Kemampuan Komunikasi Matematik Deskripsi Teoretis

b. Mengkomunikasikan pikiran matematika mereka secara logis dan jelas kepada teman, guru, ataupun orang lain Communicate their mathematical thinking coherently and clearly to peers, teachers, and others. c. Menganalisis dan mengevaluasi pikiran matematika dan strategi yang digunakan orang lain Analyze and evaluate the mathematical thinking and strategies of others. d. Menggunakan bahasa matematika untuk menyatakan ide-ide matematika secara tepat Use the language of mathematics to express mathematical ideas precisely. 29 Baroody berpendapat bahwa pembelajaran harus dapat membantu siswa mengkomunikasikan ide matematika melalui lima aspek komunikasi, yaitu repres enting, listening, reading, discussing, dan writing: a Representasi Representing konsep yang mempunyai beberapa pengertian. Ia adalah proses sosial dari representing. Representasi menunjuk baik pada proses maupun produk dari pemaknaan suatu tanda. Representasi juga bisa berarti proses perubahan konsep-konsep ideologi yang abstrak dalam bentuk-bentuk yang kongkret. b Mendengar Listening Siswa dapat menangkap suara dengan telinga kemudian memberi respon terhadap apa yang didengar. Siswa akan mampu memberikan respon atau komentar dengan baik apabila telah mendengar dan menyimak penjelasan dengan baik. c Membaca Reading Melalui membaca siswa mengkontruksi makna matematika. Membaca tidak hanya melafalkan sajian tertulis saja, tetapi dengan 29 Shadiq, op. cit., h. 12 menggunakan pengetahuannya, minatnya, nilainya, membaca dapat mengembangkan makna yang termuat didalam teks yang sedang dibaca. d Berdiskusi Discussing Merupakan kegiatan pertukaran pemikiran mengenai suatu masalah. Siswa dikatakan mampu berdiskusi dengan baik apabila mempunyai kemampuan membaca, mendengar dan keberanian. e Menulis Writing Menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan seperti mengarang, membuat surat dengan tulisan. Menulis berarti menuangkan isi hati si penulis ke dalam bentuk tulisan, sehingga maksud hati penulis bisa diketahui banyak orang orang melalui tulisan yang dituliskan. Kemampuan seseorang dalam menuangkan isi hatinya ke dalam sebuah tulisan sangatlah berbeda, dipengaruhi oleh latar belakang penulis. Dengan demikian, mutu atau kualitas tulisan setiap penulis berbeda pula satu sama lain. 30 Dengan demikian, kemampuan komunikasi matematik mengandung arti kemampuan siswa dalam matematika yang meliputi kemampuan membaca, menyimak, berdiskusi, menelaah, mengevaluasikan ide, simbol, istilah, serta informasi matematika. Dalam prosesnya siswa dapat mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan temannya untuk memperoleh informasi, membagi fikiran dan penemuan curah pendapat, menilai dan mempertajam ide untuk meyakinkan bagi yang lain. Melalui komunikasi matematik siswa diharapkan mampu menyelesaikan suatu permasalahan dengan menggunakan grafik, tabel atau strategi untuk menjelaskan hasil pemikirannya. 30 Wahid Umar,“Membangun Kemampuan Komunikasi Matematis Dalam Pembelajaran Matematika”, Infinity, Jurnal Jurnal Ilmiah Program Study Matematika STKIP: Vol. 1,No. 1, 2012, h. 1- 2 . Mengenai indikator dari komunikasi dijelaskan pada dokumen peraturan dirjen dikdasmen no. 506CPP2004, bahwa komunikasi merupakan kompetensi yang ditunjukan siswa dalam mengkomunikasikan gagasan matematika. Menurut dokumen diatas indikator yang menunjukan komunikasi matematik antara lain adalah: 1. Menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar, dan diagram. 2. Mengajukan dugaan conjectures. 3. Melakukan manipulasi matematika. 4. Menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap beberapa solusi. 5. Menarik kesimpulan dari pernyataan. 6. Memeriksa kesahihan suatu argumen. 7. Menemukan pola atau sifat dari geajala matematis untuk membuat generalisasi. 31 Sedangkan menurut Utari Sumarmo kemampuan yang tergolong pada komunikasi matematika di antaranya adalah: 1 Menghubungkan benda nyata, gambar dan diagram kedalam idea matematika 2 Menjelaskan idea, situasi dan relasi matematik, secara lisan atau tulisan dengan benda nyata, gambar, grafik dan aljabar. 3 Menyatakan peristiwa sehari- hari dalam bahasa atau simbol matematika 4 Mendengarkan, berdiskusi dan menulis tentang matematika 5 Membaca presentasi matematika tertulis dan menyusun pertanyaan yang relevan 6 Membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi dan generalisasi. 7 Menjelaskan dan membuat pernyataan matematika yang telah dipelajari. 32 31 Shadiq, op. cit., h. 14 Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa untuk dapat mengetahui apakah siswa telah mampu mengkomunikasikan gagasan matematik dengan baik maka diperlukan suatu tolak ukur. Oleh karena itu, untuk dapat mengetahui bagaimana kemampuan komunikasi matematik siswa diperlukan suatu tolak ukur pula. Adapun beberapa tolak ukur kemampuan komunikasi matematik menurut NCTM yaitu sebagai berikut: 1 Kemampuan mengekspresikan ide-ide matematis melalui lisan, tulisan, dan mendemonstrasikannya serta menggambarkannya secara visual 2 Kemampuan memahami, mengiterpretasikan, dan mengevaluasi ide- ide matematis baik secara lisan, tulisan, maupun dalam bentuk visual lainnya 3 Kemampuan dalam menggunakan istilah-istilah, notasi-notasi matematika dan struktur-strukturnya untuk menyajikan ide-ide, menggambarkan hubungan-hubungan dengan model-model situasi. 33 Dalam penelitian ini peneliti menfokuskan untuk meneliti kemampuan komunikasi tertulis, dengan indikator kemampuan matematika yang akan di teliti meliputi:  Menghubungkan benda nyata atau gambar kedalam idea matematika kemudian melakukan perhitungan untuk mendapatkan solusi secara lengkap dan benar.  Menjelaskan idea, situasi, dan relasi matematika secara tulisan dengan grafik. 32 Utari. loc. Cit. 33 Darto, “Mengembangkan Kemampuan Komunikasi Matematika Dalam Pembelajaran Geometri di Sekolah Dasar”, Prosiding seminar Nasional pendidikan Matematika, 2013, h. 77.

