Alasan Menggunakan DGSS. DISTRIBUTED GROUP SUPPORT SYSTEMS DGSS

Bab 10 Distributed Group Support Systems DGSS

BAB 10 DISTRIBUTED GROUP SUPPORT SYSTEMS DGSS

10.1. Alasan Menggunakan DGSS.

Fasilitas ruang pengambilan keputusan telah dibahas pada bab 9, walaupun sangat membantu, sangat jarang digunakan oleh pelbagai organisasi, dengan alasan sebagai berikut: § Kebutuhan investasi yang besar dalam fasilitas situasi yang mungkin berubah tergantung pada ketersediaan software. § Fasilitas tersebut sangat jarang digunakan. § Kebutuhan akan fasilitator yang terlatih. § Dukungan software didesain untuk menangani isu-isu konflik, seperti alokasi sumber daya. Sehingga, dukungan untuk anonymity, voting pemilihan suara, negosiasi, dan peredaan konflik adalah hal kritis. Namun demikian, mayoritas task dari groupwork kerja kelompok lebih banyak pada bekerjasama berkompromi daripada membenturkan memperbedakan isu- isu. Lebih lanjut, hal ini membuat fasilitas tersebut jarang digunakan. § Lebih banyak groupwork kerja kelompok dilakukan oleh anggota-anggota yang berada pada tempat yang berbeda. Untuk menggunakan ruang pengambilan keputusan itu, terpaksa semua partisipan dibawa ke tempat yang sama pada waktu yang sama pula. Ini memakan biaya yang mahal, menghabiskan waktu, dan tidak praktis. § Menyewa ruang pengambilan keputusan menghabiskan biaya ribuan dollar perhari. Sedangkan keuntungan yang didapat sulit untuk dicari pembenarannya. § Pada beberapa organisasi, ada beberapa pertemuan yang dilakuan secara bersamaan. Sehingga diperlukan beberapa ruang pengambilan keputusan dalam satu perusahaan. Jika penggunaan ruang pengambilan keputusan makin lama makin berkurang, maka dengan adanya biaya yang semakin lama semakin berkurang pada hardware dan software membuat semakin banyak perusahaan yang mengimplementasikan DGSS, yang juga dikenal sebagai Distributed Workgroup Computing. Ada beberapa alasan mengapa DGSS lebih disukai. Misal, adanya peningkatan perhatian pada organisasi berbasis tim dan tim yang otonom. Tim-tim ini bisa berada pada lokasi yang berbeda. Selanjutnya, seringkali ada tekanan waktu untuk mengeksekusi projek dan anggotanya berada pada lokasi yang berbeda demikian juga database dan sumberdaya lainnya. Terakhir, adanya kenaikan biaya perjalanan, dan DGSS dapat mengurangi perjalanan atau malah menghilangkannya sama sekali. DGSS didesain untuk mendukung orang-orang yang bekerja dalam grup pada lokasi yang berbeda dan sembarang waktu yang mungkin. Dukungan ini bisa langsung berhubungan dengan pengambilan keputusan, atau tidak langsung dengannya misal, penyediaan informasi, dukungan penyiapan dokumen.

10.2. Teknologi DGSS.

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR YANGMEMPENGARUHI FERTILITAS PASANGAN USIA SUBUR DI DESA SEMBORO KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER TAHUN 2011

2 53 20

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN BESAR DAN MENENGAH PADA TINGKAT KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2006 - 2011

1 35 26

A DISCOURSE ANALYSIS ON “SPA: REGAIN BALANCE OF YOUR INNER AND OUTER BEAUTY” IN THE JAKARTA POST ON 4 MARCH 2011

9 161 13

Pengaruh kualitas aktiva produktif dan non performing financing terhadap return on asset perbankan syariah (Studi Pada 3 Bank Umum Syariah Tahun 2011 – 2014)

6 101 0

Pengaruh pemahaman fiqh muamalat mahasiswa terhadap keputusan membeli produk fashion palsu (study pada mahasiswa angkatan 2011 & 2012 prodi muamalat fakultas syariah dan hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

0 22 0

Pendidikan Agama Islam Untuk Kelas 3 SD Kelas 3 Suyanto Suyoto 2011

4 108 178

TAHUN AJARAN 2010 2011

0 6 10

PENGARUH BETA SAHAM, GROWTH OPPORTUNITIES, RETURN ON ASSET DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM LQ 45 DI BEI PERIODE 2008 – 2011

0 10 64

ANALISIS NOTA KESEPAHAMAN ANTARA BANK INDONESIA, POLRI, DAN KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2011 SEBAGAI MEKANISME PERCEPATAN PENANGANAN TINDAK PIDANA PERBANKAN KHUSUSNYA BANK INDONESIA SEBAGAI PIHAK PELAPOR

1 17 40

KOORDINASI OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) DENGAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN (LPS) DAN BANK INDONESIA (BI) DALAM UPAYA PENANGANAN BANK BERMASALAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG RI NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN

3 32 52