Belajar dan Pembejalaran Pembelajaran Matematika

dilakukan terus menerus dapat diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berfikir siswa, dimana kemampuan berfikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka kontruksi sendiri. 12 Dari hal ini, pembelajaran dapat dikatakan sebagai suatu kegiatan yang dirancang agar siswa melakukan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan atau kompetensi yang diharapkan. Pembelajaran menaruh perhatian pada “bagaimana membelajarkan peserta didik”, bukan pada “apa yang dipelajari peserta didik”. Dengan demikian, pembelajaran menempatkan peserta didik sebagi subjek bukan sebagai objek. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses yang berasal dari individu siswa sendiri, sedangkan pembelajaran merupakan usaha yang direncanakan yang berasal dari luar individu siswa, seperti guru, bahan ajar, metode pembelajaran dan yang berasal dari lingkungan yang secara sengaja diciptakan.

b. Pembelajaran Matematika

Matematika memiliki banyak istilah yang diungkapkan dalam berbagai bahasa antara lain mathematics Bahasa Inggris, Mathematik Bahasa jerman, mathematique Bahasa Perancis, matematico Bahasa Italia, matematiceski Bahasa Rusia, dan Mathematick Bahasa belanda. Istilah matematika yang dinyatakan dalam berbagai ungkapan tersebut awal mulanya berasal dari Bahasa Yunani, yaitu mathematike yang mengandung arti hal- hal yang berhubungan dengan belajar Relating to Learning. Kata tersebut mempunyai akar kata mathema yang artinya pengetahuan atau ilmu. Kata inipun berhubungan erat 12 Sagala, op.cit,. h. 63. dengan kata lain, yaitu Mathenein yang maknanya adalah belajar Learning. 13 Ada beberapa gambaran tentang pendapat lain mengenai definisi matematika yaitu: 1 Matematika adalah disiplin ilmu yang bersifat abstrak. Matematika dikatakan bersifat abstrak karena terdiri atas ide atau gagasan yang bersifat abstrak tidak nyata. 2 Matematika adalah Bidang yang berhubungan dengan Ide, Proses, dan penalaran. Didalam matematika terdapat berbagai ide yang saling berhubungan dan proses mengerjakan matematika dipandang lebih penting daripada hasil kerja, dan semua konsep matematika semuanya memenuhi kaidah bernalar. 3 Matematika adalah disiplin ilmu yang penalarannya bersifat deduktif. Dikatakan begini karena matematika penalarannya berlangsung dari hal- hal yang bersifat umum menuju kearah yang bersifat khusus. Dalam penalaran ini kebenaran suatu konsep matematika diperoleh dari kebenaran konsep sebelumnya yang telah diterima. Sehingga penalaran deduktif ini tidak menerima generalisasi berdasarkan hasil pengamatan yang bersifat khusus. 4 Matematika adalah bahasa simbol dan numerik yang didefinisikan secara cermat, jelas dan akurat serta bersifat universal, dikatakan bersifat universal karena matematika disepakati dan berlaku secara umum. 5 Matematika adalah metode bernalar atau berfikir secara logis Yang menjadikan landasan kita dalam bertindak secara logis pula karena suatu kebenaran di dalam matematika dikembangkan secara logis pula. 6 Matematika adalah ilmu mengenai kuantitas dan besaran. 13 Suhendra, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, Jakarta: Universitas Terbuka, 2007, h. 7.4 7 Matematika adalah ilmu tentang berhitung. Walaupun matematika membahas bilangan namun matematika tidak identik dengan bilangan kajian karena matematika juga membahas tentang bilangan dan cara menghitung bilangan. 8 Matematika adalah ilmu tentang hubungan, pola, bentuk, dan struktur. 9 Matematiak adalah karya seni. 10 Matematika dalah “Ratu Ilmu Pengetahuan”, karena hampir semua kegiatan manusia melibatkan matematika didalamnya. 14 Matematika merupakan bahasa yang universal dimana bahasa, simbol- simbol, konsep matematika banyak ditemui dalam kehidupan sehari- hari misalnya dalam kegiatan jual beli, pengukuran, bentuk lahan dalam dunia pertanian, sensus dan data kependudukan dan lain sebagainya. Oleh karena itu matematika sangat berkaitan erat dengan kehidupan sehari- hari dan merupakan salah satu alat bahasa yang sering digunakan untuk berkomunikasi dalam kegiatan sehari- hari. 15 Walaupun matematika pada dasarnya disiplin ilmu yang bersifat deduktif namun pembelajaran dipendidikan formal yaitu sekolah diperbolehkan menggunakan proses penalaran yang bersifat induktif terlebih dahulu. Dari hal yang khusus ke hal yang umum. Karena pembelajaran matematika tidak harus berlangsung dalam situasi kongkrit namun berjalan secara berangsur- angsur hingga masuk pada tujuan pembelajaran matematika tersebut. Pembelajaran matematika sangatlah penting pada tahap awal pendidikan anak. Berdasarkan pendapat diatas matematika merupakan bahasa yang universal berupa simbol, konsep yang banyak ditemukan dan dipakai dalam kehidupan sehari- hari, maka dari itu diperlukan belajar matematika. Menurut penjelasan- penjelasan 14 Ibid., h. 7.5- 7.11 15 Nina Yuliyanti, “Pengaruh Pembelajaran Learning Cycle 5E terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Mei 2013, h.11, tidak dipublikasikan. sebelumnya dapat diartikan bahwa pembelajaran matematika adalah suatu proses untuk dapat mengerti suatu bidang ilmu yang bersifat abstrak penuh dengan simbol- simbol dan juga ilmu tentang berhitung yang sering ditemukan dikehidupan sehari- hari. Pembelajaran matematika pada dasarnya menganut prinsip belajar sepanjang hayat, prinsip siswa belajar aktif, dan prinsip “learning how to learn”. 16 Prinsip siswa belajar aktif, merujuk pada pengertian belajar sebagai sesuatu yang dilakukan oleh siswa, dan bukan sesuatu yang dilakukan terhadap siswa. Dengan kata lain, dalam pembelajaran guru berperan sebagai fasilitator, motivator, dan manajer belajar bagi siswanya. Jadi, pada dasarnya pembelajaran matematika merupakan pembelajaran yang prinsipnya adalah siswa berperan sebagai subjek belajar. Hal ini serupa dengan salah satu prinsip matematika sekolah yang dirumuskan oleh NCTM, yaitu prinsip pembelajaran yang mengharuskan siswa mempelajari matematika melalui pemahaman serta secara aktif membangun pengetahuan baru. 17 Cara dan pendekatan dalam pembelajaran matematika sangat dipengaruhi oleh pandangan guru terhadap matematika dan siswa dalam pembelajaran. Adam dan Hamm menyebutkan empat macam pandangan tentang posisi dan peran matematika, yaitu: 1 Matematika sebagai suatu cara untuk berpikir. Pandangan ini berawal dari bagaimana karakter logis dan sistematis dari matematika berperan dalam proses mengorganisasi gagasan, menganalisis informasi, dan menarik kesimpulan antar data; 2 Matematika sebagai suatu pemahaman tentang pola dan hubungan pattern and relationship. 16 Utari Sumarmo, “Berfikir dan Disposisi Matematik: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan Pada Peserta Didik”, Jurnal Pendidikan Matematika, 2010, h. 14. 17 Ariyadi Wijaya, Pendidikan Matematika Realistik, Yogyakarta : Graha Ilmu, 2012, h. 11.