Strategi Adaptasi Tinjauan Pustaka

bersifat horisontal, melainkan vertikal dan berjenjang berdasarkan ukuran ekonomi, prestise atau kekuasaan. 5 Posisi Sosial Nelayan Di kebanyakan masyarakat, nelayan memiliki status yang relatif rendah. Rendahnya posisi sosial nelayan ini merupakan akibat dari keterasingan nelayan sehingga masyarakat bukan nelayan tidak mengetahui lebih jauh cara hidup nelayan. Hal ini terjadi akibat sedikitnya waktu dan kesempatan nelayan untuk berinteraksi dengan masyarakat lain karena alokasi waktu yang besar untuk kegiatan penangkapan ikan dibanding untuk bersosialisasi dengan masyarakat bukan nelayan yang memang secara geografis relatif jauh dari pantai. Secara politis posisi nelayan kecil terus dalam posisi dependen dan marjinal akibat dari faktor kapital yang dimilikinya sangatlah terbatas.

2.1.3 Strategi Adaptasi

Soekanto 1983:7 dalam M. Mawardi J., 2003 mengartikan adaptasi sebagai proses mengatasi halangan-halangan dari lingkungan, memanfaatkan sumber-sumber terbatas untuk kepentingan lingkungan dan sistem, penyesuaian dari kelompok-kelompok maupun pribadi terhadap lingkungan dan proses untuk menyesuaikan dengan situasi yang berubah. Adaptasi sebagai suatu proses sosial dapat diamati dari kegiatan-kegiatan yang sifatnya asosiatif dan disosiatif. Kegiatan yang asosiatif dapat berbentuk kerjasama, akomodasi, dan asimilasi; sedangkan yang disosiatif dapat berbentuk konflik, kontravensi, dan persaingan Pudjiwati Sayogyo, 1980:10 dalam M. Mawardi J., 2003 Diposaptono 2009 mendefinisikan adaptasi perubahan iklim merupakan upaya untuk mengatasi dampak perubahan iklim baik yang sifatnya reaktif maupun antisipatif. Sedangkan mitigasi perubahan iklim sebagai upaya yang dilakukan untuk mengurangi emisi gas-gas rumah kaca dari sumbernya atau dengan meningkatkan kemampuan alam dalam menyerap emisi tersebut. Wacana perubahan iklim di Indonesia sendiri sebenarnya telah muncul sejak masa pemerintahan Presiden Soeharto. Dalam ringkasan Agenda 21 Indonesia, Strategi Nasional untuk Pembangunan Berkelanjutan yang disusun oleh Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup tahun 1997, telah dipaparkan mengenai strategi pengelolaan terpadu wilayah pesisir dan lautan berkaitan dengan pengelolaan dampak perubahan iklim dan tsunami. Rencana pengelolaan ini mencakup: 1 Observasi yang sistematik dan penelitian masalah samudera, dinamika atmosfir, sosial-ekonomi, dampak lingkungan terhadap perubahan iklim, kenaikan permukaan laut, dan penyimpangannya. 2 Pengembangan pencegahan, penanggulangan, dan upaya perbaikan atas dampak tsunami, perubahan iklim, dan kenaikan permukaan laut bagi populasi manusia dan sumberdaya laut yang ada. 3 Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap dampak kenaikan permukaan laut dan tsunami. Perencanaan adaptasi pada suatu daerah tidak dapat berdiri sendiri melainkan berjalan dengan inisiasi sektoral yang lebih luas seperti perencanaan pengelolaan sumberdaya air, perlindungan wilayah pesisir serta perencanaan manajemen bencana IPCC, 2007. IPCC Third Assesment Report TAR yang dikutip kembali dalam IPCC Fourth Assesment Report 2007 telah mengemukaan pentingnya pemahaman mengenai: 1 Adaptasi aktual untuk mengobservasi perubahan iklim serta variabilitasnya 2 Perencanaan adaptasi terhadap perubahan iklim dalam desain infrastruktur, manajemen wilayah pesisir serta aktivitas lainnya 3 Mengukur kerentanan kondisi alam akibat perubahan iklim serta kapasitas adaptasinya 4 Kebijakan pembangunan, di bawah United Nations Framework Convention on Climate Change UNFCCC serta internasional, nasional dan inisiatif lokal lainnya, yang memfasilitasi program mengenai proses dan aksinya Adger et al., 2005; Tompkins et al., 2005; West and Gawith, 2005. Dalam IPCC report 2007 dikatakan bahwa strategi adaptasi dan mitigasi yang perlu dilakukan dibedakan berdasarkan dimensi spasial, sektoral, tipe aksi, aktor yang terlibat di dalamnya, climatic zone, level pembangunan negara tersebut ataupun kombinasi dari kategori-kategori yang telah disebutkan ataupun kategori lainnya. Dengan demikian, strategi yang diterapkan pada suatu daerah tentu disesuaikan dengan fenomena perubahan iklim yang terjadi pada suatu wilayah, seberapa besar dampak dan pada sektor apa dampak tersebut memerlukan strategi adaptasi dan mitigasi. Berikut disajikan sejumlah strategi adaptasi yang dapat dilakukan masyarakat dalam menghadapi perubahan iklim di wilayah pesisir. Tabel 2. Dampak dan Strategi Adaptasi-Mitigasi Perubahan iklim No. Dampak Ekologis Dampak Sosial- Ekonomi Adaptasi Mitigasi 1. Kenaikan permukaan air laut , banjir rob, dan gelombang ekstrim  Terancamnya wilayah pemukiman  Terancamnya infrastruktur masyarakat  Kerugian pada budidaya perikanan  Meningkatnya penyebaran penyakit kolera, malaria dan demam berdarah  Membuat penahan gelombang  Memindahkan lokasi pemukiman ke tempat yang lebih tinggi  Memindahkan lahan budidaya ke tempat yang lebih tinggi Penanaman mangrove 2. Intrusi air laut Terancamnya sumber- sumber air tawar penduduk serta budidaya perikanan  Menempatkan blok- blok karangstruktur keras di sekeliling lahan air tawar  Menampung air hujan  Menggunakan bibit perikanan budidaya yang tahan terhadap perubahan salinitas Penanaman mangrove

3. Perubahan

wilayah tangkap dan musim ikan Menurunnya produksi perikanan tangkap  Mengadopsi teknologi dan cara-cara baru dalam perikanan tangkap  Mengadopsi metode baru dalam memprediksi musim ikan  Diversifikasi alat tangkap Perbaikan terumbu karang 4. Badai  Terancamnya berbagai infrastruktur di wilayah pesisir  Resiko nelayan dalam melaut yang semakin tinggi  Adopsi teknologi pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap badaiangin  Adopsi teknologi kapal nelayan penangkap ikan yang lebih tahan terhadap badai dan gelombang

5. Menurunnya

keanekaragaman hayati pesisir Terancamnya sumber mata pencaharian penduduk Mencari alternatif lain dalam menambah penghasilan penduduk Sumber: disarikan dari Diposaptono 2009

2.1.4 Strategi Ekonomi