NO Nama Item Skor Kriteria 1 9

1 RTA

3 3 6 Tidak Kritis

2 DAP

4 5 9 Sangat Kritis 3 DPR 5 4 9 Sangat Kritis

4 DYP

5 5 10 Sangat Krtis

5 HZOR

3 4 7 Cukup Kritis

6 IA

4 5 9 Sangat Kritis

7 IYS

5 4 9 Sangat Kritis

8 JPA

3 4 7 Cukup Kritis

9 KA

5 3 8 Kritis

10 KLJ

4 5 9 Sangat Kritis

11 LWRS

4 4 8 Kritis

12 CAS

3 4 7 Cukup Kritis

13 KR

4 3 7 Cukup Kritis

14 MNP

4 3 7 Cukup Kritis

15 MAIP

5 4 9 Sangat Kritis

16 AS

5 4 9 Sangat Kritis 17 MAM 5 4 9 Sangat Kritis 18 MDU 4 5 9 Sangat Kritis

19 ATA

4 2 6 Tidak Kritis

20 AA

4 3 7 Cukup Kritis

21 FR

3 3 6 Tidak Kritis Berdasarkan tabel 4.19 terdapat jumlah skor kelas sebesar 208 dari skor maksimal 260. Rata-rata kelas sebesar 8 dari rata-rata maksimal 10 dan terdapat skor 80 dari nilai rata-rata kelas. Kemudian terdapat 22 siswa dari 26 jumlah siswa seluruhnya yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup kritis atau dengan persentase 84,61 Kritis. Kriteria indikator 2 dapat dilihat pada tabel 3.15 4 Indikator 4 Kondisi akhir kemampuan berpikir kritis siswa pada indikator yang pertama adalah mampu menjawab pertanyaan. Terdapat dua jenis aitem pernyataan yaitu Favorabel dan Unfavorabel. Pernyataan Favorabel terdapat pada nomer 4, 14, dan 16. Sedangkan peryataan Unfavorabel terdapat pada nomer 5, 13 dan 18. Pernyataan tersebut dapat dilihat pada tabel 3.3 kisi-kisi kemampuan berpikir kritis. Berikut ini adalah tabel 4.20 indikator 4 kemampuan berpikir kritis siswa pada kondisi akhir. 22 HAF 4 2 6 Tidak Kritis 23 ARD 4 4 8 Kritis

24 RNA

4 5 9 Sangat Kritis

25 RV

4 5 9 Sangat Kritis

26 NJA

5 4 9 Sangat Kritis Jumlah Skor Kelas 208 Rata-rata Skor Kelas 8 Kritis Nilai Rata-rata Kelas 80 Kritis Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis 22 Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis 84,61 Tabel 4.20 Skor Indikator 4 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kondisi Akhir NO Nama Item Skor Kriteria 4 5 14 13 16 18

1 RTA

4 5 5 4 4 5 27 Sangat Kritis

2 DAP

5 5 5 5 4 4 28 Sangat Kritis 3 DPR 5 4 4 4 4 5 26 Kritis

4 DYP

5 4 5 5 5 5 29 Sangat Kritis

5 HZOR

5 5 5 5 5 4 29 Sangat Kritis

6 IA

4 5 4 4 4 4 25 Kritis

7 IYS

4 5 5 5 3 4 26 Kritis

8 JPA

4 3 4 3 4 3 21 Cukup Kritis

9 KA

5 5 5 5 4 5 29 Sangat Kritis

10 KLJ

4 4 4 5 5 4 26 Kritis

11 LWRS

3 5 4 4 5 21 Cukup Kritis

12 CAS

5 2 3 2 2 3 17 Tidak Kritis

13 KR

5 4 4 5 5 5 28 Sangat Kritis

14 MNP

5 3 3 4 3 2 20 Cukup Kritis

15 MAIP

5 4 5 5 4 4 27 Sangat Kritis

16 AS

5 4 5 5 4 5 28 Sangat Kritis 17 MAM 5 4 3 4 4 4 24 Kritis 18 MDU 5 4 4 4 5 5 27 Sangat Kritis

