Contoh Kasus: Kabinet di Pemerintahan Mesir. Konsep Organizational DSS ODSS.

Bab 8 Organizational DSS dan Topik-topik Pengembangannya

BAB 8 ORGANIZATIONAL DSS DAN

TOPIK-TOPIK PENGEMBANGANNYA

8.1. Contoh Kasus: Kabinet di Pemerintahan Mesir.

§ 32 kementerian, setiap kementerian bertanggung jawab pada 1 departemen. § Diketuai seorang Perdana Menteri. § 4 Komite yang dibantu dengan staf. IDSC Information and Decision Support Center untuk kabinet, tujuannya: § Mengembangkan informasi dan sistem dukungan bagi kabinet. § Mendukung pengadaan informasi terkelola bagi user dan pusat pendukung keputusan pada 32 kementerian. § Mengembangkan, mendukung, mengawali projek IS yang dapat mempercepat pengembangan Pemerintahan Mesir. Di bawah ini disajikan diagram dari Organizational DSS ODSS dalam Pemerintahan Mesir: President Parliament Ministries Cabinet affairs Minister of Cabinet Affairs Prime Minister Government agencies IDSC Agenda of cabinet issues New issues Old issues Policies Programs Priorities Policy and Directives Legislation Key participats with direct inputs Issues Ministries Government agencies Universities Sectoral information centers International databases Ad hoc issues Ministerial committees Cabinet Sources of information Pelbagai DSS dibangun di dalamnya, tentu saja diantara mereka saling berelasi dan berhubungan. Contoh: § DSS untuk perumusan kebijakan tarif. § DSS untuk manajemen utang. Sistem Pendukung Keputusan – Irfan Subakti 56 Bab 8 Organizational DSS dan Topik-topik Pengembangannya Ringkasan ODSS di Pemerintahan Mesir: § DSS skala besar ini memiliki integrasi dengan sistem manajemen data secara ekstensif. § Sistem ini digunakan baik untuk keputusan yang bersifat ad hoc maupun yang berulang.

8.2. Konsep Organizational DSS ODSS.

§ Jenis dari sistem pada contoh di atas, disebut dengan Organizational DSS ODSS. § Pelbagai definisi dari ODSS, salah satunya: Aplikasi teknologi komputer dan komunikasi untuk meningkatkan proses pengambilan keputusan organisasional. 4 Jenis ODSS: § Tipe 0: Structure Enforcing ODSS. Pelbagai sistem pendukung berbasis komputer yang memperkuat norma tradisional yang ada. § Tipe 1: Structure Preserving ODSS. Teknologi Informasi yang digunakan pada level organisasi untuk pelbagai kepentingan organisasi. Contohnya EIS yang digunakan untuk menganalisis data skala organisasi. § Tipe 2: Structure Independent ODSS. Teknologi Informasi yang terbentang seantero organisasi, digunakan oleh fungsi atau hirarki individu. § Tipe 3: Structure Transforming ODSS. Sembarang Teknologi Informasi yang merubah bentuk yang sudah ada atau membentuk struktur organisasi yang baru. Karakteristik ODSS: § Fokus pada tugasaktifitaskeputusan organisasionalmasalah perusahaan. § ODSS memotong fungsi-fungsi organisasilayer hirarki. § ODSS melibatkan teknologi berbasis komputer dan juga teknologi komunikasi.

8.3. Arsitektur ODSS.

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR YANGMEMPENGARUHI FERTILITAS PASANGAN USIA SUBUR DI DESA SEMBORO KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER TAHUN 2011

2 53 20

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN BESAR DAN MENENGAH PADA TINGKAT KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2006 - 2011

1 35 26

A DISCOURSE ANALYSIS ON “SPA: REGAIN BALANCE OF YOUR INNER AND OUTER BEAUTY” IN THE JAKARTA POST ON 4 MARCH 2011

9 161 13

Pengaruh kualitas aktiva produktif dan non performing financing terhadap return on asset perbankan syariah (Studi Pada 3 Bank Umum Syariah Tahun 2011 – 2014)

6 101 0

Pengaruh pemahaman fiqh muamalat mahasiswa terhadap keputusan membeli produk fashion palsu (study pada mahasiswa angkatan 2011 & 2012 prodi muamalat fakultas syariah dan hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

0 22 0

Pendidikan Agama Islam Untuk Kelas 3 SD Kelas 3 Suyanto Suyoto 2011

4 108 178

TAHUN AJARAN 2010 2011

0 6 10

PENGARUH BETA SAHAM, GROWTH OPPORTUNITIES, RETURN ON ASSET DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM LQ 45 DI BEI PERIODE 2008 – 2011

0 10 64

ANALISIS NOTA KESEPAHAMAN ANTARA BANK INDONESIA, POLRI, DAN KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2011 SEBAGAI MEKANISME PERCEPATAN PENANGANAN TINDAK PIDANA PERBANKAN KHUSUSNYA BANK INDONESIA SEBAGAI PIHAK PELAPOR

1 17 40

KOORDINASI OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) DENGAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN (LPS) DAN BANK INDONESIA (BI) DALAM UPAYA PENANGANAN BANK BERMASALAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG RI NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN

3 32 52