Definisi Politik Konseptualisasi Politik
suatu wilayah teritorial serta dikelola secara prosedural dan sistematis. Struktur organisasi partai politik yang sistematis dapat menjamin aliran
informasi ke bawah ke atas maupun dari atas ke bawah, sehingga nantinya akan meningkatkan efisiensi serta efektivitas fungsi kontrol dan
koordinasi. 3.
Tujuan berkuasa. Partai politik didirikan untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan, baik di level lokal maupun nasional. Siapa
yang memimpin negara, propinsi atau kabupaten? Pertanyaan-pertanyaan inilah yang melatarbelakangi hadirnya partai politik. Ini pula yang
membedakan partai politik dengan bentuk kelompok dan grup lain yang terdapat dalam masyarakat seperti perserikatan, asosiasi, dan ikatan.
4. Dukungan publik luas adalah cara untuk mendapatkan kekuasaan. Partai
politik perlu mendapatkan dukungan luas dari masyarakat. Dukungan inilah yang menjadi sumber legitimasi untuk berkuasa. Karakteristik ini
menunjukkan bahwa partai politik harus mampu diterima oleh mayoritas masyarakat dan sanggup mobilisasi sebanyak mungkin elemen
masyarakat. Semakin besar dukungan publik yang didapatkan oleh suatu partai politik, semakin besar juga legitimasi yang diperolehnya.
Menurut Hafid Cangara, ada tiga prinsip dasar dari partai politik yakni sebagai berikut
35
: 1.
Partai sebagai koalisi, yakni membentuk koalisi dari berbagai kepentingan untuk membangun kekuatan mayoritas. Partai yang
35
Hafied Cangara, Komunikasi Politik, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2009, hal. 209
dibentuk atas dasar koalisi di dalamnya terdapat faksi-faksi. Dalam tubuh partai Golkar misalnya ada faksi Kosgoro, MKGR, dan Korpri
sebelum tahun 1999, demikian pula dalam tubuh Partai Persatuan Pembangunan PPP terdapat faksi NU, Parmusi, Perti, dan PSII.
Kehadiran faksi-faksi dalam partai besar sering mengacaukan kesatuan partai karena satu sama lain berusaha menjadi dominan dalam partai.
Ketidakcocokan dalam partai terutama muncul dalam hal penetapan asas perjuangan, program, kepengurusan organisasi, dan pencalonan
kandidat. 2.
Partai sebagai organisasi, untuk menjadi institusi yang eksis, dinamis, dan berkelanjutan partai politik harus dikelola. Partai harus dibina dan
dibesarkan sehingga mampu menarik dan menjadi wadah perjuangan, sekaligus representasi dari sejumlah orang atau kelompok. Tugasnya
adalah mencalonkan anggota untuk pemilu dengan label partai, mengambil bagian dalam pemilu, mengajukan calon yang disepakati,
mengumpulkan dana, dan membuat isu propaganda dalam kampanye. Untuk itu, partai politik melakukan mobilisasi kepada anggota-
anggotanya untuk loyal kepada partai. 3.
Partai sebagai pembuat kebijakan policy making. Partai politik juga berbeda dengan kelompok sosial lainnya dalam hal pengambilan
kebijakan. Partai politik mendukung secara konkret para calon yang mereka ajukan untuk menduduki jabatan-jabatan publik. Dari posisi ini
mereka memiliki kekuasaan untuk memengaruhi atau mengangkat
petugas atau karyawan dalam lingkup kekuasaannya, bahkan turut memberi pengaruh dalam pengambilan kebijakan di kementrian di
mana kader partai menduduki posisi yang sama melalui kolegitas partai.
Dari tiga prinsip inilah kita dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan partai politik seperti apa peranannya dan bagaimana mereka bekerja untuk bangsa
dan negeri ini. Berbagai upaya akan mereka lakukan untuk mencapai sebuah tujuan dalam rangka menduduki kekuasaan dan memimpin bangsa dan negeri ini.
Sangat jelas definisi partai politik diatas.