19 ATA

5 5 5 4 4 4 27 Sangat Kritis

20 AA

3 4 4 3 3 4 21 Cukup Kritis

21 FR

4 3 4 3 3 2 19 Tidak Kritis 22 HAF 2 3 2 3 3 2 15 Tidak Kritis 23 ARD 4 5 5 5 5 5 29 Sangat Kritis

24 RNA

5 4 5 5 5 5 29 Sangat Kritis

25 RV

3 2 3 4 3 3 18 Tidak Kritis

26 NJA

3 4 2 4 3 3 19 Tidak Kritis Jumlah Skor Kelas 635 Rata-rata Skor Kelas 24,42 Kritis Nilai Rata-rata Kelas 81,4 Kritis Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis 21 Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis 80,76 Berdasarkan tabel 4.20 terdapat jumlah skor kelas sebesar 635 dari skor maksimal 780. Rata-rata kelas sebesar 24,42 dari rata-rata maksimal 30 dan terdapat skor 81,4 dari nilai rata-rata kelas. Kemudian terdapat 21 siswa dari 26 jumlah siswa seluruhnya yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup kritis atau dengan persentase 80,76 Kritis. Kriteria indikator 4 dapat dilihat pada tabel 3.16 5 Indikator 5 Kondisi akhir kemampuan berpikir kritis siswa pada indikator yang pertama adalah membuat kesimpulan. Terdapat dua jenis aitem pernyataan yaitu Favorabel dan Unfavorabel. Pernyataan Favorabel terdapat pada nomer 11. Sedangkan peryataan Unfavorabel terdapat pada nomer 17. Pernyataan tersebut dapat dilihat pada tabel 3.3 kisi-kisi kemampuan berpikir kritis. Berikut ini adalah tabel 4.21 indikator 5 kemampuan berpikir kritis siswa pada kondisi akhir. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 4.21 Skor Indikator 5 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kondisi Akhir No Nama Item Skor Kriteria 11 17

1 RTA

2 5 7 Cukup Kritis

2 DAP

5 3 8 Kritis 3 DPR 4 4 8 Kritis

4 DYP

5 4 9 Sangat Kritis

5 HZOR

5 5 10 Sangat Kritis

6 IA

5 5 10 Sangat Kritis

7 IYS

4 4 8 Kritis

8 JPA

4 3 7 Cukup Kritis

9 KA

5 4 9 Sangat Kritis

10 KLJ

5 5 10 Sangat Kritis

11 LWRS

4 3 7 Cukup Kritis

12 CAS

3 2 5 Sangat Tidak Kritis

13 KR

5 4 9 Sangat Kritis

14 MNP

3 4 7 Cukup Kritis

15 MAIP

2 4 6 Tidak Kritis

16 AS

4 4 8 Kritis 17 MAM 5 5 10 Sangat Kritis 18 MDU 3 3 6 Tidak Kritis

19 ATA

5 4 9 Sangat Kritis

20 AA

4 5 9 Sangat Kritis

21 FR

5 3 8 Kritis 22 HAF 3 3 6 Tidak Kritis 23 ARD 4 5 9 Sangat Kritis

24 RNA

5 5 10 Sangat Kritis

25 RV

4 4 8 Kritis

26 NJA

5 4 9 Sangat Kritis Jumlah Skor Kelas 212 Rata-rata Skor Kelas 8,15 Kritis Nilai Rata-rata Kelas 81,5 Kritis Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis 23 Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis 88,46 Berdasarkan tabel 4.21 terdapat jumlah skor kelas sebesar 212 dari skor maksimal 260. Rata-rata kelas sebesar 8,15 dari rata-rata maksimal 10 dan terdapat skor 81,5 dari nilai rata-rata kelas. Kemudian terdapat 23 siswa dari 26 jumlah siswa seluruhnya yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup kritis atau dengan persentase 88,46 kritis. Kriteria indikator 5 dapat dilihat pada tabel 3.17 6 Indikator 6 Kondisi awal kemampuan berpikir kritis siswa pada indikator yang pertama adalah keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan. Terdapat dua jenis aitem pernyataan yaitu Favorabel dan Unfavorabel. Pernyataan Favorabel terdapat pada nomer 8 dan 20. Sedangkan peryataan Unfavorabel terdapat pada nomer 15 dan 19. Pernyataan tersebut dapat dilihat pada tabel 3.3 kisi-kisi kemampuan berpikir kritis. Berikut ini adalah tabel 4.22 indikator 6 kemampuan berpikir kritis siswa pada kondisi akhir. Tabel 4.22 Skor Indikator 6 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kondisi Akhir No Nama Item Skor Kriteria 8 20 15 19

