Berdasarkan Tabel 4.9 terlihat bahwa t
Hitung
lebih besar dari t
Tabel
2,881,67 dengan taraf signifikansi 5 sehingga dapat disimpulkan bahwa H
o
ditolak dan H
1
diterima. Berikut sketsa kurvanya:
Gambar 4.5 Kurva Uji Perbedaan Data Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol
Berdasarkan Gambar 4.5, dapat dilihat bahwa nilai t
hitung
= 2,88 lebih besar dari t
tabel
= 1,67yang artinya t
hitung
berada pada daerah penolakan H
o
.hal ini berarti bahwa rata-rata kemampuan Komunikasi matematik siswa yang diajarkan
dengan menggunakan metode SQ3Rsurvey, question, read, recite, rivew lebih tinggi daripada rata-rata kemampuan Komunikasi matematik siswa yang diajar
dengan metode pembelajaran konvensionaldengan taraf signifikans 5. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika menggunakan metode
SQ3Rsurvey, question, read, recite, rivew berpengaruh positif terhadap kemampuan komunikasi matematik siswa.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Setelah dilakukan uji hipotesis kemampuan komunikasi matematik secara keseluruhan, dapat ditarik kesimpulan bahwa
� ditolak, sedangkan
�
1
diterima. �
1
menyatakan bahwa dengan taraf kekeliruan 5, nilai rata-rata kemampuan komunikasi matematik siswa yang pembelajarannya menggunakanmetode
SQ3Rsurvey, question, read, recite, rivew lebih tinggi dari pada siswa yang
1,67 2,88
Daerah Penolakan H
pembelajaran matematikanya diajarkan secara konvensional. Dapat dilihat perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata posttes kelas eksperimen yang
lebih tinggi yaitu sebesar 63,44 dibandingkan dengan niali rata-rata posttes kelas control yaitu 54,10. Secara umum, setelah dilakukan analisis hasil penelitian ,
terdapat beberapa hal yang menyebabkan perbedaan nilai rata- rata kelas eksperimen dan kelas kontrol salah satunya penyebabnya adalah proses
pembelajaran yang dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun penjelasan mengenai proses pembelajaran pada kelas eksperimen
dan kontrol serta hasil posttes pada kelas eksperimen dan kontrol dijabarkan sebagai berikut.
1. Proses Pembelajaran Dikelas
Proses pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan metode SQ3R yang terdiri dari 5 tahapan inti kegiatan pembelajaran yaitu survey, question, read,
recite, rivew.Selain itu pada kelas eksperimen guru menggunakan bahan ajar berupa lembar kerja siswa sebagai sarana bagi siswa untuk mempelajari materi
pembelajaran, dimana pada lembar kerja siswa ini terdapat langkah- langkah pembelajaran SQ3R.
Pada awal pertemuan, aktivitas belajar siswa masih belum berjalan secara optimal, karena proses pembelajaran yang dilakukan berbeda dengan proses
pembelajaran yang biasa mereka lakukan. Banyak siswa yang bingung bagaimana cara mengerjakan lembar kerja siswa LKS yang diberikan. Terlihat hasil
pekerjaan beberapa kelompok belum sesuai dengan instruksi yang diberikan. Kemudian pada saat presentasi, siswa masih kesulitan untuk mengungkapkan ide
dan alasan atas jawabannya. Pada pertemuan selanjutnya sampai pertemuan terakhir, perkembangan
siswa semakin terlihat. Siswa mulai terbiasa dengan Metode SQ3R, sebagian besar siswa sudah dapat mengerjakan LKS sesuai dengan instruksi yang diminta.
Mereka sangat tertarik dengan kegiatan langsung yang dilakukan, karena dapat membantu mereka untuk memahami materi yang dipelajari dengan lebih mudah.