Pelawangan merupakan sebuah celah yang terbentuk dari dua buah daratan yang berdekatan. Pelawangan ini adalah ujung atau pintu terakhir dari jalur yang
dilalui oleh nelayan sebelum mencapai lautan lepas. Di celah ini terdapat beberapa gugusan karang besar yang menjadi pembatas pintu keluar perahu nelayan. Pada
waktu-waktu tertentu ketika gelombang laut sedang besar, perahu nelayan tidak dapat melewati celah ini. Hal ini menjadi satu kendala yang cukup serius sebab
nelayan akan tidak dapat melaut sama sekali ketika gelombang besar dan menutup akses nelayan untuk mencapai wilayah penangkapan.
5.3.3 Musim Penangkapan Ikan
Pemanfaatan wilayah laut sebagai penghasil sumberdaya perikanan tangkap tidak hanya membutuhkan kemampuan nelayan serta armada yang
digunakan untuk memperoleh tangkapan. Untuk itu dibutuhkan pula pertimbangan beberapa faktor yang menentukan waktu-waktu yang tepat untuk
pergi ke laut. Salah satu faktor yang paling menentukan untuk melaut atau tidaknya nelayan adalah faktor cuaca dan iklim. Pada suatu komunitas nelayan
biasanya terdapat musim penangkapan ikan yang ditetapkan sendiri oleh para nelayan tersebut dengan menyesuaikan kondisi cuaca ataupun iklim serta
keberadaan ikan-ikan di wilayah penangkapan mereka. Faktor-faktor iklim tersebut yang selama ini mempengaruhi kegiatan
melaut para nelayan Ciawitali adalah musim hujan, musim kemarau, angin timur, angin barat, dan tingginya gelombang. Musim hujan berpengaruh pada kegiatan
melaut para nelayan sebab hujan di wilayah laut cenderung berkorelasi dengan kemungkinan terjadinya badai. Kebanyakan nelayan enggan untuk melaut ketika
mendekati puncak musim hujan untuk menghindari resiko terkena badai di lautan. Sedangkan musim kemarau merupakan momentum nelayan untuk melakukan
kegiatan melaut mengingat kemungkinan terjadinya angin kencang dan gelombang besar yang membahayakan kegiatan mencari ikan cenderung lebih
kecil. Seperti telah dijelaskan bada sub-bab sebelumnya, angin timur dan angin barat memerikan pengaruh yang signifikan terhadap kegiatan nelayan. Angin
barat merupakan hambatan bagi nelayan Ciawitali untuk melaut, sedangkan musim angin timur merupakan momentum nelayan untuk pergi ke laut karena
wilayah tangkapan yang terhalang Nusa Kambangan di sebelah timurnya. Faktor terakhir yang mempengaruhi adalah tingginya gelombang. Selain dapat berakibat
buruk pada kegiatan nelayan jika gelombang tinggi datang secara tiba-tiba, gelombang tinggi ini juga merupakan penghambat bagi nelayan Ciawitali untuk
melintasi Pelawangan sebelum mencapai laut lepas. Berikut disajikan kalender musim nelayan Ciawitali yang diperoleh
dengan melakukan FGD focused group discussion bersama para nelayan di Ciawitali.
Gambar 4. Kalender Musim Nelayan Ciawitali
Gambar 4 memperlihatkan musim penangkapan ikan nelayan Ciawitali yang berkisar antara bulan Juli hingga November. Intensitas pencarian ikan yang
tinggi yang dilakukan oleh nelayan Ciawitali jatuh pada bulan Agustus hingga Oktober. Hal ini juga diimbangi oleh hasil tangkapan yang melimpah pada bulan-
bulan tersebut. Musim penangkapan ikan sebenarnya sudah dimulai pada bulan Juli, mengingat cuaca yang mendukung kegiatan pencarian ikan dimana bulan Juli
merupakan musim angin timur dan awal musim kemarau. Namun biasanya pada bulan tersebut ikan yang didapat tidak sebanyak ikan yang didapat pada bulan
Agustus hingga Oktober. Hal ini bertolak belakang dengan kondisi di bulan November dimana musim ikan masih berlangsung pada bulan ini. Namun nelayan
mengalami kendala untuk melaut akibat gelombang tinggi yang biasanya terjadi di bulan November. Bulan November ini juga mendekati puncak angin barat
sehingga nelayan sulit untuk melaut, walaupun ikan yang terdapat di lautan masih cukup banyak.
BAB VI KARAKTERISTIK DAN PERILAKU KOMUNIKASI