Pembangungan Komunitas Politik PKS

Rakornas Humas yang diadakan oleh DPP Humas PKS merupakan salah satu upaya PR politik PKS untuk membentuk komunitas humas di internal dengan maksud untuk menyampaikan pesan-pesan politiknya kepada masyarakat. Pesan- pesan itulah harus dikelola dengan baik dan menarik masyarakat untuk memilih partai PKS. Komunitas yang dihasilkan dari rakornas Humas ini terdiri dari Relewan Digital REDI, Relawan PKS Foto RPF dan Relawan PKS TVRPT semuanya memiliki tumpoksi kinerjanya masing-masing.

D. Interpretasi

1. Strategi PR PKS Jelang Pemilu 2014

Perang politik pada pemilu 2014 semakin ketat persaingannya. Setiap partai politik harus bekerja keras untuk memperoleh suara dari masyarakat. Eksistensi partai politik harus di perjuangkan karena sangat menentukan untuk dapat lolos Parlementary Treshold dengan kisaran 3,5. Kenaikan batas ambang dari 2,5 pada pemilu 2009 menjadi 3,5 pada pemilu 2014, hal inilah yang melatarbelakangi setiap partai untuk merancang strategi dalam menjelang pemilu 2014. PKS dan Demokrat menuai kontroversi menjelang pemilu 2014, kedua partai tersebut mengalami krisis kepercayaan publik dikarenakan beberapa kader dari kedua partai politik terjerat kasus korupsi. Demoralisasi politik karena kasus- kasus korupsi, akan berdampak pada pada citra partai sehingga dapat memengaruhi perolehan suara. Dalam hal ini, peneliti akan mencoba memaparkan dan fokus dalam meneliti strategi PKS dalam reformulasi citra partainya pasca tertangkapnya LHI oleh KPK. Permainan yang dilakukan oleh PKS terhadap isu-isu publik menjadi salah satu strategi menarik untuk meraih simpati publik demi mendapatkan dukungan dari konstituen. Isu-isu BBM merupakan isu yang paling menarik, karena di dalamnya terdapat pro-kontra antara kader PKS yakni Tifatul Sembiring dengan fraksi PKS di Parlemen. Tifatul sembiring merupakan salah satu kader PKS bahkan beliau pun mantan presiden PKS, lalu mengundurkan diri, karena di angkat menjadi Mentri komunikasi dan Informasi. Ketika pemerintah hendak menaikkan harga BBM bersubsidi, PKS sangat jelas menentang kenaikkan tersebut dan mencoba untuk memengaruhi kebijakan pemerintah melalui parlemen. Namun di sisi lain Tifatul sembiring sangat berbeda dengan statement F PKS di DPR, Tifatul sendiri sepakat dengan pemerintah untuk menaikan harga BBM bersubsidi, jelas ini bertentangan dengan partai yang membesarkannya. Permainan inilah yang kemudian di kelola oleh PKS untuk mendapatkan simpati publik dalam meraih suara di masyarakat. Selain isu BBM, PKS juga menjadi partai yang sangat vokal mengenai isu-isu HAM dan Islam. Pembantaian yang dilakukan oleh militer mesir terhadap demonstran Ikhwanul Muslimin di Mesir dan pembantaian etnis Islam di Rohingnya tak pernah lepas dari peranan PKS untuk mengadvokasi dan membuat opini publik, seolah-olah kita menjadi bagian dari mereka dengan menyentuk sisi kemanusiaannya. Selain isu-isu di atas, setelah terpilih presiden PKS yang baru pada hari jum‟at, 1 Februari 2013, sehari setelah LHI tertangkap oleh KPK PKS melakukan rotasi presiden partai dari LHI kepada Anis Matta. Pergantian ketua partai politik di kubu PKS sangat cepat, sehingga Publik menilai bahwa PKS masih dapat bekerja secara profesional dan tegas atas segala kasus-kasus yang melibatkan kadernya. Konsolidasi kader, merupakan kerja pertama setelah Anis Matta menjabat sebagai Presiden PKS. Sebagai partai kader, PKS memang sudah seharusnya melakukan konsolidasi kader, karena mesin-mesin politik yang ada di kubu partai bulan sabit ini, berada pada setiap kader di seluruh Indonesia. Tujuan konsolidasi adalah memperat kesatuan kader, dan memupuk rasa memiliki terhadap PKS di tengah-tengah arus ketidak percayaan masayarakat terhadap PKS. Lokasi yang di tuju dan di utamakan konsolidasi adalah daerah Sumatera Utara dan Jawa Barat. Kedua Provinsi itu menjadi fokus PKS, karena keduanya akan melaksanakan pemilu kepala daerah Pilkada. Tentu saja PKS tidak mw kecolongan dengan kasus yang menimpah mantan presiden PKS Luthfi Hasan Ishaq.

2. Dramaturgi dan Performa komunikatif PKS

Erving Goffman yang mencetuskan teori Dramaturgi melalui Impression of management, mengatakan bahwa setiap individu merupakan aktor dari sebuah drama yang akan ditampilkan, dimana peran itu dapat dimankan dan dipertunjukkan bagi publik atau orang lain, tetapi kesan yang diperoleh khalayak terhadap pertunjukkan tersebut bisa saja berbeda-beda. Dalam hal ini Goffman membagi kehidupan sosial ke dalam dua wilayah, yaitu wilayah depan front Stage wialayah belakang back stage.