Analisis Instrumen DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR

Keterangan : � 11 = realibilitas yang dicari ∑ � � 2 = jumlah varians skor tiap-tiap item � � 2 = varians total 1 = bilangan konstanta N = banyaknya siswa n = banyaknya item soal yang valid Adapun klasifikasi interpretasi untuk reliabilitas soal menggunakan patokan yang dibuat oleh J.P Guilford 8 , seperti pada Tabel 3.4 berikut: Tabel 3.6 Klasifikasi Interpretasi Reliabilitas Soal Dari hasil perhitungan r 11 sebesar 0,76 Dengan demikian, koefiseien reliabilitas soal tergolong tinggi. Perhitungan reliabilitas secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 8. 8 Erman Suherman, Evaluasi Pembelajaran Matematika, Bandung: JICA, 2003, h. 139. Indeks Reliabilitas Klasifikasi � 11 ≤ 0,20 Sangat rendah 0,21 � 11 R ≤ 0,40 Rendah 0,41 � 11 R ≤ 0,70 Sedang 0,71 � 11 R ≤ 0,90 Tinggi 0,91 � 11 R ≤ 1,00 Sangat tinggi 3. Taraf Kesukaran Instrumen Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha mememcahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya. Uji taraf kesukaran berfungsi untuk mengetahui apakah soal yang diberikan tergolong mudah, sedang atau sukar. Untuk menghitung tingkat kesukaran tiap butir soal digunakan rumus berikut 9 � = � �� Keterangan : � = indeks kesukaran � = jumlah skor siswa peserta tes pada butir soal tertentu �� = jumlah skor maksimum seluruh siswa peserta tes. Tolak ukur untuk menginterprestasikan taraf kesukaran tiap butir soal digunakan kriteria berikut: 10 Tabel 3. 7 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Nilai P Tingkat Kesukaran 0,0- 0,30 Sukar 0,31-0,70 Sedang 0,71-1,00 Mudah Berdasarkan perhitungan data hasil tes uji coba soal pada lampiran 9, diperoleh tingkat kesukaran tiap butir soal sebagai berikut: 9 Arikunto, op.cit., h. 222- 223. 10 Suherman,op.cit., h. 170. Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Uji Tingkat Kesukaran No. Soal Nilai TK Interpretasi 1 0,477 Soal sedang 2 0,621 Soal sedang 3 0,515 Soal sedang 4 0,295 Soal sukar 5 0,492 Soal sedang 6 0,462 Soal sedang 7 0,333 Soal sedang 4. Uji Daya Pembeda Pengujian daya pembeda soal bertujuan untuk mengetahui kemampuan sebuah soal dengan membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang kurang pandai berkemampuan rendah. Sebuah soal dikatakan memiliki daya pembeda yang baik jika siswa yang pandai dapat mengerjakan soal dengan baik dan siswa yang berkemampuan kurang tidak dapat mengerjakan dengan baik. Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah: 11 D = � � � � − � � � � = � � - � � 11 Arikunto, op.cit., h. 228. Keterangan: D = Daya pembeda J A = jumlah skor maksimum peserta kelompok atas J B = jumlah skor maksimum peserta kelompok bawah B A = jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah. B B = jumlah skor kelompok atas pada � R a = Proporsi peserta kelompok atas � R b = Proporsi peserta kelompok bawah Klasifikasi interprestasi untuk daya pembeda yang banyak digunakan adalah: 12 Tabel 3.9 Indeks Daya Pembeda Berdasarkan perhitungan data hasil tes uji coba soal pada lampiran 10, diperoleh daya pembeda tiap butir soal sebagai berikut: 12 Erman Suherman,op.cit., h. 161 Daya beda soal Keterangan 0,00 – 0,20 Jelek 0,21 – 0,40 Cukup 0,41 – 0,70 Baik 0,71 – 1,00 Baik Sekali Tabel 3.10 Hasil Perhitungan Uji Daya Pembeda No. Soal Nilai DP Interpretasi 1 0,378 Soal cukup 2 0,25 Soal cukup 3 0,486 Soal baik 4 0,094 Soal jelek 5 0,26 Soal cukup 6 0,347 Soal cukup 7 0,354 Soal cukup Dari hasil perhitungan uji daya pembeda terhadap 7 butir soal ,diperoleh 1 butir soal dengan kriteria baik, 5 butir soal dengan kriteria cukup, dan 1 butir soal dengan kriteria jelek. Berikut adalah rekapitulasi hasil uji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda. Tabel 3. 11 Rekapitulasi Data Hasil Uji Instrumen No. Soal Validitas Taraf Kesukaran Daya Pembeda Keterangan 1 Valid Sedang Cukup Digunakan 2 Valid Sedang Cukup Digunakan 3 Valid Sedang Baik Digunakan 4 Tidak valid Sukar Jelek Tidak Digunakan 5 Valid Sedang Cukup Digunakan 6 Valid Sedang Cukup Digunakan 7 Valid Sedang Cukup Digunakan Derajat Reliabilitas 0,76

G. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini diperoleh data tes kemampuan komunikasi siswa. Data kemampuan komunikasi siswa diperoleh dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah data diperoleh selanjutnya dilakukan analisis data, Analisis data dilakukan untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis, untuk menguji hipotesis diterima atau ditolak menggunakan uji perbedaan dua rata-rata. Uji yang digunakan adalah uji-t. Namun sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan uji-t, maka perlu dilakukan uji prasyarat analisis terlebih dahulu. Uji prasyarat yang perlu dilakukan adalah uji normalitas dan uji homogenitas untuk memeriksa keabsahan sampel sebagai prasyarat dapat dilakukan analisis data. Langkah-langkah pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

