Sistem Proporsional Konseptualisasi Pemilu

Tabel. 2.2 Berikut ini adalah bagan contoh perhitungan perbedaan antara sistem distrik dan sistem proporsional Contoh hipotesis : 1. Wilayah yang sama : 1 Provinsi, terdiri dari 10 distrik 2. jumlah kursi : 10 kursi 3. jumlah penduduk : 100.000 kursi 4. hasil pemilihan umum : A. Dapat 60 Suara B. Dapat 30 Suara C. Dapat 10 Suara 1. Sistem Distrik Wilayah yang terdiri dari 10 distrik, memperebutkan 10 kursi kesatuan. Setiap distrik memperebutkan 1 kursi A. Menang 5 Distrik ke atas, dapat 10 Kursi. B. Tidak dapat kursi C. Suara hilang wasted 2. Sistem Proporsional Wilayah yang dianggap sebagai kesatuan, merebutkan 10 kursi A. Menang 60 suara, dapat 6 Kursi B. Menang 30 suara, dapat 3 Kursi C. Menang 10 Suara, dapat 1 Kursi Tidak ada suara hilang Sumber: Miriam Budiardjo, Demokrasi di Indonesia Gramedia 1994, hal 246 1 K 1 K 1 K 1 K 1 K 1 K 1 K 1 K 1 K 1 K 10 K

D. Konseptualisasi Public Relations Politik

1. Pengertian Public Relations Politik

Public Relations adalah fungsi menajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang memengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut. Selain itu, PR dapat mengidentifikasi pembentukan dan pemeliharaan hubungan baik yang saling menguntungkan antara organisasi dengan publik sebagai basis moral dan etis dari profesi PR. 50 Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru dalam bukunya Komunikasi Politik menjelaskan bahwa public relations merupakan jembatan penghubung antara organisasi dengan publiknya, baik terkait dengan publik internal maupun publik eksternal dalam sebuah proses komunikasi agar tercipta hubungan yang efektif berdasarkan landasan mutual understanding pemahaman bersama guna mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan. 51 Public relations politik dapat dipahami sebagai sebuah kekhususan proses public relations yang berupaya membangun komunikasi dengan publik internal dan publik eksternal organisasi dalam suatu lingkungan politik dengan pelibatan komponen-komponen dan sumber daya politik mengelola sejumlah isu agar mendapatkan perhatian, dilakukan secara sistematis, terencana, terarah untuk 50 Scott M. Cutlip dkk, Effective Public Relations, Jakarta: Prenada Media Group, 2009, cet. 3, hal. 6 51 Gun Gun Heryanto dan Shulham rumaru, Komunikasi Politik, Bogor: Ghalia Indonesia, 2013, hal. 114 memperoleh kesepahaman mutual understanding dengan berbagai pihak dalam upaya perwujudan politik dari sebuah organisasi. 52 Kegiatan public relations politik yang bersifat internal adalah : 1 Mengadakan analsis terhadap kebijakan partai politik yang sudah maupun sedang berjalan; dan 2 mengadakan perbaikan sebagai kelanjutan dari analisis yang dilakukan terhadap kebijaksanaan partai politik, baik yang sedang berjalan maupun terhadap perencanaan kebijaksanaan baru. Sedangkan kegiatan public relations politik yang bersifat eksternal adalah untuk memberikan atau menyebarkan pernyataan-pernyataan kepada publik. Adapun ciri atau karakteristik pernyataan yang disampaikan mencangkup dua hal. Pertama, apabila pernyataan tersebut berupa informasi, informasi itu harus diberikan dengan jujur, dan objektif, dengan dasar mengutamakan kepentingan publik. Kedua, apabila pernyataan tersebut ditujukan kepada usaha untuk membangkitkan perhatian publik, pesan yang disampaikan harus direncanakan secermat mungkin sehingga pada tahap selanjutnya publik akan menaruh simpati dan kepercayaan terhadap partai politik melalui penyebaran informasi. 53

2. Tujuan Public Relations Politik

Dari definisi di atas, ada beberapa tujuan utama public relations Politik yaitu mendapatkan dukungan politik baik dari publik internal Internal parpol 52 Gun Gun heryanto dan Shulham Rumaru, Komunikasi Politik, Bogor: Ghalia Indonesia, 2013, hal. 115 53 Anwar Arifin, Komunikasi Politik, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011, hal. 144 maupun eksternal public dalam mencapai tujuan khusus sebuah organisasi atau institusi politik. Sedangkan tujuan umumnya adalah sebagai berikut: 54 1. Menciptakan soliditas dan kohesivitas internal organisasi melalui upaya pelayanan publik internal sehingga seluruh komponen dan sumber daya politik organisasi bisa dioptimalkan dalam pencapaian tujuan organisasi. 2. Menjembatani hubungan organisasi dengan publik eksternal dalam rangka menumbuhkan kesepahaman dan dukungan atas sejumlah program dan tujuan khusus organisasi. 3. Memperoleh penemuan-penemuan, penyimpulan-penyimpulan, serta rekomendasi atas sejumlah isu dan dinamika politik yang berkembang. 4. Mengetahui secara pasti posisi kekuatan, kelemahan, peluang serta tantangan organisasi di tengah hubungan dengan berbagai pihak di internal maupun eksternal organisasi melalui evaluasi yang sistematis, terarah, dan berkelanjutan.

3. Public Relations Politik sebagai Aktivitas Persuasi

Sebagaimana kita ketahui bahwa PR politik merupakan suatu aktivitas dalam melakukan persuasi yang dilakukan oleh kader partai atau yang khusus melakukannya untuk mengajak publik internal dan publik eksternal sebuah partai politik. menurut Gun Gun Heryanto, terdapat delapan pendekatan yang lazimnya ada dalam kajian public relations politik. 55 a. Relasi Politik dengan Publik Political Relations with public 54 Gun Gun heryanto dan Shulham Rumaru, Komunikasi Politik, Bogor: Ghalia Indonesia, 2013, hal. 116 55 Ibid, hal. 119