Pengawetan Kayu Sifat Kayu sebagai Material Konstruksi

1. lingkup pekerjaan dan peraturan bangunan 399 8.2. Penggolongan Produk Kayu di Pasaran Saat ini produk kayu sangat beragam. Produk kayu solidasli umumnya berupa kayu gergajian baik berupa balok maupun papan. Sedangkan produk kayu buatan dapat merupa vinir veneer, papan lapis, triplekplywoodmultiplek dan bahkan kayu laminasi glue laminated timber.

8.2.1. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia

Secara singkat peraturan ini dimaksukan untuk memberikan acuan baku terkait dengan aturan umum, aturan pemeriksaan dan mutu, aturan perhitungan, sambungan dan alat sambung konstruksi kayu hingga tahap pendirian bangunan dan persyaratannya. Pada buku tersebut juga telah dicantumkan jenis dan nama kayu Indonesia, indeks sifat kayu dan klasifikasinya, kekuatan dan keawetannya.

8.2.2. Klasifikasi Produk Kayu

Penggolongan kayu dapat ditinjau dari aspek fisik, mekanik dan keawetan. Secara fisik terdapat klasifikasi kayu lunak dan kayu keras. Kayu keras biasanya memiliki berat satuan berat jenis lebih tinggi dari kayu lunak. Klasifikasi fisik lain adalah terkait dengan kelurusan dan mutu muka kayu. Terdapat mutu kayu di perdagangan A, B dan C yang merupakan penggolongan kayu secara visual terkait dengan kualitas muka cacat atau tidak arah-pola serat dan kelurusan batang. Kadang klasifikasi ini menerangkan kadar air dari produk kayu. Kayu mutu A − Kering udara 15 − Besar mata kayu maksimum 16 lebar kecil tampang 3,5 cm − Tak boleh mengandung kayu gubal lebih dari 110 tinggi balok − Miring arah serat maksimum adalah 17 − Retak arah radial maksimum 13 tebal dan arah lingkaran tumbuh 14 tebal kayu Kayu mutu B − Kering udara 15-30 − Besar mata kayu maksimum 14 lebar kecil tampang 5 cm − Tak boleh mengandung kayu gubal lebih dari 110 tinggi balok − Miring arah serat maksimum adalah 110 − Retak arah radial maksimum ¼ tebal dan arah lingkaran tumbuh 15 tebal kayu Konsekuensi dari kelas visual B harus memperhitungkan reduksi kekuatan dari mutu A dengan faktor pengali sebesar 0.75 PKKI, 1961, pasal 5. 1. lingkup pekerjaan dan peraturan bangunan 400 8.2.3. Kelas Kuat Kayu Sebagaimana di kemukakan pada sifat umum kayu, kayu akan lebih kuat jika menerima beban sejajar dengan arah serat dari pada menerima beban tegak lurus serat. Ini karena struktur serat kayu yang berlubang. Semakin rapat serat, kayu umumnya memiliki kekuatan yang lebih dari kayu dengan serat tidak rapat. Kerapatan ini umumnya ditandai dengan berat kayu persatuan volume berat jenis kayu. Ilustrasi arah kekuatan kayu dapat ditunjukkan pada Gambar 8.7. dan Gambar 8.8. Gambar 8.7. Arah serat dan kekuatan kayu terhadap tekan dan tarik Sumber: Forest Products Laboratory USDA, 1999 Gambar 8.8. Arah serat dan kekuatan kayu terhadap lentur dan geser Sumber: Forest Products Laboratory USDA, 1999 Angka kekuatan kayu dinyatakan dapan besaran tegangan, gaya yang dapat diterima per satuan luas. Terhadap arah serat, terdapat kekuatan kayu sejajar serat dan kekuatan kayu tegak lurus ⊥ serat yang masing- masing memilki besaran yang berbeda. Terdapat pula dua macam besaran tegangan kayu, tegangan absolute uji lab dan tegangan ijin untuk perancangan konstruksi. Tegangan ijin tersebut telah memperhitungkan angka keamanan sebesar 5-10. Dalam buku Peraturan 1. lingkup pekerjaan dan peraturan bangunan 401 Konstruksi Kayu Indonesia PKKI-NI-5 tahun 1961, kayu di Indonesia diklasifikasikan ke dalam klas kuat I yang paling kuat, II, III, IV paling lemah. Tabel 8.1, menunjukkan kelas berat jenis kayu dan besaran kuat kayu. Tabel 8.1. Kelas Kuat Kayu Sumber: PKKI, 1979 Tekan-Tarik Serat Kgcm 2 Tarik l Serat Kgcm 2 Kuat Lentur Kgcm 2 Kelas Kuat Berat Jenis Absolut Ijin Absolut Ijin Absolut Ijin I 0.900 650 130 20 1100 150 II 0.60-0.90 425-650 85 12 725-1100 100 III 0.40-0.60 300-425 60 8 500-725 75 IV 0.30-0.40 215-300 45 5 360-500 50 V 0.300 215 - - 360 -

8.2.4. Kelas Awet

Berdasarkan pemakaian, kondisinya dan perlakuannya, kayu dibedakan atas kelas awet I yang paling awet – V yang paling tidak awet. Kondisi kayu dimaksud adalah lingkungantempat kayu digunakan sebagai batang struktur. Sedangkan perlakuan meliputi pelapisantindakan lain agar kayu terhindarterlindungi dari kadar air dan ancaman serangga. Tabel kelas awet dan kondisinya dapat dikemukakan dalam Tabel 8.2. Tabel 8.2. Kelas Awet Kayu Sumber: PKKI, 1979 Kelas Awet Umur Konstruksi Kondisi konstruksi I II III IV V 1. Berhubungan dengan tanah lembab 8 5 3 Pendek Pendek 2. Terbuka namun terlindung dari matahari dan hujan 20 15 10 Pendek Pendek 3. Terlindung dari udara bebas tapi tak di coating Tak terbatas Tak terbatas Cukup lama Pendek Pendek 4. Terlindung dari udara bebas dan dipeliharadicoating Tak terbatas Tak terbatas Tak terbatas 20 tahun 20 tahun 5. Diserang hamarayap Tidak Jarang Agak Cepat Cepat Cepat

8.3. Sistem Struktur dan Sambungan dalam Konstruksi Kayu

Hampir semua sistem struktur yang menggunakan kayu sebagai material dasar dapat dikelompokkan ke dalam elemen linear yang membentang dua arah. Susunan hirarki sistem struktur ini adalah khusus.