1. lingkup pekerjaan dan peraturan bangunan
366 Tabel 7.12.
Lendutan izin maksimum
Sumber: Sagel dkk, 1994
Jenis komponen struktur Lendutan yang
diperhitungkan Batas
lendutan
Atap datar yang tidak menahan atau tidak disatukan dengan komponen
nonstruktural yang mungkin akan rusak oleh lendutan yang besar
Lendutan seketika akibat beban hidup L
Ɛ
a
180 Lantai yang tidak menahan atau tidak
disatukan dengan komponen nonstruktural yang mungkin akan
rusak oleh lendutan yang besar Lendutan seketika akibat beban
hidup L Ɛ 360
Konstruksi atap atau lantai yang menahan atau disatukan dengan
komponen nonstruktural yang mungkin akan rusak oleh lendutan
yang besar Ɛ
b
480 Konstruksi atap atau lantai yang
menahan atau disatukan dengan komponen nonstruktural yang
mungkin tidak akan rusak oleh lendutan yang besar.
Bagian dari lendutan total yang terjadi setelah pemasangan
komponen nonstruktural jumlah dari lendutan jangka
panjang, akibat semua beban tetap yang bekerja, dan
lendutan seketika, akibat pembebanan beban hidup
c
Ɛ
d
240
a.
Batasan ini tidak dimaksudkan untuk mencegah kemungkinan penggenangan air. Kemungkinan penggenangan air harus diperiksa dengan melakukan perhitungan
lendutan, termasuk lendutan tambahan akibat adanya penggenangan air tersebut, dan mempertimbangkan pengaruh jangka panjang dari beban yang selalu bekerja,
lawan lendut, toleransi konstruksi dan keandalan sistem drainase.
b.
Batas lendutan boleh dilampaui bila langkah pencegahan kerusakan terhadap komponen yang ditumpu atau yang disatukan telah dilakukan.
c.
Lendutan jangka panjang harus dihitung berdasarkan ketentuan 11.525 atau 11.542, tetapi boleh dikurangi dengan nilai lendutan yang terjadi sebelum
penambahan komponen non-struktural. Besarnya nilai lendutan ini harus ditentukan berdasarkan data teknis yang dapat diterima berkenaan dengan karakteristik
hubungan waktu dan lendutan dari komponen struktur yang serupa dengan komponen struktur yang ditinjau.
d.
Tetapi tidak boleh lebih besar dari toleransi yang disediakan untuk komponen non- struktur. Batasan ini boleh dilampaui bila ada lawan lendut yang disediakan
sedemikian hingga lendutan total dikurangi lawan lendut tidak melebihi batas lendutan yang ada.
c Panjang bentang
Panjang bentang komponen struktur ditentukan menurut ketentuan- ketentuan berikut:
− Panjang bentang dari komponen struktur yang tidak menyatu dengan
struktur pendukung dihitung sebagai bentang bersih ditambah dengan tinggi dari komponen struktur. Besarnya bentang tersebut tidak perlu
melebihi jarak pusat ke pusat dari komponen struktur pendukung yang ada.
− Dalam analisis untuk menentukan momen pada rangka atau struktur
menerus, panjang bentang harus diambil sebesar jarak pusat ke pusat komponen struktur pendukung.
1. lingkup pekerjaan dan peraturan bangunan
367
− Untuk balok yang menyatu dengan komponen struktur pendukung, momen pada bidang muka tumpuan dapat digunakan sebagai dasar
dalam perencanaan penampang. −
Plat atau plat berusuk, yang bentang bersihnya tidak lebih dari 3 m dan yang dibuat menyatu dengan komponen struktur pendukung dapat
dianalisis sebagai plat menerus di atas banyak tumpuan dengan jarak tumpuan sebesar bentang bersih plat dan pengaruh lebar struktur balok
pendukung dapat diabaikan.
