direnovasi. Sementara itu, untuk Sekolah Menengah Atas SMA belum tersedia di desa ini, namun tidak tidak jauh dari desa terdapat sebuah SMK dimana
biasanya anak-anak Desa Pamotan melanjutkan pendidikan. Sarana ibadah berupa masjid dan mushola sudah terlihat tersebar merata di seluruh dusun. Secara
keseluruhan, Desa Pamotan memiliki delapan buah bangunan masjid dan bangunan mushola. Tidak terdapat sarana peribadatan lainnya, karena seluruh
masyarakat Desa Pamotan merupakan pemeluk agama Islam. Sarana kesehatan yang ada di desa ini meliputi lima buah posyandu, satu buah puskesmas pembantu
dan sebuah pos malaria. Keberadaan pos malaria di desa ini sangat penting karena Desa Pamotan merupakan salah satu desa yang dengan ancaman malaria yang
cukup tinggi. Sarana perikanan ada di Desa Pamotan meliputi dua unit tempat
pelelangan ikan TPI yang masing-masing berada di Ciawitali dan Majingklak. TPI ini berfungsi sebagai tempat pengumpulan hasil tangkapan nelayan untuk
dijual kepada penampung. TPI biasanya berkorelasi dengan KUB kelompok usaha bersama nelayan ataupun koperasi nelayan. Di Desa Pamotan ini belum
terdapat koperasi nelayan, namun sudah ada KUB di Ciawitali dan Majingklak yang masing-masing dikepalai oleh seorang kepala RN rukun nelayan.
4.5 Mata Pencaharian
Masyarakat Desa Pamotan secara umum merupakan masyarakat agraris dengan budaya pertanian yang masih melekat pada masyarakatnya. Sebagian
besar masyarakat masih mencari nafkah dengan pola ekstraksi sumberdaya alam yang ada di lingkungan mereka. Hal ini ditunjukan oleh banyaknya jumlah
masyarakat yang bekerja sebagai petani dan nelayan. Berikut disajikan jumlah penduduk Desa Pamotan menurut mata pencaharian :
Tabel 7. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
No. Mata Pencaharian
Jumlah jiwa
persen 1.
Karyawan pegawai negeri sipil, ABRITNI, dan pegawai swasta
90 5,3
2. WiraswastaPedagang
165 9,7
3. Tani dan Buruh Tani
746 43,7
4. Pertukangan
168 9,8
5. Pensiunan
17 1,0
6. Nelayan
493 28,9
7. Pemulung
4 0,2
8. Jasa
23 1,3
Total 1706
100
Sumber : Data Monografi Desa Pamotan, Kecamatan Kalipucang, Ciamis, 2010
Pertanian di Desa Pamotan didominasi oleh pertanian padi sawah dengan sistem irigasi. Terdapat saluran irigasi sepanjang dua ribu meter yang mengaliri
sawah-sawah di Desa Pamotan Selain padi, hasil produksi pertanian yang berasal dari desa ini antara lain
adalah jagung, ketela pohon, kacang-kacangan, kelapa, kopi, coklat serta berbagai buah-buahan seperti pisang dan salak. Namun secara keseluruhan hasil produksi
padi masih sangat mendominasi dan mempengaruhi budaya pertanian masyarakat Desa Pamotan. Beberapa masyarakat juga berternak ayam kampung, itik,
kambing, domba, sapi serta kelinci. Selain menjadi komoditas peternakan yang cukup menghasilkan, kotoran ternak ini juga kemudian diolah oleh petani untuk
menjadi pupuk kompos yang tidak hanya digunakan untuk lahan pertaniannya sendiri namun melalui wadah kelompok tani, masyarakat Desa Pamotan telah
mampu memproduksi pupuk kompos untuk dijual keluar dari desanya.
BAB V SOSIO-EKOLOGI NELAYAN
5.1 Kondisi Umum Sosio-Ekologi Nelayan
Berbeda dengan sosiologi pedesaan yang berbasis pada society, sebagaimana dijelaskan oleh Satria 2002 sosiologi masyarakat pesisir
direkonstruksi dari basis sumberdaya. Masyarakat pesisir merupakan masyarakat dengan ketergantungan yang tinggi terhadap sumberdaya pesisir. Berbagai
sumberdaya yang terdapat di wilayah pesisir merupakan sumber kehidupan masyarakat yang kemudian mempengaruhi terbentuknya karakter masyarakat
tersebut. Sebagian besar masyarakat Dusun Ciawitali menggantungkan hidup dari pola-pola ekstraksi sumberdaya alam yang berada di wilayah pesisir Ciawitali.
Terdapat tiga tipe topografi yang masing-masing memiliki potensi sumberdaya alam yang berbeda di Dusun Ciawitali. Berbagai sumberdaya tersebut dapat
dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Tipe Topografi, Karakter dan Potensi Sumberdaya Dusun Ciawitali Tipe Topografi
Karakter Potensi Sumberdaya
Pantai
wilayah perairan yang sudah mulai tercemar
oleh lumpur
serta sampah yang terbawa
aliran sungai berbagai jenis ikan, udang,
kepiting, cumi-cumi
serta kerang-kerangan.
Mangrove berbagai kerang-kerangan, ikan
belanak, kepiting, udang
Bebukitan
tanah berkapur kebun
palawija dan
kebun tanaman kayu jati dan sengon
Dataran Rendah rawa-rawa
sawah dan kolam ikan air tawar
Di wilayah pantai, dapat ditemui kawasan mangrove dengan berbagai potensi sumberdaya alam, salah satunya yang bernilai ekonomis cukup tinggi
yaitu kepiting bakau. Banyak masyarakat Ciawitali yang bekerja sebagai pencari