Gelagar Plat Penggunaan Konstruksi Baja

1. lingkup pekerjaan dan peraturan bangunan 317 bentangan sepanjang 90 ft atau lebih. Ada beberapa gelagar plat menerus tiga bentang di Amerika dengan bentang tengah yang melampaui 400 ft, dan bentangan yang lebih panjang mungkin akan dibuat di masa mendatang. Gelegar plat terpanjang di dunia adalah struktur menerus tiga bentang yang melintasi Sungai Save di Belgrado, Yugoslavia, dengan bentang 246-856- 246 ft 175-260-75 m. Penampang lintang jembatan ini berupa gelegar boks ganda yang tingginya berkisar antara 14 ft 9 in 4,5 m di tengah bentang dan 31 ft 6 in 9,6 m di atas pilar. Tiga jenis gelegar plat yang lain diperlihatkan pada Gambar 6.40 : − gelagar boks, memiliki kekakuan puntir besar dan digunakan untuk jembatan dengan bentangan yang panjang, − gelagar campuran, yang terbuat dari bahan dengan kekuatan yang berlainan sesuai dengan tegangan; − gelagar delta, yang memiliki kekakuan lateral yang besar untuk bentang tanpa sokongan samping lateral support yang panjang. Gambar 6.40. Jenis gelagar plat yang dilas Sumber: Salmon dkk, 1991 Konsep umum perencanaan gelagar plat makin cenderung didasarkan pada kekuatan batas. Gelagar plat dengan pengaku yang jaraknya direncanakan dengan tepat memiliki perilaku setelah ketidak- stabilan pada badan terjadi yang hampir mirip seperti rangka batang, dengan badan sebagai pemikul gaya tarik diagonal dan pengaku sebagai pemikul gaya tekan. Perilaku seperti rangka batang ini disebut aksi medan tarik tension field. Teori tekuk klasik pun menyadari bahwa kapasitas cadangan bisa diperoleh karena faktor keamanan terhadap tekuk badan lebih rendah daripada terhadap kekuatan batang keseluruhan. Ketidakstabilan yang berkaitan dengan beban pada plat badan Bila perencana bebas menata bahan untuk mencapai pemikulan beban yang paling efisien, maka jelaslah bahwa untuk momen lentur yang hampir seluruhnya dipikul oleh sayap, penampang yang tinggi lebih disukai. Badan diperlukan agar sayap-sayap bekerja sebagai satu kesatuan dan 1. lingkup pekerjaan dan peraturan bangunan 318 untuk memikul gaya geser, tetapi tebal badan yang berlebihan menambah berat gelagar. Ditinjau dari sudut bahan, badan yang tipis dengan pengaku akan menghasilkan gelagar yang paling ringan. Dengan demikian, stabilitas plat badan yang tipis menjadi masalah utama. Ketidakstabilan pada plat badan antara lain diakibatkan adanya: − Tekuk elastis akibat geser murni − Tekuk inelastis akibat geser murni − Gabungan geser dan lentur − Tekuk elastis akibat tekanan merata Ketidakstabilan pada sayap tekan Plat-plat sayap pada balok profil giling dihubungkan oleh badan yang relatif tebal sehingga kedua sayap bekerja sebagai satu kesatuan kekakuan puntir yang besar ketika ketidakstabilan lateral hampir terjadi. Bila ht plat badan diperbesar, pengaruh dari sayap tarik menurun kekuatan kolom. sayap tekan berdasarkan kekakuan lentur lateral lebih dominan. Jika ht melampaui harga kritis uriluk tekuk akibat lentur pada bidang badan, maka penampang lintang akan berlaku memikul tegangan lentur seolah-olah sebagian badan tidak ada. Akibatnya, sokongan vertikal yang diberikan oleh badan pada sayap tekan akan banyak berkurang dan kemungkinan tekuk vertikal pada sayap harus ditinjau. Juga, setelah sokongan badan terhadap sayap berkurang, tekuk puntir sayap yang berbentuk T gabungan sayap dan segmen badan cenderung terjadi, tergantung pada tebal badan dan banyaknya bagian badan yang bekerja sebagai satu kesatuan dengan plat sayap. Ketidakstabilan pada sayap tekan antara lain diakibatkan adanya − Tekuk puntir lateral − Tekuk vertikal − Tekuk puntir

6.4.7. Jenis Konstruksi Sambungan pada Struktur Baja

Konstruksi sambungan pada struktur baja pada umumnya dikategorikan atas: Sambungan portal kaku, yaitu sambungan yang memiliki kontinuitas penuh sehingga sudut pertemuan antara batang-batang tidak berubah, yakni dengan pengekangan restraint rotasi sekitar 90 atau lebih. Sambungan ini umumnya digunakan pada metode perancangan plastis. Sambungan kerangka sederhana, yaitu sambungan dengan pengekangan rotasi pada ujung batang sekecil mungkin. Suatu kerangka dianggap sederhana jika sudut semula antara batang-batang yang berpotongan dapat berubah sampai 80 dari besarnya perubahan teoritis yang diperoleh dengan menggunakan sambungan sendi tanpa gesekan. Sambungan kerangka semi kaku, yaitu sambungan dengan pengekangan antara 20-90 dari yang diperlukan untuk mencegah perubahan sudut. 1. lingkup pekerjaan dan peraturan bangunan 319 Gambar 6.41. Sambungan balok sederhana Sumber: Salmon dkk, 1991

6.4.8. Sambungan balok sederhana

Jenis sambungan balok sederhana umumnya digunakan untuk menyambung suatu balok ke balok lainnya atau ke sayap kolom. Sambungan balok sederhana yang dilas dan dibaut diperlihatkan pada gambar 6.41. Pada sambungan ini, siku penyambung dibuat sefleksibel mungkin. Gambar 6.41a, adalah sambungan dengan dengan 5 lubang baut yang digambarkan dengan lingkaran lubang baut yang diblok berwarna hitam. Sedangkan pada gambar 9.38b, adalah sambungan ke badan balok dengan lubang baut yang dikerjakan di bengkel yang digambarkan dengan lingkaran yang tidak diblok. Sambungan dengan siku penyambung dapat juga dilas seperti pada gambar 6.41 c dan d. Dalam praktek konstruksi saat ini, sambungan yang dibuat di bengkel umumnya dilas sedangkan sambungan di lapangan dapat dibaut ataupun dilas. Bila sebuah balok disambungkan dengan balok lain sehingga sayap balok berada pada level yang sama, sayap balok harus d e 1. lingkup pekerjaan dan peraturan bangunan 320 dipotongditoreh. Kehilangan sayap tidak banyak mengurangi kekuatan geser, karena bagian sayap hanya memikul sedikit gaya geser

6.4.9. Sambungan balok dengan dudukan tanpa perkuatan

Merupakan alternatif dari sambungan balok sederhana dengan siku badan. Balok dapat ditumpu pada satu dudukan tanpa perkuatan stiffened. Dudukan siku tanpa perkuatan seperti ditunjukan pada gambar 6.42 dan direncanakan untuk memikul reaksi penuh. Sambungan dengan dudukan ditujukan hanya untuk memindahkan reaksi vertikal dan tidak boleh menimbulkan momenmyang besar pada ujung balok. Gambar 6.42. Sambungan balok dengan dudukan tanpa perkuatan Sumber: Salmon dkk, 1991 Gambar 6.43. Penampang kritis untuk lentur pada dudukan