1 RTA

5 4 5 5 19 Sangat Kritis

2 DAP

4 4 5 5 18 Sangat Kritis 3 DPR 4 5 3 5 17 Kritis

4 DYP

5 4 5 5 19 Sangat Kritis

5 HZOR

5 4 3 5 17 Kritis

6 IA

4 3 2 3 12 Tidak Kritis

7 IYS

5 5 4 4 18 Sangat Kritis

8 JPA

2 3 3 2 10 Sangat Tidak Kritis

9 KA

4 5 5 5 19 Sangat Kritis

10 KLJ

5 5 4 5 19 Sangat Kritis

11 LWRS

3 3 3 3 12 Tidak Kritis

12 CAS

2 5 3 4 14 Cukup Kritis

13 KR

4 4 5 4 17 Kritis

14 MNP

3 4 4 4 15 Cukup Kritis

15 MAIP

3 5 3 3 14 Cukup Kritis

16 AS

3 3 4 2 12 Tidak Kritis 17 MAM 5 5 4 4 18 Sangat Kritis 18 MDU 5 5 4 5 19 Sangat Kritis

19 ATA

4 3 4 5 16 Kritis

20 AA

5 4 3 4 16 Kritis

21 FR

4 3 2 4 13 Cukup Kritis 22 HAF 4 5 3 4 16 Kritis 23 ARD 5 4 5 5 19 Sangat Kritis

24 RNA

5 4 5 5 19 Sangat Kritis

25 RV

5 4 5 4 18 Sangat Kritis

26 NJA

5 4 3 5 17 Kritis Jumlah Skor Kelas 423 Rata-rata Skor Kelas 16,26 Kritis Nilai Rata-rata Kelas 81,3 Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis 22 Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis 84,61 Berdasarkan tabel 4.22 terdapat jumlah skor kelas sebesar 423 dari skor maksimal 520. Rata-rata kelas sebesar 16,26 dari rata-rata maksimal 20 dan terdapat skor 81,3 dari nilai rata-rata kelas. Kemudian terdapat 22 siswa dari 26 jumlah siswa seluruhnya yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup kritis atau dengan persentase 84,61 kritis. Kriteria indikator 6 dapat dilihat pada tabel 3.18 Tabel 4.23 Skor Keseluruhan Indikator Kondisi Akhir Berdasarkan tabel 4.23 terdapat jumlah skor kelas sebesar 2105 dari skor maksimal 2600. Rata-rata kelas sebesar 80,96 dari rata-rata maksimal 100 dan No Nama Item Skor Kriteria 1 2 3 4 5 6

1 RTA

19 9 6 27 7 19 87 Kritis

2 DAP

19 8 9 28 8 18 90 Sangat Kritis 3 DPR 20 8 9 26 8 17 88 Kritis

4 DYP

18 9 10 29 9 19 94 Sangat Kritis

5 HZOR

19 8 7 29 10 17 90 Sangat Kritis

6 IA

19 10 9 25 10 12 85 Kritis

7 IYS

17 9 9 26 8 18 87 Kritis

8 JPA

11 8 7 21 7 10 64 Tidak Kritis

9 KA

19 8 8 29 9 19 92 Sangat Kritis

10 KLJ

16 7 9 26 10 19 87 Kritis

11 LWRS

18 6 8 21 7 12 72 Cukup Kritis

12 CAS

14 8 7 17 5 14 65 Cukup Kritis

13 KR

12 10 7 28 9 17 83 Kritis

14 MNP

16 8 7 20 7 15 73 Cukup Kritis

15 MAIP

17 9 9 27 6 14 82 Kritis

16 AS

18 6 9 28 8 12 81 Kritis 17 MAM 15 6 9 24 10 18 82 Kritis 18 MDU 18 9 9 27 6 19 88 Kritis

