Ukuran Elemen Detail Beton bertulang
1. lingkup pekerjaan dan peraturan bangunan
354
Sebuah penampang balok bertulang berbentuk empat persegi panjang dengan tinggi h dan lebar b digambarkan pada gambar 10.5. Bagian atas
merupakan bagian beton daerah tekan dan As adalah luas penampang baja tulangan. Selanjutnya d adalah tinggi efektif penampang atau jarak dari
serat terluar ke pusat tulangan tarik. Selisih antara tinggi total balok h dan tinggi efektif d terutama ditentukan oleh tebal penutup beton.
Pada gambar 7.8 ditunjukkan pula letak tulangan utama tulangan pokok serta sengkang. Diameter nominal tulangan dinyatakan dengan ∅
∅ ∅
∅
p
untuk baja tulangan polos dan ∅ ∅
∅ ∅
D
untuk baja tulangan deform.
b Penutup beton tulangan
Tinggi total penampang h dan tinggi efektif d merupakan dimensi yang penting pada analisis penampang baik pada balok maupun plat
gambar 7.9.. Secara umum, hubungan antara h dan d adalah: untuk plat:
h = d + ½ ∅ ∅
∅ ∅
tul. Ut.
+ p untuk balok
h = d + ½ ∅ ∅
∅ ∅
tul. Ut.
+ ∅ ∅
∅ ∅
sengk
+ p
Gambar 7.8. Detail penampang beton bertulang
Sumber: Sagel dkk, 1994
1. lingkup pekerjaan dan peraturan bangunan
355 Gambar 7.9. Detail penampang balok dan plat, hubungan tinggi balok, tinggi
efektif dan penutup beton
Sumber: Sagel dkk, 1994
Tabel 7.6. Tebal minimum penutup beton dari tulangan terluar mm
Sumber: Sagel dkk, 1994
Salah satu faktor yang menentukan perbedaan antara h dan d adalah penutup beton p. Penutup beton adalah bagian beton yang
digunakan untuk melindungi baja tulangan. Penutup beton yang sesuai dengan ketentuan akan berfungsi untuk:
− Menjamin penanaman tulangan dan kelekatannya dengan beton − Menghindari korosi pada tulangan
1. lingkup pekerjaan dan peraturan bangunan
356
− Meningkatkan perlindungan struktur terhadap kebakaran Penutup beton yang memenuhi ketentuan tergantung pada:
− Kepadatan dan kekedapan beton − Ketelitian pelaksanaan pekerjaan
− Kondisi lingkungan sekitar elemen struktur tersebut
Tebal minimum penutup beton yang diukur dari tulangan terluar berdasarkan SNI 03-2847-2002, seperti dalam tabel 7.6.
c Detail penulangan beton Tulangan plat
Syarat-syarat untuk mendapat penulangan plat yang baik, antara lain dengan memperhatikan aspek-aspek berikut:
− Batasi ukuran diameter batang yang berbeda-beda
− Sedapat mungkin gunakan diameter 6,8,10,12,14,16 dan 19 mm
Gambar 7.10. Syarat-syarat untuk penulangan plat
Sumber: Sagel dkk, 1994
− Gunakan batang sesedikit mungkin, yaitu dengan cara menggunakan jarak tulangan semaksimal mungkin sesuai
dengan yang diijinkan −
Sebaiknya gunakan jarak batang dalam kelipatan 25 mm − Perhitungkan panjang batang yang umum digunakan sehingga
dapat menghindari sisa potongan yang terbuang percuma
1. lingkup pekerjaan dan peraturan bangunan
357
Pertahankan bentuk sesederhana mungkin agar menghindari pekerjaan pembengkokan tulangan yang sulit. Prinsip detail penulangan plat dapat
dilihat pada Gambar 7.11.
