Perencanaan balok T Konstruksi Balok dan plat beton bertulang a Balok
1. lingkup pekerjaan dan peraturan bangunan
379
dari setengah lebar badan balok, dan lebar efektif sayap tidak lebih dari empat kali lebar badan balok.
− Bila tulangan lentur utama plat, yang merupakan bagian dari sayap balok-T terkecuali untuk konstruksi plat rusuk, dipasang sejajar
dengan balok, maka harus disediakan penulangan di sisi atas plat yang dipasang tegak lurus terhadap balok berdasarkan ketentuan
berikut:
o Tulangan transversal tersebut harus direncanakan untuk
memikul beban terfaktor selebar efektif plat yang dianggap berperilaku sebagai kantilever. Untuk balok-T tunggal,seluruh
lebar dari sayap yang membentang harus diperhitungkan. Untuk balok-T lainnya, hanya bagian plat selebar efektifnya
saja yang perlu diperhitungkan.
o Tulangan transversal harus dipasang dengan spasi tidak
melebihi lima kali tebal plat dan juga tidak melebihi 500 mm.
Analisis penampang balok-T
Analisis penampang balok-T secara ringkas dapat menggunakan langkah-langkah:
1 Tentukan lebar sayap efektif sesuai ketentuan SNI 03-2847-2002, pasal 10.10 seperti uraian di atas.
2 Gunakan anggapan bahwa tulangan tarik telah meluluh, kemudian
hitung gaya tarik total: N
T
= A
s
f
y
3 Hitung gaya tekan yang tersedia apabila hanya daerah sayap saja
yang menyediakan daerah tekan, N
T
= 0,85
f’
c
bh
4 Bila N
T
N
D
balok berperilaku sebagai balok-T murni dan selisih
gaya tekan akan ditampung di sebagian daerah badan balok di bawah sayap. Sedangkan bila N
T
N
D
, berperilaku sebagai balok
persegi dengan lebar b, atau disebut balok T persegi. Jika dihitung sebagai balok-T murni, maka selanjutnya:
5 Tentukan letak batas tepi bawah blok tegangan tekan di daerah badan balok di bawah sayap
w c
D T
b f
N N
a 85
, −
=
6 Periksa
ρ ρ
ρ ρ
inin
y
f 4
, 1
min
=
ρ
dan
d b
A
w s
aktual
= ρ
ρ ρ
ρ ρ
aktual
harus lebih besar dari
ρ ρ
ρ ρ
inin
7 Tentukan letak titik pusat daerah tekan total dengan persamaan:
¦ ¦
= A
Ay y
kemudian, z = d - y
1. lingkup pekerjaan dan peraturan bangunan
380 8 Hitung momen tahanan, M
R
=
φ φφ
φ
N
D
z atau
φ φφ
φ
N
T
z 9 Pemeriksaan persyaratan daktilitas dengan melihat A
s
maks
harus lebih besar dari A
s
aktual. A
s maks
dapat dilihat pada tabel.
Jika dihitung sebagai balok-T persegi, maka selanjutnya: 5 Periksa
ρ ρ
ρ ρ
inin
y
f 4
, 1
min
=
ρ
dan
d b
A
w s
aktual
=
ρ
ρ ρ
ρ ρ
aktual
harus lebih besar dari
ρ ρ
ρ ρ
inin
6 Hitung rasio penulangan untuk kemudian menentukan nilai k
d b
A
w s
=
ρ
7 Cari nilai k berdasar nilai yang didapat dari langkah 6 tabel A-8 sampai A-37 dalam Dipohusodo, 1994,
8 Hitung momen tahanan, M
R
=
φ φφ
φ
bd
2
k 9 Pemeriksaan persyaratan daktilitas dengan melihat A
s
maks
harus lebih besar dari A
s
aktual. A
s maks
dapat dilihat pada tabel000.
Apabila pemeriksaan batasan tulangan maksimim menghasilkan A
s
lebih
besar dari A
s maks
, maka momen tahan M
R
dihitung dengan menggunakan
A
s maks
yang dalam hal ini disebut A
s
efektif
Tabel 7.15. Daftar nilai A
s maks
untuk balok-T
Sumber: Dipohusodo, 1994
1. lingkup pekerjaan dan peraturan bangunan
381 Perencanaan penampang balok-T
Perencanaan penampang balok-T secara ringkas menggunakan langkah-langkah:
1 Hitung momen rencana M
U
2 Tetapkan tinggi efektif, d = h – 70 mm 3 Tentukan lebar sayap efektif sesuai ketentuan SNI 03-2847-
2002 4 Menghitung momen tahanan dengan anggapan seluruh daerah
sayap efektif untuk tekan, M
R
=
φ φφ
φ
0,85 bh
t
d-12h
t
, dimana h
t
adalah tebal plat. 5 Bila
M
R
M
U
balok akan berperilaku sebagai balok T persegi dengan lebar b. Sedangkan bila M
R
M
U
, balok berperilaku sebagai balok-T murni.
