sebelumnya dapat diartikan bahwa pembelajaran matematika adalah suatu proses untuk dapat mengerti suatu bidang ilmu yang bersifat
abstrak penuh dengan simbol- simbol dan juga ilmu tentang berhitung yang sering ditemukan dikehidupan sehari- hari.
Pembelajaran matematika pada dasarnya menganut prinsip belajar sepanjang hayat, prinsip siswa belajar aktif, dan prinsip “learning how to
learn”.
16
Prinsip siswa belajar aktif, merujuk pada pengertian belajar sebagai sesuatu yang dilakukan oleh siswa, dan bukan sesuatu yang
dilakukan terhadap siswa. Dengan kata lain, dalam pembelajaran guru berperan sebagai fasilitator, motivator, dan manajer belajar bagi
siswanya. Jadi, pada dasarnya pembelajaran matematika merupakan pembelajaran yang prinsipnya adalah siswa berperan sebagai subjek
belajar. Hal ini serupa dengan salah satu prinsip matematika sekolah yang
dirumuskan oleh NCTM, yaitu prinsip pembelajaran yang mengharuskan siswa mempelajari matematika melalui pemahaman serta secara aktif
membangun pengetahuan baru.
17
Cara dan pendekatan dalam pembelajaran matematika sangat dipengaruhi oleh pandangan guru
terhadap matematika dan siswa dalam pembelajaran. Adam dan Hamm menyebutkan empat macam pandangan tentang posisi dan peran
matematika, yaitu: 1
Matematika sebagai suatu cara untuk berpikir. Pandangan ini berawal dari bagaimana karakter logis dan sistematis
dari matematika berperan dalam proses mengorganisasi gagasan, menganalisis informasi, dan menarik kesimpulan antar data;
2 Matematika sebagai suatu pemahaman tentang pola dan hubungan
pattern and relationship.
16
Utari Sumarmo, “Berfikir dan Disposisi Matematik: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan Pada Peserta Didik”, Jurnal Pendidikan Matematika, 2010, h. 14.
17
Ariyadi Wijaya, Pendidikan Matematika Realistik, Yogyakarta : Graha Ilmu, 2012, h. 11.
Dalam mempelajari matematika siswa perlu menghubungkan suatu konsep matematika dengan pengetahuan yang sudah mereka miliki;
3 Matematika sebagai suatu alat Mathematics as a tool.
Pandangan ini sangat dipengaruhi oleh aspek aplikasi dan aspek sejarah dari konsep matematika;
4 Matematika sebagai bahasa atau alat untuk berkomunikasi.
Matematika merupakan bahasa yang paling universal karena simbol matematika memiliki makna yang sama untuk berbagai istilah dari
bahasa yang berbeda.
18
Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang SI mata pelajaran Matematika lingkup pendidikan dasar menyebutkan bahwa mata
pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1 Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar
konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
2 Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
3 Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
4 Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 5
Memiliki sikap mengahargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat
dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
19
18
Ibid., h. 5-6.
19
Sri Wardhani dan Rumiyati, Instrumen Penilaian Hasil Belajar Matematika SMP: Belajar dari PISA dan TIMSS, Yogyakarta: PPPPTK Matematika, 2011, h. 1-2.
Secara garis besar, kemampuan dasar matematika dapat di klasifikasikan dalam lima standar yaitu kemampuan:
1 Mengenal, memahami dan menerapkan konsep, prosedur, prinsip dan idea matematika,
2 Menyelesaikan masalah matematik mathematical problem solving, 3 Bernalar matematik mathematical reasoning,
4 Melakukan koneksi matematik mathematical connection, dan 5 Komunikasi matematik mathematical communication.
20
Berdasarkan pemaparan tujuan pembelajaran matematika di atas, pembelajaran matematika di tingkat satuan pendidikan haruslah
disesuaikan dengan kondisi kognitif siswa dan relevan dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan oleh pemerintah
2. Kemampuan Komunikasi Matematik
Berdasarkan tujuan pembelajaran matematika yang telah dipaparkan sebelumnya, kemampuan komunikasi matemati merupakan
salah satu kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran matematika.
Secara umum komunikasi di pahami sebagai bentuk aktivitas penyampaian informasi dari pemberi informasi ke penerima informasi.
Komunikasi juga merupakan suatu kemampuan yang sangat penting dalam kehidupan manusia untuk berhubungan dengan orang lain.
Komunikasipun dapat dikatakan sebuah cara berbagi ide- ide dan memperjelas pemahaman.
William Albiq dalam
Roudhonah
mengemukakan bahwa “komunikasi adalah proses pengoperan lambang- lambang yang berarti
diantara individu- individu”.
21
Sedangkan menurut Bereslon dan Steiner “komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi,
20
Utari Sumarmo, “Pembelajaran keterampilan membaca Matematika pada siswa sekolah Menengah”, Jurnal FPMIPA UPI, 2006, h. 3.
21
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, Jakarta: lembaga Penelitian UIN, 2007, h. 20.
keahlian dan lain- lain. Melalui penggunaaan simbol- simbol seperti kata- kata, gambar, angka- angka dan lain- lain”.
22
Roudhonah mengatakan bahwa komunikasi memiliki beberapa karakter, salah satunya adalah komunikasi bersifat simbolik yaitu
komunikasi yang dilakukan pada dasarnya menggunakan lambang- lambang atau simbol- simbol.
