Konteks Dusun Kondisi Geografis

yang banyak dicari oleh nelayan salah satunya adalah udang karang lobster yang memiliki harga jual sangat tinggi dibanding hasil tangkapan lainnya. Potensi sumberdaya alam lainnya yang telah dimanfaatkan masyarakat adalah perkebunan dan perikanan budidaya. Walaupun belum dalam jumlah yang besar, beberapa masyarakat telah memanfaatkan lahan kosong di sekitaran desa dengan menanaminya dengan tanaman kayu seperti Jati dan Sengon. Beberapa masyarakat juga membuat kolam-kolam budidaya udang air tawar dan budidaya ikan air tawar. Jenis-jenis ikan yang dipelihara oleh masyarakat diantaranya adalah ikan mas dan gurame. Wilayah mangrove di sebelah Selatan Desa Pamotan merupakan potensi sumberdaya tersendiri. Hal ini mengingat peran ekosistem mangrove yang merupakan penyangga ekosistem disekitarnya dan berperan dalam melestarikan keanekaragaman hayati. Wilayah mangrove ini juga merupakan habitat berbagai makhluk hidup yang menggantungkan hidupnya pada ekosistem mangrove. Beberapa diantaranya adalah kepiting bakau, ikan belanak serta kerang totok. Kepiting sendiri merupakan salah satu komoditas yang banyak dicari oleh nelayan, terutama ketika kondisi lautan sedang tidak bersahabat baik karena sulitnya mendapatkan tangkapan maupun ketika cuaca di lautan tidak memungkinkan untuk nelayan mencari ikan. Sayangnya kondisi mangrove di desa ini cukup memprihatinkan. Masih terdapat masyarakat yang merusak kawasan mangrove, bahkan terdapat pula masyarakat yang menebang pohon bakau, salah satu tumbuhan yang mendominasi kawasan mangrove, untuk mempergunakan kayunya sebagai kayu bakar. Potensi sumberdaya lainnya adalah lahan kosong yang merupakan tanah timbul hasil sedimentasi lumpur yang terbawa oleh aliran sungai citanduy. Tanah kosong ini jumlahnya berhektar-hektar dan belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat maupun pemerintah setempat.

4.1.2 Konteks Dusun

Seperti dijelaskan sebelumnya, Dusun Ciawitali merupakan salah satu dusun yang terdapat di Desa Pamotan. Dusun Ciawitali berada di sebelah selatan dan merupakan dusun yang paling dekat dengan wilayah laut Indonesia. Dusun ini berjarak sekitar 5-7 kilometer dari pusat pemerintahan desa atau sekitar 15-20 menit perjalanan dengan menggunakan sepeda motor. Satu-satunya angkutan umum yang menjangkau wilayah dusun ini adalah ojek motor yang tarifnya berkisar antara sepuluh hingga lima belas ribu rupiah. Kondisi dusun ini didominasi oleh perkebunan dan sawah. Di sebelah Selatan dusun terdapat rawa-rawa dan tanah timbul dari sedimentasi lumpur yang terbawa aliran Sungai Citanduy. Beberapa diantaranya telah dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai lahan pertanian padi sawah. Namun dalam setahun maksimal hanya mampu satu kali panen karena seringkali terserang rob dan banjir. Selain itu kondisi pengairan sawah ini juga terkendala oleh tingginya salinitas air. Hal ini terjadi akibat adanya kenaikan permukaan air laut serta kerusakan wilayah mangrove yang menyebabkan terjadinya intrusi air laut ke wilayah daratan. Pemukiman di Dusun Ciawitali berada di daratan yang lebih tinggi dan berjarak sekitar 7 kilometer dari batas lautan. Untuk mencapai wilayah lautan, para nelayan asal Dusun Ciawitali menyusuri aliran sungai Ciawitali dengan menggunakan perahunya. Sungai kecil ini berada di kawasan rawa-rawa dan mangrove yang kondisinya cukup memprihatinkan. Sungai ini pun tidak selalu dapat dilalui oleh perahu terutama perahu dengan mesin tempel. Hal ini disebabkan oleh dangkalnya sungai tersebut, terutama ketika air laut mulai surut. Potensi sumberdaya alam yang terdapat di wilayah Dusun Ciawitali sebagian besar didominasi oleh lahan pertanian dan perkebunan. Lahan pertanian di Dusun Ciawitali sebagian besar adalah pertanian padi sawah. Berdasarkan data yang diperoleh oleh IPPHTI pada tahun 2009 terdapat 221 hektar sawah di Desa Pamotan dan 125,5 hektar diantaranya berada di Dusun Ciawitali. Dari 125,5 hektar sawah tersebut, hanya 105,5 hektar sawah yang produktif, 20 hektar sisanya seringkali terkena rob sehingga selalu mengalami gagal panen. Pada tahun-tahun terakhir, lahan sawah produktif ini hanya mampu dipanen sebanyak satu kali dalam setahun. Hal ini disebabkan oleh kondisi lahan yang semakin memburuk akibat iklim yang tidak menentu, seperti curah hujan yang terlalu tinggi sehingga menyebabkan lahan kebanjiran. Dusun Ciawitali merupakan dusun dengan lokasi yang sangat dekat dengan wilayah perairan laut Indonesia. Hal ini menyebabkan banyak masyarakat Ciawitali yang berprofesi sebagai nelayan. Potensi sumberdaya perikanan tangkap yang diperoleh nelayan antara lain lobster, kepiting, rajungan, berbagai jenis ikan seperti ikan kerapu, kakap, layur dan tongkol. Namun kerusakan alam yang terjadi di wilayah laut telah menyebabkan sulitnya nelayan memperoleh hasil tangkapan selama beberapa tahun terakhir. Belum lagi kondisi cuaca yang semakin ekstrim yang juga menyebabkan sulitnya nelayan melaut.

4.2 Tataguna Lahan Desa dan Dusun