Batang Tarik Penggunaan Konstruksi Baja
1. lingkup pekerjaan dan peraturan bangunan
304 Luas penampang bruto, netto dan efektif netto
Luas penampang bruto dari sebuah batang Ag didefinisikan sebagai hasil perkalian antara tebal dan lebar bruto batang. Luas penampang netto
didefinisikan sebagai perkalian antara tebal batang dan lebar nettonya. Lebar netto didapat dengan mengurangi lebar bruto dengan lebar dari
lubang tempat sambungan yang terdapat pada suatu penampang.
Gambar 6.25. Contoh aplikasi batang tarik
Sumber: Amon dkk, 1996
Di dalam AISCS ditentukan bahwa dalam menghitung luas netto
lebar dari paku keling atau baut harus diambil 116 in lebih besar dari
1. lingkup pekerjaan dan peraturan bangunan
305
dimensi nominal lubangnya dalam arah normal pada tegangan yang bekerja. AISC memberikan daftar hubungan antara diameter lubang dengan ukuran
alat penyambungnya. Untuk lubang-lubang standar, diameter lubang di ambil 116 in lebih besar dari ukuran nominal alat penyambung. Dengan
demikian di dalam menghitung luas netto, diameter alat penyambung harus ditambah 18 in atau d + 116 + 116.
Gambar 6.26. Beberapa tipe penampang batang tarik
Sumber: Salmon dkk, 1991
Batang tarik bulat
Batang tarik yang umum dan sederhana adalah batang bulat berulir. Batang ini biasanya merupakan batang sekunder dengan tegangan rencana
yang kecil, seperti a pengikat gording untuk menyokong gording pada bangunan industri Gambar 6.27a; b pengikat vertikal untuk menyokong
rusuk pada dinding bangunan industri; c penggantung, seperrti batang tarik yang menahan balkon Gambar 6.27c; dan d batang tarik untuk menahan
desakan pada pelengkung arch.
Batang tarik bulat sering digunakan dengan tarikan awal sebagai ikatan angin diagonal pada dinding, atap dan menara. Tarikan awal
bermanfaat untuk memperkaku serta mengurangi lendutan dan getaran yang cenderung menimbulkan kehancuran lelah pada sambungan. Tarikan
awal ini dapat diperoleh dengan merencanakan batang 116 in lebih pendek untuk setiap panjang 20 ft.
Batang-batang jadi
Jarak mendatar dari alat sambungan paku keling baut atau las setempat untuk dua buah pelat atau sebuah pelat dan sebuah perletakan rol
tidak boleh melebihi 24 kali ketebalan dari pelat yang paling tipis atau 12 in. Jarak mendatar dari baut, paku keling atau las setempat yang
menghubungkan dua atau lebih perletakan rol tidak boleh lebih dari 24 in.
1. lingkup pekerjaan dan peraturan bangunan
306
Untuk batang-batang yang dipisahkan oleh rusuk-rusuk berselang seling, jarak antar rusuk-rusuk penyambung tersebut harus dibuat
sedemikian rupa sehingga perbandingan kerampingan dari tiap komponen yang panjangnya diambil sebesar jarak antara alat-alat penyambung dari
rusuk, tidak boleh melampaui 240.
Pelat penutup berlubang atau pelat pengikat seperti terlihat pada Gambar 6.28 bisa digunakan pada bagian yang terbuka dari batang tarik
jadi. Pelat pengikat tersebut harus direncanakan berdasarkankan kriteria- kriteria berikut ini:
− Jarak antara pelat harus diambil sedemikian rupa hingga perbandingan kerampingan dari tiap komponen yang berada di
antara kedua pelat tersebut tidak melampaui 240. − Panjang tinggi dari pelat pengikat tidak boleh kurang dari dua
pertiga jarak horisontal dari alat penyambung paku keling, baut atau las yang menghubungkan alat tersebut dengan komponen dari
batang jadi. − Tebalnya alat penyambung tidak boleh kurang dari A dari jarak
horisontal tersebut. − Jarak vertikal dari alat-alat penyambung yang terdapat pada pelat
pengikat seperti paku keling, baut atau las tidak boleh melampaui 6 in.
− Jarak minimum dari alat-alat penyambung seperti tersebut di atas ke
tepi-tepi pelat pengikat sesuai persyaratan.
−
Gambar 6.27. Pemakaian batang tarik bulat
Sumber: Salmon dkk, 1991
1. lingkup pekerjaan dan peraturan bangunan
307 Gambar 6.28. Jarak antar pelat yang dibutuhkan batang tarik
Sumber: Amon dkk, 1996