Citra personal tentang politik
masyarakat, sehingga masyarakat tertarik untuk memilih ia kembali agar permaslahan di negaranya semakin teratasi.
Lembaga-lembaga politik, seperti lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif sebagai suprastruktur politik, serta partai politik dan kelompok
kepentingan lainnya sebagai infrastruktur politik dalam sistem politik sangat perlu berusaha sekuat tenaga melakukan pencitraan politik yang positif.
60
Diantara lembaga tersebut, maka sangatlah penting bagi partai politik yang harus berupaya untuk meningkatkan citranya, karena partai politik itu
berkompetensi atau bersaing dengan sejumlah partai lainnya. Terutama dalam memenangkan pemilu untuk menarik sebanyak-banyaknya suara dari rakyat.
Dalam kontestasi pemilihan umum, citra partai politik menjadi penting sebagai landasan untuk menarik suara dari konstituennya. Jika citra partai politik
negatif di mata publik, maka otomatis partai politik itu akan kehilangan suara, atau suaru yang mendukungnya hanya sedikit. Sedangkan sebaliknya, jika citra
partai politik itu Positif, maka ia akan memperoleh suara tambahan dari pemilu sebelumnya.oleh karena itulah perlu strategi dalam merekonstruksi citra partai.
Strategi pencitraan tidak mudah, dan tidak bisa dalam jangka waktu pendek instant, akan tetapi, pencitraan memerlukan waktu yang cukup lama,
karena khalayak, publik atau rakyat ingin mengetahui kesesuain dirinya dengan ideologi, visi, misi, dan kinerja dan reputasi suatu partai politik dan tokoh-
tokohnya. Jika suatu partai politik sudah tidak memiliki integrasi dan konsistensi
60
Ibid
menjaga citra positifnyam maka citra yang terekam dan melekat di benak publik menajadi tidak utuh dan bahkan bisa menjadi rusak.
Proses pembentukan citra dalam struktur kognitif yang sesuai dengan pengertian sistem komunikasi yang dijelaskan oleh John S. Nimpoeno, dalam
laporang penelitian tentang tingkang laku konsumen dalam hal ini Konstituen seperti yang di kutip oleh Danasaputra, adalah sebagai berikut:
61
Gambar 2.1 Model Pembentukan citra
Pengalaman mengenai stimulus
Public Relations digambarkan sebagai inpu-output, proses intern dalam model ini adalah pembentukan citra, sedangkan inputnya adalah stimulus yang
diberikan dan outputnya adalah tanggapan atau persepsi yang dimanfestasikan melalui perilaku.