19 ATA

11 8 6 27 9 16 77 Cukup Kritis

20 AA

15 5 7 21 9 16 73 Cukup Kritis

21 FR

11 7 6 19 8 13 64 Tidak Kritis 22 HAF 14 7 6 15 6 16 64 Tidak Kritis 23 ARD 18 6 8 29 9 19 89 Kritis

24 RNA

17 9 9 29 10 19 93 Sangat Kritis

25 RV

19 6 9 18 8 18 78 Cukup Kritis

26 NJA

14 9 9 19 9 17 77 Cukup Kritis Jumlah skor kelas 2105 Rata-rata kelas 80,96 Kritis Nilai rata-rata kelas 80,96 Kritis Jumlah siswa yang minimal cukup kritis 23 Presentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis 88,46 terdapat skor 80,96 Kritis dari nilai rata-rata kelas. Kemudian terdapat 23 siswa dari 26 jumlah siswa seluruhnya yang termasuk ke dalam kriteria minimal cukup kritis atau dengan persentase 88,46 Cukup kritis. Kriteria keseluruhan indikator dapat dilihat pada tabel 3.19 Kemampuan berpikir kritis siswa pada kondisi akhir dapat disimpulkan bahwa rata-rata skor seluruh siswa didapatkan hasil 80, dengan kriteria kritis. Persentase jumlah siswa yang kritis secara keselurahan adalah sebesar 88,46 23 dari 26 siswa dengan kriteria kritis. 6 Refleksi Pada tahap ini, peneliti merefleksikan setelah selesai melaksanakan pembelajaran siklus II, peneliti kembali melakukan refleksi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan. Peneliti melakukan refleksi yang mencakup dua aspek yaitu proses pembelajaran, refleksi hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa. a. Proses Pembelajaran Siklus II dilaksanakan selama dua pertemuan yaitu tanggal 09 dan 10 November 2015 dengan alokasi waktu 3 x 35 menit 3 jam pelajaran menyesuaikan alokasi di di SDN Perumnas Condongcatur. Pada pertemuan pertama membahas tentang operasi hitung campuran penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Kegiatan pembelajaran pada siklus II pertemuan I ini secara keseluruhan sudah sesuai dengan RPP dan berjalan dengan baik dibandingkan pada siklus I. Pada pertemuan 1, peneliti mempunyai kendala saat proses pembelajaran yaitu ada beberapa siswa yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pasif dan hanya menonton temannya yang mendominasi mengerjakan tugas. Selain itu ada beberapa siswa yang membuat kegaduhan dan menimbulkan kondisi kelas ramai sehingga guru memberikan arahan, motivasi dan reward dengan tujuan proses pembelajaran akan berjalan kondusif selain itu, siswa akan aktif pada saat mengikuti pembelajaran berlangsung. Pertemuan kedua membahas tentang soal cerita operasi hitung campuran penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Kegiatan proses pembelajaran pada pertemuan kedua ini sudah sesuai dengan RPP yang telah disusun guru dan materi pada pertemuan kedua juga sudah tercapai dengan baik sesuai dengan indikator yang ditetapkan guru. Setiap siswa sudah bisa bekerjama dengan baik bersama kelompoknya. b Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Hasil belajar pada siklus 2 terdapat peningkatan di bandingkan hasil belajar pada siklus 1. Selain perolehan rata-rata hasil belajar yang meningkat berdasarkan hasil yang didapatkan pada siklus I masih perlu dilakukan perbaikan pembelajaran baik itu dalam proses pembelajaran ataupun hasil yang didapatkan. Kekurangan-kekurangan yang masih perlu diperbaiki, mampu meningkat di siklus 2. Oleh karena itu perbaikan dilanjutkan di siklus 2 supaya target dari aspek hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa dapat lebih maksimal. 3. Grafik Penelitian Hasil Belajar Gambar 4.1 adalah grafik yang berisikan hasil penelitian yaitu rata-rata hasil belajar siswa dari kondisi awal, evaluasi 1, evaluasi 2, dan evaluasi akhir. Gambar 4.1 Rata-Rata Hasil Belajar Kondisi awal hasil belajar didapatkan rata-rata sebesar 58,84 yang didapatkan dari rata-rata hasil belajar 2 tahun terakhir. Target rata-rata evaluasi 1 adalah 70 sedangkan capaian rata-rata hasil belajar pada evaluasi 1 adalah 71,23. Target rata-rata evaluasi 2 adalah 75 dan capaian rata-rata hasil belajar pada evaluasi 2 adalah 78,38. Target rata-rata evaluasi akhir adalah 80 dan capaian rata-rata hasil belajar pada evaluasi akhir adalah 83,34. Peneliti juga menyajikan grafik yang berisikan hasil penelitian yaitu persentase ketuntasan hasil belajar siswa dari kondisi awal, evaluasi 1, evaluasi 2, dan evaluasi akhir sebagai berikut: 58,84 70 75 80 71,23 78,38 83,34 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 kondisi awal evaluasi 1 evaluasi 2 evaluasi akhir kondisi awal target pencapaian Gambar 4.2 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Kondisi awal hasil belajar didapatkan persentase ketuntasan sebesar 45,08 yang didapatkan dari rata-rata hasil belajar 2 tahun terakhir. Target persentase ketuntasan evaluasi 1 adalah 60 sedangkan capaian persentase ketuntasan hasil belajar pada evaluasi 1 adalah 69,23. Target persentase ketuntasan evaluasi 2 adalah 70 dan capaian persentase ketuntasan hasil belajar pada evaluasi 2 adalah 80,76. Target persentase ketuntasan evaluasi akhir adalah 80 dan capaian persentase ketuntasan hasil belajar pada evaluasi akhir adalah 88,46. 