Adaptasi Sumberdaya Pesisir ADAPTASI DAN STRATEGI EKONOMI NELAYAN

juga pernah. Kadang musim ikan sulit ditebak. Di sini susah sekali mendapatkan ikan, namun di lokasi lain bisa saja ikan-ikan sangat melimpah.” Pola adaptasi seperti ini sebenarnya akan lebih optimal jika disertai adaptasi yang lebih sistematis berupa penerapan teknologi dalam memprediksi lokasi ikan. Kementrian Kelautan dan Perikanan KKP telah menyediakan Peta Daerah Penangkapan Ikan PDPI yang dapat diakses dengan mudah melalui situs resmi KKP. Peta ini dikeluarkan langsung oleh Balai Riset dan Observasi Kelautan, Puslitbang Sumberdaya Laut dan Pesisir, Balitbang Kelautan dan Perikanan, Kementrian Kelautan dan Perikanan, dan merupakan hasil dari analisis data satelit oseanografi berupa kesuburan, suhu, tinggi dan arus permukaan laut, serta data angin dan gelombang yang dikeluarkan oleh BMKG Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika. Peta ini dikeluarkan dengan tujuan membantu nelayan memprediksikan wilayah-wilayah penangkapan ikan yang potensial di masa-masa tertentu. Namun pada kenyataannya, hanya nelayan modern saja yang memanfaatkan informasi ini. Sementara nelayan tradisional masih memanfaatkan pengetahuan lokal mereka yang terkadang sudah tidak relevan lagi untuk diterapkan dalam keadaan iklim yang berubah-ubah secara ekstrim seperi saat ini. Teknik mengejar musim yang dilakukan oleh nelayan Ciawitali merupakan sebuah terobosan yang mampu meningkatkan produktivitas perikanan tangkap. Namun teknik ini dapat pula beresiko kerugian yang besar jika informasi yang diterima nelayan tidak tepat. Biaya produksi tentunya akan meningkat karena membutuhkan waktu perjalanan, bahan bakar ataupun biaya pengangkutan yang tidak sedikit. Untuk itu dibutuhkan sumber informasi yang akurat dan mudah diakses oleh masyarakat perjuangan nelayan mengejar musim ikan hingga ke lokasi lain tidak sia-sia.

9.2 Adaptasi Sumberdaya Pesisir

Adaptasi sumberdaya pesisir adalah bentuk strategi ekonomi melalui pemanfaatan sumberdaya pesisir untuk menghasilkan berbagai komoditas bernilai ekonomi tanpa mengharuskan nelayan pergi ke laut lepas. Salah satu sumberdaya yang cukup potensial adalah mangrove. Pengembangan wilayah mangrove merupakan usulan yang dipaparkan oleh Diposaptono 2009 dalam bukunya “Menyiasati Perubahan Iklim di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil” untuk mempertahankan perekonomian nelayan yang mengalami goncangan akibat dampak perubahan iklim di wilayah pesisir. Dusun Ciawitali memiliki lahan mangrove yang cukup luas. Walaupun bukan dalam kondisi yang sangat baik, perairan di wilayah mangrove ini masih memberikan hasil perikanan yang bermanfaat bagi para nelayan, terutama ketika masa-masa sulit memperoleh tangkapan di laut. Salah satu komoditas wilayah mangrove dengan nilai ekonomi yang cukup tinggi adalah kepiting bakau. Banyak dari masyarakat Ciawitali yang terbiasa mencari kepiting bakau menggunakan perahu sampan dengan dayung. Peralatan yang digunakan untuk mencari kepiting adalah jaring kepiting dan umpan tertentu. Pencarian kepiting di wilayah mangrove cenderung lebih aman, tidak terlalu tergantung pada cuaca dan tidak membutuhkan biaya produksi yang besar. Kegiatan pencarian kepiting bakau ini juga menjadi salah satu alternatif pola adaptasi yang dilakukan oleh nelayan Ciawitali di kala kondisi cuaca tidak memungkinkan untuk ke laut. Di musim-musim paceklik pun banyak nelayan yang mencari kepiting bakau sebagai komoditas substitusi untuk menutupi kebutuhan hidup sehari-hari. Selain kepiting bakau, komoditas lain yang dapat diperoleh dari wilayah mangrove adalah ikan belanak serta kerang atau totok. Kerang totok ini adalah sejenis kerang hidup di wilayah pasang surut serta sekitar mangrove. Para istri nelayan seringkali mencari kerang ini untuk dikonsumsi ataupun diolah menjadi sate kerang kemudian dijual. Kelimpahan kerang totok di wilayah mangrove Ciawitali masih cukup tinggi. Pengolahan kerang ini untuk kemudian dijual dapat menjadi alternatif tambahan pendapatan bagi keluarga nelayan ketika nelayan mengalami kesulitan melaut.

9.3 Adaptasi Alokasi Sumberdaya Manusia dalam Rumah Tangga