Tulangan balok
Syarat-syarat untuk mendapat penulangan balok yang baik, antara lain:
− Batasi ukuran diameter batang yang berbeda-beda
− Sedapat mungkin gunakan diameter 6,8,10,12,14,16,19, 22, dan 32 mm
− Gunakan batang sesedikit mungkin, yaitu dengan cara menggunakan jarak tulangan semaksimal mungkin sesuai
dengan yang diijinkan − Perhitungkan panjang batang yang umum digunakan sehingga
dapat menghindari sisa potongan yang terbuang percuma
Gambar 7.11. Syarat penulangan balok yang harus dipenuhi
Sumber: Sagel dkk, 1994
− Ukuran batang yang dibengkokan harus cukup pendek, sebaiknya gunakan batang yang panjang untuk tulangan lurus
− Gunakan sengkang yang semuanya dari satu mutu baja dan diameter yang sama
− Usahakan jarak antara sepasang batang pada tulangan atas tidak kurang dari 50 mm, sehingga terdapat jarak yang cukup
1. lingkup pekerjaan dan peraturan bangunan
358
untuk pengecoran dan pemadatan, khususnya bila terdapat tulangan dua lapis.
Prinsip detail penulangan balok dapat dilihat pada Gambar 7.11.
Kait standar
Pembengkokan tulangan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
− Bengkokan 180
°
ditambah perpanjangan 4d
b
diameter batang
tulangan, mm, tapi tidak kurang dari 60 mm, pada ujung bebas kait.
− Bengkokan 90
°
ditambah perpanjangan 12 d
b
pada ujung bebas kait. −
Untuk sengkang dan kait pengikat: o
Batang D-16 dan yang lebih kecil, bengkokan 90
°
ditambah
perpanjangan 6 d
b
pada ujung bebas kait, atau o
Batang D-19, D-22, dan D-25, bengkokan 90
°
ditambah
perpanjangan 12 d
b
pada ujung bebas kait, atau o
Batang D-25 dan yang lebih kecil, bengkokan 135
°
ditambah
perpanjangan 6 d
b
pada ujung bebas kait.
Diameter bengkokan minimum −
Diameter bengkokan yang diukur pada bagian dalam batang tulangan tidak boleh kurang dari nilai dalam Tabel 7.7. Ketentuan ini tidak
berlaku untuk sengkang dan sengkang ikat dengan ukuran D-10 hingga D-16.
− Diameter dalam dari bengkokan untuk sengkang dan sengkang ikat
tidak boleh kurang dari 4d
b
untuk batang D-16 dan yang lebih kecil. Untuk batang yang lebih besar daripada D-16, diameter bengkokan
harus memenuhi Tabel 7.7. −
Diameter dalam untuk bengkokan jaring kawat baja las polos atau ulir yang digunakan untuk sengkang dan sengkang ikat tidak boleh kurang
dari 4d
b
untuk kawat ulir yang lebih besar dari D7 dan 2d
b
untuk kawat
lainnya. Bengkokan dengan diameter dalam kurang dari 8d
b
tidak boleh
berada kurang dari 4d
b
dari persilangan las yang terdekat. Cara pembengkokan
− Semua tulangan harus dibengkokkan dalam keadaan dingin, kecuali
bila diizinkan lain oleh pengawas lapangan. −
Tulangan yang sebagian sudah tertanam di dalam beton tidak boleh dibengkokkan di lapangan, kecuali seperti yang ditentukan pada
gambar rencana, atau diizinkan oleh pengawas lapangan.
Tabel 7.7. Diameter bengkokan minimum
Sumber: Sagel dkk, 1994
1. lingkup pekerjaan dan peraturan bangunan
359 Penempatan tulangan
− Tulangan harus ditempatkan secara akurat dan ditumpu secukupnya
sebelum beton dicor, dan harus dijaga agar tidak tergeser melebihi toleransi yang diizinkan.
− Toleransi untuk tinggi d dan selimut beton minimum dalam komponen
struktur lentur, dinding dan komponen struktur tekan harus memenuhi ketentuan pada tabel 7.8.
