Pola ini dapat berupa strategi yang direncanakan intended and planed strategy dan strategi yang tidak direncanakan emengent or unplanned strategy Mitzberg,
2003, 4-5. Tujuan penerapan strategi dalam setiap kegiatan adalah mencapai
keberhasilan. Terdapat elemen strategi yang harus dipenuhi untuk menjamin keberhasilan kegiatan. Pertama, tujuan yang diformulasikan secara sederhana,
konsisten dan berjangka panjang. Kedua, pengertian mendalam terhadap lingkungan persaingan. Ketiga, penilaian objektif terhadap sumberdaya, dan
implementasi yang efektif David, 2004, 159 Dalam suatu bisnis, strategi dikelompokkan menjadi empat tipe, yaitu
strategi integrasi, strategi intensif, strategi diversifikasi, dan strategi defensif David, 2004. Pemilihan tipe stategi ini didasarkan atas kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman baik dari lingkungan luar maupun lingkungan dalam suatu bisnis.
a. Strategi Integratif
Strategi ini memungkinkan perusahaan dapat mengendalikan para distributor, pemasok, dan atau pesaing, terdiri dari:
1. Integrasi ke depan yaitu memiliki atau meningkatkan kendali atas
distributor atau pengecer 2.
Integrasi ke belakang yaitu mencoba memiliki atau meningkatkan kendali atas perusahaan pemasok.
3. Integrasi horizontal yaitu mencoba memiliki atau meningkatkan kendali
atas para pesaing.
b. Strategi Intensif
Strategi ini memerlukan usaha yang intensif untuk meningkatkan posisi persaingan perusahaan dengan produk yang ada, terdiri dari:
1. Penetrasi pasar yaitu mencari pangsa pasar yang lebih besar dari produk
atau jasa yang sudah ada sekarang melalui usaha pemasaran yang lebih gencar.
2. Pengembangan pasar yaitu memperkenalkan produk atau jasa yang sudah
ada ke wilayah geografi baru. 3.
Pengembangan produk yaitu mencoba meningkatkan penjualan dengan memperbaiki produk atau jasa yang sudah ada atau mengembangkan yang
baru.
c. Strategi Diversifikasi
1. Diversifikasi konsentrik yaitu menambah produk atau jasa baru, tetapi
masih terkait. 2.
Diversifikasi konglomerat yaitu menambah produk atau jasa baru, yang tidak terkait, untuk para pelanggan baru.
3. Diversifikasi horizontal yaitu menambah produk atau jasa baru, tidak
terkait, untuk pelanggan yang sudah ada
d. Strategi Defensif
1. Rasionalisasi biaya yaitu merestrukturisasi dengan cara mengurangi biaya
dan aset agar bisa meningkatkan penjualan dan keuntungan. 2.
Divestasi yaitu menjual suatu divisi atau bagian dari suatu organisasi. 3.
Likuidasi yaitu menjual semua aset sebuah perusahaan secara bertahap sesuai dengan nilainya yang terlihat.
3.1.2 Proses Manajemen Strategi
Proses manajemen strategi merupakan serangkaian komitmen, keputusan dan tindakan yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk memperoleh strategi
persaingan dalam menghasilkan keuntungan di atas rata-rata. Proses ini berhubungan erat dengan keunggulan bersaing yang berkesinambungan
sustainable competitive advantage dan resiko yang dimiliki oleh perusahaan. Perusahaan memiliki keunggulan bersaing yang berkesinambungan
apabila mampu mengimplementasikan strategi penciptaan nilai value creating dimana perusahaan lain tidak mampu meniru hal yang sama. Resiko adalah
ketidakpastian keuntungan ekonomis jika suatu investasi dilakukan Hitt, 2005, 5 David 2004, menyatakan bahwa proses manajemen strategi meliputi tiga
langkah umum. Pertama, penyusunan masukan input strategy. Kedua, tindakan strategi strategy action yang terdiri dari proses memformulasikan strategi
strategic formulation. Ketiga, implementasi strategi strategic implementation sehingga diperoleh hasil stategi strategic outcomes yang merupakan kemampuan
untuk memperoleh keuntungan di atas rata-rata. Alur proses manajemen strategi dapat dilihat pada Gambar 5.
