Dari kedelapan tahapan tersebut peneliti memilih 5 tahapan yang akan diterapkan
dalam proses
pembelajaran yaitu
Relating, Experiencing,
Colaborating, Applying , dan Transferring.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Putu Mahendrawan, I Wayan Suwatra, I Made Suarjana 2014 dengan judul
“Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V Sekolah Dasar No. 1 Tukadsumaga”. Tujuan penelitian tersebut untuk meningkatkan mengetahui
peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran matematika siswa kelas V Sekolah Dasar No. 1 Tukadsumaga Tahun Pelajaran 20132014 dengan penerapan
pendekatan kontekstual. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V
SD No. 1 Tukadsumaga yang berjumlah 24 orang. Data hasil belajar siswa dikumpulkan dengan metode tes. Data dianalisis menggunakan analisis data
statistik deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa
kelas V SD No. 1 Tukadsumaga. Pada siklus I diperoleh persentase hasil belajar sebesar 72,91 berada pada kategori sedang. Selanjutnya pada siklus II,
persentase hasil belajar matematika sebesar 81,25 berada pada kategori tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh Nuris Hidayat 2014 dengan judul
“Peningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Jaringjaring Bangun Ruang Melalui Penerapan
Scientific Approach Kelas V Semester 2 Di SDN 6 Dawuhan Situbondo Tahun PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ajaran 20132014”
.
Tujuan pembelajaran matematika yaitu menumbuhkan kemampuan berpikir kritis. Proses pembelajaran terdapat beberapa persoalan
yang berkembang terutama mengenai mencapai tujuan pembelajaran diantaranya yaitu ketika ada siswa yang mengerjakan soal di papan tulis, ditemukan
beberapa kesalahan dalam proses pengerjaan dan jawaban akhir tersebut benar, siswa lain kurang cermat dalam mengamati hanya melihat hasil akhir.
Pembelajaran juga masih terpusat pada guru sehingga berpenaruh pada proses berpikir krits dan hasil belajar siswa nilai ulangan harian masih rendah.
Tempat dan waktu penelitian yaitu di SDN 6 Dawuhan Situbondo. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN 6 Dawuhan Situbondo berjumlah 35
siswa. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Mc Taggart, satu siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data yaitu berupa observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Sedangkan proses analisis data
penelitian ini menggunakan analisis deskriptif persentase aktivitas guru, berpikir kritis dan hasil belajar siswa. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini
menunjukkan adanya peningkatan berpikir kritis dan hasil belajar siswa. Pada kemampuan kritis pada tahap siklus 1 sebesar 63 sebanyak 22 siswa yang
tuntas dalam mengerjakan kuis. Pada tahap siklus 2 sebesar 83 sebanyak 29 siswa yang tuntas dalam mengerjakan kuis. Sedangkan pada hasil belajar tahap
pretest sebesar 45 sebanyak 16 siswa yang tuntas. Pada siklus 1, hasil belajar siswa mengalami peningkatan menjadi 68 sebanyak 24 siswa yang tuntas
belajar dalam ulangan harian. Pada siklus 2, hasil belajar siswa mengalami PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
peningkatan menjadi 89 sebanyak 31 siswa yang tuntas. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa Scientific Approach dapat meningkatkan
berpikir kritis dan hasil belajar siswa materi Jaring-jaring Bangun Ruang kelas V SDN 6 Dawuhan Situbondo.
Penelitian yang dilakukan oleh Istikomah, Sukmawati, dan Zainuddin 2014 dengan judul Model Contektual Teaching And Learning untuk
meningkatkan aktivitas belajar pada pembelajaran matematika di SD. Penelitian ini bertujuan meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran matematika
dengan bantuan model contextual teaching and learning di kelas IV SDN 02 Nanga Dangkan Kabupaten Kapuas Hulu. Metode penelitian yang digunakan
adalah deskriptif. Perencanaan pembelajaraan matematika pada siklus 1 sebesar 73 menjadi 77 pada siklus 2, menjadi 78 pada siklus 3. Penilaian kemampuan
guru dalam melaksanakan pembelajaran untuk siklus1 nilai 125 menjadi 127 pada siklus 2, dan menjadi 135 pada siklus 3. Tentang aktivitas siswa dalam
pembelajaran dapat dijelaskan sebagai berikut. Aktivitas fisik siklus 1 skor 60, siklus 2 meningkat 78,89, siklus 3 menjadi 88,89. Aktivitas mental siklus 1
skor 47,78 siklus 2 meningkat 70, pada siklus 3 menjadi 78,89. Aktivitas emosional siklus 1 skor 75,56, siklus 2 meningkat 86,67, pada siklus 3
menjadi 93,33. Hal ini dapat dikatakan bahwa tindakan pada siklus III sudah dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa secara keseluruhan. Dengan demikian
bahwa dengan model contextual teaching and learning dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran.
Ketiga penelitian diatas memiliki kesamaan dengan penelitian ini yaitu penggunaan model pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran matematika.
Penelitian ini memiliki kekhasan dibandingkan ketiga penelitian diatas karena dalam penelitian ini mencakup dua variabel yaitu hasil belajar, dan kemampuan
berpikir kritis dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran matematika khususnya pada materi operasi hitung campuran.
Bagan 2.1 Literature map penelitian-penelitian terdahulu Putu
Mahendrawan, I
Wayan Suwatra, I Made Suarjana 2014
dengan judul “Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V Sekolah Dasar No. 1
Tukadsumaga”
Nuris Hidayat 2014 dengan judul “Peningkatkan Kemampuan Berpikir
Kritis Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi
Jaringjaring Bangun Ruang Melalui Penerapan
Scientific Approach
Kelas V Semester 2 Di SDN 6 Dawuhan Situbondo Tahun Ajaran
20132014”
Istikomah, Sukmawati, dan Zainuddin 2014
dengan judul
“Model Contektual Teaching And Learning
untuk meningkatkan aktivitas belajar pada pembelajaran matematika di SD”
Yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :
Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir
Kritis Matematika III B Pada Materi Operasi
Hitung Campuran Melalui Pembelajaran Kontekstual
SD Negeri Perumnas Condongcatur Tahun
Pelajaran 20152016
Penelitian ini memperkuat penelitian yang relevan, bahwa model pembelajaran Kontekstual memberikan pengaruh terhadap hasil belajar dan
kemampuan berpikir kritis siswa. Peneliti meneliti tentang peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika kelas III B pada materi operasi
hitung campuran melalui model pembelajaran Kontekstual SD Negeri Perumnas Condongcatur. Unsur kesamaan dalam penelitian ini adalah penggunaan model
pembelajaran Kontekstual pada pembelajaran matematika.
C. Kerangka berfikir