4. Grafik Hasil Penelitian Kemampuan Berpikir Kritis Gambar 4.3 adalah grafik yang berisikan hasil penelitian yaitu rata-rata hasil kuesioner dari kondisi awal, target, dan kondisi akhir. Peneliti juga menyajikan persentase jumlah siswa yang kritis berdasarkan hasil kuesioner. Kemampuan berpikir kritis juga dilihat dari hasil pengamatan peneliti selama proses pembelajaran. 45,08 60 70 80 69,23 80,76 88,46 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 kondisi awal evaluasi 1 evaluasi 2 evaluasi akhir kondisi awal target kondisi akhir Gambar 4.3 Rata-Rata Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi awal nilai hasil kuesioner berpikir kritis pada indikator pertama didapatkan nilai sebesar 59,60 dan kondisi akhir didapatkan dengan nilai 81,55. Selanjutnya kondisi awal pada indikator kedua didapatkan nilai sebesar 63,80 dan kondisi akhir dengan nilai 78,10. Kondisi awal pada indikator ketiga didapatkan nilai sebesar 63,10 dan kondisi akhir dengan nilai 80,00. Kondisi awal pada indikator keempat didapatkan nilai sebesar 61,40 dan kondisi akhir didapatkan dengan nilai sebesar 81.80. Kondisi awal pada indikator kelima didapatkan nilai sebesar 60,80 dan kondisi akhir dengan nilai sebesar 81.50. Kondisi awal pada indikator keenam didapatkan nilai sebesar 58,25 dan kondisi akhir dengan nilai yang didapatkan nilai sebesar 81.35. Kondisi awal pada indikator keseluruhan didapatkan nilai sebesar 61,22 dan kondisi akhir dengan nilai didapatkan sebesar 83,33. 59,60 63,80 63,10 61,40 60,80 58,25 61,22 81,55 78,10 80,00 81,80 81,50 81,35 80,55 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Kondisi Awal Kondisi Akhir Selain grafik rata-rata hasil kuesioner, peneliti juga menyajikan data persentase jumlah siswa yang kritis sebagai berikut: Gambar 4.4 Persentase Jumlah Siswa yang Kritis Kondisi awal pada indikator pertama didapatkan persentase sebesar 46,15 dan kondisi akhir didapatkan persentase 84,61 dengan target 75. Kondisi awal pada indikator kedua didapatkan persentase sebesar 42,30 dan kondisi akhir didapatkan persentase 76,93 dengan target 70. Kondisi awal pada indikator ketiga didapatkan persentase sebesar 46,15 dan kondisi akhir didapatkan persentase 84,61 dengan target 75. Kondisi awal pada indikator keempat didapatkan persentase sebesar 46,15 dan kondisi akhir didapatkan persentase 80,76 dengan target 70. Kondisi awal pada indikator kelima didapatkan persentase sebesar 53,84 dan kondisi akhir didapatkan persentase 46,15 42,30 46 46,15 53,84 50,00 47,43 75 70 75 70 75 75 73,00 84,61 76,93 85 81 88,46 85 83,33 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Kondisi awal Target Akhir 88,46 dengan target 75. Kondisi awal pada indikator keenam didapatkan persentase sebesar 50 dan kondisi akhir didapatkan persentase 84,61 dengan 75. Kondisi awal pada indikator keseluruhan didapatkan presentase sebesar 47,43 dan kondisi akhir dengan presentase didapatkan sebesar 83,33 dengan 73,00. Grafik hasil pengamatan kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilihat pada gambar 4.6 di bawah ini: Tabel 4.5 Grafik hasil pengamatan kemampuan berpikir kritis siswa Kondisi awal pada indikator pertama didapatkan skor 52,00 sedangkan kondisi akhir didapatkan skor 65,00. Kondisi awal pada indikator kedua didapatkan skor 44,50 sedangkan kondisi akhir didapatkan skor 55,00. Kondisi awal pada indikator ketiga didapatkan skor 48,50 sedangkan kondisi akhir didapatkan skor 59,50. Kondisi awal pada indikator keempat didapatkan skor 49,50 sedangkan kondisi akhir didapatkan skor 64,00. Kondisi awal pada 52 44,5 48,5 49,5 53,5 50,5 49,66 65 55 59,5 64 65 61,5 61,66 10 20 30 40 50 60 70 Siklus 1 Siklus 2 indikator kelima didapatkan skor 53,50 sedangkan kondisi akhir didapatkan skor 65,00. Kondisi awal pada indikator keenam didapatkan skor 50,50 sedangkan kondisi akhir didapatkan skor 61,50. Indikator keseluruhan siklus I didapatkan skor 49,66 sedangkan siklus 2 didapatkan skor 61,66.