Umpan Balik
Gambar 5. Model Komprehensif Manajemen Strategis. Sumber : David, 2004
3.1.2.1 Perumusan Strategi
Langkah awal perumusan strategi adalah memberikan masukan lingkungan eksternal dan lingkungan internal, sehingga dapat dirumuskan tekad
strategi strategic intent dan misi strategic mission. Tekad strategi adalah “internally focused”, yakni komitmen menyeluruh untuk memenangkan
persaingan dengan mengidentifikasi dan menggalang kekuatan sumberdaya, kapabilitas dan kompetensi untuk mencapai tujuan.
Misi strategi merupakan aplikasi tekad strategi, bersifat “externally focused”, yakni peryataan perusahaan terhadap tujuan yang akan dicapai dan
menyangkut produk serta lingkup kegiatan yang dilakukan. Misi strategi memberikan gambaran umum apa yang ingin dihasilkan dan siapa yang akan
Mem- buat
Per- nyat
an Visi
Misi Melakukan
Audit Eksternal
Melakukan Audit Internal
Mene- Tapkan
Tujuan Jangka
Panjang Mela
ksana kan
Isu- Isu
Mana jemen
Melaksanakn Strategi Isu-
Isu Pemasaran,
Keuangan, Akuntansi,
Litbang, SIM Merumu
skan, Menge-
valuasi, dan
Memilih Strategi
Meng ukur
dan Meng
evalu asi
Kiner ja
dilayani, berdasarkan kompetensi inti yang dimiliki. Dalam bahasa praktis, misi strategi adalah jawaban pertanyaan “what businesses are we in?”.
Tujuan merupakan pusat dari kegiatan perusahaan yang digunakan sebagai penilai prestasi perusahaan. Tujuan berperan penting dalam perumusan dan
implementasi strategi perusahaan, karena itu manajemen puncak harus mampu merumuskan, melembagakan, mengkombinasikan dan menguatkan tujuan
perusahaan melalui perusahaan.
3.1.2.2 Lingkungan Eksternal
Menurut David 2004, analisis terhadap lingkungan eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi suatu perusahaan,
sehingga perusahaan memiliki kemampuan untuk dapat merumuskan suatu strategi. Analisis lingkungan eksternal menekankan kepada evaluasi terhadap
peristiwa di luar kendali sebuah perusahaan. Lingkungan eksternal dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu :
1. Lingkungan Umum
Lingkungan umum merupakan lingkungan jauh dari perusahaan dalam tingkatan operasi perusahaan. Lingkungan umum dipengaruhi oleh faktor politik,
ekonomi, sosial dan teknologi. Faktor-faktor ini dipengaruhi oleh variabel- variabel yang dapat menjadi peluang maupun ancaman bagi perusahaan. Faktor-
faktor yang mungkin mempengaruhi lingkungan eksternal perusahan terlihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Daftar Fenomena yang Memungkinkan Menghasilkan Peluang dan Ancaman Berdasarkan Alat Analisis PEST
Sumber : David, 2004
2. Lingkungan Industri
Industri adalah sekelompok perusahaan yang menghasilkan produk atau jasa yang dapat disubtitusikan, sehingga perusahaan di dalam industri yang sama
selalu bersaing dan mempengaruhi. Biasanya di dalam suatu industri memiliki berbagai ragam strategi bersaing yang digunakan perusahaan untuk mengejar daya
saing strategis dan profitabilitas tinggi. Porter dalam Kotler 2002 memperkenalkan model lima kekuatan
pembentuk persaingan dalam lingkungan industri five forces model of competition, yaitu ancaman masuknya pendatang baru, pemasok, pembeli,
produk pengganti, dan intensitas persaingan antar pesaing. Secara keseluruhan interaksi antar kelima faktor ini menentukan besarnya laba yang akan dicapai. Hal
tersebut dapat dilihat pada Gambar 6.