Tabel 7.8. Toleransi untuk tulangan dan selimut beton
Sumber: Sagel dkk, 1994
− Toleransi letak longitudinal dari bengkokan dan ujung akhir tulangan
harus sebesar ± 50 mm kecuali pada ujung tidak menerus dari komponen struktur dimana toleransinya harus sebesar ± 13 mm.
Batasan spasi tulangan −
Jarak bersih antara tulangan sejajar dalam lapis yang sama, tidak boleh kurang dari d
b
ataupun 25 mm. −
Bila tulangan sejajar tersebut diletakkan dalam dua lapis atau lebih, tulangan pada lapis atas harus diletakkan tepat di atas tulangan di
bawahnya dengan spasi bersih antar lapisan tidak boleh kurang dari 25 mm.
− Pada komponen struktur tekan yang diberi tulangan spiral atau sengkang pengikat, jarak bersih antar tulangan longitudinal tidak boleh
kurang dari 1,5db ataupun 40 mm. −
Pembatasan jarak bersih antar batang tulangan ini juga berlaku untuk jarak bersih antara suatu sambungan lewatan dengan sambungan
lewatan lainnya atau dengan batang tulangan yang berdekatan. −
Pada dinding dan plat lantai yang bukan berupa konstruksi plat rusuk, tulangan lentur utama harus berjarak tidak lebih dari tiga kali tebal
dinding atau plat lantai, ataupun 500 mm.
1. lingkup pekerjaan dan peraturan bangunan
360 Bundel tulangan:
− Kumpulan dari tulangan sejajar yang diikat dalam satu bundel sehingga
bekerja dalam satu kesatuan tidak boleh terdiri lebih dari empat tulangan per bundel.
− Bundel tulangan harus dilingkupi oleh sengkang atau sengkang pengikat.
− Pada balok, tulangan yang lebih besar dari D-36 tidak boleh dibundel.
− Masing-masing batang tulangan yang terdapat dalam satu bundel tulangan yang berakhir dalam bentang komponen struktur lentur harus
diakhiri pada titik-titik yang berlainan, paling sedikit dengan jarak 40 db secara berselang.
− Jika pembatasan jarak dan selimut beton minimum didasarkan pada
diameter tulangan d
b
, maka satu unit bundel tulangan harus diperhitungkan sebagai tulangan tunggal dengan diameter yang didapat
dari luas ekuivalen penampang gabungan.
Penyaluran tulangan
Beton bertulang dapat berfungsi dengan baik sebagai bahan komposit jika baja tulangan saling bekerja sama sepenuhnya dengan beton.
Untuk itu perlu diusahakan agar terjadi penyaluran gaya dari bahan satu ke bahan lainnya. Agar batang tulangan dapat menyalurkan gaya sepenuhnya
melalui ikatan, baja harus tertanam dalam beton hingga kedalaman tertentu yang disebut sebagai panjang penyaluran.
Gaya tarik dan tekan pada tulangan di setiap penampang komponen struktur beton bertulang harus disalurkan pada masing-masing sisi
penampang tersebut melalui panjang pengangkuran, kait atau alat mekanis, atau kombinasi dari cara-cara tersebut. Kait sebaiknya tidak dipergunakan
untuk menyalurkan tulangan yang berada dalam kondisi tekan. − Panjang
penyaluran
l
d
, dinyatakan dalam diameter d
b
untuk batang ulir dan kawat ulir dalam kondisi tarik, harus ditentukan berdasarkan SNI
03-2847-2002 bagian 14.22 atau 14.23, tetapi l
d
tidak boleh kurang dari 300 mm.
− Panjang penyaluran
l
d
, dalam mm, untuk batang ulir yang berada dalam kondisi tekan harus dihitung dengan mengalikan panjang penyaluran
dasar l
db
pada SNI 03-2847-2002 bagian 14.32 dengan faktor modifikasi yang berlaku sesuai dengan SNI 03-2847-2002 bagian