B. Pembahasan

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG CAMPURAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI Peningkatan Kemampuan Operasi Hitung Campuran Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Model Make A Match Pada Siswa Kelas IV SDN Trimulyo 02 Juwana Pati Tahun Pelajaran 20

0 3 16

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA OPERASI HITUNG CAMPURAN MELALUI PEMBELAJARAN SNOW BALLING Peningkatan Hasil Belajar Matematika Operasi Hitung Campuran Melalui Pembelajaran Snow Balling Siswa Kelas IV SD Negeri Cawan Kecamatan Jatinom Tahun Pelajaran

0 1 15

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VB pada materi KPK dan FPB melalui model pembelajaran kontekstual SD Kanisius Ganjuran.

0 7 291

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas III C pada materi perkalian dan pembagian melalui model pembelajaran kontekstual di SD Negeri Perumnas Condong Catur.

0 0 288

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika siswa kelas VB pada materi pengukuran waktu melalui pembelajaran kontekstual SDN Perumnas Condongcatur.

0 1 356

Peningkatakan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis kelas VA pada materi KPK dan FPB melalui pembelajaran kontekstual SDN Perumnas Condongcatur.

3 17 366

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV pada materi KPK dan FPB melalui model pembelajaran kontekstual SD Kanisius Ganjuran.

0 15 303

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika kelas IV pada materi KPK dan FPB melalui pembelajaran kontekstual SD Kanisius Klepu.

3 61 297

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika siswa kelas III pada materi operasi hitung campuran melalui model pembelajaran kontekstual SD Negeri Plaosan 1.

0 5 393

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1 pada materi operasi hitung perkalian dan pembagian melalui pendekatan pembelajaran kontekstual.

1 9 359