POLITIK • Situasi politik negara
• Kebijakan politik luar negeri • Regulasi dan deregulasi pemerintah
• Peraturan pajak • Kebijakan subsidi
• Kebijakan fiskal dan moneter • Peraturan tenaga kerja
• Peraturan impor, ekspor, dll
SOSIAL, BUDAYA, DEMOGRAFI • Pertumbuhan penduduk
• Kepercayaan • Gaya hidup
• Sikap terhadap mutu produk • Jumlah penduduk
• Tingkat pendidikan rata-rata • Perilaku terhadap pemerintah
• Perilaku belanja • Manajemen limbah
EKONOMI • Tingkat Inflasi
• Kecenderungan PDB • Ketersediaan kredit
• Pola konsumsi • Kurs mata uang
• Tingkat pajak • Tren pertumbuhan ekonomi, dll
TEKNOLOGI • Perkembangan teknologi dan informasi
• Kecenderungan perkembangan teknologi
yang unik dalam industri • Perkembangan teknologi dasar
• Perkembangan perilaku masyarakat terhadap
teknologi
Gambar 6. Model Lima Kekuatan Porter.
Sumber : Kotler, 2002 Berdasarkan Gambar 6, lima kekuatan yang menentukan struktur
persaingan dalam industri yang dihadapi perusahaan, yaitu : 1.
Pesaing-pesaing industri, dimana semakin banyak pesaing industri maka persaingan segmen akan makin ketat. Kondisi ini menyebabkan perang harga,
perang iklan dan pengenalan produk. 2.
Pendatang baru potensial, dimana bila hambatan masuk rendah maka perusahaan-perusahaan baru akan mudah masuk dalam industri dan
menyebabkan tingkat persaingan semakin tinggi. 3.
Adanya produk penggantisubstitusi, dimana semakin banyak perusahaan lain yang menawarkan produk substitusi maka persaingan akan semakin tinggi,
dan dapat mengancam laba dan pertumbuhan perusahaan dalam industri. 4.
Kekuatan tawar-menawar pembeli, dimana jika pembeli dalam posisi yang kuat akan dapat memaksa agar harga diturunkan. Hal ini akan mempengaruhi
Pemasok Kekuatan Pemasok
Pendatang baru potensial Ancaman mobilitas
Pesaing-pesaing industri Rival segmen
Pembeli Kekuatan Pembeli
PenggantiSubstitusi Ancaman Substitusi
profitabilitas perusahaan dan berdampak pada intensitas persaingan dalam industri.
5. Kekuatan tawar-menawar pemasok, dimana pemasok berada dalam posisi
yang kuat dengan produk yang unik dan penting. Dalam kondisi ini perusahaan pembeli bukanlah pelanggan penting bagi pemasok, karena
pemasok tidak bersaing dengan produk lain dalam industri.
3.1.2.3 Lingkungan Internal
Analisis lingkungan eksternal adalah proses identifikasi “apa yang harus kita lakukan” what we might choose to do, sedangkan analisis lingkungan
internal akan menentukan “apa yang dapat kita lakukan” what we can do. Pada tatanan kompetisi masa lalu, faktor-faktor seperti biaya tenaga kerja, akses ke
sumber pembiayaan dan bahan baku, pasar yang diatur atau dilindungi dapat memberikan keunggulan bersaing.
Menurut David 2004, bidang fungsional yang menjadi variabel dalam analisis internal adalah :
1. Fungsi Manajemen, dilakukan dan diterapkan pada struktur organisasi
perusahaan secara keseluruhan, mencakup lima aktivitas dasar yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf serta
pengendaliankontrol. 2.
Fungsi Pemasaran, adalah proses mengidentifikasi, mengantisipasi, menciptakan serta memenuhi kebutuhan pelanggan akan barang atau jasa,
mencakup tujuh fungsi dasar yaitu analisis pelanggan, penjualan produkjasa, perencanaan produkjasa, penetapan harga, distribusi, riset pemasaran dana
analisis peluang.
