Dampak Sosial-Ekonomi Perubahan Iklim pada Wilayah Pesisir

5 Meningkatnya keasaman air laut menurunnya pH lautan, menyebabkan: a Kerusakan terumbu karang melalui fenomena pemutihan terumbu karang Chen, 2008; UNEP, 2009; Satria, 2009; Tauli-Corpuz, 2009 yang kemudian menyebabkan terganggunya rantai makanan di lautan Satria, 2009; Diposaptono, 2009; Chen, 2008; Tauli- Corpuz, 2009 b Perpindahan berbagai spesies hewan karena ketidaksesuaian kondisi tempat hidupnya yang berubah, baik akibat kerusakan terumbu karang, perubahan suplai nutrisi, serta menurunnya pH Chen, 2008; UNEP, 2009; Tauli-Corpuz, 2009

2.1.1.2 Dampak Sosial-Ekonomi Perubahan Iklim pada Wilayah Pesisir

Berbagai kerusakan ekosistem pesisir terjadi akibat perubahan iklim seperti yang telah dipaparkan sebelumnya menyebabkan terganggunya aktivitas masyarakat pesisir yang menggantungkan kehidupannya terhadap berbagai sumberdaya pesisir, baik secara ekonomi maupun secara spasial. Dampak sosial- ekonomi yang ditimbulkan oleh perubahan iklim antara lain: 1 Pada kesehatan lingkungan dan pemukiman masyarakat, perubahan iklim menyebabkan: a Terancamnya persediaan air bersih penduduk akibat intrusi air laut ke daratan dan perubahan curah hujan IPCC, 2007; Diposaptono, 2009: Tauli-Corpuz, 2009. b Meningkatnya penyebaran berbagai penyakit yang dibawa oleh vektor dan air seperti kolera, hepatitis, malaria dan demam berdarah IPCC, 2007; Diposaptono, 2009. c Terancamnya pemukiman yang berada di wilayah pesisir akibat banjir rob, gelombang ekstrim dan badai IPCC, 2007; Diposaptono, 2009. Dampak yang lebih buruk akan dialami oleh masyarakat di pulau- pulau kecil. 2 Pada perikanan, perubahan iklim berdampak kepada: a Kerugian yang terjadi pada perikanan budidaya sebagai akibat dari: i Hilangberkurangnya ikan-ikan di tambak karena tersapu banjir ataupun tergenangnya lahan budidaya, baik karena curah hujan yang tinggi ataupun akibat gelombang pasang Diposaptono, 2009 ii Terganggunya kesehatan berbagai komoditas perikanan budidaya akibat meningkatnya salinitas air di lahan perikanan budidaya Diposaptono, 2009. iii Kerusakan infrastruktur budidaya perikanan akibat kenaikan permukaan air laut, erosi, banjir rob, dan gelombang ekstrim Diposaptono, 2009. Sebagai gambaran, saat ini Indonesia memiliki sekitar 400 ribu ha lahan budidaya tambak dan berbagai infrastruktur perikanan yang menjadi tumpuan ekonomi masyarakat pesisir. b Menurunnya produksi perikanan tangkap, sebagai akibat dari: i Sulitnya menentukan musim penangkapan ikan karena perubahan pola migrasi ikan akibat perubahan suhu permukaan laut, stratifikasi kolom air yang menyebabkan perubahan proses upwelling Diposaptono, 2009; Chen, 2008; Satria, 2009. ii Sulitnya menentukan wilayah tangkapan ikan sebagai dampak dari perubahan pola migrasi ikan serta kerusakan terumbu karang Diposaptono, 2009; Chen, 2008; Satria, 2009. iii Berkurangnya stok ikan-ikan karang akibat kerusakan terumbu karang yang kemudian akan juga akan mempengaruhi kondisi ekonomi sekitar 30 juta nelayan di dunia yang bergantung pada ketersediaan ikan-ikan karang Satria, 2009. iv Berkurangnya ketersedian stok ikan akibat peningkatan suhu dan perubahan sirkulasi laut seperti yang diungkapkan dalam IPCC report 2007 dimana tangkapan ikan tuna di Asia Timur dan Asia Tenggara yang memenuhi hampir seperempat total produksi tuna di dunia telah mengalami penurunan akibat dua hal tersebut. v Menurunnya produksi perikanan tangkap non-ikan akibat kerusakan terumbu karang. Supriharyono 2007 menyebutkan sejumlah organisme yang bernilai ekonomi yang kehidupannya bergantung pada terumbu karang, yaitu penyu, udang barong, octopus, conches, kerang, oyster, rumput laut, kima dan teripang. vi Resiko melaut yang semakin tinggi akibat ancaman meningkatnya badai dan gelombang ekstrim akibat perubahan iklim Diposaptono, 2009

2.1.2 Masyarakat Nelayan