Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Jumlah 100 560 560 Sumber : KPU tgl 9 Mei 2009 Posisi pertama yang besar di duduki oleh Partai Demokrat, yang saat ini mengalami kemerosotan citra dikarenakan beberapa kader tersandung kasus korupsi, dimulai dari Nazaruddin, Angelina Sondakh, Andi Malarangeng, hingga mantan ketua umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum. Selain partai Demokrat, PKS pun tak jauh berbeda. Luthfi Hasan Ishaq mantan Presiden PKS terjerat Kasus Suap Korupsi daging Import pada akhir bulan Januari 2013. Kejadian itu memukul telak Partai yang pada saat terbentuknya tak ada yang terkena kasus korupsi, namun akhirnya Presiden PKS yang tertangkap oleh KPK. Namun saat ini banyak sekali Partai Politik di Indonesia yang dililit hukum karena oknum anggota partainya melakukan tindak pidana korupsi, sehingga mayoritas publik tidak percaya atas segala komitmen yang dilakukan oleh para elit politik. LSI Lingkar Survei Indonesia Hanya sebesar 37.5 publik yang menyatakan bahwa mereka percaya dengan komitmen moralitas publik para elite politik. Sedangkan mayoritasnya yaitu sebesar 51.5 tidak percaya bahwa para elite memiliki komitmen yang kuat untuk melakukan hal-hal yang baik dalam kebijakan atau perilakunya. Sisanya menyatakan tidak tahutidak jawab. lihat hasil quick poll LSI pada tanggal 3-5 Juli 2013 LSI melihat ada tiga faktor penyebab. Pertama, publik menilai tidak banyak elit atau politisi yang bisa dijadikan teladan bagi masyarakat. Kedua, kuatnya persepsi di publik bahwa banyak politisi yang hipokrit artinya bertindak tidak sesuai dengan ucapannya. Dan Ketiga, publik melihat semakin lebarnya jarak antara klaim keyakinan dan ajaran agama dengan perilaku para elite. 4 Salahsatunya disinggung terkait dengan partai yang mengklaim diri sebagai partai berbasis agama dakwah justru mantan pucuk pimpinannya terlibat kasus korupsi. Kasus korupsi impor sapi yang diduga dilakukan oleh mantan Presiden PKS, Lutfi Hasan Ishaq juga menganggu logika dan nurani publik. Kesalehan pribadi yang dilandasi oleh keyakinan dan ketaatan menjalankan ajaran pribadi ternyata tak mampu membendung “syahwat” pribadi yang koruptif. 5 Sejak PKS berdiri, memang tidak ada satu pun anggotanya yang masuk bui karena kasus korupsi. Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq merupakan orang pertama yang menorehkan catatan baru ini. Penetapan tersangka terhadap Luthfi pun membuat kaget Ketua DPP PKS Bidang Kebijakan Publik Hidayat Nur Wahid yang sejak kemarin sore mengikuti rapat dengan pimpinan PKS, termasuk bersama Luthfi, tentang pemenangan pemilu 6 . Melihat kasus yang terjadi diatas, berbagai hasil survei terkait dengan suara yang akan di dapat oleh Partai Politik pada pemilu 2014. Seperti yang dirilis oleh Indonesia Research Center IRC, elektabilitas parpol tertinggi untuk pemillu 2014 ditempati oleh PDIP 14,7 persen. Urutan selanjutnya Partai Golkar 12,2 persen, Partai Gerindra 11,1 persen, dan Partai Demokrat 7,5 persen. Sedangkan kontestan baru Partai NasDem 4,5 persen berada diperingkat lima 4 http:www.lsi.co.idkonpers-moralitas-publik-elite-juli-2013-11.html ,diakses hari sabtu, 24 Nopember 2013, pukul 23.47 WIB 5 Ibid 6 http:nasional.kompas.comread2013013109280349Citra.Partai.Bersih.PKS.Terco reng diakses pada hari selasa, 03 Desember 2013, pkul. 22.39 dan diikuti oleh Partai Hanura 4 persen. Tiga partai menengah berasaskan agama seperti PAN, PKB dan PKS hanya mendapatkan 2,8 persen. selanjutnya PPP 2,4 persen, PBB 0,4 persen, dan PKPI 0,3 persen hanya menempati posisi tiga terbawah. 