3. Fungsi Keuangan, merupakan indikator terbaik posisi kompetitif dan daya
tarik perusahaan. Hal ini apat dilihat dari rasio keuangan perusahaan yang mencakup rasio likuiditas, leverage, aktivitas, profitabilitas dan pertumbuhan.
4. Fungsi ProduksiOperasi, terdiri dari seluruh aktivitas yang mengubah input
menjadi barang atau jasa, mencakup lima fungsi dasar yaitu proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja dan kualitas.
5. Fungsi Penelitian dan Pengembangan Litbang, terdiri dari aktivitas yang
dilakukan untuk meningkatkan kemampuan kompetitif perusahaan, biasanya diarahkan pada produk-produk baru.
6. Fungsi Sistem Informasi Manajemen SIM, berguna untuk memperbaiki
kinerja perusahaan melalui perbaikan kualitas keputusan manajerial. SIM berisi database catatan penting yang sangat berguna bagi perusahaan.
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional
Kehidupan masyarakat yang dinamis dan terus berkembang seiring dengan berkembangnya zaman tanpa disadari memberikan pengaruh bagi kehidupan
manusia termasuk pola makan yang salah. Maraknya berbagai makanan cepat saji dan instan yang kurang memperhatikan aspek gizi dan kesehatan ternyata banyak
memicu timbulnya penyakit degeneratif. Makanan tersebut kaya lemak dan kolesterol serta rendah serat dan nutrisi.
Penyakit tidak menular atau degeneratif sejak beberapa dasawarsa silam telah menjadi segmentasi permasalahan tersendiri bagi setiap negara di seluruh
dunia. Hingga saat ini penyakit degeneratif telah menjadi penyebab kematian terbesar di dunia. Saat ini Indonesia menghadapi beban berat dalam
menanggulangi penyakit. Selain harus berjuang menanggulangi penyakit infeksi yang masih terdapat di masyarakat, Indonesia juga harus menghadapi macam
penyakit degeneratif yang lebih mematikan, seperti kanker, hipertensi, jantung,
stroke, penyakit gula, gagal ginjal, asam urat, liver, alergi, dan rematik.
Sehat adalah kebutuhan manusia. Sehat bukan hanya berdimensi pada pengobatan penyakit, namun sehat juga terkait dengan upaya preventif, dan
protektif. Tanpa sehat, manusia tidak bisa melakukan bebagai aktivitas kehidupannya, yang berakibat terganggunya produktivitas. Kesehatan merupakan
salah satu hak bagi tubuh manusia, selain itu kesehatan juga hal terpenting dan utama dalam kehidupan manusia. Tanpa kesehatan yang optimal, semuanya akan
menjadi tidak bermakna, oleh karena itulah sehat dan bugar merupakan dambaan setiap orang.
Peningkatan kesadaran akan pentingnya gaya hidup sehat menyebabkan terjadinya perubahan dalam pola konsumsi pangan. Pola konsumsi masyarakat
telah bergeser dari bahan makanan hewani ke bahan makanan nabati. Hal ini terjadi karena masyarakat berusaha menghindari makanan dengan kadar kolesterol
tinggi setelah diketahui adanya korelasi yang positif antara penyakit jantung koroner dengan kadar kolesterol yang tinggi di dalm serum darah. Bahan makanan
hewani banyak mengandung kolesterol sedangkan bahan makanan nabati tidak demikian, terutama kacang kedelai.
PD Mas Adam Berdasi yang ada di Kecamatan Rumpin-Bogor, adalah salah satu usaha kecil dan menengah yang menghasilkan susu kedelai bubuk .
