merupakan penafsiran unik terhadap suatu situasi, bukan merupakan suatu pencatatan yang sebenarnya dari situasi tersebut.
David Krech dan Richard S. Crutchfield 1977 dalam Rakhmat, 2005 menyebutkan dua faktor yang menentukan persepsi, yaitu:
1 Faktor fungsional, yaitu faktor yang berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang termasuk faktor personal. Persepsi bersifat
selektif secara fungsional. Hal ini berarti bahwa objek-objek yang mendapat tekanan dalam persepsi biasanya objek yang memenuhi tujuan
individu yang melakukan persepsi, seperti pengaruh kebutuhan, kesiapan mental, suasana emosional, dan latar belakang budaya terhadap persepsi.
2 Faktor struktural, yaitu faktor yang berasal dari sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkannya pada sistem saraf individu. Sifat-sifat
perseptual dan kognitif dari substruktur ditentukan pada umumnya oleh sifat-sifat struktur secara keseluruhan.
Persepsi berhubungan dengan karakteristik individu dan perilaku komunikasi. Jenis dan bentuk rangsangan stimuli yang diterima merupakan
faktor struktural dan secara fungsional, persepsi individu ditentukan oleh karakteristiknya Rahmat, 1989 dalam Danudireja, 1998. Karakteristik personal
seperti umur, tingkat pendidikan, pengalaman, status sosial ekonomi, keanggotaan pada suatu organisasi, serta perilaku mencari informasi, merupakan
peubah yang berhubungan dengan persepsi dan sikap terhadap inovasi Harun, 1987 dalam Danudireja, 1998.
2.2 Kerangka Pemikiran
Sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya, perubahan iklim di wilayah pesisir menyebabkan terjadinya kenaikan permukaan air laut, perubahan pola
hidrologi, pola angin, perubahan suhu dan keasaman air laut. Berbagai perubahan ini menyebabkan terjadinya perubahan ekologis, antara lain: intrusi air laut ke
daratan; gelombang ekstrim dan badai; genangan dan banjir; erosi pantai; kerusakan terumbu karang; perubahan proses upwelling, gerombolan ikan;
perubahan pola migrasi ikan; perubahan morfologi pantai dan mangrove;
meningkatnya salinitas air, kerusakan lahan budidaya perikanan dan sumber- sumber air tawar; meningkatnya frekuensi dan intensitas badai di lautan.
Perubahan pola hidrologi di lautan menyebabkan perubahan proses upwelling. Perubahan upwelling menyebabkan perubahan lokasi gerombolan ikan
atau fish schooling. Sementara kenaikan suhu dan keasaman air laut juga menyebabkan perubahan pola migrasi ikan. Perubahan lokasi gerombolan ikan
dan pola migrasi ikan ini tentunya menyebabkan perubahan musim dan wilayah tangkapan ikan fishing ground para nelayan ikan tangkap.
Perubahan pola hidrologi, pola angin disertai dengan kenaikan permukaan air laut menyebabkan meningkatnya intensitas dan frekuensi badai serta
gelombang ekstrim yang terjadi di lautan. Hal ini juga menjadi kendala serius bagi para nelayan perikanan tangkap terutama para nelayan tradisional dengan
keterbatasan teknologi penangkapan ikan. Perubahan tingkat keasaman air laut dapat menyebabkan kerusakan
terumbu karang. Terumbu karang juga merupakan biota laut yang peka terhadap kenaikan suhu lautan. Perubahan iklim yang telah menyebabkan kenaikan suhu
air laut dan tingkat keasaman air laut ini menyebabkan terjadinya pemutihan terumbu karang atau coral bleaching, satu bentuk kerusakan terumbu karang.