1. Uji Prasyarat

Uji prasyarat dilakukan untuk menentukan jenis statistik uji yang akan digunakan, uji tersebut meliputi uji normalitas dan uji homogenitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas untuk menguji apakah sebaran data berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data hasil penelitian dengan menggunakan Chi Kuadrat � 2 P , Uji normalitas dengan Chi Kuadrat � 2 dipergunakan untuk menguji data dalam bentuk data kelompok dalam tabel distribusi frekuensi. Uji Chi Kuadrat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 13 Pertama- tama, diawali dengan menentukan taraf signifikan, misalkan � = � untuk mengungi hipotesis: - H : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal - H 1 : Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal. - Jika � 2 R hitung ≤ � 2 R tabel , maka H diterima dan H 1 ditolak. 13 Supardi, Aplikasi Statistika Dalam penelitian, Jakarta Selatan: Ufuk Press, 2012, Cet. I, h. 134- 135. - Jika � 2 R hitung � 2 R tabel , maka H 1 diterima dan H ditolak. Kedua, lakukan langkah- langkah uji normalitas dengan chi kuadrat � 2 sebagai berikut : 1 Membuat daftar distribusi frekuensi dari data yang berserakan kedalam distribusi frekuensi data kelompok jika data belum disajikan dalam tabel distribusi frekuwensi kelompok 2 Mencari rata- rata mean data eklompok. Dengan rumus : Mean ��= ∑� � � � ∑� � 3 Mencari varians data kelompok. Dengan rumus: � 2 = � ∑� � � � 2 − ∑� � 2 �� − 1 4 Mencari simpangan baku data kelompok, dengan rumus: � 2 = �� ∑� � � � 2 − ∑� � 2 �� − 1 5 Tentukan batas nyata tepi kelas tiap interval kelas dan jadikan sebagai � 1 , � 2 , � 3 , … … . , � � Kemudian lakukan konversi, setiap nilai tepi kelas � � menjadi nilai baku � 1 , � 2 , � 3 , … … . , � � . Dimana nilai baku � � ditentukan dengan rumus � � = � � − �� � 6 Tentukan luas tiap kelas interval dengan cara mengurangi nilai �� � yang lebih besar diatas atau dibawahnya. 7 Tentukan F e frekuensi ekspektasi dengan cara membagi luas kelas tiap interval dibagi number of cases n banyaknya sample 8 Masukkan frekuensi observasi sebagai F o . 9 Cari nilai setiap interval 10 Tentukan nilai � ℎ����� 2 setiap interval 11 Tentukan nilai � ����� 2 pada taraf signifikan � = � dan derajat kebebasan dk = k- 3 dengan k = banyaknya kelas kelompok interval. 12 Bandingkan jumlah total � ℎ����� 2 dengan � ����� 2 13 Apabila � 2 R hitung ≤ � 2 R tabel maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal, dan jika � 2 R hitung � 2 R tabel maka sampel berasal dari populasi tidak normal. b. Uji Homogenitas Varians Persyaratan uji statistik inferensial parametrik yang kedua adalah homogenitas. Pengujian homogenitas dilakukan dalam rangka menguji kesamaan varians setiap kelompok data. Uji homogenitas pada penelitian ini dilakukan dengan teknik uji yaitu uji FFisher. Langkah- langkah melakukan pengujian homogenitas dengan uji F sebagai berikut: 14 1 Tentukan taraf signifikan � untuk menguji hipotesis: Ho: � 1 2 = � 2 2 varian 1 sama dengan varian 2 atau homogen Ho: � 1 2 ≠ � 2 2 varian 1 tidak sama dengan varian 2 atau tidak homogen Dengan kriteria pengujian: - Terima H jika F hitung F tabel ; dan - Tolah H 1 jika F hitung ≥ F tabel, 2 Menghitung varian tiap kelompok data. 3 Tentukan nilai Cari F hitung dengan rumus: F hitung = ������� �������� ������� �������� 4 Tentukan nilai F tabel untuk taraf signifikan � = �, dk 1 = dk pembilang = n a -1 dan dk 2 = dk penyebut = n b – 1 . dalam hal ini, n a = banyaknya data kelompok varian terbesar pembilang dan n b = banyaknya data kelompok varian terkecil penyebut 5 Lakukan pengujian dengan cara membandingkan nilai F hitung dan F tabel . 14 Ibid., h. 138-139

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui adanya perbedaan antara siswa dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dalam kemampuan komunikasi matematik siswa. Setelah dilakukan uji persyaratan analisis, karena sebaran distribusi rata-rata skor kemampuan komunikasi matematik keseluruhan kedua kelas berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen, maka untuk menguji hipotesis digunakan uji- t dengan taraf signifikan α = 0,05. Rumus uji-t yang digunakan, yaitu: 15 a Untuk sampel homogen � = �� � − �� � � ��� � 1 � � + 1 � � Dimana � ��� = � � � − 1� � 2 + � � − 1� � 2 � � + � � − 2 Ket: � = harga t hitung �� � = nilai rata-rata skor kelompok eksperimen �� � = nilai rata-rata skor kelompok kontrol � � = Banyaknya sampel kelompok eksperimen � � = Banyaknya sampel kelompok kontrol � � 2 = varians kelompok eksperimen � � 2 = varians kelompok kontrol � ��� = simpangan baku gabungan a b Untuk sampel yang tak homogen � = �� � − �� � �� � � � � + � � � � � 15 Ibid., h. 320- 321