23
Dalam berkomunikasi diperlukan alat berupa bahasa. Matematika adalah salah satu alat bahasa yang digunakan
untuk berkomunikasi. Cockroft menyatakan bahwa: “We believe that all this perceptions
of the usefulness of mathematics arise from the fact that mathematics provide a means of communication which is powerful, concise, and
unambiguous.” Pernyataan ini menunjukkan tentang perlunya para siswa belajar matematika dengan alasan bahwa matematika merupakan alat
komunikasi yang sangat kuat, teliti, dan tidak membingungkan.
24
Menurut Satriawati komunikasi matematika adalah sebuah cara berbagi ide-ide dan memperjelas pemahaman, maka melalui komunikasi
ide-ide direfleksikan, diperbaiki, didiskusikan, dan diubah.
25
Komunikasi matematika adalah kemampuan menyatakan dan menafsirkan gagasan matematika secara lisan, tertulis, tabel, dan grafik.
26
komunikasi dalam matematika atau komunikasi matematik merupakan suatu aktivitas baik fisik maupun mental dalam mendengar, membaca,
menulis, berbicara, merefleksikan dan mendemontrasikan gagasan- gagasan matematika.
27
22
Ibid., h. 21.
23
Ibid., h. 23.
24
Fadjar Shadiq, Kemahiran Matematika, Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional, PPPPTK Matematika, 2009, h. 5-6.
25
Gusni Satriawati, “Pembelajaran dengan Pendekatan Open-Ended untuk Meningkatkan Pemahaman dan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa”, Algoritma, Jurnal Matematika dan
Pendidikan Matematika: CeMED, Vol. 1,No. 1, , h. 109.
26
Depag, Standar Kompetensi, Jakarta: Dirjen Kelembagaan agama Islam, 2004, hal. 222.
27
Abdul Muin, “Pendekatan Metakognitif Untuk Meningkatkan Kemampuan Matematika siswa SMA”, Algoritma, Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika: CeMED, Vol. 1,No. 1,
h. 36.
Tingkat kemampuan komunikasi matematika siswa sangat beragam sesuai dengan jenjang atau tingkat pendidikan. Menurut LACOE
Mahmudi terdapat beragam bentuk komunikasi matematika, misalnya 1merefleksikan ide- ide matematika, 2menghubungankan bahasa
sehari- hari dengan bahasa matematika menggunakan simbol, 3menggunakan keterampilan membaca, mendengarkan,
menginterprestasikan, dan mengevaluasi ide- ide matematika,
4menggunkan ide- ide matematika untuk membuat dugaan atau argumen.
28
Melalui komunikasi matematika, ide matematika dapat
dieksplorasi dalam berbagai perspektif Cara berfikir siswa dapat dipertajam, pengetahuan matematika dan pengembangan masalah siswa
dapat ditingkatkan. Komunikasi matematika sangat penting karena matematika tidak hanya menjadi alat berfikir yang membantu siswa
untuk mengembangkan pola, menyelesaikan masalah dan menarik kesimpulan tetapi juga sebagai alat untuk mengkomunikasikan pikiran,
ide dan gagasan secara jelas, tepat dan singkat. Seorang siswa disamping mampu bernalar dan memecahkan masalah dengan baik sebagai suatu
kegiatan atau aktivitas berpikir, maka ia harus mampu mengkomunikasikan kemampuan tersebut secara nyata dalam bentuk
lisan dan tulisan. Kemampuan komunikasi matematis merupakan kemampuan yang
harus dimiliki siswa Sekolah Menengah Pertama dalam pencapaian Kurikulum. Berkaitan dengan peningkatan kemampuan komunikasi,
NCTM menyatakan bahwa program pembelajaran dari TK sampai kelas 12 hendaknya memungkinkan siswa untuk :
a. Mengorganisasi dan mengkonsolidasi pikiran matematika mereka
melalui komunikasi Organize and consolidate their mathematical thinking though communication.
28
Ali Mahmudi, “Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika”, Jurnal MIPMIPA UNHALU: vol. 8, no. 1, 2009, h. 3.
b. Mengkomunikasikan pikiran matematika mereka secara logis dan
jelas kepada teman, guru, ataupun orang lain Communicate their mathematical thinking coherently and clearly to peers, teachers, and
others. c.
Menganalisis dan mengevaluasi pikiran matematika dan strategi yang digunakan orang lain Analyze and evaluate the mathematical
thinking and strategies of others. d.
Menggunakan bahasa matematika untuk menyatakan ide-ide matematika secara tepat Use the language of mathematics to
express mathematical ideas precisely.
29
Baroody berpendapat bahwa pembelajaran harus dapat membantu siswa mengkomunikasikan ide matematika melalui lima aspek
komunikasi, yaitu repres enting, listening, reading, discussing, dan writing:
a Representasi Representing
konsep yang mempunyai beberapa pengertian. Ia adalah proses sosial dari representing. Representasi menunjuk baik pada proses
maupun produk dari pemaknaan suatu tanda. Representasi juga bisa berarti proses perubahan konsep-konsep ideologi yang abstrak dalam
bentuk-bentuk yang kongkret.
b Mendengar Listening
Siswa dapat menangkap suara dengan telinga kemudian memberi respon terhadap apa yang didengar. Siswa akan mampu memberikan
respon atau komentar dengan baik apabila telah mendengar dan menyimak penjelasan dengan baik.
c Membaca Reading
Melalui membaca siswa mengkontruksi makna matematika. Membaca tidak hanya melafalkan sajian tertulis saja, tetapi dengan
29
Shadiq, op. cit., h. 12