Bentuk Struktur Jembatan yang Lain

1. lingkup pekerjaan dan peraturan bangunan 461 utama satu untuk bentang dua, dua untuk bentang tunggal dan bentang tiga, dan lebih dari dua untuk bentang banyak. Jembatan gantung bentang dua jarang digunakan karena kurang efisien. Jembatan gantung bentang tunggal mempunyai backstays lurus. Jembatan gantung bentang tiga yang paling umum dipakai terutama untuk jembatan bentang panjang dengan perbandingan bentang samping – bentang utama 0.2 – 0.5. Meskipun jembatan gantung bentang banyak jarang digunakan karena fleksibilitasnya besar, dapat diterapkan untuk dipelajari melintasi selat di masa mendatang. Perhatian utama untuk jembatan gantung bentang banyak adalah perencanaan menara antara dan kabel pendiriannya. − Urutan pengakuan gelagar. Pengakuan gelagar secara sederhana didukung pada setiap bentang atau menerus melewati dua atau lebih bentang. Bentuk itu disebut dua sendi dan umumnya digunakan untuk jembatan jalan. Meskipun gelagar menerus dengan pendukung antara tidak ekonomis, hal itu menguntungkan untuk jembatan rel untuk meningkatkan kelancaran kereta api. Gambar 9.33. Jembatan gantung bentang satu, tiga , dan banyak Sumber: Chen Duan, 2000 − Pengaturan gantungan Gantungan ada yang vertikal maupun horisontal. Bahkan kini stuktur gantung dibuat seperti rangka batang yang disatukan dengan kabel utama dan geladak jembatan. − Metode pengangkeran kabel Kabel utama jembatan gantung diangkerkan kepada blok angker atau diangkerkan sendiri ke gelagar pengaku. Jembatan Kabel Tarik Cable-Stayed Bridge Kemungkinan desain jembatan kabel tarik Gambar 9.34 sangat banyak karena banyaknya variasi alternatif untuk konfigurasi, sistem struktur, dan kekakuan relatif dari setiap elemen. Hal itulah yang menyebabkan mengapa jembatan kabel tarik dapat diaplikasikan bukan 1. lingkup pekerjaan dan peraturan bangunan 462 hanya untuk jembatan yang sangat panjang tetapi juga bisa untuk jembatan pejalan kaki berbentang pendek. Berlawanan dengan jembatan gantung, jembatan kabel tarik merupakan sistem struktur tertutup, dengan kata lain lebih ke arah sistem self-anchored. Karena jembatan kabel tarik dapat dibangun tanpa blok angker yang besar dan penyangga temporer, akan sangat menguntungkan diterapkan pada daerah di mana kondisi lahan tidak terlalu baik. Jika dibandingkan dengan jembatan gantung, jembatan kabel tarik lebih kaku karena kabel lurus hingga mendekati batas panjang bentang yang mungkin lebih panjang dari sebelumnya. Meskipun struktur bentang tiga paling umum digunakan, tetapi struktur dengan bentang dua bisa diterapkan dalam jembatan kabel tarik. Apabila sisi bentang sangat pendek, semua atau beberapa kabel tarik diangkerkan ke tanah. Angker tanah jembatan kabel menyebabkan seluruh struktur menjadi kaku dan lebih menguntungkan perencanaan jembatan kabel tarik yang sangat panjang. Gambar 9.34. Jenis jembatan kabel tarik: a jembatan bentang dua dengan angker tanah dan b jembatan bentang tiga dengan pendukung antara di sisi bentang Sumber: Chen Duan, 2000

9.2. Elemen Struktur Jembatan

Elemen struktur jembatan secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu elemen sub struktur bagian bawah dan super stuktur bagian atas. Substruktur jembatan menyalurkan beban dari super struktur ke telapak dan pondasi. Elemen sub struktur ini termasuk elemen struktur pendukung vertikal bagian tengah pier atau bent dan pendukung pada bagian akhir abutmen 1. lingkup pekerjaan dan peraturan bangunan 463 9.2.1. Bent Tiang Perluasan tiang seperti yang ditunjukkan pada Gambar 9.35.a. digunakan untuk slab dan jembatan balok-T. Biasanya digunakan untuk melintasi sungai bila keberadaannya tidak menjadi masalah. Gambar 9.35. Substruktur jembatan, pier dan bent: a bent tiang, b pier solid, c bent kolom, d bent “T”, e bent “C” dan f bent outrigger Sumber: Chen Duan, 2000

9.2.2. Pier solid

Gambar 9.35.b. menunjukkan sebuah bentuk pier solid yang digunakan pada kondisi sungai berarus deras. Biasanya digunakan untuk bentang panjang dan dapat didukung oleh pondasi telapak yang lebar atau pondasi tiang.

9.2.3. Bent Kolom

Bent kolom [Gambar 9.35.c] biasanya digunakan untuk struktur tanah kering dan didukung oleh pondasi telapak atau pondasi tiang. Bent berkolom banyak diperlukan untuk jembatan yang terletak pada zona gempa. Bent berkolom tunggal, seperti bent-T [Gambar 9.35.d], modifikasi bent-T , bent-C [Gambar 9.35.e], atau outrigger bent [Gambar 9.35.f] dapat digunakan pada kondisi perletakan kolom terbatas dan tidak mungkin diubah. Untuk memperoleh tampilan menarik dengan bentuk kolom standar yang murah, Caltrans mengembangkan ’Standar Kolom Arsitektural’ Gambar 9.36. Bentuk prisma pada kolom tipe 1 dan 1W, mengembang 1 arah pada kolom tipe 2 dan 2W, dan mengembang dua arah untuk kolom tipe 3 dan 3W. Pengembangan model-model ini dapat digunakan untuk berbagai variasi jembatan jalan raya. 1. lingkup pekerjaan dan peraturan bangunan 464 Gambar 9.36. Standar kolom arsitektural Caltrans: a kolom tipe 1,2,3; b kolom tipe 1W, 2W, 3W; c tampak samping, dan d tampak depan Sumber: Chen Duan, 2000

9.2.4. Abutmen

Abutmen merupakan pendukung akhir sebuah jembatan. Gambar 9.37 menunjukkan tipikal abutmen yang digunakan untuk jembatan jalan raya. Tujuh tipe abutmen dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu akhiran terbuka dan tertutup. Pemilihan tipe abutmen tergantung pada kebutuhan pendukung struktural, pergerakan, drainase, kedekatan jalan dan gempa bumi.