Sejumlah organisme yang bergantung kepada terumbu karang sebagai habitat hidupnya seperti ikan karang, penyu, udang barong, octopus, conches, kerang,
oyster, rumput laut, kima dan teripang yang juga merupakan sumber makanan yang bernilai ekonomis bagi masyarakat pesisir, dan mengalami penurunan akibat
kerusakan terumbu karang ini. Secara teoritis, berbagai perubahan yang terjadi pada ekosistem laut dan
pesisir ini dapat mempengaruhi berbagai aktivitas nelayan dalam mencari ikan dengan dampak yang sangat mungkin terjadi adalah penurunan produksi
perikanan tangkap. Pola adaptasi bagi para nelayan dibutuhkan untuk menyiasati berbagai perubahan ekologis yang dapat mengganggu aktivitasnya mencari ikan.
Hal ini perlu dilakukan mengingat nelayan merupakan bagian masyarakat yang paling rentan terhadap dampak buruk perubahan iklim karena kehidupan
ekonominya sebagian besar ditunjang dari produksi perikanan tangkap.
Persepsi sebagai suatu proses kognitif dapat terjadi pada nelayan dalam memahami informasi mengenai lingkungannya yang mengalami perubahan
tersebut. Persepsi nelayan mengenai perubahan iklim ini dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu karakteristik nelayan serta perilaku komunikasi nelayan tersebut.
Terbentuknya suatu persepsi mengenai perubahan lingkungan ini selanjutnya dapat mempengaruhi aspek psikomotorik berupa adaptasi terhadap perubahan
yang dipersepsikannya tersebut. Pola adaptasi nelayan dalam menghadapi perubahan iklim ini terbagi
menjadi dua. Pertama, adaptasi perikanan tangkap yang dapat berupa adaptasi teknologi penangkapan ikan, teknologi memprediksi musim ikan dan sebagainya.
Kedua, strategi ekonomi nelayan dalam menghadapi kerugian ekonomi akibat kerusakan ekologi. Strategi ekonomi ini dapat berupa berbagai alternatif yang
dilakukan nelayan untuk menunjang kehidupan ekonominya yang mengalami kerugian akibat menurunnya produksi perikanan tangkap. Alur kerangka
pemikiran ini digambarkan pada gambar 1.
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Keterangan: : Hubungan Pengaruh
Perikanan Tangkap:
Sulitnya menentukan musim ikan
Sulitnya menentukan wilayah tangkapan
Resiko melaut yang tinggi akibat badai dan gelombang ekstrim
Sulitnya memperoleh komoditi perikanan tangkap, baik ikan maupun sumberdaya laut lainnya
Kerusakan Ekologi:
Intrusi air laut ke daratan Gelombang ekstrim dan badai
Genangan dan banjir Erosi pantai
Kerusakan terumbu karang Perubahan proses upwelling, gerombolan ikan
Perubahan pola migrasi ikan Perubahan morfologi pantai dan mangrove
Meningkatnya salinitas air, kerusakan lahan
budidaya perikanan dan sumber-sumber air tawar Meningkatnya frekuensi dan intensitas badai di
lautan
Dampak Perubahan Iklim di Wilayah Pesisir dan Laut:
Kenaikan permukaan air laut Perubahan pola angin
Perubahan pola hidrologi Kenaikan suhu air laut
Kenaikan pH air laut
Meningkatnya frekuensi dan intensitas
badai serta gelombang ekstrim di lautan
Perubahan wilayah gerombolan ikan, dan
pola migrasi ikan Menurunnya kualitas
dan kuantitas sumberdaya hayati laut
Adaptasi dan Strategi Ekonomi Nelayan
Kondisi Ekonomi Nelayan Persepsi Nelayan
terhadap Perubahan Iklim
Perilaku Komunikasi Nelayan:
Kepemilikan Media Keterdedahan terhadap Media
Elektronik Keterdedahan terhadap Media Cetak
Fungsi Komunikasi Interpersonal
Karakteristik Individu:
Usia Pendidikan
Lama Tinggal Pengalaman Nelayan
Klasifikasi Nelayan
2.3 Hipotesis Pengarah