Air Bahan kimia tambahan

1. lingkup pekerjaan dan peraturan bangunan 344 Gambar 7.4. Jenis baja tulangan Sumber: Sagel dkk, 1994 Tabel 7. 1. Karakteristik baja tulangan Sumber: Sagel dkk, 1994 Jenis Mutu baja Batas luluh Mpa kgcm2 Kuat tarik Mpa kgcm2 Regangan pada beban maksimum Polos Bj.Tp 24 240 2400 390 3900 3 Deform Bj.Td 40 400 4000 500 5000 5 Secara umum berdasarkan SNI 03-2847-2002 tentang Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung, baja tulangan yang digunakan harus tulangan ulir. Baja polos diperkenankan untuk tulangan spiral atau tendon. Baja tulangan umumnya harus memenuhi persyaratan yang berorientasi pada ASTM American Society for Testing Materials yang diantaranya memenuhi salah satu ketentuan berikut: − “Spesifikasi untuk batang baja billet ulir dan polos untuk penulangan beto n” ASTM A615M. − “Spesifikasi untuk batang baja axle ulir dan polos untuk penulangan beto n” ASTM A617M. − “Spesifikasi untuk baja ulir dan polos low-alloy untuk penulangan beto n” ASTM A706M. Sedangkan di Indonesia, produksi baja tulangan dan baja struktur telah diatur sesuai dengan Standar Industri Indonesia SII, antara lain adalah SII 0136-80 dan SII 318-80. Di samping mutu baja beton BJTP 24 dan BJTD 40 seperti yang ditabelkan itu, mutu baja yang lain dapat juga spesial dipesan misalnya BJTP 30. Tetapi perlu juga diingat, bahwa waktu didapatnya lebih lama dan harganya jauh lebih mahal. Guna menghindari kesalahan pada saat pemasangan, lokasi penyimpanan baja yang spesial dipesan itu perlu dipisahkan dari baja Bj.Tp 24 dan Bj.Td 40 yang umum dipakai. Sifat-sifat fisik baja beton dapat ditentukan melalui pengujian tarik, dengan diagram seperti pada gambar 10.4. Sifat fisik tersebut adalah: − kuat tarik; f y 1. lingkup pekerjaan dan peraturan bangunan 345 − batas luluhleleh; − regangan pada beban maksimal; − modulus elastisitas konstanta material, E s Produk tulangan baja beton sangat bervariasi, untuk itu dalam pelaksanaan di lapangan diberlakukan beberapa toleransi terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Beberapa toleransi terhadap penyimpangan pada kondisi baja yang ada di lapangan disebutkan dalam tabel 7.2 hingga tabel 7.5. Tabel 7.2. Penyimpangan yang diizinkan untuk panjang batang Sumber: Sagel dkk, 1994 Panjang Toleransi Di bawah 12 meter Minus 0 mm Plus 40 mm Mulai 12 meter ke atas Minus 0 mm Plus 50 mm Tabel 7.3. Penyimpangan atau toleransi yang diijinkan untuk massa teoretis per panjang Sumber: Sagel dkk, 1994 Diameter mm Toleransi Kurang dari 10 mm 10 mm – 16 mm 16 mm – 28 mm Lebih dari 28 mm ± 7 ± 6 ± 5 ± 4 Tabel 7.4. Penyimpangan yang diizinkan untuk berat teoretis Sumber: Sagel dkk, 1994 Diameter mm Toleransi Kurang dari 10 mm 10 mm – 16 mm 16 mm – 28 mm Lebih dari 28 mm ± 6 ± 5 ± 4 ± 3 Tabel 7.5. penyimpangan yang diizinkan dari diameter nominal Sumber: Sagel dkk, 1994 Diameter mm Toleransi Penyimpangan kebundaran Sampai dengan 14 mm 16 mm – 25 mm 28 mm – 34 mm 36 mm – 50 mm ± 0,4 mm ± 0,5 mm ± 0,6 mm ± 0,8 mm Maksimum 70 dari batas normal