7 Dari data diatas sangat jelas kemerosotan elektabilitas PKS semakin melorot dari 7, 88 pada pemilu 2009 menjadi 2,8 . Disusul dengan partai- partai islam lainnya. Jika kita melihat dari masa ke masa, partai Islam mulai ditinggalkan para pemilihnya, padahal penduduk di Indonesia mayoritas beragama Islam. Lingkaran Survei Indonesia memaparkan hasil suara partai politik Islam dari 1955 hingga 2009 sebagai berikut: Gambar 1.1 8 sumber: Lingkaran Survei Indonesia 7 http:www.metrotvnews.commetronewsread201306271164435Kasus-Korupsi- Goyang-Elektabilitas-PKS diakses pada hari Selasa, 10 Desember 2013 pkul. 21.43 8 http:lsi.co.idlsicategorysurvei di akses pada hari selasa, 10 Desember 2013, Pukul 21.55 WIB Berbagai macam manuver Politik telah dilakukan oleh setiap Partai dalam mengawal kebijakan pemerintah untuk senantiasa meraih simpati dari konstituent. Mulai keberpihakan terhadap rakyat dalam ini melawan kebijakan yang kontra terhadap Rakyat hingga saling serang melalui media masa sebagai perantara eksistensi dalam melakukan komunikasi politik baik dengan Partai politik lain, maupun dengan Masayarakat. Berbagai peristiwa Politik semakin terungkap, semakin banyak konflik yang dilakukan oleh masing-masing Partai Politik dalam menjalankan aktivitasnya, termasuk kasus korupsi yang melilit Politisi dari berbagai Partai Politik. Momentum ini kemudian dimanfaatkan oleh lawan politik untuk meraih suara dari konstituante pada saat citra partai lawannya terindikasi kasus korupsi. Tentu kita masih ingat bagaimana Politisi dari berbagai macam partai terjerat kasus skandal korupsi. Partai Demokrat yang kemudian memakan korban Nazaruddin yang menjadi terdakwa kasus “Hambalang” yang mengakibatkan Partai Demokrat terjun bebas hasil suara melalui survei LSI sementara. Selain Nazaruddin, Ketua umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum terseret dalam kasus Pembangunan “Hambalang” tersebut. Tidak berbeda dengan Partai Demokrat, pada Februari 2013, Partai PKS mengalami kemerosotan akibat Mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishak LHI yang menjadi tersangka atas Kasus Suap Daging Import. Alhasil, elektabilitas PKS semakin menurun. Hingga pada saat itu, Partai Politik yang terkena kasus Korupsi mendapatkan stereotip negatif yang sangat berpengaruh terhadap Citra partai. Citra partai terdiri atas apa yang dipercaya dan diharapkan rakyat tentang apa yang dilakukan oleh partai. Dengan kata lain citra partai secara efektif memainkan peran penengah yang menerjemahkan apa yang berlangsung dalam lingkungan politik ke dalam istilah yang bermakna bagi pemberi suara. 9 Sebelum Partai Keadilan Sejahtea PKS terlilit kasus korupsi yang melibatkan mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaq, citra partai tersebut sangat baik di mata publik, sebagai parta yang bersih. Namun pasca tertangkapnya LHI oleh KPK membuat citra partai semakin terpuruk sehingga akan memengaruhi pemberi suara pada pemilu 2014 nanti. Peranan public relation menjadi sangat penting dalam menangani polemik atau permasalahan yang terjadi di suatu organisasi baik government maupun non government organization . Dalam kasus berbagai macam yang menyangkut dengan pengaruh terhadap citra suatu organisasi, maka peran public relation untuk me-rerekonstruksi citra partai sangatlah penting. Keberadaan peran public relation dalam suatu organisasi atau lembaga adalah sebuah indikasi bahwa public relation mempunyai perang yang sangat penting dalam perputaran sistem yang ada pada manajemen dan lembaga atau organisasi. Public relation merupakan metode ilmu komunikasi sebagai salah satu kegiatan yang mempunyai kaitan kepentingan dengan suatu organisasi. 10 Kebutuhan akan definisi istilah “Public relation‟ PR menduduki peringkat nomor dua setelah pengukuran dan evaluasi public relations dalam 9 Dan Nimmo, Komunikasi Politik khalayak dan efek, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010, cet. Ke-V, h.184 10 Onong Uchjana Effendi, Ilmu komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999, cet. Ke-XII, h. 131. hierarki persyaratan penelitian seperti yang dinyatakan oleh para anggota institute, baik para akademisi maupun praktisi. Namun bagaimanapun pendapat dari para ahli PR, peranan PR dalam sebuah oraganisasi sangatlah penting. Opini publik sangat berkaitan dengan citra. opini publik merupakan proses yang menggabungkan pikiran, perasaan, dan usul yang diungkapkan oleh warga negara secara pribadi terhadap pilihan kebijakan yang dibuat oleh pejabat pemerintah yang bertanggung jawab atas dicapainya ketertiban sosial dalam situasi yang mengandung konflik, perbantahan, dan perselisihan pendapat tentang apa yang akan dilakukan dan bagaimana melakukannya. 