Tes Teknik Pengumpulan Data

peneliti untuk mengetahui perkembangan siswa dalam aspek hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis. Setelah hasil terkumpul, peneliti melakukan refleksi. d. Refleksi Refleksi dilakukan peneliti untuk menganalisa pelaksanaan tindakan pada siklus II. Tujuannya yaitu untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa pada siklus II. Pada siklus II ini, peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis harus sesuai target.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini akan menggunakan dua cara, yaitu dengan teknik tes dan non tes. Teknik tes dilakukan dengan pemberian memberikan soal evaluasi kepada siswa, sedangkan teknik nontes dilakukan dengan menggunakan wawancara, kuesioner, dan observasi.

1. Tes

Tes merupakan alat pengukur data yang berharga dalam penelitian. Tes menurut pendapat Kusumah 2009: 78 ialah seperangkat rangsangan stimulas yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatakan jawaban- jawaban yang dijadikan penetapan skor angka Pendapat lain yang dikemukakan Arikunto 2012: 47 menjelaskan bahwa tes adalah alat pengumpul informasi untuk mengukur kemampuan siswa dan keberhasilan program pengajaran. Sedangkan menurut Sanjaya 2009:99 Tes instrumen pengumpulan data bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif, atau tingkat penguasaan materi pembelajaran. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tes merupakan alat pengumpulan data atau informasi untuk mengukur kemampuan siswa. Tes ini akan diberikan pada siswa kelas IIIB SDN Perumnas Condongcatur untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mengenai Operasi Hitung Campuran pada siklus 1 dan siklus 2. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal uraian yang berjumlah 5 soal disetiap siklus dan 5 soal gabungan siklus 1 dan siklus 2. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data kuantitatif. 2. Non Tes a Wawancara Wawancara adalah dialog yang dilakukan oleh peneliti dengan narasumber yaitu guru kelas IIIB SDN Perumnas Condongcatur Yogyakarta. Wawancara dilakukan untuk mengetahui permasalahan siswa didalam proses pembelajaran. Kusumah 2009: 77 menjelaskan wawancara adalah metode pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada subyek yang diteliti. Pendapat lainnya dikemukan oleh Sanjaya 2009: 96 menjelaskan wawancara adalah teknik pengumpulan data menggunakan bahasa lisan baik secara tatap muka maupun melalui saluran media tertentu. Wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah wawancara langsung. Wawancara yang langsung menurut Arifin, 2010: 158 yaitu wawancara yang dilakukan oleh pewawancara interviewer atau guru dengan orang yang diwawancarai interviwe. Wawancara dapat dibedakan menjadi dua, yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur Widoyoko, 2013:42. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah disusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data Widoyoko, 2013:42. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, dimana PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pewawancara tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersususn secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data Widoyoko, 2013:44. Peneliti melakukan wawancara tersetruktur kepada guru kelas IIIB SDN Perumnas Condongcatur untuk mengetahui kondisi kelas dan permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran matematika dan mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa. b Kuesioner Angket atau kuesioner menurut Arifin 2011: 228 adalah instrumen penelitian yang berisi serangkaian pertanyaan atau pernyataan untuk menjaring data atau informasi yang harus dijawab responden secara bebas sesuai dengan pendapatnya. Kuesioner yang dilakukan peneliti adalah kuesioner tentang kemampuan berpikir kritis siswa. Kuesioner ini dilakukan di awal siklus dan akhir siklus sehingga dapat digunakan untuk mengetahui atau mengukur kemampuan berpikir kritis siswa. Indikator kemampuan berpikir kritis yang diberikan kepada siswa antara lain: menganalisis argumen, mampu bertanya, mampu menjawab pertanyaan, memecahkan masalah, membuat kesimpulan, keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan. c Observasi Observasi menurut pendapat Kusumah 2009: 66 adalah proses pengambilan data dalam penelitian di mana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian. Observasi sangat sesuai digunakan dalam penelitian yang berhubungan dengan kondisiinteraksi belajar-mengajar, tingkah laku, dan interaksi kelompok. Pendapat lainnya dikemukakan Trianto 2010: 266 yang menjelaskan bahwa observasi adalah sebagai pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan melibatkan seluruh indera untuk mendapatkan data. Peneliti menyimpulkan bahwa observasi adalah kegiatan mengamati suatu objek secara langsung untuk memperoleh data. Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk memperkuat hasil kuesioner berpikir kritis yang dibagikan kepada siswa.

F. Instrumen Penelitian

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG CAMPURAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI Peningkatan Kemampuan Operasi Hitung Campuran Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Model Make A Match Pada Siswa Kelas IV SDN Trimulyo 02 Juwana Pati Tahun Pelajaran 20

0 3 16

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA OPERASI HITUNG CAMPURAN MELALUI PEMBELAJARAN SNOW BALLING Peningkatan Hasil Belajar Matematika Operasi Hitung Campuran Melalui Pembelajaran Snow Balling Siswa Kelas IV SD Negeri Cawan Kecamatan Jatinom Tahun Pelajaran

0 1 15

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VB pada materi KPK dan FPB melalui model pembelajaran kontekstual SD Kanisius Ganjuran.

0 7 291

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas III C pada materi perkalian dan pembagian melalui model pembelajaran kontekstual di SD Negeri Perumnas Condong Catur.

0 0 288

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika siswa kelas VB pada materi pengukuran waktu melalui pembelajaran kontekstual SDN Perumnas Condongcatur.

0 1 356

Peningkatakan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis kelas VA pada materi KPK dan FPB melalui pembelajaran kontekstual SDN Perumnas Condongcatur.

3 17 366

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV pada materi KPK dan FPB melalui model pembelajaran kontekstual SD Kanisius Ganjuran.

0 15 303

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika kelas IV pada materi KPK dan FPB melalui pembelajaran kontekstual SD Kanisius Klepu.

3 61 297

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika siswa kelas III pada materi operasi hitung campuran melalui model pembelajaran kontekstual SD Negeri Plaosan 1.

0 5 393

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1 pada materi operasi hitung perkalian dan pembagian melalui pendekatan pembelajaran kontekstual.

1 9 359