Jika dihitung sebagai balok-T persegi, maka selanjutnya: 6 Merencanakan balok-T persegi dengan nilai b dan d yang sudah
diketahui dan selanjutnya menghitung k perlu:
2
bd M
k
u
φ
=
7 Cari nilai k berdasar nilai yang didapat dari langkah 6 tabel A-8 sampai A-37 dalam Dipohusodo, 1994,
8 Hitung A
s
yang dibutuhkan. A
s
perlu =
ρ ρ
ρ ρ
bd
9 Pilih batang tulangan baja dan periksa lebar balok. Periksa d aktual dibandingkan dengan d yang ditetapkan, jika melebihi
maka rancangan disebut konservatif posisi aman; dan jika kurang maka rancangan tidak aman dan perencanaan harus
diulang.
10 Periksa
ρ ρ
ρ ρ
inin
y
f 4
, 1
min
=
ρ
dan
d b
A
w s
aktual
=
ρ
ρ ρ
ρ ρ
aktual
harus lebih besar dari
ρ ρ
ρ ρ
inin
11 Pemeriksaan persyaratan daktilitas dengan melihat A
s
maks
harus lebih besar dari A
s
aktual. A
s maks
dapat dilihat pada tabel000
12 Buat sketsa rancangan
Jika dihitung sebagai balok-T murni, maka selanjutnya: 6 menentukan
z = d - 12h
t
7 Menghitung A
s
yang diperlukan berdasarkan nilai z pada langkah 6
z f
M A
y u
s
φ
=
8 Pilih batang tulangan baja dan periksa lebar balok
1. lingkup pekerjaan dan peraturan bangunan
382
9 Menentukan tinggi efektif aktual d aktual, dan lakukan analisis balok
10 Buat sketsa rancangan
Perencanaan penulangan geser
Perencanaan penulangan geser adalah usaha untuk menyediakan sejumlah tulangan baja untuk menahan gaya tarik arah tegak lurus terhadap
retak tarik diagonal. Penulangan geser dapat dilakukan dalam beberapa cara, seperti:
− sengkang vertikal
− jaringan kawat baja las yang dipasang tegak lurus terhadap sumbu aksial
− sengkang miring atau diagonal − batang tulangan miring diagonal yang dapat dilakukan dengan cara
membengkokanbatang tulangan pokok balok di tempat-tempat yang diperlukan
− tulangan spiral
Perencanaan geser didasarkan pada nggapan dasar bahwa beton menahan sebagian gaya geser, sedangkan kelebihannya di atas
kemampuan beton dilimpahkan pada tulangan geser. Cara umum yang dipakai untuk penulangan geser adalah dengan menggunakan sengkang,
karena pelaksanaannya lebih mudah serta dijamin ketepatan pemasangannya. Cara penulangan ini terbukti mampu memberikan
sumbangan untuk meningkatkan kuat geser ultimit komponen struktur yang mengalami lenturan.
Gambar 7.23. Detail susunan penulangan sengkang
Sumber: Dipohusodo, 1994
Berdasarkan ketentuan SNI 03-2847-2002, kuat geser V
C
untuk komponen struktur yang hanya dibebani oleh geser dan lentur berlaku,
d b
f V
w c
c
¸ ¸
¹ ·
¨ ¨
© §
= 6
7.6
1. lingkup pekerjaan dan peraturan bangunan
383 Dalam persamaan ini satuan f
C
’ dalam Mpa, b
w
dan d dalam mm, dan V
C
dalam kN. Pada balok persegi b
w
sama dengan d. Kuat geser ideal
dikenakan faktor reduksi
φ φφ
φ
= 0,60. Kuat geser rencana V
u
didapatkan dari hasil penerapan faktor beban.
Berdasarkan peraturan, meskipun sevcara teoritis tidak diperlukan
penulangan geser apabila V
u
φ φφ
φ
V
C
, akan tetapi tetap diharuskan untuk selalu menyediakan penulangan geser minimum pada semua bagian
struktur beton yang mengalami lenturan. Ketentuan penulangan geser minimum tersebut terutama untuk menjaga agar tidak terjadi kegagalan
geser bila terjadi beban yang tak terduga. Pada tempat di mana tidak diperlukan tulangan geser yang memiliki ketebalan cukup untuk menahan
V
u
, maka tulangan geser minimum tidak diperlukan. Sedangkan pada tempat yang memerlukan tulangan geser minimum, jumlah luasnya
ditentukan dengan persamaan:
y w
f s
b A
3 1
=
7.7 Pada persamaan ini, dan mengacu pada gambar 10.14, dijelaskan:
A
v
= luas penampang tulangan geser total dengan jarak spasi antar tulangan s, untuk sengkang keliling tunggal Av = 2 As, dimana
As adalah luas penampang batang tulangan sengkang mm2
b
w
= lebar balok, untuk balok persegi = b mm
s = jarak pusat ke pusat batang tulangan geser ke arah sejajar
tulangan pokok memanjang mm
f
y
= kuat luluh tulangan geser Mpa