11 Dalam hal ini, Opini publik sebagai proses yang menggabungkan pikiran, perasaan, dan usul yang diungkapkan oleh warga negara secara pribadi terhadap pilihan kebijakan yang dibuat oleh pejabat pemerintah yang bertanggung jawab atas dicapainya ketertiban sosial dalam situasi yang mengandung konflik, perbantahan, dan perselisihan pendapat tentang apa yang akan dilakukan dan bagaimana melakukannya. 12 Opini Publik yang terkait dengan penangkapan yang dilakukan KPK terhadap presiden PKS membuat partai dakwah PKS bereaksi Preventif, mencoba untuk melindungi dan menyerang KPK karena penangkapannya tidak sesuai prosedur SOP dan lain sebagainya. Namun dalam hal ini KPK menegaskan bahwa KPK memiliki dua alat bukti yang kuat sehingga mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaq ditangkap. 11 Dan Nimmo, Komunikasi Politik khalayak dan efek, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010, cet. Ke-V, h.3. 12 Ibid Kejadian tersebut membuat citra partai PKS semakin terpuruk, setelah tertangkapnya Luthfi Hasan Ishaq oleh KPK, tindakan PKS untuk menyerang balik, membuat publik semakin tidak suka atas tindakan Anggota PKS yang kemudian melindungi “Koruptor”, citra Publik terhadap PKS semakin tidak percaya, karena citra KPK lebih tinggi ketimbang citra Partai Keadailan Sejahtera. Citra adalah segala sesuatu yang telah dipelajari seseorang yang relevan dengan situasi dan dengan tindakan yang bisa terjadi di dalamnya. Ke dalam citra tercangkup seluruh pengetahuan seseorang kognisi, baik benar ataupun keliru, semua preferensi afeksi yang melekat kepada tahap tertentu peristiwa yang menarik atau menolak orang tersebut dalam situasi itu, dan semua pengharapan konasiyang dimiliki orang tentang apa yang mungkin terjadi jika ia berperilaku dengan cara yang berganti-ganti terhadap objek di dalam situasi itu. Ringkasnya, citra adalah kecendrungan yang tersusun dari pikiran, perasaan, dan kesudian. Citra selalu berubah seiring dengan berubahnya pengalaman. Berdasarkan pertimbangan kasus tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap Public Relation PKS dalam merekonstuksi citra partai dalam menangani permasalahan tertangkapnya mantan Presiden PKS PKS menjelang Pemilu 2014 yang akan dilaksanakan pada bulan April 2014. Penelitian ini sangat penting guna mengetahui bagaimana proses kinerja PR dalam merenkonstruksi citra partai, dengan berbagai macam strategi yang dilakukannya untuk mendulang suara pada pemilu 2014. Disamping itu juga guna memberikan masukan dan solusi terhadap kasus yang meliliit PKS yang dapat menjadi referensi PR dalam melakukan komunikasi politik dengan khalayaknya. Menurut Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru dalam bukunya komunikasi politik ada tiga faktor yang menjadi kajian penting dan menarik dalam Public Relations politik. Pertama, munculnya fenomena politik modern yang kian banyak memanfaatkan media massa, jasa konsultan serta taktik dan strategi komunikasi politik. Misalnya di Amerika, terpilihnya Barack Obama sebagai presiden, menunjukkan peran komunikasi politik yang sangat menentukan. Kemenangan Obama tidak terlepas dari berbagai strategi komunikasi politik yang dijalankan untuk memengaruhi dan mengalihkan perhatian pemilih Amerika untuk memilih Obama. Kedua, kian majunya teknologi yang memungkinkan berbagai tindakan politik dilakukan tidak harus bertemu secara fisik, misalnya pendekatan new media media online dalam pelaksanaan komunikasi politik. Pendekatan komunikasi menjadi lebih dinamis, interaktif dan serba cepat. Ketiga, munculnya era demokrasi yang memungkinkan semua warga negara untuk memperoleh kebebasan berkumpul dan mengeluarkan pendapat, baik lisan maupun tulisan. Demokratisasi memungkinkan semua kalangan untuk berkompetensi seperti tergambar dalam fenomena pemilu legislatif DPR, DPD, dan DPRD juga dalam pemilu calon presiden dan wakil presiden serta pemilu kepala daerah pemilukada. Demokrasi juga menuntut berbagai organisasi politik untuk mampu menjelaskan banyak hal kepada publik internal maupun publik eksternalnya, sehingga kebutuhan akan public relations politik menjadi sebuah kebutuhan. Pada