7.4.3. Konstruksi Balok dan plat beton bertulang a Balok
beton
Suatu gelagar balok bentang sederhana menahan beban yang mengakibatkan timbulnya momen lentur, akan mengalami deformasi
regangan lentur. Dalam hal tersebut, regangan tekan akan terjadi di bagian atas dan regangan tarik di bagian bawah penampang. Regangan-regangan
tersebut mengakibatkan tegangan-tegangan yang harus ditahan oleh balok, tegangan tekan di bagian atas dan tegangan tarik di bagian bawah
penampang. Karena tulangan baja dipasangan pada bagian tegangan tarik bekerja yaitu pada bagian bawah, maka secara teoritis balok ini disebut
sebagai balok bertulangan tarik saja. Pada bagian tekan atau bagian atas penampang umumnya tetap dipasang perkuatan tulangan, tetapi bertujuan
untuk membentuk kerangka kokoh yang stabil pada masing-masing sudut komponen.
Tulangan pada balok selain dipengaruhi oleh beban-beban yang diterimanya, juga dipengaruhi oleh ukuran dan syarat-syarat tumpuan.
Tumpuan dianggap kaku jika tidak terdapat deformasi. Tiga syarat-syarat tumpuan yang dipertimbangkan:
− Tumpuan bebas, bila tumpuan mengalami perputaran sudut pada perletakannya.
− Tumpuan terjepit penuh, bila terdapat jepitan penuh sehingga perputaran tidak mungkin terjadi.
− Tumpuan terjepit sebagian, bila tumpuan pada keadaan yang memungkinkan terjadi sedikit perputaran
b Plat beton
Perencanaan plat beton bertulang tidak hanya terbatas pada pertimbangan pembebanan saja, tetapi juga ukuran dan syarat-syarat
tumpuan tepi. Syarat-syarat tumpuan menentukan jenis perletakan dan jenis penghubung di tumpuan. Secara umum terdapat tiga jenis tumpuan pada
plat, yaitu:
− Bebas; apabila plat dapat berotasi bebas pada tumpuan, misalnya
sebuah plat tertumpu pada tembok bata gambar 7.16a
− Terjepit penuh; apabila tumpuan dapat mencegah plat berotasi dan
relatif sangat kaku terhadap momen puntir, misalnya plat yang monolit atau menyatu dengan balok yang tebal gambar 7.16b.
1. lingkup pekerjaan dan peraturan bangunan
368 − Terjepit sebagian atau elastis; plat yang menempel pada balok tepi
tetapi balok tepi tidak cukup kuat untuk mencegah rotasi gambar 7.16c.
Gambar 7.16. Jenis tumpuan pada plat beton
Sumber: Sagel dkk, 1994
Jenis-jenis plat dengan tumpuan tersebut antara lain adalah plat yang menumpu menerus sepanjang dua tepi yang sejajar atau pada
keempat tepinya, panel plat, dan plat menerus untuk pondasi. Panel adalah bagian segiempat suatu plat, atau suatu plat yang tepi-tepi dikelilingi oleh
tumpuan-tumpuan. Pada plat yang tertumpu pada sepanjang dua sisinya dapat disebut juga sebagai bentang balok, jika menggunakan analogi balok.
Dalam kasus plat terjepit pada dinding bata, meskipun dapat terjadi momen jepit maka umumnya tetap akan dianggap sebagai tumpuan bebas.
Distribusi tegangan
Distribusi tegangan dapat diilustrasikan sebagai berikut: Pada beban kecil distribusi tegangannya linier, bernilai nol pada
garis netral dan sebanding dengan regangan yang terjadi seperti ditunjukan pada Gambar 7.17.
Pada beban sedang, kuat tarik beton dilampaui dan beton mengalami retak. Beton tidak dapat meneruskan gaya tarik melintasi
bagian-bagian retak karena terputus-putus, selanjutnya tulangan baja akan mengambil alih memikul seluruh gaya tarik yang timbul.
Distribusi tegangan untuk penampang padadekat bagian yang
a b
c
1. lingkup pekerjaan dan peraturan bangunan
369
mengalami retak seperti pada Gambar 7.18, diperkirakan terjadi
pada nilai tegangan beton sampai dengan 12 f ’
c
.
Gambar 7.17. Perilaku lentur pada beban kecil
Sumber: Dipohusodo, 1994
Gambar 7.18. Perilaku lentur pada beban sedang
Sumber: Dipohusodo, 1994