Produk susu kedelai bubuk tersebut dipasarkan di supermarket dan toko-toko di wilayah Bogor. Produk susu kedelai bubuk Cap Kedelai Mas ini, harus bersaing
dengan produk susu kedelai bubuk sejenis yaitu Maureen, Alamina, MDL-525 dan Melilea. Selain hal itu, harga kedelai sebagai bahan baku susu kedelai bubuk
mengalami peningkatan yaitu dari 3.450 per kg menjadi Rp 7.500 per kg. Persaingan yang tinggi diantara perusahaan susu kedelai dan harga bahan baku
yang meningkat membuat PD Mas Adam Berdasi perlu melakukan penyusunan strategi dan tindakan nyata untuk menghadapi situasi tersebut dengan alat analisis
dan teori yang tepat dan sesuai. Proses perumusan strategi pengembangan diawali dengan penetapan visi,
misi dan tujuan PD Mas Adam Berdasi. Pengenalan akan visi, misi dan tujuan perusahaan akan membantu fokus dalam mengarahkan proses analisis pada
pencapaian tujuan akhir. Tahap analisis selanjutnya adalah mengidentifikasi permasalahan yang
dihadapi restora saat ini, kemudian dilakukan analisis lingkungan eksternal dan internal yang dimiliki oleh perusahaan dalam mencapai tujuannya. Analisis
eksternal mencakup lingkungan politik, ekonomi, sosial budaya dan teknologi. Analisis lingkungan industri dilakukan dengan model lima kekuatan Porter.
Analisis lingkungan internal mencakup bidang fungsional perusahaan, yaitu manajemen, pemasaran, produksioperasi, keuangan, penelitian dan
pengembangan serta sumberdaya manusia. Variabel-variabel eksternal dan internal yang telah dianalisis kemudian
akan dijabarkan dalam matriks EFE dan IFE. Total skor kedua matriks tersebut dipadukan ke dalam matriks IE untuk mengetahui posisi perusahaan. Kemudian
dengan menggunakan analisis SWOT akan diperoleh alternatif-alternatif strategi bagi pengembangan bisnis perusahaan.
Tahap terakhir adalah pengambilan keputusan alternatif strategi yang paling tepat bagi PD Mas Adam Berdasi yang sesuai dengan kondisi internal
perusahaan dengan menggunakan alat analisis QSPM. Hasil yang diperoleh melalui QSPM akan menghasilkan urutan prioritas strategi-strategi pengembangan
yang dapat dilakukan PD Mas Adam Berdasi. Berdasarkan hal tersebut diharapkan dapat dijadikan rekomendasi strategi
pengembangan usaha yang tepat bagi PD Mas Adam Berdasi. Dan alur pemikiran operasional dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Kerangka Penelitian Operasional.
Peningkatan prevalensi penyakit degeneratif di
Indonesia Kebutuhan akan Kesehatan
Alternatif dan Prioritas Strategi Matriks QSP
Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan
Peningkatan kesadaran akan kesehatan
PD Mas Adam Berdasi • Persaingan yang tinggi
• Harga kedelai meningkat
Analisis Faktor Internal
Formulasi Strategi Analisis Lingkungan
Analisis Faktor Eksternal
Matriks IFE Matriks EFE
Analisis Faktor Internal
Analisis Faktor Eksternal
Alternatif Strategi
IV. METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini merupakan studi kasus, yang dilakukan pada PD Mas Adam Berdasi yang terletak di Desa Cibodas, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor.
Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja purposive dengan mempertimbangkan bahwa usaha tersebut merupakan salah satu perusahaan yang
menghasilkan produk susu kedelai bubuk di wilayah Bogor dan berencana untuk mengembangkan usahanya. Kegiatan pengumpulan dan pengolahan data
dilakukan pada bulan Maret sampai bulan Mei.
4.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder yang berasal dari lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Data
primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan baik pada proses produksi maupun kegiatan-kegiatan lain yang mendukung penelitian,
wawancara langsung dengan pemilik perusahaan dan pengisian kuesioner oleh responden, serta wawancara dengan pegawai Dinas Kesehatan dan pegawai
Departemen Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah serta dengan konsumen susu kedelai.
Penentuan responden dilakukan secara sengaja purposive. Menurut David 2004, dalam analisis ini untuk menentukan responden, tidak ada jumlah
minimal yang diperlukan, sepanjang responden yang dipilih merupakan ahli expert dibidangnya. Responden adalah orang-orang yang mengenal betul