hakikatnya public relations dikembangkan dalam suatu organisasi dan merupakan salah satu fungsi manajemen. Anwar Arifin 2007 menulis bahwa public relations adalah suatu usaha atau suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan sistematis oleh suatu badan atau organisasi dalam mengadakan hubungan dengan masyarakat. Kegiatan itu bertugas memberikan penerangan yang secukupnya dan selengkap-lengkapnya kepada publik masyarakat, dan meneliti serta menghargai pendapat-pendapat, saran-saran, dan sikap-sikap dan landasan kebijakan dan tindakan yang akan diambil. Tujuannya agar organisasi yang diembannya memperoleh pengertian, citra, penerimaan, dan dukungan dari publik masyarakat. 13

B. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah

Sebagaimana mestinya, penulis mengarahkan penelitian ini agar terfokus pada permasalahan yang diteliti, maka penulis membatasi masalah terhadap Peran PR PKS PKS dalam merekonstruksi Citra Partai, pasca tertangkapnya LHI oleh KPK menjelang Pemilu 2014. Sedangkan rumusalah masalahnya adalah: 1. Bagaimana peran PR PKS PKS dalam merekonstruksi Citra Partai, pasca tertangkapnya LHI oleh KPK ? 2. Strategi apa yang dilakukan oleh PR PKS dalam meningkatkan elektabilitas Partai menjelang Pemilu 2014 ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas maka tujuan penelitian ini adalah: 13 Anwar Arifin, Komunikasi Politik, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011 hal. 141 1. Mendeskripsikan dan menganalisis strategi PR Partai Keadailan Sejahtera PKS dalam merenkonstruksi Citrai Partai, pasca tertangkapnya LHI oleh KPK. 2. Mengetahui Program PR PKS dalam meningkatkan elektabilitas partai, menjelang pemilu 2014. Adapun manfaat yang penulis harapkan dari adanya penelitian ini antara lain sebagai berikut: a. Penelitian ini diharapkan berguna bagi pengembangan pengetahan ilmiah di bidang komunikasi, khususnya dalam Peranan PR Politik di suatu partai, agar dapat menjalankan peran dan fungsinya sebagai jembatan penghubung antara baik sifatnya Internal hubungan dengan struktur partai maupun eksternal hubungan dengan Publik serta dapat meningkatkan citra partai yang mengalami keterpurukan. b. Manfaat praktis dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan ataupun solusi pada divisi humas atau PR PKS, partai politik, praktisi, dan Public Relation Politik da dalam merekonstruksi citra partai dan meningkatkan elektabilitas pada pemilu 2014.

D. Tinjauan Pustaka

Ada beberapa penelitian yang pernah dilakukan mengenai Strategi PR dalam mengkonstruksi Citra, di antaranya : 1. Strategi Komunikasi Humas Pemerintah Kota Tangerang Selatan dalam membentuk citra kota cerdas, modern dan Religius yang disusun oleh Zaldy Handi Aditia, NIM : 108051000057, mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Strategi Pelayanan Public Relation dalam membangung citra pelayanan pada masyarakat Studi kasus pada kepolisian resort Metro jakarta Barat yang disusun oleh Muhamad Iqbal, NIM : 107051002581, Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Pendekatan Public Relation politik dalam persuasi pemilih muslim jelang pemilu 2014 Studi komparatif PKS dan PPP yang disusun oleh Bayu Noer Cahyo, NIM : 109051000143, mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komuniksi. Persamaan Penelitian ini dengan penelitian yang diatas terletak pada pembahasan mengenai konsep atau strategi pencitraan yang digunakan oleh divisi Public RelationHubungan Masyarakat Humas suatu lembaga untuk memperbaiki dan meningkatkan citra dalam sebuah lembaga. Perbedaannya adalah penelitian ini adalah strategi komunikasi apa saja untuk meningkatkan citra dan lembaga yang diteliti. Penelitian sebelumnya membahas mengenai strategi komunikasi yang dilakukan oleh lembaga Birokrat, sedangkan pada pembahasan ini penelitian terletak pada lembaga Partai Politik. Sedangkan Persmaan dengan penelitian skirpsi Bayu Noer Cahyo adalah subyek penelitian yaitu DPP PKS akan tetapi perbedaannya terletak pada Public Relation politik serta adanya pembentukan kembali atau reformulasi citra partai PKS menjelang pemilu 2014, sehingga peneliti yang akan saya teliti lebih fokus