3. Metode SQ3R

a. Pengertian metode SQ3R

Metode pembelajaran SQ3R merupakan suatu metode yang berkaitan dengan keterampilan membaca yang dapat mengembangkan metakognitif siswa, bersifat praktis dan dapat diaplikasikan dalam berbagai pendekatan belajar. 34 Keterampilan membaca suatu teks, merupakan salah satu bagian yang penting dalam pembelajaran matematika. Pada dasarnya keterampilan membaca matematika berkaitan erat dengan semua kemampuan- kemampuan matematika, salah satunya yaitu kemampuan komunikasi matematik siswa. Sebab, pengembangan keterampilan membaca matematika akan mendukung pengembangan indikator- indikator kemampuan berfikir matematik yang salah satunya adalah indikator- indikator kemampuan komunikasi matematik siswa. 35 Beberapa metode yang berkaitan dengan keterampilan membaca yang mampu mengembangkan kemampuan komunikasi matematik siswa yang telah dikembangkan dan diterapkan dalam berbagai penelitian, salah satunya adalah metode SQ3Rsurvey, question, read, recite, review. 36 Metode ini dikembangkan oleh Francis P. Robinson di Universitas Negeri Ohio Amerika Serikat. metode SQ3R ini dapat digunakan dalam pembelajaran untuk membantu memahami materi, seperti diperguruan tinggi atau sekolah- sekolah. Dahulu metode ini digunakan sebagai sistem belajar untuk mahasiswa diperguruan tinggi tetapi metode belajar ini cocock untuk alat belajar siswa, karena metode ini mudah diadaptasikan untuk teks cerita nyata yang lebih sederhana. 37 34 Ngalimun, Strategi dan Model Pembelajaran, Banjarmasin: Aswaja Pressindo, 2012, h. 171. 35 Utari. loc. Cit. 36 Utari, op. cit., h. 4. 37 Pamela J. Farris. Teaching Reding: A Balanced Approach For Today’s Classroom, Ney York: MC Graw Hill,2004, h. 356. Ada pakar yang berpendapat bahwa SQ3R merupakan metode pembelajaran yang membantu siswa berfikir tentang teks yang sedang mereka baca. Sering kali dikategorikan sebagai strategi belajar, SQ3R membantu siswa ‘mendapatkan sesuatu’ ketika pertama kali mereka membaca teks. Bagi guru, SQ3R membantu mereka dalam membimbing siswa bagaimana membaca dan berfikir layaknya para pembaca efektif. 38 Salah satu pakar mengatakan SQ3R adalah metode untuk mempelajari suatu bacaan pada mata pelajaran yang banyak mengandung bacaan, seperti mata pelajaran geografi, sejarah dan bahasa inggris. Padahal setelah dilakukan beberapa penelitian ternyata metode SQ3R ini juga dapat diterapkan pada mata pelajaran eksakta seperti, matematika, fisika, biologi dan kimia. Seperti yang diungkapkan oleh Muhibbinsyah Sagala, 2013 bahwa metode ini bersifat praktis dan dapat diaplikasikan dalam berbagai pendekatan belajar untuk semua mata pelajaran. 39 Ada beberapa keuntungan menerapkan metode SQ3R dalam proses pembelajaran, yaitu: 1. Pendekatan tugas melalui membaca teks membuat siswa lebih percaya diri. 2. Membantu konsentrasi siswa. 3. Metode ini dapat membantu siswa dalam memfokuskan bagian- bagian yang tersulit dalam membaca, bila suatu pertanyaan tidak dapat dijawab atau tidak dimengerti, siswa dapat mengidentifikasinya dan mendapat jawabannya. 4. Melatih memberikan jawaban dalam pertanyaan tentang materi. 5. Membantu mempersiapkan catatan dalam bentuk tanya jawab. 40 38 Miftahul Huda, Model- model pengajaran dan pembelajaran, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013, Hal. 244 39 Sagala, op.cit., h.59 40 Nina Husna, Step by Step to Reading Skill, Jakarta: English Department Faculty of Tarbiyah and Teachers Training Syarif Hidayatullah State Islamic University, 2006, Cet. 3, h.11.

