siswa yang lebih pandai dan lebih paham dalam kelompok akan menjadi tutor bagi anggota kelompoknya yang kurang pandai atau paham.
Pada umumnya pembelajaran dalam kelompok kecil memberi kesempatan lebih besar kepada siswa untuk berkomunikasi dengan sebayanya. Dengan
menggunakan metode SQ3R maka kegiatan diskusi serta pembelajaran siswa menjadi terbentuk dalam tahapan- tahapan pembelajaran SQ3R tersebut. Pada
tahapan survey siswa dapat melakukan observasi bersama teman- teman kelompoknya, pada tahapan question siswa dapat membuat pertanyaan, pada
tahap read siswa bersama teman sekolompoknya mencermati lembar materi yang telah diberikan, kemudia pada tahap recite siswa bersama teman sekelompoknya
mendiskusikan apa yang telah dibacanya kemudian menjawab pertanyaan yang sebelumnya telah dibuat serta menjawab soal- soal yang diberikan guru, pada
tahap review siswa
bersama guru meninjau ulang mengenai hal- hal yang belum dipahami, serta konfirmasi berupa pembahasan soal yang telah dikerjakan.
Pada metode SQ3R yang memiliki 5 langkah pembelajaran. Langkah yang sangat dominan dalam meningkatkan kemampuan komunikasi siswa adalah
pada langkah read dan recite. Karena pada tahap read ini siswa melakukan aktivitas membaca, dimana telah dipaparkan sebelumnya bahwa aktivitas
membaca matematika merupakan salah satu kegiatan yang mampu mengembangkan indikator- indikator kemampuan komuniaksi matematik Dan
pada tahap recite komunikasi siswa berkembang karena pada langkah ini siswa mengkonstruksi pemahamannya sendiri, mengkomunikasikan dan berdiskusi
bersama teman- teman kelompoknya serta bagi murid yang memahami materi dapat berbagi pengetahuannya dengan teman- teman yang lainnya hal ini sejalan
dengan pengertian komunikasi yang dipaparkan sebelumnya bahwa komunikasi dalam matematika atau komunikasi matematik merupakan suatu aktivitas baik
fisik maupun mental dalam mendengar, membaca, menulis, berbicara, merefleksikan dan mendemontrasikan gagasan- gagasan matematika
Berdasarkan uraian diatas, terlihat bahwa ada keterkaitan antara metode SQ3R dengan kemampuan komunikasi matematik siswa, sehingga dapat
dikatakan bahwa metode SQ3R dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa.
D. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah, kajian teoritis serta kajian hasil penelitian yang relevan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
kemampuan komunikasi matematik siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode pembelajaran SQ3R lebih tinggi dai kemampuan komunikasi matematik
siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional.
BAB III
Metodologi Penelitian
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 20142015, selama 8
pertemuan dengan pokok bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen percobaan semu, yaitu yaitu suatu jenis eksperimen yang mempunyai kelompok
kontrol tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel- variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.
1
Pada penelitian kelompok sampel dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Kelompok eksperimen dalam penelitian ini menggunakan metode SQ3R, dan menggunakan metode konvensional pada kelompok kontrol.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah posttest-only control group design dengan mengambil dua kelas kelompok yang dipilih secara
acak untuk dijadikan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pada kelompok eksperimen diberikan perlakuan khusus berupa pembelajaran dengan
menggunakan metode SQ3R. Pada kelompok kontrol, peneliti melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional, kemudian kedua
kelompok diberikan posttest only untuk mengetahui hasil akhir, apakah ada perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Desain penelitian yang digunakan adalah adalah posttest only control group design, artinya pengkontrolan dengan tes dilakukan hanya diakhir
perlakuan. Langkah yang dilakukan sebelum memberikan tes kemampuan komunikasi matematik adalah dengan melakukan proses pembelajaran pada kedua
kelas tersebut. Perlakuan khusus diberikan pada kelas eksperimen dalam bentuk
1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan RD, Bandung: Alfabeta, 2008, h. 114.
39
pemberian variabel bebas metode SQ3R untuk kemudian dilihat pengaruhnya pada variabel terikat kemampuan komunikasi matematik siswa
Adapun desain penelitiannya sebagai berikut:
2
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Dimana: R
1
= Kelompok eksperimen yang dipilih secara acak R
2
= Kelompok kontrol yang dipilih secara acak X = Perlakuan saat pembelajaran dengan pendekatan CRA
O
3
= Post test kelompok eksperimen O
4
= Post test kelompok kontrol
C. Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
3
Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan kelas VIII
yang terdaftar pada semester genap tahun ajaran 20142015 yang terdiri dari lima kelas.
2
Ibid., h. 112.
3
Ibid., h. 117
R
1
X O
3
R
2
O
4
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.
4
Sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi terjangkau. Pengambilan sampel
dilakukan dengan menggunakan teknik Clauster Random Sampling, yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan dengan merandom
kelas, dengan mengambil dua kelas secara acak dari jumlah kelas yang memiliki karakteristik yang sama. Satu kelas akan menjadi kelas eksperimen dengan
menggunakan metode pembelajaran SQ3R dan satu kelas lagi menjadi kelas kontrol dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang diharapkan.
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah skor tes kemampuan komunikasi matematik siswa dalam belajar matematika. Pengumpulan data yang
dilakukan pada penelitian ini adalah dengan penilaian kompetensi pengetahuan yang digunakan dengan menggunakan teknik tes tertulis, yaitu tes kemampuan
komunikasi matematik siswa. Tes kemampuan komunikasi matematik diberikan kepada kelompok eksperimen yaitu kelas VIII-3 yang dalam pembelajarannya
diterapkan metode SQ3R dan kelompok kontrol yaitu kelas VIII-2 yang diterapkan pembelajaran konvensional. Tes tersebut berjumlah 6 butir soal
setelah dilakukan validasi yang berbentuk essay dengan pokok bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel SPLDV.
4
Ibid., h.118