b. Langkah- langkah Metode SQ3R

Dalman mengatakan bahwa metode pembelajaran SQ3R adalah salah satu teknik membaca untuk memahami isi bacaan yang menggunakan langkah- langkah secara sistematis dalam pelaksanaannya, langkah- langkahnya yaitu: 1 Survey Survei atau prabaca adalah teknik untuk mengenal bahan bacaan sebelum membacanya secara lengkap, dilakukan untuk mengenal ikhtisar umum yang akan dibaca dengan maksud mempercepat menagkap arti, mendapatkan abstrak, mengetahui ide- ide penting. 2 Question Question ialah mengajukan pertanyaan tentang isi bacaan itu dengan mengubah judul dan subjudul serta sub dari subjudul menjadi sebuah pertanyaan.gunakan kata- kata siapa, apa, kapan, di mana, atau mengapa. 3 Read Read merupakan tahapan membaca secara cermat teks bacaan dimana dapat menemukan jawaban dari pertanyaan yang telah dibuat sebelumnya. 4 Recite Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap membaca read, oleh karena itu tahap ini merupakan tahapan untuk menjawab pertanyaan yang telah diajukan pada tahap ke-2 dari metode SQ3R. Jadi pada tahap ke- 4 ini merupakan aktifitas menyampaikan kembali hasil pemahaman membaca dengan menggunakan bahasa sendiri. 5 Review Langkah ke-5 dari metode Sq3R ini sangat penting dilaksanakan, Aktivitas review digunakan untuk memastikan siswa menangkap informasi dan memahami ide pokok dari bahan bacaan yang diberikan. Pada aktivitas review ini, guru mengkonfirmasi pemahaman siswa dan hasil pekerjaan siswa. 41 Adapun pendapat lain mengenai langkah- langkah Strategi SQ3R, yaitu: 1 Survey Survey adalah aktivitas untuk mengamati atau mengidentifikasi seluruh teks dari segi judul, subjudul, kata- kata yang bercetak miring, kata- kata yang di bold atau kata- kata yang dianggap penting. Survey ini dilakukan hanya beberapa menit. Tahap survey bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan awal siswa. Pada langkah survey, siswa dianjurkan menyiapkan pensil, kertas, stabilo untuk menandai bagian- bagian tertentu. Bagian- bagian ini akan dijadikan dan mempermudah menyusun bahan pertanyaan pada langkah berikutnya. 2 Question Question adalah aktivitas siswa untuk menyusun pertanyaan- pertanyaan yang relevan dengan teks. Pada langkah ini guru memberikan petunjuk atau contoh kepada siswa untuk membuat pertanyaan- pertanyaan yang jelas, singkat, dan relevan, misalnya dengan menggunakan kata tanya apa, bagaimana, mengapa, kapan, dimana, siapa, dll. Misalkanya, jika judul bacaan itu menyelesaikan SPLDV dengan metode substitusi, maka pertanyaan yang dapat dibuat adalah, bagaimana cara menyelesaikan SPLDV dengan metode substitusi?. 3 Read Read adalah aktivitas membaca teks secara aktif. Aktivitas ini dilakukan untuk mencari ide pokok atau jawaban atas pertanyaan- pertanyaan yang telah dibuat pada langkah kedua. Tandailah kata kunci dengan menggaris bawahi, memberikan warna, atau membuat catatan dipinggir halaman. 41 Dalman, Keterampilan Membaca, Jakarta: PT Raja Grafindo, 2013. H.189.